Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II

Dosen : Hesti Nuur Hanifah, S.Si., M

Disusun Oleh :
Aris Aryanto / D1A191810
Ikbal Andrianto / D1A191870
Raisa Listiani / D1A191993
Sapitri / D1A191885
Wulansari / D1A191911

LABORATORIUM KIMIA JURUSAN FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2020/2021
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK II
DESTILASI

Dosen : Hesti Nuur Hanifah, S.Si., M

Disusun Oleh :
Ikbal Andrianto / D1A191879

LABORATORIUM KIMIA JURUSAN FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan berbagai cara
bergantung pada sifat pencamurannya. Zat cair dapat dipidahkan dan
dimurnikan dengan cara destilasi, seperti campuran alkohol dan air.
Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik
didih masing-masing. Penurunan suhu ruang sangat mempengaruhi proses
destilasi, karena jika suhu ruang terlalu dingin, proses destilasi akan
berlangsung lama. Berbandng terbalik dengan keadaan saat naiknya suhu
ruang, maka proses destilasi akan berlangsung cepat.
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang
berdasarkan perbedaan titik didih. Zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Prinsip destilasi adalah penguapan cairan
dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih
suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan
atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat.

B. Tujuan Praktikum
1. Dapat merangkai alat untuk destilasi sederhana dan memahami prinsip
kerjanya.
2. Dapat menggunakan alat untuk pemisahan atau pemurnian suatu zat
dengan cara destilasi sederhana.
3. Mengetahui suhu volume methanol pada titik didih dengan metode
Destilasi sederhana.

C. Prinsip Praktikum
Pemisahaan berdasarkan titik didih, dimana analit yang memiliki
titik didih yang rendah akan menguap lebih awal. Prinsip destilasi adalah
penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik
didih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Destilasi

Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad


pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh
tingginya permintaan sprotus Hypathia dari Alexandria dipercaya telah
menemukan rangkaian alat untuk detilasi da Zosimus dari Alexandria-lah
yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses destilasi
pada sekitar abd ke-4. Bentuk modern destilasi pertama kali ditemukan oleh
ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-
Raazi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relative murni melalui
alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang
memungkinkan rancangan destilasi skala mikro, The Hickman Stllhead dapat
terwujud.
Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu
Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar. Ia juga telah
menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak
dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas
oleh Al-Kindi (801 – 873).Salah satu penerapan terpenting dari metode
distilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi bagianbagian untuk
penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas,
dan lain-lain. Udara didistilasi menjadi komponen-komponen seperti oksigen
untuk penggunaan medis dan helium pengisi balon Distilasi telah digunakan
sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan
hasil fermentasi untuk menhasilkan minuman suling B.
B. Metodiologi
Destilasi adalah suatu metoda pemisahan suatu komponen dari
campurannya berdasarkan titik didih antara komponen-komponen penyusun
campuran tersebut.(PPT, Responsi Kimor)
Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan
perbedaan titik didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses
kesetimbangan fasa uap-cair; kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap
larutan. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi
pada proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi, menjelaskan
bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama
dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang
menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana
tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan
kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik
didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari
zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada
destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih
normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang
ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik
didih destilat (Sahidin, 2008).
Maksud dan proses destilasi adalah untuk memisahkan etanol dari
campuran etanol air. Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen
yang berbeda nyata suhu didihnya, destilasi merupakan cara yang paling
mudah dioperasikan dan juga merupakan cara pemisahan yang secara thermal
adalah efisien. Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada 100ºC dan etanol
mendidih pada sekitar 77ºC. Perbedaan dalam titik didih inilah yang
memungkinkan pemisahan campuran etanol air. Prinsip: jika larutan campuran
etanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul etanol menguap dari
pada air. Jika uap-uap ini didinginkan (dikondensasi), maka konsentrasi etanol
dalam cairan yang dikondensasikan itu akan lebih tinggi dari pada dalam
larutan aslinya (Harahap, 2003).
Destilasi merupakan salah satu metode untuk memisahkan dan
memurnikan campuran zat cair yang didasarkan pada perbedaan titik didih
dari komponen-komponen yang menyusun campuran tersebut. Pada destilasi,
uap-uap yang berasal dari cairan yang mendidih mengalami pengembunan
akibat adanya kondensor. Uap-uap yang mengembun tersebut kemudian
dikumpulkan dalam suatu wadah penampung (Schoffstal, 1999).
Proses Distilasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan komponen
dalam larutan yang berbentuk cair atau gas dengan mendasarkan pada
perbedaan titik didih komponen yang ada di dalamnya. Dasar dari pemisahan
dengan distilasi adalah jika suatu campuran komponen diuapkan maka
komposisi pada fase uap akan berbeda dengan fase cairnya. Untuk komponen
yang memiliki titik didih lebih rendah maka akan didapatkan komposisi yang
cenderung lebih besar pada fase uapnya, uap ini diembunkan dan dididihkan
kembali secara bertingkat–tingkat maka akan diperoleh komposisi yang
semakin murni pada salah satu komponen. Pada beberapa campuran
komponen, untuk komposisi, suhu dan tekanan tertentu tidak memenuhi
kecenderungan tersebut, artinya jika campuran tersebut dididihkan maka
komposisi fase uapnya akan memiliki komposisi yang sama dengan fase
cairnya, keadaan ini disebut kondisi azeotrop, sehingga campuran pada
kondisi ini tidak dapat dipisahkan dengan cara distilasi biasa (Abassato, 2007).
Destilasi air merupakan salah satu cara untuk memisahkan minyak atsiri
dari dalam bahan. Pada metode ini, bahan yang didestilasi akan kontak
langsung dengan air mendidi.Sebelum rimpang jeringau didestilasi, rimpang
terlebih dahulu diubah dalam bentuk chipsuntuk mempermudah dalam proses
destilasi. Permintaan akan minyak jeringau ini sangat luas yaitu dari bidang
industri makanan, farmasi, kecantikan maupun industri parfum (Prisca, 2014).
Destilasi merupakan metode yang paling populer, digunakan secara luas,
dan cost-effective untuk memproduksi minyak esensial di seluruh dunia.
Destilasi tanaman aromatik secara sederhana menggunakan penguapan atau
membebaskan minyak dari membran sel tanaman dengan adanya kelembaban,
dengan menerapkan suhu yang tinggi dan kemudian mendinginkan campuran
uap untuk memisahkan minyak dari air berdasarkan ketidakbercampuran dan
densitas minyak esensial dengan air (Caroline, 2011).
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia
untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik
didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini
untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran
akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing (Walangare, 2013).

Fungsi Komponen dalam Destilasi diantaranya:


1. Labu destilasi, sebagai wadah atau tempat suatu campuran zat cair yang
akan didestilasi. Terdiri dari
a. Labu dasar bulat
b. Labu erlenmeyer khusus untuk destilasi atau refluks.
2. Steel head, sebagai penyalur uap / gas yang akan masuk ke pendingin, dan
biasanya labu destilasinya sudah dilengkapi dengan leher yang berfungsi
sebagai steel head.
3. Thermometer, digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang
didestilasi selama proses destilasi berlangsung dan thermometer yang
digunakan harus beskala suhu tinggi diatas titik didih zat cair yang akan
didestilasi dan ditempatkan pada labu destilasi atau steel head.
4. Kondensor, memiliki 2 celah, yaitu celah masuk untuk aliran uap hasil
reaksi dan celah keluar untuk air keran.
5. Labu didih, biasanya selalu berasa / keset yang berfungsi untuk sebagai
wadah sampel. Contohnya untuk memisahkan alkohol dan air.
6. Aerator, untuk menyalurkan air kedalam kondensor dan mengeluarkan air
dari dalam kondensor
7. Batu didih, untuk menyeimbangkan panas suatu sampel bahan
kedalamnya.
Jenis-Jenis Destilasi diantaranya:
1. Destilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan
titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika
campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan
kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas.
Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi destilasi
sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alcohol.
2. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Destilasi uap dapat
menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam
tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang
fundamental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran
senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut
dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air. Aplikasi
dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk,
dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan. Campuran dipanaskan
melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah
juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke
kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat (Sahidin,2008).
3. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin
didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum
atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di
atas 150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut
dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin,
karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk
mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator
berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini (Sahidin.
2008)
4. Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang
memiliki titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang
menyebabkan hasil destilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi dari
azeotrope tetap konstan dalam pemberian atau penambahan tekanan. Akan
tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi dari
azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap,
yang komposisinya harus selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan,
tetapi lebih ke campuran yang dihasilkan dari saling memengaruhi dalam
kekuatan intramolekuler dalam larutan. Azeotrop dapat didestilasi dengan
menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya penambahan benzena
atau toluena untuk memisahkan air. Air dan pelarut akan ditangkap oleh
penangkap Dean-Stark. Air akan tetap tinggal di dasar penangkap dan
pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air lagi. Campuran
azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult. (Sahidin. 2008)

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum


Hari Minggu 21 Maret 2021, di Universitas Al-Ghifari Bandung.

B. Alat dan Bahan


 Alat 4. Termometer
1. Alat Destilasi 5. Kondensor
2. Labu Destilasi 6. Konektor
3. Pemanas
7. Pembakar, kaki tiga dan
kasa

8. Statif
9. Adaptor dan penampung

 Bahan
1. Metanol 30ml
2. Aquadest 20m1
3. Batu 2 buah
C. Prosedur Kerja
1. Masukkan 30ml Metanol.
2. Masukkan 20ml Aquadest.
3. Tambahkan 2 batu didih.
4. Rangkai alat Destilasi.
5. Panaskan cairan sampai mulai mendidih.
6. Catat temperature ketika destilat pertama diperoleh.
7. Catat temperature destilasi ketika volume methanol 1ml, 2ml, dsb.
8. Hentikan destilasi dan matikan api ketika volume cairan tersisa 1ml.

BAB IV
PEMBAHASAAN

1.1 Tabel Hasil Percobaan


Volume
Methanol Suhu oC Waktu
1 tetes 64 04.02
1 ml 64 05.10
2 ml 65 05.32
3 ml 66 05.38
4 ml 67 06.14
5 ml 68 06.32
6 ml 70 06.56
7 ml 70 07.10
8 ml 70 07.29
9 ml 70 07.40
10 ml 70 08.07
11 ml 70 08.25
12 ml 71 08.43
13 ml 71 09.02
14 ml 71 09.10
15 ml 71,5 09.33
16 ml 72 09.53
17 ml 72 10.15
18 ml 72,5 10.35
19 ml 72,5 10.38
20 ml 72,5 11.20
21 ml 73 11.43
22 ml 73 12.04
23 ml 74 12.27

24 ml 74 12.53
25 ml 74,5 13.12
26 ml 75 13.37
27 ml 75 14.02
28 ml 75,5 14.31
29 ml 76,5 14.59
30 ml 77 15.23
31 ml 79 15.54
32 ml 80 16.24
33 ml 81,5 17.06
34 ml 83,5 17.40
35 ml 85,5 18.22
36 ml 87,5 19.27
37 ml 90,5 20.27
38 ml 91 21.09
39 ml 91,5 22.30
40 ml 92 23.16
41 ml 92 24.24
42 ml 92 25.07
43 ml 92 26.14
44 ml 92 27.18
45 ml 92 28.22
46 ml 92 29.25
47 ml 92 30.46
1.2 Kurva Hasil Percobaan
100
Grafik suhu dan Volume

92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
90 90
88
86
84 85
82
80 80 81
78 79
75 75 76 76 77
72 72 72 73 73 73 73 74
70 70 70 71 71 71 71 71 71
67 68 69 69 69
66
60

50

40

30

20

10

0
s l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
te 2m 4m 6m 8m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m
1 te 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46
Grafik suhu dan Volume

