Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PEMISAHAN ANALITIK

DESTILASI SEDERHANA ALKOHOL

Dosen Pengampu : Dra. Yusrin M.Pd

Dr. Endang Tri Wahyuni M., M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Ninda Aulia Mahmudah (B2C018002)
2. Nanda Adin Nisa (B2C018003)
3. Muthia Hasanah (B2C018016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
PRAKTIKUM DASAR PEMISAHAN ANALITIK
DESTILASI SEDERHANA ALKOHOL

Kelas / Angkatan : Pendidikan Kimia /2018


Semester / Kelompok : III / 2
Anggota Kelompok : Ninda Aulia Mahmudah (B2C018002)
Nanda Adin Nisa (B2C018003)
Muthia Hasanah (B2C018016)
Praktikum : Destilasi Sederhana Alkohol dan Perhitungan Bobot Jenis

Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 4 Oktober 2019


Jumat, 11 Oktober 2019
Dosen Jaga : Dra. Yusrin , M.Pd
Dr. Endang Tri Wahyuni M., M.Pd
Asisten : Bunga Agneshinta Abidin
Rizki Permata Sari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam memurnikan suatu unsur atau senyawa, digunakan salah satu bidang studi yang
secara khusus membahas tentang hal ini, yaitu metode pemisahan. Destilasi merupakan salah
satu cara dalam metode pemisahan yang paling awal, namun tetap berkembang mengikuti
perubahan zaman. Sehingga destilasi terbagi menjadi berbagai tekhnik. Destilasi digunakan
untuk memurnikan zat cair berdasarkan pada perbedaan titik didih cairan. Salah satu teknik
dari destilasi yang umum digunakan adalah destilasi sederhana.
Dalam suatu laboratorium (khususnya kimia), kebutuhan akan air bersih/aquades adalah
suatu hal yang pasti. Sebut saja untuk membuat suatu larutan atau untuk melarutkan suatu
bahan, maka kita membutuhkan air yang bersih dari logam lain atau yang biasa disebut air
destilata atau kita kenal juga dengan aquades.
Selain di laboratorium, air destilat ini juga dibutuhan sebagai sumber air destilata.
Misalnya kita mengolah air laut untuk dijadikan air minum dan hal ini akan sangat membantu
dalam pelayaran sehingga dengan teknik destilasi ini para pelayar tak perlu lagi membawa
stok air bersih, mereka tinggal melakukan proses destilasi untuk mendapatkan air bersih.
Berdasarkan dari penjelasan latar belakang diatas, maka percobaan ini dilakukan untuk
mengetahui proses pemurnian air yang tercampur dengan senyawa lain. Dalam hal ini
senyawa yang dimaksud adalah aseton. Titik tidih kedua senyawa tersebut berbeda.
Secara sederhana distilasi adalah proses pemisahan bahan cairan berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Distilasi etanol berarti memisahkan etanol dengan air. Air mendidih pada suhu
100˚C. Pada suhu ini air yg berada pada bentuk fase cair akan berubah menjadi uap/fase gas.
Meskipun kita panaskan terus suhu tidak akan naik (asal tekanan sama). Air akan terus
berubah jadi uap dan lama kelamaan habis. Etanol mendidih pada suhu 79˚C. Seperti halnya
air, etanol berubah dari cair menjadi uap. Ada perbedaan suhu cukup besar dan ini dijadikan
dasar untuk memisahkan etanol dari air.
1.2 Tujuan

1. Melatih keterampilan menyusun alat yang umum dipakai untuk proses penyulingan atau
destilasi.
2. Mampu memahami prinsip kerja alat destilasi sederhana.
3. Menentukan kadar alkohol dalam sampel minuman bir atau anggur.
4. Menghitung kadar alkohol dalam sampel minuman bir atau anggur.
5. Memurnikan sampel minuman yang mengandung alkohol.

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Teori Umum

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga
teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu. Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan
pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu
dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali
disebut destilat.

Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya dan memisahkan cairan
tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai titik didih
cairan murni yang berbeda. Pada destilasi biasa, tekanan uap diatas cairan adalah tekanan
atmosfer ( titk didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang
ditempatkan pada tempat terjadinya proses distilasi adalah sama dengan titik didih destilat.

Metode destilasi termasuk sebagai operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi berdasarkan pada hukum Raoult dan
Dalton.
Hukum Raoult menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tertentu, tekanan parsial uap
komponen A (PA) dalam campuran sama dengan hasil kali antara tekanan uap murni
komponen A (PA murni) dan fraksi molnya XA.
PA = PA murni . XA (1)
Sedangkan tekanan uap totalnya adalah,
Ptotal = PA murni . XA + PB murni . XB (2)
Dari persamaan tersebut, diketahui bahwa tekanan uap total suatu campuran cairan
biner tergantung pada tekanan uap komponen murni dan fraksi molnya dalam campuran.

Menurut hukum dalton adalah tekanan gas total suatu campuran biner, atau tekanan
uap suatu cairan (P) adalah jumlah tekanan persial dari masing-masing komponen A dan B
(PA dan PB)

P = PA + PB (3)

Hukum Dalton dan Raoult merupakan pernyataan matematis yang dapat


menggambarkan apa yang akan terjadi selama destilasi, yaitu menggambarkan perubahan
komposisi dan tekanan pada cairan yang mendidih selama proses destilasi. Uap yang
dihasilkan selama mendidih akan memiliki komposisi yang berbeda dari komposisi cairan itu
sendiri. Komposisi uap komponen yang memiliki titik didih lebih rendah akan lebih banyak
(fraksi mol dan tekanan uapnya lebih lebih besar).

Jika uap dipindahkan dari campuran cairan, maka pada waktu tertentu, komposisi
campuran cairan akan berubah. Fraksi mol cairan yang memiliki titik didih lebih tinggi akan
meningkat di dalam campuran. Karena komposisi campuran cairan berubah, maka titik didih
akan berubah, biasanya yang diukur adalah suhu uap.

Proses Distilasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan komponen dalam
larutan yang berbentuk cair atau gas dengan mendasarkan pada perbedaan titik didih
komponen yang ada di dalamnya. Dasar dari pemisahan dengan distilasi adalah jika suatu
campuran komponen diuapkan maka komposisi pada fase uap akan berbeda dengan fase
cairnya. Untuk komponen yang memiliki titik didih lebih rendah maka akan didapatkan
komposisi yang cenderung lebih besar pada fase uapnya, uap ini diembunkan dan dididihkan
kembali secara bertingkat–tingkat maka akan diperoleh komposisi yang semakin murni pada
salah satu komponen. Pada beberapa campuran komponen, untuk komposisi, suhu dan
tekanan tertentu tidak memenuhi kecenderungan tersebut, artinya jika campuran tersebut
dididihkan maka komposisi fase uapnya akan memiliki komposisi yang sama dengan fase
cairnya, keadaan ini disebut kondisi azeotrop, sehingga campuran pada kondisi ini tidak dapat
dipisahkan dengan cara distilasi biasa (Abassato, 2007).

Macam-macam destilasi:
a) Destilasi sederhana
b) Destilasi bertingkat
c) Destilasi uap
d) Destilasi azeotrop

Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu
campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni.
Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing-
masing (Walangare, 2013).

Alat destilasi sederhana antara lain:

 Pemanas berfungsi untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat atau
labu destilasi.
 Labu destilasi atau labu alas bulat sebagai wadah berfungsi untuk penyimpanan sampel.
 Termometer berfungsi untuk mengamati suhu dalam proses destilasi.
 Kondensor atau pendingin berfungsi untuk mendinginkan uap destilat yang melewati
kondensor sehingga menjadi cair.
 Saluran air masuk berfungsi untuk memasukkan aliran air keran sebagai pendingin.
 Saluran air keluar berfungsi untuk mengeluarkan air dari hasil aliran air keran hasil
reaksi.
 Tempat destilat berfungsi menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi.
 Adaptor atau pipa penghubung berfungsi untuk menghubungkan antara kondensor dan
tempat destilat.
 Statif dan klem berfungsi untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi
sehingga tidak jatuh atau goyang.

Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus fungsi
hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali dengan rumus umumnya
R-OH. Alkohol merupakan salah satu zat yang penting dalam kimia organik karena dapat
diubah dari dan ke banyak tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan 2
macam senyawa. Reaksi bisa menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-O atau dapat
juga menghasilkan senyawa mengandung ikatan O-H. Salah satu senyawa alkohol, etanol (etil
alkohol, atau alkohol sehari-hari), adalah salah satu senyawa yang dapat ditemukan pada
minuman beralkohol. Rumus kimianya CH3CH2OH.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan bahan


Alat

No Nama Gambar
1. Kran air

2. Pipa penghubung

3. Erlenmeyer

4. Termometer
5. Statif dan klem

6. Labu alas bulat

7. Tempat air keluar dari


kondensor

8. Tempat air keluar pada


kondensor
9. Pemanas

10. Kondensor

11. Labu ukur

12. Pignometer
Bahan
No Nama Gambar
1. Minuman anggur

2. Akuades

3. Air kran

4. Tissue
5. Aseton

3.2 Prosedur Kerja


Penetapan kadar alkohol

Masukkan 50 ml minuman
anggur ke labu alas bulat

tambahkan aquades
secukupnya

destilasi bahan tersebut


kurang lebih 2 jam

catat volume hasil destilat

simpan destilat pada


wadah tertutup
Penetapan kadar BJ
piknometer dibersihkan dengan dibilas
etanol lalu dikeringkan dengan tissue

piknometer kosong ditimbang

mengisi piknometer kosong dengan zat cair


pada suhu 18˚C

pada saat destilat suhu 20˚C masukkan


destilat ke timbangan

catat hasil piknometer

hitung BJ etanol

3.3 Data Pengamatan dan Perhitungan Data


Destilat I = 57,089 - 33,127
= 23,962
Destilat II = 57,093 - 33,127
= 23,966
Akuades = 57,651 – 33,127
= 24,524

Berat piknometer kosong = 33,127 gram


Berat Piknometer + Ethanol I = 57,089 gram
Berat Piknometer + Ethanol II = 57,093 gram

23,962
Berat jenis destilat I =
24,524

= 0,9771
23,966
Berat jenis destilat II =
24,524

= 0,772

0,9770 0,0001
0,0010 0,9771
0,9772 0,0009
18,5 0,9
17,6

Atas = 18,5- [(0,0001


0,001
) x 0,9]
= 18,5 – 0,09
= 18,41 %

Bawah =17,6 + [(0,0009


0,001
) x 0,9]
= 17,6 + 0,81
= 18,41 %

5.4 Pembahasan
Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 4 Oktober 2019 di Laboratorium Kimia
Analisis dengan judul praktikum Destilasi Sederhana Alkohol menggunakan Metode
Destilasi. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melatih keterampilan menyusun alat yang
umum dipakai untuk proses penyulingan atau destilasi., memahami prinsip kerja alat
destilasi sederhana, menentukan kadar alkohol dalam sampel minuman bir atau anggur,
menghitung kadar alkohol dalam sampel minuman bir atau anggur, dan memurnikan
sampel minuman yang mengandung alkohol.
Destilat merupakan suatu metode pemisahan campuran larutan dengan
menggunakan fase uap yang kemudian diembunkan menjadi suatu larutan murni. Destilasi
digunakan untuk memisahkan dua buah campuran atau lebih terhadap larutan non volatil.
Karena sifat larutan yang selalu terdapat uap diatas cairan, sehingga berdasarkan hal
tersebut maka dengan proses pemisahan dapat dilakukan untuk memperoleh destilat
dengan melihat perbedaan titik didih dalam campuran. Salah satu cara untuk mengerjakan
destilasi dengan cara mengurangi tekanan pada temperatur yang tetap. Tetapi yang lebih
umum adalah mendestilasi pada tekanan tetap dengan menaikan temperatur.

Pada percobaan ini larutan yang akan didestilasi adalah minuman anggur
berpresentasi 19,66% Kondisi tersebut disebabkan karena pada buah anggur terdapat
mikrooganisme yang berfungsi mengubah glukosa menjadi alkohol dan menghasilkan air.
Disitulah terdapat kadar alkohol.
Destilasi yang digunakan pada proses mengidentifikasi alkohol menggunakan
destilasi sederhana. Destilasi sederhana merupakan salah satu metode yang digunakan
untuk pemurnian dan pemisahan suatu larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik didih
yang relatif jauh. Pada buah anggur mengandung air dan alkohol keduanya merupakan
senyawa polar, hal ini dapat diketahui dikarenakan keduanya memiliki titik didih yang
tinggi. Titik didih air yaitu 100˚C sedangkan titik didih alkohol 78˚C. Titik didih air lebih
tinggi dibandingkan alkohol karena ikatan hidrogen air dapat terbentuk lebih banyak
dibandingkan ikatan hidrogen alkohol.
Alkohol ( C2H5OH ) merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses fermentasi
yang banyak ditemui dalam produk bir, anggur dan sebagainya. Sebutan alkohol biasanya
diartikan sebagai etil alkohol ( CH3CH2OH ), mempunyai densitas 0,78.506 g/ml pada
250˚C, titik didih 78˚C, tidak berwarna dan mempunyai bau serta rasa yang spesifik. Secara
alami alkohol dapat terjadi pada buah buahan yang sudah masak seperti durian, nangka, dll
dan pada umumnya pada buah anggur namun kadarnya kecil.
Di dalam buah anggur terdapat karbohidrat diubah oleh mikroorganisme pada saat
proses fermentasi menjadi alkohol dan air. Dengan adanya alkohol, buah anggur bersifat
manis dan agak asam. Kondisi tersebut disebabkan karena didalamnya terdapat
mikriorganisme yang didapatkan pada saat fermentasi.fermentasi yang terjadi yaitu
perubahan pati mmenjadi gula, dan poleh gari gula menjadi alkohol.
Proses fermentasinya ditulis:
2(C6H10O5)n + nH2O  n C12H22O11
Amilum/patiamilse maltose
C11H22O11 + H2O  2C6H12O6
Meltosa/maltase glukosa
C6H12O6  2C2H5OH + CO2
Glukosa alkohol
Minuman anggur sebanyak 50 ml dalam pipet volum dimasukkan ke dalam destilasi
sederhana. Alat destilasi dihubungkan dengan kondensor sebagai pendingin, yang
keduanya dihubungkan dengan selang untuk jalan uap destilat. Air tetesan tersebut berasal
dari uap yang telah didinginkan pada kondensor sehingga berubah menjadi cairan yang
mengandung alkohol, kemudian cairan tersebut melewati kondensor dan menetes pada
labu ukur.
Berdasarkan hasil percobaan destilat alkohol didiamkan selama kurang lebih atau
minggu yang disimpan dalam terpat yang bersuhu kamar volume alkohol yang didapatkan
pada proses destilasi sebanyak 50 ml dengan waktu destilasi kurang lebih dari dua jam.
Hasil tersebut diwadahi dengan wadah tertutup supaya alkohol tersebut tidak menguap.
Alat destilasi ini bekerja sesuai prinsip, memisahkan dua campuran berbeda berdasarkan
perbedaan titik didih dimana alkohol akan menguap terlebih dahulu dibandinkan dengan
air.
Pada minggu selanjutnya , praktikum dasar pemisahan analitik sembari melakukan
praktikum destilasi bunga mawar, praktikan melanjutkan untuk menghitung berat jenis
pada etanol yang ada di destilat minggu lalu. Berat jenis suatu zat etanol adalah
perbandingan antara bobot zat dengan volume zat pada suhu tertentu, biasanya pada suhu
ruangan yaitu sekitar 20˚C. Berat jenis didefinisikan sebagai massa suatu bahan per satuan
volum bahan tersebut. Dalam mengukur berat jenis ini sampel yang digunakan adalah
ethanol hasil destilasi minuman anggur berkadar 19,96%.
Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan bobot jenis menggunakan piknometer.
Langkah pertama, piknometer kosong dibersihkan dengan aseton dan dikeringkan dengan
tissue. Tujuan diberikan aseton agar piknometer benar-benar bersih dari zat lain yang dapat
mempengaruhi berat piknometer tersebut dan aseton merupakan senyawa semipolar yang
dapat mensterilkan suatu alat dari zat lain. Bobot piknometer kosong yaitu 33,127 gram.
Setelah itu masukkan hasil destilat yang bersuhu kisaran 18 dikarenakan densitas air yang
dipakai harus sesuai dengan literatur, karena pada saat suhu yang berbeda maka densitas
juga ikut berbeda. Setelah dimasukan ke dalam piknometer tunggu cairan ethanol hingga
mendekati suhu ruangan sebesar 20˚C . Tepat jika suhu dalam piknometer sebesar 20˚C
maka timbang piknometer pada neraca analitik. Hasil yang diperoleh berat piknometer
bersama ethanol sebesar 57,180 gram. Setelah itu tentukan BJ dengan menggunakan rumus
:

𝐖𝟑−𝐖𝟏
BJ =
𝑾𝟐−𝑾𝟏

BJ yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 18,41 gram/ml pada kadar etanol
19,67% dalam suatu minuman bir atau minuman anggur.

Adapun faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat yaitu temperatur dimana
pada suhu yang tinggi,senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat
mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat
menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung berat jenisnya. Oleh
karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25˚C ( Suhu
kamar ). Setelahnya berpengaruh juga pada massa jenis suatu zat , apabila suatu zat
memiliki massa jenis yang besar maka kemungkinan berat jenisnya juga akan besar.
Volume zat juga berpengaruh namun tergantung pula dari masa zat itu sendiri , dimana
ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta kekentalan ( viskositas) dari suatu zat itu
sendiri.
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil percabaan diatas volume yang didapatkan dari 50 ml minuman anggur berkadar
19,96% memiliki kadar bobot jenis sebesar 18,41%. Destilat alkohol yang didapatkan
berwarna bening dan berbau aromatik.

5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat kami simpulkan yaitu :
1. Lakukan setiap percobaan dengan hati-hati agar larutan tidak tumpah dan mudah diamati.
2. Bersihkan setiap alat yang digunakan sebelum dan sesudah percobaan agar tidak terbentuk
kotoran yang mengganggu percobaan.
3. Memahami dan mendalami materi sebelum praktikum untuk memperkecil kesalahan yang
mungkin terjadi.
Daftar Pustaka
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai