Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KILANG

“PEMISAHAN DAN PERMURNIAN ZAT CAIR”

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Muhammad Ammar Syahid


NIM : 231420034
Program Studi : Teknik Pengolahan Minyak dan Gas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : (Satu)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
(PEM AKAMIGAS)

Cepu, Januari 2023


PERCOBAAN 2

PEMISAHAN DAN PERMURNIAN ZAT CAIR

I. Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Merakit dan menggunakan alat distilasi.
2. Memurnikan zat cair dengan menggunakan alat distilasi.

II. Keselamatan Kerja

Beberapa keselamatan kerja yang harus diperhatikan dalam percobaan ini adalah:
1. Hati – hati saat bekerja dengan larutan kimia.
2. Perhatikan MSDS dari tiap bahan yang digunakan dalam praktikum ini (MSDS
terdapat dalam lampiran).
3. Limbah cair sisa percobaan dibuang ke dalam wadah buangan limbah cair, tidak
diperkenankan membuang limbah ke dalam wastafel.
4. Limbah padat dikumpulkan dan dibuang ke wadah buangan limbah padat.
5. Peralatan gelas ditangani dengan hati-hati.
6. Saat bekerja dengan HNO3 dan H2SO4 pekat harus dilakukan di almari asam.
7. Tabung reaksi yang digunakan untuk mereaksikan logam dengan asam pekat
tersebut, tinggalkan saja di almari asam.

III. Dasar Teori


Berikut MSDS dari bahan yang digunakan dalam praktikum:

G G
Gambar 3.1 MSDS Methanol Gambar 3.2 Penangganan Bahaya MSDS Metanol

G G
Gambar 3.3 Penangganan Bahaya MSDS KMnO4 Gambar 3.4 MSDS KMnO4

Gambar 3.5 Bahaya MSDS Metanol Gambar 3. 6 Bahaya ,Msds KmnO4

Destilasi atau penyulinga adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehinggamenguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan.Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dahulu
(Syukri,2007).
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yangmemiliki titik didih lebih
rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin proses
pendinginan terjadi karena kitamengalirkan air kedalam dinding (bagian luar kondenser),
sehingga uap yangdihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus-menerus dan
akhirnyakita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam
campuranhomogen tersebut ( Syukri, 2007)
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembaliuap tersebut pada
suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimanatekanan uapnya sama dengan
tekana atmosfer. Cairan yang diembunkankembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah
pemurnian zat cair pada titikdidihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang
terlarut ataudari zat cair lainny yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni.Pada
destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titikdidih normal). Untuk
senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometeryang ditempatkan pada tempat terjadinya
proses destilasi adalah sama dengantitik didih destilat ( Fhya, 2011).
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling
bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau
tercampur. Campuran adalah suatu contoh materi yang tidak murni, yaitu bukan sebuah unsur
atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat
bervariasi. Campuran dapat berupa cairan-cairan dengan perbedaan tekanan uap yang kecil
( tapi tidak campuran azeotrope). Distilasi merupakan metode isolasi/pemurnian (Bahti,
1998).
Distilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik
didih. Untuk membahas distilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair;
kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk
menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode
distilasi menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yan menguap dalam larutan sama
dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang menguap dalam
larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip distilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada
suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan
tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan distilasi adalah
pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang
terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada
distilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk
senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya
proses distilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Distilasi merupakan penguapan suatu cairan dengan cara memanaskannya dan
kemudian mengembunkan uapnya kembali menjadi cairan. Distilasi sebagai proses pemisahan
dikembangkan dari konsep-konsep dasar: tekanan uap,kemenguapan, dan sebagainya.
Distilasi digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan tekana uap yang cukup tinggi.
Dengan kolom yang dirancang secara baik, dapat memisahkan cairan-cairan dengan
perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidakcampuranazeotrop). Distilasi merupakan metode
isolasi/pemurnian (Bahti, 1998).
Kecenderungan molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika
dinaikkan, tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan
atmosfer. Saat keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan sama
dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang mempunyai tekanan uap yang
lebih tinggi pada suhu kamar akan mempunyai titik didih lebih rendah daripada cairan
yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar. Jika campuran berair didihkan, komposisi
uap di atas cairan tidak sama dengan komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan
senyawa yang lebih volatil atau komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas
cairan terkumpul dan didinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan
komposisi senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik
didih lebih rendah. Jika suhu relatif tetap, maka destilat terkumpul akan mengandung
senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran (Petrucci, 1987).
Proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutka dengan
tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat
peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin. Pemisahan dengan cara
destilasi berbeda dengan pemisahan dengan cara penguapan. Pemisahan dengan cara destilasi
semua komponen yang terdapat di dalam campuran bersifat mudah menguap (volatil). Yang
mana tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing komponen berbeda-beda pada shu yang
sama. Hal ini akan berakibat bahwa pada suhu tertentu uap yang dihasilkan dari suatu
campuran cairan akan selalu mengandung lebih banyak komponen yang lebih volatil. Sifat
yang demikian ini akan terjadi sebaliknya, yakni pada suhu tertentu fase cairan akan lebih
banyak mengandung komponen yang kurang volatil. Jadi, cairan yang setimbang dengan
uapnya pada suhu tertentu memilki komposisi yang berbeda. Pemisahan dengan cara
penguapan komponen volatil dipisahkan dengan komponen yang kurang volatil, karena
proses pemanasan (Syukri, 2007).
Kebanyakan materi terdapat di bumi ini tidak murni, tetapi berupa campuran dari
berbagai komponen, contohnya tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam
wujud padat, cair, atau gas. Udara yang kita hirup setiap hari mengandung berbagai macam
unsur dan senyawa, seperti oksigen, nitrogen, dan sebagainya. Demikian juga air yang kita
gunakan sehari-hari bukanlah air murni, melainkan mengandung zat-zat lain dalam bentuk
gas, cair, atau padatan. Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari
campurannya, contohnya untuk mendapatkan air suling (aquades) harus menyulingnya dari air
sumur atau sungai. Untuk memperoleh minyak goreng kita harus memisahkannya dari kelapa
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat campuran yang
terkandung di dalamnya.Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air,
dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari porinya yang
sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permeabel. Kertas saring dipakai untuk
memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semipermeabel dipakai untuk
memisahkan suatu koloid dari pelarutannya ( Syukri, 1999 )
Dalam melakukan pemisahan dan pemurnian diperlukan pengetahuan dan keterampilan.
Terutama jika harus memisahkan komponen dengan kadar yang sangat kecil. Untuk tujuan itu
dalam ilmu kimia telah dikembangkan berbagaicara pemisahan. Dari pemisahan sederhana
yang sering dilakukan sehari-hari sampai metode pemisahan dan pemurnian yang kompleks
atau tidak sederhana (Bahti, 1998).

IV. Alat dan Bahan


A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

1. Metanol
2. Air Aquades
3. Batu didih
B. Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Seperangkat alat distilasi sederhana
2. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Rak tabung reaksi
5. Pipet volumetrik 50ml
6. Gelas ukur 50ml
7. Corong 100ml
8. Thermometer

IV. Langkah Kerja

Pasang alat distilasi sederhana sesuai dengan gambar di atas.

Masukkan 40 mL metanol dan 40 ml air (1:1) ke dalam labu distilasi.

Setelah itu, masukkan beberapa batu didih ke dalam campuran tersebut.

Lakukan pemanasan hingga larutan tersebut mendidih dengan


menggunakan hotplate.
Aturlah pemanasan hingga didapatkan laju tetesan satu tetes per detik.

Amati dan catat suhu pertama kali tetesan jatuh

Catat suhu setiap penambahan distilat 5 ml.

VI. Hasil Praktikum

Temperatur (OC)
Initial Boiling Point (IBP) 73o C
Final Boilling Point (FBP) 90o C

VII. Tugas
1. Jelaskan kegunaan masing-masing alat pada proses distilasi!
2. Bagaimana hasil dari pemisahan campuran metanol dan air?
Jawaban
1. Adapun alat pada proses distilasi dan fungsinya sebagai berikut:
 Seperangkat alat distilasi sederhana: Alat ini digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen dalam campuran berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair berdasarkan perbedaan
titik didih antara zat yang akan dipisahkan.
 Tabung reaksi: Tabung reaksi digunakan sebagai wadah untuk melakukan reaksi
kimia atau penampungan zat cair. Dalam praktikum pemisahan dan pemurnian zat
cair, tabung reaksi digunakan untuk mencampurkan zat-zat kimia atau menyimpan
zat cair yang akan dipisahkan.
 Pipet tetes: Pipet tetes digunakan untuk mengambil volume yang sangat kecil dari
zat cair. Pada praktikum ini, pipet tetes digunakan untuk mengukur dan
mentransfer zat cair dengan presisi tertentu.
 Rak tabung reaksi: Rak tabung reaksi digunakan untuk menyimpan dan
mendukung tabung reaksi selama proses pemurnian dan pemisahan zat cair. Rak
ini membantu menjaga kestabilan tabung reaksi dan meminimalkan risiko tumpah
atau terjatuhnya tabung reaksi.
 Pipet volumetrik 50ml: Pipet volumetrik 50ml digunakan untuk mengukur volume
zat cair dengan presisi tinggi. Pipet ini memiliki ukuran yang tetap dan akurat,
sehingga cocok untuk pengukuran volume yang tepat dalam praktikum pemisahan
dan pemurnian zat cair.
 Gelas ukur 50ml: Gelas ukur 50ml digunakan untuk mengukur volume zat cair
dengan presisi yang cukup tinggi. Meskipun tidak seakurat pipet volumetrik, gelas
ukur tetap digunakan dalam praktikum ini untuk mengukur volume zat cair
dengan toleransi tertentu.
 Corong 100ml: Corong 100ml digunakan untuk memudahkan proses transfer zat
cair dari satu wadah ke wadah lainnya. Corong ini membantu mengurangi risiko
tumpah atau kebocoran selama proses transfer.
 Thermometer: Thermometer digunakan untuk mengukur suhu zat cair yang
sedang diproses. Pada praktikum pemisahan dan pemurnian zat cair, suhu
seringkali menjadi parameter penting dalam memahami perubahan fase atau titik
didih zat cair.
2. Hasil dari pemisahan campuran metanol dan air dapat berbeda tergantung pada
metode pemisahan yang digunakan. Salah satu metode yang umum digunakan
adalah distilasi fraksional. Dalam distilasi fraksional, campuran metanol dan air
dipanaskan dalam alat distilasi. Karena titik didih metanol lebih rendah daripada
air, metanol akan menguap lebih dulu dan naik ke atas. Uap metanol kemudian
dikondensasikan kembali menjadi cairan metanol di kondensor. Air yang tersisa
akan tetap berada di dalam labu distilasi. Dengan demikian, hasil dari pemisahan
ini adalah dua komponen yang terpisah, yaitu metanol yang dikumpulkan sebagai
cairan di kondensor dan air yang tetap berada di dalam labu distilasi

VIII. Pembahasan
Praktikum Pemisahan dan permurnian zat cair adalah sebuah proses
pemisahan zat zat yang dimana bertujuan untuk memurnikan atau membersihkan zat
cair itu sendiri. Proses yang digunakan yaitu dengan memanaskan pada suhu tertentu
karena setiap larutan pasti mempunyai titik didih yang berbeda dan supaya
terdestilasi dan bisa terpisah oleh zat zat yang berbeda dengan uap melalui tabung.
Dalam praktikum ini praktikan memerlukan beberapa alat untuk melakukan
praktikum ini. Alat yang perlu di persiapkan yaitu pertama, alat destilasi alat ini
berfungsi untuk memisahkan komponen komponen yang memiliki titik didih yang
berbeda atau memurnikan Kembali zat dan larutan tersebut, ini terdiri dari
kondensor, adaptor, labu destilasi dan penampung zat. Kedua yaitu, tabung reaksi,
alat ini terbuat dari kaca yang sangat tipis hingga rentan pecah makanya praktikan
harus lebih berhati hati saat praktikum pemisahan dan permurnian zat ini adalah
sebagai wadah melakukanreaksi kimia. Ketiga yaitu pipet tetes, pipet tetes ini
berguna untung mengambil volume larutan dengan ukuran yang tepat dan akurat
sehingga praktikan tidak melakakun human eror dan menyebabkan tidak sesuai
dengan dasar teori, keempat yaitu volemtrik dengan kapasitas 50 ml, alat ini berguna
untuk mengukur volume zat cair dengan presisi yang tinggi. Kelima yaitu Corong,
corong digunakan untuk menuangkan zat cair dengan aman dan mencegah dari
tumpah disini praktikan menggunakan corong yang berkapasitas 100ml. Yang
terkahir yaitu thermometer, alat thermometer ini berguna untuk mengukur suhu zat
cair supaya praktikan mengetahui di suhu berapakah titik didih larutan tersebut dan
supaya akurat dan tidak ada kesalahan yang di sebabkan oleh praktikan.

Sedangakan bahan yang diperlukan di praktikum pemisahan dan permurnian


zar cair adalah, pertama, larutan methanol larutan ini adalah larutan oraganik dengan
rumus kimia CH3OH, bahan ini mempunyai titik didih yang relatif rendah sehingga
memudahkan praktikan dalam proses destilasi yang akan di lakukan untuk
memisahkan komponen yang memiliki titik didih yang berbeda dan larutan ini adalah
sebagai pelarut dikarenakan memiliki kemampuan untuk melarutkan berbagai jenis
zat cair. Kedua yaitu air Aquades larutan ini digunakan untuk menghilangkan
mineral atau zat zat yang memengaruhi hasil praktikum atau supaya steril, dan yang
terakhir yaitu batu didih bahan ini adalah untuk mengatasi gelembung gelembung
yang berlebihan supaya meminimalisir gelembung gelembung yang ada pada reaksi
ini dan panas yang merata. Batu didih ini diletakkan di labu distilasi supaya
membantu proses pendidihan dalam praktikum ini . Dengan bahan bahan yang telah
di siapkan praktikum lebih memungkinkan untuk berjalan dengan lancar, efesien dan
akurat. Methanol, methanol adalah sebagai pelarut, air aquades sebagai bahan
pendukung untuk mensterilkan zat atau larutan dan batu didih untuk membantu dan
mengontrol suhu mencapai panas yang di tentukan.
Dalam praktikum ini Langkah pertama yang praktikan harus lakukan yaitu
memasang alat distilasi sesuai dengan gambar yang diberikan di modul pemurnian
zat cair. Lalu sambungkan alat kondensor, adaptor, thermometer dan labu untuk
menerima hasil dari distilasi. Pastikan alat alat tersebut terhubung dengan baik dan
benar supaya tidak terjadi human eror dan mengakibatkan hasil yang tidak sesuai
dengam teori. Setelah Langkah memasang semua alat dalam praktikum ini praktikan
memasukkan larutan methanol ke dalam labu sebanyak 40ml dan air ke dalam labu
destilasi sebanyak 40ml juga, disini kitab isa lihat bahwa larutan air dan methanol
perbandinganya sama yaitu 1 banding 1 atau 1:1. Kemudia masukkanlah batu didih
kedalam labu dan campurkan dengan larutan methanol dan air aquades. Batu didih
itu sendiri berfungsi sebagai mengurangi gelembung gelembung yang ada pada labu
tersebut dan supaya panas yang ada pada labu tersebut merata dan stabil. Praktikan
harus selalu pantau agar temperatur yang ada pada labu tidak terlalu tinggi dan tidak
melampui batas thermometer supaya tidak terjadi penguapan yang berlebih.
Praktikan harus teliti dikarenakan hal selanjutnya yang praktikan lakukan yaitu
menunggu sampai tetesan pertama dan melihat di temperature berapakah larutan
tersebut menetes. Setelah itu praktikan harus menyatat suhu yang ada pada larutan
setiap 5ml. Hal ini dilakukan supaya melihat perubahan suhu selama proses distilasi.
Dalam praktikum ini, praktikan mengetahui bahwa larutan methanol memiliki titik
didih yang lebih rendah dari pada air, disini praktikan mengetahui bahwa air
mempunya titik didih yaitu 100 C sedangkan methanol memiliki titik didih 64,7 C.
Dalam praktikum ini juga tidak di perbolehkan untuk berlama lama larutan methanol
di tabung yang terbuka di karenakan larutan methanol adalah larutan yang mudah
menguap. Pada awal tetesan dimana tetesan itu lah yang menajadi IBP 9initial
boiling point) pada praktikum ini yaitu pada awalnya dengan suhu 73 Cmencapai
5ml pertama yaitu di suhu 74 C, pengamatan yang kedua yaitu di 10 ml mencapai di
suhu 76 C , pengamatan yang ketiga yaitu 15ml mencapai suhu 77 C, pengamatan
yang keempat yaitu di 20ml disini suhu masih naik hingga mencapai 78 C dan pada
pengamatan yang terakhir yaitu di 25ml praktikan mendapatkan hasil suhu sebesar
80 C Dan disini kita mendapatkan FBP (Final Boiling Point) yaitu mencapai angka
90 C.

Selama praktikum berjalan praktikan sudah mengamati terjadinya kesalahan


atau eror yang terjadi di praktikum permurnian dan pemisahan zat cair yaitu
praktikum menganalisa bahwa ada lumut yang berada pada kondensor disini
praktikan sudah menanyakan bahwa apakah sebelum praktikum lumut tersebut bisa
hilang ternyata tidak bisa disini lumut bisa menjadi faktor yang memengaruhi aliran
masuk atau keluarnya larutan dan bisa juga memengaruhi suhu atau tempratur pada
kondensor tersebut

Dalam industri minyak dan gas (migas), pemurnian dan pemisahan zat cair
adalah proses penting untuk memisahkan minyak mentah dari campuran kompleks
yang diekstraksi dari sumur-sumur minyak, ini adalah beberapa pemurnian dan
pemisahan zat cair dalam industri migas yaitu destilasi, destilasi adalah Pemisahan
Berdasarkan Titik Didih, Proses destilasi digunakan untuk memisahkan minyak
mentah menjadi fraksi-fraksi dengan titik didih yang berbeda, Desalinasi, ini adalah
Pemurnian Dari Garam dan Senyawa Anorganik dengan cara menghilangankan
garam dan senyawa anorganik dari minyak mentah dan air, Adsorpsi, absorpsi adalah
penyerapan Senyawa yang Berbahaya dari minyak atau air dan contoh yang terakhir
yaitu Pengendapan Elektrokoagulasi, ini adalah Pemisahan Menggunakan Medan
Elektrostatik untuk menggumpalkan partikel-partikel padat dalam air sehingga
mudah dipisahkan. Dalam dunia industri migas, kombinasi berbagai metode ini
sering digunakan sesuai dengan spesifikasinya. Teknik-teknik ini membantu dalam
memisahkan dan membersihkan minyak mentah serta memisahkan limbah yang
dihasilkan oleh industri migas.

IX. Penutup
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan praktikan dapat menyimpulkan bahwa:
1. Pemurnian dapat dilakukan dengan distilasi, dengan menggunakan uap dan
menetes satu persatu menjadi larutan yang murni dan steril.
2. Setiap larutan memiliki titik didih yang berbeda contoh kecil yaitu pada
methanol dan air, methanol memiliki titik didih 64,7 C sedangkan air 100 C.
3. Destilasi adalah proses yang berdasarkan kepada titik didihnya, Ketika memliki
titik didih lebih rendah maka akan terlebuh dahulu menguap.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini yaitu:
1. Pastikan praktikan harus serius dan fokus dalam praktikum ini
2. praktikan harus hati hati dengan alat yang mudah oecah seperti alat condenser
dan labu
3. Praktikan harus cek terlebih dahulu apakah alat tersebut layak dipakai atau
tidak dan supaya tidak terjadi eror pada alat tersebut.

X. Daftar Pustaka
(Alimin, M. Y 2007). Buku Dasar Kimia Analitik Makassar:Alauddin Press
(Bahti, 1998). Pemisahan dan pemurnian KIMIA DASAR
(Fhya., 2011). Teknik Destilasi. Surabaya: Cahaya Media
(Petrucci. 1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Jakarta: Erlangga.
(Syukri. 2007). Kimia Dasar Jilid 2 Bandung: ITB Press.
(Sahidin, 2008). academia.edu. DESTILASI

XI. Lampiran

Gambar 10.1 Peralatan Praktikum 1 Gambar 10.2 Penuangan metanol pada


labu distilasi
4 . Ibrahim, S.,
Sitorus, M. 2013. Teknik
Laboratorium Kimia
Organik.
5. Graha Ilmu: Yogyakarta.
6 . Ibrahim, S.,
Sitorus, M. 2013. Teknik
Laboratorium Kimia
Organik.
7. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Gambar 10.3 Pemasangan Alat distilasi 1 Gambar 10.4 Pengamatan pada metanol
murni yang sudah di distilasi

Anda mungkin juga menyukai