1.3 Pembahasaan Hasil Praktikum


Pada praktikum ini dilakukan dengan destilasi sederhana. Destilasi
sederhana digunakan untuk menentukan titik didih suatu cairan dan juga
digunakan untuk memurnikan zat cair dari pengotor yang terlarut dan
mempunyai titik didih berbeda dengan cairan yang dimurnikan serta
digunakan termometer untuk menentukan titik didih. Untuk menghindari
kesalahan interprestasi zat yang dianalisis akibat kesalahan termometer,
menjaga kondisi instrument ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan
spesifikasinya. Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di
berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
Campuran zat cair yangakan dipisahkan dididihkan dan uap yang
terbentuk diembunkan di dalam kondenser. Prinsip dasar dari destilasi
adalah perbedaan titik idih masing-masing zat dalam larutan, sehingga
apabila dipanaskan pada suhu tertentu maka zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Zat yang menguap terlebih
dahulu inilah yang disebut destilat.
Cara kerja untuk memulai destilasi adalah dengan merangkai alat
destilasi. Rangkain alat destilasi terdiri atas beberapa bagian yaitu : labu
alas bulat bertangkai, steel head, kondensor, pipa dalam, termometer,
adaptor, elektromantel dan erlenmeyer.
Setiap alat dalam rangakaian destilasi memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Labu alas bulat, berfungsi sebagai wadah atau tempat suatu
campuran zat cair yang akan didestilasi. Steel head, berfungsi sebagai
penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin (kondensor), dan
biasanya labu destilasinya sudah dilengkapi dengan leher yang berfungsi
sebagai steel head. Kondensor berfungsi sebagai pendingin, yang didalam
terdapat pipa dalam = pipa destilasi yang berfungsi sebagai tempat aliran
uap alkohol yang berwujudgas sehingga bewujud cair. Kondensor
memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar. Celah masuk
berfungsi untuk aliran air keran sedangkan celah keluar berfungsi untuk
aliran uap hasil reaksi. Termometer berfungsi untuk mengukur suhu uap
zat cair yang didestilasi selama proses destilasi berlangsung.Adaptor
(Recervoir Adaptor) berfungsi untuk menyalurkan hasil destilasi yang
sudah terkondisi untuk disalurkan ke penampung yang telah tersedia.
Elektromantel Berfungsi untuk memanaskan bahan di dalam labu destilasi.
Erlenmeyer berfungsi sebagai wadah penampung destilat.
Dengan melakukan kalibrasi, kita dapat mengetahui seberapa jauh
penyimpangan antara harga benar dengan harga yang ditunjukan oleh alat
ukur, maka sebelum termometer digunakan dilakukan kalibrasi terlebih
dahulu. Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan untuk menentukan
serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. (Siregar Irvan
M. 2009).
Zat yang kami gunakan pada praktikum destilasi sederhana ini
adalah metanol dan air. Titik didih metanol adalah 64,7°C, sedangkan titik
didih air adalah 100°C. Titik didih air lebih tinggi jika dibandingkan
dengan metanol, hal ini karena ikatan hidrogen pada molekul air dapat
membentuk lebih banyak dibandingkan metanol. Molekul air dapat
membentuk tiga ikatan hidrogen dengan molekul air lainnya. Dimana pada
satu molekul air terdapat dia atom H yang dapat mengikat dua atom O dari
molekul air yang lain dan terdapat satu atom O yang dapat mengikat satu
atom H dari molekul air lainnya. Semakin kuatnya ikatan hidrogen yang
terbentuk menyebabkan kenaikan titik didih. Ini disebabkan ikatan
hidrogen yang sangat kuat, membutuhkan energi yang kuat pula untuk bisa
memutuskan ikatan hidrogen. Sehingga untuk bisa membuat air mendidih
dibutuhkan suhu yang lebih besar jika dibandingkan dengan metanol.
Metode destilasi yang digunakan saat ini adalah destilasi
sederhana. Dan diharapkan metanol sebagai destilat jika dilihat dari titik
didinya. Penggunaan batu didih pada proses destilasi bertujuan untuk
mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau
menekan gelembung panas pada sampel serta menyebabkan panas yang
ada menyebar keseluruh bagian sampel. Tetesan pertama dari destilat
berada jatuh pada suhu 64°C. Pada akhir dari proses destilasi
menunjukkan pada Volume 43ml methanol dengan suhu 92°C.

BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dalam praktikum
Destilasi dapat disimpulkan bahwa :
1. Destilasi sederhana adalah salah satu metode yang digunakan untuk
pemurnian dan pemisahan suatu larutan yang berdasarkan pada
perbedaan titik didihyang relative jauh.
2. Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik idih masing-masing
zat dalam larutan, sehingga apabila dipanaskan pada suhu tertentu
maka zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih
dahulu.
3. Berdasarkan percobaan praktikum yang telah saya lakukan maka dapat
disimpulkan bahwa titik didih methanol di 2ml dengan suhu 64 oC
karena berdasarkan literature titik didih methanol kurang lebih 65oC.

Daftar Pustaka
Dewi Lisna. 2017. Modul Praktikum Kimia Organik. Bandung :
Universitas Al-Ghifari.
Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Kendari:
Unhalu.
Harahap. 2003. ‘Karya Ilmiah Produksi Alkohol’:6.
Schoffstal, A.M. (1999), Microscale and Miniscale Organic Chemistry
Laboratory Experiments, 1st edition, Mc Graw Hill, New York, 57-
75
Sahidin. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Kendari: Unhalu.
.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai