Anda di halaman 1dari 14

Praktikum Sanitasi :

Minyak & Lemak


Dosen pembimbing :
Muhammad Fajri Romadhan, M.Si, SSi
Dr. Julfi Restu Amelia, S.TP, M.Si

Kelompok 3
1. Farida Zaenur Yani (2019340036)
2. Mareta Windi Daramurli (2019340008)
3. Novia Angel Sijabat (2019340056)
4. Tessa Rahmania (2019340003)
Pendahuluan
Minyak dan Lemak merupakan salah satu senyawa yang
dapat menyebabkan terjadinya pencemaran di suatu
perairan sehingga konsentrasinya harus dibatasi.
Minyak mempunyai berat jenis lebih kecil dari air
sehingga akan membentuk lapisan tipis di permukaan
air. Kondisi ini dapat mengurangi konsentrasi oksigen
terlarut dalam air karena fiksasi oksigen bebas menjadi
terhambat.
Minyak yang menutupi permukaan air juga akan
menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air
sehingga menganggu ketidakseimbangan rantai
makanan. Minyak dan lemak merupakan bahan organik
bersifat tetap dan sukar diuraikan bakteri (Andreozzi
dkk, 2000; Atlas dkk, 1992).
Berdasarkan fakta tersebut, maka ketersediaan metode
uji minyak dan lemak yang sesuai dengan batasan
konsentrasi tersebut penting untuk dilakukan.
Saat ini, terdapat dua metode uji standar yang telah
digunakan untuk penentuan konsentrasi minyak dan
lemak yaitu :
1. Metode infra merah (APHA SM: 5520 C) dan
2. Metode gravimetri (APHA SM: 5520 B dan SNI 06-
6989.10-2011).
Pendahuluan
Metode ini untuk menentukan minyak dan lemak dalam
contoh uji air dan air limbah secara gravimetri. Metode
ini termasuk penanganan emulsi tertentu, zat yang tidak
menguap, zat lain yang terekstraksi oleh pelarut dari
contoh uji yang diasamkan seperti senyawa belerang,
pewarna organik tertentu, dan klorofil.

Metode
Gravimetri
Metode Gravimetri
Metode gravimetri dengan variasi jumlah
tahap ekstrkasi dan volume sampel
dilakukan untuk minyak nabati dan
minyak mineral. Untuk analisa minyak
dan lemak biasanya menggunakan
pelarut n – heksan, ether atau kloroform
(Rahma, 2011).
Penelitian ini menggunakan pelarut n–
heksan karena mempunyai koefisien
distribusi yang besar dan selektifitas
yang tinggi.
Prinsip
Minyak dan lemak dalam contoh uji air diekstraksi dengan
pelarut organik dalam corong pisah dan untuk
menghilangkan air yang masih tersisa digunakan Na2SO4
anhidrat. Ekstrak minyak dan lemak dipisahkan dari pelarut
organik secara destilasi. Residu yang tertinggal pada labu
destilasiditimbang sebagai minyak dan lemak.
Alat Bahan
Neraca analitik;
Corong pisah 1 buah N-hexana dengan titik
Corong didih 69°C.
Beaker Glass 100 mL Kristal natrium sulfat,
Beaker Glass 250 mL Na2SO4 anhidrat
Kertas saring, diameter 11 cm Sampel (air cucian baju)
Gelas ukur 50 mL 2
Oven
Statif
CATATAN : Semua peralatan gelas yang akan
digunakan harus dicuci dengan detergen, lalu
dibilas dengan air, dan terakhir bila perlu dibilas
dengan pelarut organik yang akan digunakan.
Prosedur Kerja
a) Dua buah beaker glass untuk tempat ekstrak minyak dan lemak dipanaskan 105oC
selama 1 jam didalam oven
b) Beaker glass kemudian ditimbang dalam neraca analitik dan dicatat beratnya
c) Blanko dan sampel air diukur volumenya sebanyak 50 mL dan masing-masing
dimasukkan ke dalam corong pisah
d) Ukur n-hexane sebanyak 30 mL dan dimasukkan masing-masing ke dalam corong
pisah yang telah disisi oleh blanko dan sampel air tadi, kemudian dikocok selama dua
menit
e) Cairan bagian bawah dikeluarkan dari corong sampai batas yang terbentuk dari
kocokan tadi
f) Cairan bagian atas yang tersisa pada blanko dan sampel air disaring dengan kertas
saring menggunakan satu spatula Na2SO4 ke dalam beaker glass yang telah dipanaskan
g) Ulangi langkah d-f untuk pencucian
h) Ekstrak minyak dan lemak pada blanko dan sampel air dimasukkan ke dalam lemari
asam dibiarkan hingga seluruh heksan menguap
Perhitungan

Keterangan :
A : adalah berat beaker glass + estrak (mg)
B : adalah berat beaker glass (mg)
Hasil Analisa
a. Contoh Uji (air limbah)
A = 61575,7 mg
B = 61561,0 mg
volume contoh uji = 50 mL
Kadar minyak dan lemak = 294 mg/ml
= 294.000 ppm
b. Blanko (aquadest)
A = 62527,1 mg
B = 62523,0 mg
Volume contoh uji = 50 mL
Kadar minyak dan lemak = 82 mg/mL
= 82.000 ppm
Pembahasan
Metode gravimetri dengan variasi jumlah tahap ekstrkasi dan volume sampel
dilakukan untuk analisa minyak-lemak. Pelarut yang digunakan biasanya
menggunakan pelarut n – heksan, ether atau kloroform. Penelitian ini menggunakan
pelarut n–heksan. Berdasarkan hasil analisa kadar minyak-lemak pada sampel air
cucian pakaian, diperoleh hasil 294.000 ppm. Sedangkan kadar minyak-lemak pada
blanko diperoleh hasil yang lebih kecil yaitu 82.000 ppm. Berdasarkan hasil di atas,
dapat dinyatakan bahwa banyaknya minyak lemak dari hasil keringat pada pakaian
yang digunakan sehari-hari.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa kadar minyak-lemak


pada sampel air cucian pakaian, diperoleh hasil
294.000 ppm. Sedangkan kadar minyak-lemak
pada blanko diperoleh hasil yang lebih kecil yaitu
82.000 ppm. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
banyaknya minyak lemak dari hasil keringat pada
pakaian yang digunakan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai