Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KINERJA SISTEM ENERGI I

DESTILASI
Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kinerja Sistem Energi I

Disusun Oleh :

Kelompok : 3A

Anggota : 1. Irma Galuh Rahayu NIM 191734016

2. Juan Ferrari NIM 191734018

3. Muhammad Daffa DR NIM 191734022

Kelas/Prodi : 3D/D4-Teknik Konservasi Energi

Dosen Pengampu : Dra. Tina Mulya Gantina, M.T.

PROGRAM STUDI D4 – TEKNIK KONSERVASI ENERGI

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2022
I. TUJUAN

Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:


1. Menjelaskan prinsip kerja proses destilasi
2. Mengidentifikasi parameter yang terlibat dalam proses distilasi
3. Mengidentifikasi setiap parameter yang terlibat dalam distilasi dua zat
4. Menentukan intensitas energi sistem distilasi dua zat dengan bahan bakar
tertentu.

II. DASAR TEORI


Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton.

Destilasi adalah pemisahan dua zat atau lebih yang mempunyai perbedaan titik didih
(Anonim, USU), hal ini dapat terjadi karena perbedaan kemampuan menguap komponen-
komponen dalam campuran sehingga perpindahan massa yang terjadi lebih optimal. Zat yang
mempunyai titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu (Anonim, USU).

Proses pemisahan secara destilasi dapat dilakukan terhadap campuran yang terdiri dari
komponen sebagai berikut:

- Mempunyai perbedaan titik didih yang cukup

- Mempunyai sifat penguapan yang relatif tinggi

- Tidak membentuk campuran azeotrop

Prinsip destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali uapnya pada tekanan dan
suhu tertentu. Tujuan destilasi adalah proses pemurnian zat cair pada titik didihnya. Contoh
destilasi dalam dunia industri adalah industri minuman beralkohol dan industri farmasi (Ummu
Hani, 2008). Proses pemisahan secara distilasi terdiri dari tiga langkah dasar, yaitu:

1. Proses penguapan atau penambahan panas dalam larutan yang dipisahkan

2. Proses pembentukan fasa seimbang


3. Proses pemisahan kedua fase seimbang

Macam-Macam Destilasi

1. Destilasi Sederhana

Destilasi sederhana, Jenis destilasi sederhana biasanya melalui cara menaikan suhu, sehingga
menjadikan tekanan uapnya ada diluar cairan ataupun tekanan atmosfer ataupun titik didih
normal.
Pada destilasi sederhana ini, dasar dari pemisahannya adalah perbedaan dari titik didihnya yang
jauh maupun salah satu komponennya bersifat volatil. Jika campuran tersebut
dipanaskan/dididihkan, maka komponen yang memiliki titik didih yang lebih rendah juga akan
menguap.
Selain dari perbedaan titik didih tersebut, Terdapat pula perbedaan kevolatilan yakni
merupakan kecenderungan suatu substansi menjadi gas. Proses destilasi ini dilakukan terhadap
tekanan atmosfer. Proses distilasi tersebut juga digunakan untuk memisahkan antara campuran
alkohol dan air biasa.

2. Destilasi Bertingkat (fraksionasi)

Jenis destilasi ini untuk memisahkan komponen cair, sebanyak 2 maupun lebih dari Larutannya
berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat digunakan sebagai campuran
dengan beda titik didih yang kurang dari 20°C serta bekerja di tekanan atmosfer dan tekanan
rendah. Teknis destilasi tersebut bisa diaplikasikan pada industri minyak mentah yaitu guna
memisahkan antara komponen yang berada pada minyak mentah.
Terdapat perbedaan antara distilasi fraksionasi dengan destilasi biasa ialah ada kolom
fraksionasi. Pada kolom tersebut akan terjadi pemanasan bertahap pada suhu yang berbeda pula
pada setiap platnya. Proses pemanasan yang berbeda itu bertujuan memurnikan destilat lebih
dari plat yang ada dibawahnya.

3. Destilasi Uap

Proses destilasi ini digunakan pada campuran senyawa dengan titik didih 200°C bahkan lebih.
Jenis destilasi ini akan menguapkan senyawa pada suhu yang mendekati 100°C pada tekanan
atmosfer disertai uap ataupun air yang mendidih. Sifat fundamental pada jenis destilasi ini
adalah bisa mendistilasi campuran senyawa yang ada di bawah titik didih dari tiap-tiap senyawa
campuran. Selain itu, destilasi juga dapat dipakai sebagai campuran yang tidak terlarut dalam
air pada seluruh temperatur, Namun dapat didestilasi dengan air.
Pengaplikasiannya yakni untuk mengekstrak sejumlah produk alami.Misalnya minyak sitrus
yang berasal dari jeruk ataupun lemon, dan minyak eucalyptus yang berasal dari eucalyptus
serta minyak parfum yang berasal dari tumbuhan. Selanjutnya campuran akan dipanaskan oleh
uap air yang sudah dialirkan pada campuran serta kemungkinan besarnya akan ditambah
dengan pemanasan. Sehingga uap campuran tadi akan naik menuju kondensor dan masuk pada
labu distilat.

4. Destilasi Vakum

Memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi, metode yang digunakan adalah
dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga
menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu
terlalu tinggi.

Berikutnya, destilasi vakum yang umumnya dipakai jika senyawa yang mau didistilasi tak
stabil terhadap pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya maupun
campuran bertitik didih melebihi 150°C.
Jenis destilasi ini tidak dapat digunakan oleh pelarut pada titik didih yang lebih rendah jika
kondensornya memakai air dingin disebabkan komponen yang menguap tak dapat
dikondensasi air. Cara mengurangi tekanannya digunakan oleh pompa vakum atau aspirator
yang berfungsi menurunkan tekanan dalam sistem distilasi tersebut.
Sementara berdasarkan prosesnya distilasi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu distilasi batch dan
distilasi kontinyu. Distilasi kontinyu merupakan proses distilasi di mana feed masuk ke dalam
proses secara kontinyu dan produk keluar secara kontinyu. Sedangkan distilasi batch adalah
proses distilasi dimana feed masuk pada kondisi awal mulainya proses distilasi dan produk
diambil secara bertahap berdasarkan waktu tertentu selama proses distilasi berjalan (Buku
Petunjuk Praktikum OTK II, 2016).

5. Destilasi Azeotrop

Destilasi azeotrop, destilasi ini merupakan jenis destilasi yang menguapkan zat cair tanpa
perubahan komposisi. Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki
titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil distilasi
menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrop tetap konstan dalam pemberian atau
penambahan tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi
dari azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang
komposisinya harus selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran
yang dihasilkan dari saling memengaruhi dalam kekuatan intermolekul dalam larutan.
Azeotrop dapat didestilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya
penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan air. Air dan pelarut akan ditangkap oleh
penangkap Dean-Stark. Air akan tetap tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke
campuran dan memisahkan air lagi. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum
Raoult.
III. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

Nama Keterangan Nama Keterangan

Bunsen 1 buah Aquades


Kolom destilasi 1 buah Etanol 96%
Kondensor 1 buah
Labu destilasi 1 buah
Labu Erlenmeyer 1 buah
Termometer 4 buah
Pipa penghubung 1 buah
Pompa air 1 buah
Refraktor 1 buah
Selang 2 buah
Statif dan klem -
Stopwatch 1 buah
Botol destilat 3 buah

IV. LANGKAH KERJA


Etanol 30%
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan, dan bersihkan (dicuci)
2. Buatlah rangkaian percobaan dengan benar dan hati-hati, seperti gambar dibawah ini
Perlu diperhatikan juga untuk kemiringannya
3. Nyalakan penangas untuk memanaskan labu yang berisi campuran.
4. Buatlah campuran yang akan didestilasi 200ml 30% etanol kemudian masukkan
campuran ke dalam labu destilasi dan pasang dengan kuat supaya tidak ada uap yang terbuang
ke luar
5. Jalankan pompa air yang berfungsi untuk mengalirkan air pendingin pada kondensor,
perlu diperhatikan bahwa inputan air pendingin dari bawah mengalir ke atas.
6. Catat parameter yang diamati berdasarkan tabel data pengamatan.
7. Amati perubahan fasa dari cair ke uap maupun uap ke cair
8. Setting temperatur campuran pada kondisi konstan dalam suhu 85oC.
9. Ukur volume hasil destilasi atau destilat.
10. Lihat kadar/persentase etanol untuk hasil destilasi apakah sesuai atau tidak dengan yang
diinginkan
11. Bersihkan dan bereskan peralatan dan bahan yang digunakan

V. DATA HASIL PRAKTIKUM


Komposisi Larutan Awal
V1.N1 = V2.N2
V1.96% = 200 ml.30%
V1 = 62.5 ml (etanol)
Aquades = 200 - 62.5 = 137.5 ml
Total Larutan pada Feed
V (ml) 200
Kadar (%) 30

Feed 30% Kondensor Kadar


T
V T rata- T air Destilat
Waktu T T T T in T out rata air Penang water pada
(menit) Destilat feed steam destil air air bath
at (C) as (C) Refraktom
(C) (C) (C) (C) (C) (C)
(ml) eter (%)

0 24,3 83,3 76 0 24,3 26 25,15 80 68 90


5 24,5 84 78,4 13 24,9 27 25,95 94.5 70 84
10 24,8 84,8 79,7 19 25 27 26 110 74 78
15 24,8 85,6 79,6 28 25,6 27,7 26,65 72 74 70
20 25 87,8 78,2 31,8 25,9 28 26,95 71 76 64
25 25 87,7 76,4 34,4 26 28 27 71 76 64
30 25 87,1 75,5 35,8 26 28 27 71 76,2 62
35 25 87 74,2 36,8 26,1 28,3 27,2 73 76,4 60
40 25 86 72,8 37,6 26,1 28,3 27,2 73 76,4 60

Volume etanol destilat = 200 ml Kadar etanol awal : 96%

Volume akhir destilat = 37.6 ml Kadar etanol akhir : 60%

Volume sisa destilat = 148 ml Volume losses = 14.4 ml

Flow (Q)

t (sekon) 47

V (ml) 1000

Q (ml/sekon) 21,28

Arus pada Pompa

I (mA) 197

Data ke-2

m ̇= ρ (25,95).Q = 21,276×〖 10〗 ^(-6).996 = 0,0211 kg/detik

Cp (25,95)= 4072 j/(kg.k)

Asumsi efektivitas heat exchanger = 1

Q Kondensor = Q Destilat = m.Cp.∆T = 0,0211 x 4072 x (27-24,9)=180,430 Watt

Q Waterbath = 1,5 kW-0,024 kW = 1,476 kW

ϵ = 180,430/1476=0,1222

Jumlah energi yang diperlukan = Daya waterbath + Daya pompa = 1,5 kW

V Destilat = 13 ml =〖 13.10〗 ^(-6)

Massa jenis (ρ) alkohol 84% di temperatur 24,5°C = 0,84 x 785,5+ 0,16 x 996 = 819,18
kg/m^3

massa destilat (kg) = ρ.V Destilat = 819,18 x 〖 13.10〗 ^(-6) =〖 10,64.10〗 ^(-3) kg
Intensitas Energi = (jumlah energi yang diperlukan)/(jumlah produk)

= (1,5 kW)/(10,64×〖 10〗 ^(-3) kg) = 140,977 kW/kg

Data ke-3

m ̇= ρ (26).Q = 21,276×〖 10〗 ^(-6).996 = 0,0211 kg/detik

Cp (26) = 4072 j/(kg.k)

Asumsi efektivitas heat exchanger = 1

Q Kondensor = Q Destilat = m.Cp.∆T=0,0211 x 4072 x (27-25) = 171,834 Watt

Q waterbath = 1,5 kW-0,024 kW = 1,476 kW

ϵ = 171,834/1476 = 0,1164

Jumlah energi yang diperlukan = Daya waterbath + Daya pompa = 1,5 kW

V Destilat = 6 ml =〖 6.10〗 ^(-6)

Massa jenis (ρ) alkohol 78% di temperatur〖 24,8〗 °C = 0,78 x 785,2+ 0,22 x 996 = 831,576
kg/m^3

Massa destilat (kg) = ρ.Vdestilat = 831,576 x〖 6.10〗 ^(-6) =〖 4,989.10〗 ^(-3) kg

Intensitas Energi = (jumlah energi yang diperlukan)/(jumlah produk)

= (1,5 kW)/(4,989×〖 10〗 ^(-3) kg) = 300,661 kW/kg

Data ke-4

m ̇= ρ (26,65).Q =21,276×〖 10〗 ^(-6).996 = 0,0211 kg/detik

Cp (26) = 4071 j/(kg.k)

Asumsi efektivitas heat exchanger = 1

Q Kondensor = Q Destilat = m.Cp.∆T=0,0211 x 4071 x (27,7-25,6) = 180,386 Watt

Q waterbath = 1,5 kW-0,024 kW = 1,476 kW

ϵ = 180,386/1476 = 0,1222
Jumlah energi yang diperlukan=Daya waterbath+Daya pompa=1,5 kW

V Destilat = 9 ml =〖 9.10〗 ^(-6)

Massa jenis (ρ) alkohol 70% di temperatur 〖 24,8〗 ° C = 0,7 x 785,2+ 0,3 x 996 = 848,44
kg/m^3

massa destilat (kg)= ρ.V Destilat=848,44 x 〖 9.10〗 ^(-6) =〖 7,635.10〗 ^(-3) kg

Intensitas Energi=(jumlah energi yang diperlukan)/(jumlah produk)

= (1,5 kW)/(7,635×〖 10〗 ^(-3) kg) = 196,463 kW/kg

TABEL HASIL PERHITUNGAN

Jumlah
Q Q
Waktu Rho air ṁ energi yang
Cp (j/kg.k) kondenso Waterba ∈
(menit) kondensor (kg/detik) diperlukan
r (watt) th (kW)
(kW)

0
5 996,33 0,0212 4072,2 181,282 0,1228
10 996,32 0,0212 4072,1 172,643 0,1170

15 996,14 0,0212 4071,8 181,229 0,1228

20 996,06 0,0212 4071,6 181,206 0,1228


1,476 1,5
25 996,05 0,0212 4071,6 172,575 0,1169

30 996,05 0,0212 4071,6 172,575 0,1169

35 995,99 0,0212 4071,5 189,817 0,1286

40 995,99 0,0212 4071,5 189,817 0,1286

Alkohol Air
Massa jenis Intensitas
V destilat Massa Massa Massa destilat
Kadar Kadar destilat energi
(kl) jenis jenis (kg)
alkohol air (kg/m^3) (kW/kg)
(kg/m^3) (kg/m^3)

0
0,000013 0,84 785,5 0,16 996,71 819,294 0,0106508168 140,834
0,000006 0,78 785,2 0,22 996,64 831,717 0,0049903008 300,583
0,000009 0,70 785,2 0,30 996,64 848,632 0,007637688 196,395
0,0032724414
0,0000038 0,64 785 0,36 996,58 861,169 458,373
4
0,0022390388
0,0000026 0,64 785 0,36 996,58 861,169 669,930
8
0,0012115605
0,0000014 0,62 785 0,38 996,58 865,400 1238,073
6
0,000001 0,60 785 0,40 996,58 869,632 0,000869632 1724,868
0,0000008 0,60 785 0,40 996,58 869,632 0,0006957056 2156,084

VI. NERACA MASSA SISTEM DESTILASI

Neraca Massa pada Sistem Destilasi


Neraca Massa pada Pemanas dan Kolom Destilasi

Neraca Massa pada Kondensor

V. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan destilasi dengan menggunakan etanol sebagai umpan
untuk di destilasi dan menghasilkan destilat dari etanol tersebut. Praktikum ini
dilaksanakan secara luring dengan melaksanakan praktikum dan pengambilan data
secara langsung, praktikum ini dilakukan dengan memasang alat destilasi dan
mengambil etanol sesuai dengan spesifikasi awal yang ditentukan. Setelah itu,
campuran etanol dan aquades dimasukkan ke dalam labu destilasi yang direndam
sedalam tinggi dari campuran tersebut pada waterbath. Sebelum direndam, waterbath
dinyalakan terlebih dahulu sampai temperatur pada display 90°C supaya destilasi dapat
langsung dilakukan saat alat destilasi dan waterbath dihubungkan. Proses dan hasil
destilasi diamati setiap 5 menit dan dicatat dalam tabel sehingga menghasilkan data
yang digambarkan oleh grafik dibawah ini.

Terlihat pada grafik di atas, bahwa hubungan antara volume hasil destilasi dengan
waktu,volume meningkat pada 5 menit pertama dan setelah 5 menit pertama volume
destilat mengalami gejolak dan mulai konstan menurun pada menit 15 dan terus
menurun sampai menit ke 40. Dapat dikatakan volume destilat cenderung menurun
seiring berjalannya proses destilasi.

Temperatur feed memiliki nilai yang paling tinggi, hal ini diakibatkan temperatur cairan
pada feed bersentuhan langsung dengan waterbath (sumber panas). Untuk temperatur
uap etanol dari feed, nilainya sedikit berkurang dikarenakan panas yang diterima uap
beberapa terserap oleh lingkungan lewat alat destilasi. Untuk temperatur distilat
memiliki nilai terendah dikarenakan uap etanol dari feed mulai terkondensasi saat
melewati kondensor sehingga panas yang ada pada uap diserap oleh air pendingin yang
terus mengalir dan temperatur etanol turun mengakibatkan terjadinya perubahan fase
dari uap menjadi cair.

