Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENDAHULUAN

PENETAPAN KADAR AIR, KADAR MINYAK ATSIRI DAN IDENTIFIKASI


MINYAK ATSIRI

OLEH:

NAMA : AULIA NUR RAHMAN


NIM / KELOMPOK : N011201069/ 9
GOLONGAN : SELASA PAGI
ASISTEN PJ : ADNILLA RIZQIKA APRIL

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
SOAL TP
1. Jelaskan perbedaan penetapan kadar air dengan cara titrasi dan
destilasi.
2. Sebutkan tujuan pengeringan simplisia.
3. Bagaimana cara penjenuhan toluen.
4. Mengapa penetapan kadar air dengan cara destilasi menggunakan
pelarut toluen?
5. Jelaskan prinsip dasar penetapan kadar minyak atsiri.
6. Jelaskan macam-macam metode untuk memperoleh minyak atsiri.
7. a. Sebutkan bagian-bagian rangkaian alat destilasi yang digunakan
dalam
penentuan kadar minyak atsiri (disertai gambar).
b. Jelaskan perbedaan alat penampung berskala yang digunakan
dalam penentuan kadar minyak atsiri.
Jawaban
1. Penetapan kadar menggunakan cara titrasi yaitu dengan menitrasi
sampel dengan larutan iodin dalam metanol dan piridin. Metanol dan
piridin digunakan untuk melarutkan iodin dan sulfur oksida, agar reaksi
dengan air menjadi lebih baik serta dapat mengikat asam sulfat yang
terbentuk sehingga hasil titrasi dapat jelas. Selama masih ada air
dalam bahan, iodin akan beraksi. Tetapi ketika airnya sudah habis,
maka iodin akan bebas dan titrasi akan dihentikan pada saat timbul
warna iodin bebas. Sedangkan penetapan kadar air menggunakan
cara destilasi yaitu dengan menguapkan air dengan cairan kimia yang
mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat
bercampur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah
daripada air. Zat kimia yang dapat digunakan antara lain yaitu toluen,
xylen, benzen, tetrakhlorethilen dan xylol (Sudarmadji, 2003).
2. Tujuan pengeringan simplisia untuk menurunkan kandungan kadar air
dalam suatu simplisia. Pengeringan suatu bahan yang terlalu lama dan
suhunya yang tinggi juga dapat menurunkan mutu karena dapat
merusak komponen–komponen yang terdapat didalam simplisia
tersebut (Purwanti, 2018).
3. Penjenuhan toluen dilakukan dengan cara memasukkan toluen
sebanyak 200 ml dan 2 ml air suling kedalam labu alas bulat kemudian
dipasang alat penampung dan pendingin setelah itu didestilasi selama
2 jam. Hentikan proses destilasi dan biarkan dingin selama 30 menit,
kemudian volume air dalam tabung dibaca dengan ketelitian 0,05 ml
(Anggraeni, 2019)
4. Penetapan kadar air dengan cara destilasi menggunakan pelarut
toluen karena pada metode destilasi harus menggunakan pelarut yang
immicible (tidak dapat bercampur) dengan air dan toluene. Toluen
merupakan pelarut yang bersifat immicible dan mempunyai massa
jenis lebih ringan daripada air dan mempunyai titik didih lebih besar
dari pada air (Sudarmadji, 2010)
5. Prinsip dasar dalam penetapan kadar minyak atsiri adalah
menggunakan metode destilasi yang merupakan pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan dan kemudahan menguap
(volatilitas) bahan atau berdasarkan perbedaan titik didih antara air
dengan minyaknya (Wahyuni, 2013).
6. Metode Memperoleh Minyak Atsiri
a. Penyulingan dengan air
Metode ini adalah metode yang paling sederhana diantara ketiga
metode yang ada. Pada metode ini menggunakan ketel suling yang
diisi air, dengan mengisi bahan yang akan disuling kedalam ketel
tersebut. Jadi bahan ini akan tercampur dengan air. Metode ini
sangat sederhana dan ketel pun mudah untuk didapatkan. Cara
kerja nya adalah uap yang dihasilkan dari perebusan air dan bahan
akan mengalir melalui pipa menuju ketel kondensor dimana akan
terjadi. Setelah itu air dan minyak akan tertampung dalam tangki
pemisah, yang menggunakan prinsip perbedaan berat jenis (Akhila
dan Nigam, 1984).
b. Penyulingan dengan air dan uap
Metode ini disebut dengan metode kukusan. Prinsip pengerjaan
metode ini mirip dengan penyulingan dengan air, namun pada
metode ini simplisia akan terpisah dengan air yang diberi sekat.
Bahan diletakkkan diatas piringan atau yang disebut angsang yang
letaknya diatas permukaan air, dan dipanaskan dengan uap
bertekanan rendah. Selanjutnya uap air dan minyak akan
mengembun dan ditampung dalam tanki pemisah. Dimana
pemisahan air dan minyak atsiri akan dilakukan dengan perbedaan
berat jenis (Akhila dan Nigam,1984).
c. Penyulingan dengan uap
Penyulingan mengunakan uap (steam distillation) menggunakan
sumber uap panas di dalam boiler yang letaknya terpisah dari ketel
penyulingan. Uap yang dihasilkan ini tekanannya akan lebih tinggi
dibandingkan tekanan dari udara luar. Metode ini baik digunakan
untuk menyuling bahan baku seperti kayu, kulit batang atau biji-biji
yang sifatnya keras (Akhila dan Nigam, 1984).
7.
a. Rangkaian alat destilasi yang digunakan dalam penentuan
kadar minyak atsiri
1. wadah air.
2. labu distilasi.
3. sambungan.
4. termometer.
5. kondensor.
6. aliran masuk air dingin.
7. aliran keluar air dingin.
8. labu distilat.

(Nugraheni, K. S,. 2016).


b. perbedaan alat penampung berskala yang digunakan dalam
penentuan kadar minyak atsiri.
Alat penampung berskala yang digunakan dalam penentuan
kadar minyak atsiri yaitu alat penampung kondensat yang
berfungsi untuk memisahkan air dan
minyak atsiri yang sebelumnya telah mengalami kondensasi
secara
sempurna. Kondensat akan mengalir dari pendingin
(kondensor) menuju
ke penampung kondensat dan minyak atsiri yang dihasilkan
akan
terpisah dari air dengan sendirinya (Lutony, T.L, et all 2002)
DAFTAR PUSTAKA
Akhila, A. and Nigam, M.C., 1984. ‘Gas Chromatography-Mass
Spectroscopy Analysis of the Essential Oil of Pogostemon
cablin (Patchouli Oil)’. Jurnal Fitoterapi. 55.
Anggraeni, R. 2019. Uji Karakteristik Simplisia Buah Andaliman
(Zanthoxylum acanthopodium DC.). Jurnal Ilmiah Farmasi
Imelda. Vol. 3(2) : 34-40.
Lutony, T.L, Rahmayati, Y. Produksi dan Perdagangan Minyak Asiri.
Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. 2002.
Nugraheni, K. S., Khasanah, L. U., Utami, R., & Ananditho, B. K.
(2016). Pengaruh perlakuan pendahuluan dan variasi
metode destilasi terhadap karakteristik mutu minyak atsiri
daun kayu manis (C. Burmanii). Jurnal Teknologi Hasil
Pertanian, 9(2), 51-64.
Purwanti, N, U., Luliana, S., & Sari, N. 2018. Pengaruh Cara
Pengeringan Simplisia Daun Pandan (Pandanus
amaryllifolius) Terhadap Aktivitas Penangkal Radikal Bebas
DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil). Pharmacy Medical
Journal. Vol. 1(2) : 63-72.
Sudarmadji, S. 2003. Mikrobiologi Pangan. PAU Pangan dan Gizi
UGM : Yogyakarta.
Sudarmadji, S. 2010. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty :
Yogyakarta.
Wahyuni, S., Sunyoto, & Arrosyid, M. 2013. Penetapan Kadar Minyak
Atsiri Pada Cabe Jawa(Piper Retrofractum Vahl.) Dengan
Metode Destilasi Air. Cerata Journal Of Pharmacy Science.
4(1)

Anda mungkin juga menyukai