Perbedaan nilai antara temperatur penangas dan waterbath disebabkan oleh adanya
losses panas serta jarak antara sumber listrik penangas dan feed yang cukup jauh. Pada
10 menit pertama selisih temperatur penangas dan waterbath cukup tinggi, namun
setelahnya selisih mengecil dan temperatur waterbath lebih tinggi dibanding temperatur
penangas, kelompok kami mengasumsikan bahwa pada saat 10 menit pertama panas
belum seluruhnya tersalurkan ke area waterbath, namun setelahnya panas terserap area
waterbath sehingga saat temperatur penangas turun, area waterbath temperaturnya akan
sedikit lebih tinggi.

Grafik di atas menggambarkan hubungan antara temperatur air pendingin masuk (Tin)
dan temperatur air pendingin keluar (Tout) pada kondensor terhadap waktu. Terlihat
bahwa kedua temperatur cenderung semakin menaik seiring berjalannya waktu, serta
temperatur air pendingin masuk nilainya jauh lebih kecil dikarenakan air belum
menyerap kalor pada uap etanol, sedangkan temperatur air pendingin keluar nilainya
lebih tinggi dikarenakan telah menyerap kalor pada uap etanol sehingga terjadi
perubahan fase dari uap menjadi cair pada etanol.

Terlihat pada grafik bahwa intensitas energi cenderung naik seiring berjalannya waktu,
kecuali pada menit ke-10 menuju menit ke-15 dimana intensitas energi menurun. Hal
ini dikarenakan adanya penurunan jumlah destilat yang dihasilkan. Semakin lama
waktu maka volume destilat semakin berkurang tiap 5 menitnya. Hubungan antara
volume destilat dan intensitas energi adalah berbanding terbalik.

Kadar etanol pada hasil destilasi yang diukur oleh refraktometer menunjukan bahwa
selama proses destilasi hasil destilat memiliki kadar etanol yang semakin menurun pada
20 menit pertama, namun kadar etanol konstan pada menjelang menit ke-25 lalu turun
sampai menit ke-35 dan konstan di menit ke-40. Bisa dikatakan bahwa hubungan antara
kadar destilat dengan lamanya waktu selama proses destilasi adalah berbanding
terbalik, semakin lama waktu yang digunakan kadar etanolnya semakin menurun. Hal
ini dikarenakan pada saat awal proses destilasi etanol pada feed masih banyak serta
temperatur waterbath yang belum terlalu tinggi sehingga sebagian besar yang menguap
adalah etanol.

VII. KESIMPULAN
1. Destilasi adalah pemisahan 2 zat atau lebih yang mempunyai perbedaan titik didih, zat
yang mempunyai titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
2. Parameter yang terlibat dalam proses destilasi adalah temperatur (air pendingin, uap,
feed, dll), volume+kadar (feed, destilat, sisa), dll.
3. Proses destilasi terjadi selama 40 menit, dengan parameter yang terlibat sebagai
berikut :
● Volume awal 200 ml (30% etanol → 62.5 ml dan 70% aquades → 137.5 ml)
● Volume destilat 37.6 ml
● Volume sisa pada feed 148 ml
● Volume losses 14.4 ml
● Volume destilat tiap 5 menit semakin berkurang
● Temperatur feed mengalami peningkatan
● Temperatur distilat cenderung konstan
● Temperatur uap etanol cenderung naik lalu turun
● Temperatur air pendingin masuk dan air pendingin keluar pada kondensor
mengalami peningkatan
● Temperatur air pendingin masuk lebih rendah dibandingkan dengan
temperatur air pendingin keluar
4. Intensitas energi pada sistem destilasi dua zat (etanol dan aquades) memiliki nilai
rata-rata sebesar 765.016 kW/kg dengan total selama proses destilasi (40 menit)
sebesar 6885.14 kW/kg

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Nadzif, M.Y., Wibowo, S., 2009. Kajian Kinerja Media Kondensasi untuk Pemurnian
Alkohol. Fakultas Teknik Industri. Universitas Pembangunan Nasional Veteran: Jawa
Timur.

Kakac, Sadik and Hongtan Liu. 1998. HEAT EXCHANGERS. Department of Mechanical
Engineering University of Miami Coral Gables. Florida.

Fattimura, M. (2014). Tinjauan Teoritis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Operasi Pada


Kolom Destilasi. Jurnal Media Teknik. 11;1;23-31

Anda mungkin juga menyukai