Anda di halaman 1dari 32

LABORATORIUM FITOKIMIA II

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS MEGAREZKY

PERCOBAAN III
DESTILASI SEDERHANA

OLEH :

KELAS 03 (ALIH JENJANG)

Koordinator Lab : Suhrah Febriana Karim, S. Farm., M. Farm


Asisten Koordinator : Selviana, S. Farm

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fitokimia merupakan kajian ilmu yang mempelajari sifat dan interaksi senyawa

kimia metabolit sekunder dalam tumbuhan. Keberadaan metabolit sekunder ini

sangat penting bagi tumbuhan untuk dapat mempertahankan dirinya dari makhluk

hidup lainnya mengundang kehadiran serangga untuk membantu penyerbukan dan

lain-lain. Metabolit sekunder juga memiliki manfaat bagi makhluk hidup lainnya

(Julianto Tatang Shabur, 2019).

Unsur-unsur di alam, ditemukan selalu dalam keadaan berikatan dengan unsur

lain, dan sangat jarang ditemukan dalam keadaan sendiri dikarenakan kereaktifannya.

Setiap unsur atau senyawa memunyai titik didih yang berbeda. Titik didih sebagai

temperatur ketika jumlah tekanan parsialnya di atas fasa cair sama dengan tekanan

luar yang dialami pada sistem. Proses pemanasan zat cair menyebabkan molekul

menguap. Jumlah molekul yang menguap bergantung pada suhu, tekanan, dan

kekuatan gaya tarik antarmolekul di dalam fasa cair dan volume sistemnya. Metode

destilasi merupakan metode yang sering digunakan untuk pemisahan dan pemurnian

zat cair dengan memanfaatkan perbedaan titik didih masing-masing sampel (Akmar

N.H. 2019).

Destilasi merupakan salah satu metode pemindahan suatu senyawa dari

campurannya yang didasarkan pada perbedaan titik didih dari campuran senyawa
tersebut. Perbedaan titik didih senyawa tersebut merupakan titik didih dari masing-

masing senyawa yang akan dipisahkan (Anindi, 2020).

Jenis destilasi yang sering dipakai dalam pemurnian dan pemisahan suatu

sampel yang akan di analisis adalah destilasi sederhana umumnya untuk memisahkan

dan memurnikan sat dengan menaikkan suhu, tekanan uapnya diatas cairan atau

tekanan atmosfer untuk titik didih sampel yang normal (Akmar N.H. 2019).

Sirih hijau (Piper bettle Linn.) adalah salah satu tanaman obat potensial yang

diketahui secara empiris khasiat menyembuhkan berbagai jenis penyakit dan

memiliki nilai spritual tinggi. Sirih hijau termasuk dalam satu elemen penting yang

harus disediakan di setiap upacara adat. Kandungan dari daun sirih hijau yaitu

minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, fenol dan steroid. Terdapat pula katekin dan tannin

yang termasuk senyawa polifenol. Selain itu, daun sirih juga mengandung enzim

diastase dan gula. Kandungan kimia dari daun sirih hijau adalah minyak atsiri dengan

komponen utama kavikol dan kavibetol (betelfenol), metal eter eugenol, eugenol,

kavebetol asetat,4-(2-propenil)-1, 2-benzenadiol dan flavanoid. Secara umum daun

sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2% senyawa fenil propanoid, dan tannin

(Eryanto, 2021).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka adapun alasan dilaksanakannya

percobaan ini yaitu untuk mengetahui seperti apa proses dalam pemurnian dan

pemisahan sampel dengan menggunakan metode destilasi sederhana.


B. Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu agar mahasiswa mengetahui proses

dalam pemurnian dan pemisahan sampel dengan menggunakan metode destilasi

sederhana.

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara pemurnian dan

pemisahan sampel dengan menggunakan metode destilasi sederhana.

D. Manfaat Percobaan

Adapun manfaat percobaan ini yaitu dapat mengetahui dan mampu melakukan

murnian dan pemisahan sampel dengan menggunakan metode destilasi sederhana.

E. Prinsip Percobaan

Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu pada destilasi sederhana, dasar

pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu

komponen yang bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang

titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

1. Destilasi

a. Definisi Destilasi

Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan

perbedaan titik didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses

kesetimbangan fasa uap-cair; kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap

larutan. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi

pada proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi; menjelaskan

bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama dengan

tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang menguap

dalam larutan pada suhu yang sama (Bahti.1998).

Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap

tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana

tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan

kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik

didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari

zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada

destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih

normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang
ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik

didih destilat (Prisca. 2014).

Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan

cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda dengan komposisi cairan

dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya

cukup dapat menguap.Bila zat non volatil dilarutkan ke dalam suatu zat cair

tersebut akan turun. Hukum raoult menyataka bahwa tekanan masing-masing

komponen berbanding langsung dengan fraksi molnya. Apabila yang

didinginkan adalah bagian campuran yang tidak teruapkan dan bukan

destilatnya, maka proses tersebut biasanya dinamakan pengentalan dengan

evaporasi (Pamularsih, 2013).

b. Jenis Destilasi

1) Destilasi Sederhana

Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia

untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik

didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini

untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran

akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing (Ilham, 2019).


Gambar 2.1 Destilasi Sederhana
(Ilham, 2019)

2) Destilasi Fraksionasi (bertingkat)

Destilasi Fraksionasi (bertingkat) memiliki prinsip yang sama dengan

destilasi sederhana, hanya saja destilasi bertingkat ini memiliki rangkaian

alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua

komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk

memisahkan dua jenis cairan yang sama mudah menguap dapat dilakukan

dengan destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah suatu proses destilasi

berulang. Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom

fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi

pengembunan. Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak

mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan

yang yang kurang atsiri lebih banyak kondensat (Ilham, 2019).


Gambar 2.2 Destilasi Bertingkat
(Ilham, 2019)

3) Destilasi Azeotrop

Destilasi Azeotrop Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua

atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya

digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut atau

dengan menggunakan tekanan tinggi (Ilham, 2019).

Gambar 2.3 Destilasi Azeotrop


(Ilham, 2019)
4) Destilasi Uap

Untuk memurnikan zat / senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan

titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai

titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi

pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat

dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan

harus didestilasi dengan destilasi uap. Destilasi uap adalah istilah yang

secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang

tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air kedalam campuran

sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada

temperature yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung.

Untuk destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan

dihubungkan dengan labu pembangkit uap, dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang akan

dimurnikan,dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut,

karena titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih

komponen-komponennya (Ilham, 2019).


Gambar 2.4 Destilasi Uap
(Ilham, 2019)

5) Destilasi Vakum

Memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motode

yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih

rendah

dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya

suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi (Ilham,

2019).

Gambar 2.5 Destilasi Vakum

(Ilham, 2019)
c. Komponen Alat Beserta Fungsinya

Keterangan :

1) Statif : Untuk menegakkan buret, corong dan peralatan

gelas lainnya (McPherson, 2015).

2) Selang Air Keluar : Untuk mendinginkan kondensor agar uap dapat

di ubah menjadi cairan (Nursin, 2016) .

3) Kondensor : Memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan

keluar yang berfungsi untuk aliran uap hasil

reaksi dan untuk aliran air keran (Budi, 2015).

4) Adaptor : Untuk menghubungkan kondensor satu dengan

Erlenmeyer (labu destilat) (Nursin, 2016).

5) Gelas Kimia : Menampung pelarut hasil destilasi (Budi, 2015).

6) Selang Air Masuk : Untuk mendinginkan kondensor agar uap dapat

di ubah menjadi cairan (Nursin, 2016)


7) Hot plate : Memanaskan labu, yang terpasang di pada

destilator (Budi, 2015).

8) Labu alas bulat : Tempat suatu campuran zat cair yang akan di

destilasi (Budi,2015).

9) Konektor : Untuk menghubungkan labu alas bulat dengan

kondensor (Nursin, 2016).

10) Klem : Untuk menjepit peralatan dan menempel pada statif

(McPherson, 2015)

11) Termometer : Mengukur suhu uap zat cair yang di destilasi (Budi,

2015)
B. Uraian Bahan

1. Alkohol (Dirjen POM Edisi III, Hal: 65)

Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Etanol

RM/BM : C2H6O / 46,07

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna; Bau

khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah.

Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan

mendidih pada suhu 78OC, mudah terbakar.

Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis becampur dengan

semua pelarut organik

Kegunaan : Pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api.

2. Aquadest (Dirjen POM Edisi III, Hal: 96)

Nama Resmi : AQUADESTILLATA

Nama Lain : Air suling, Aquadest

RM/BM : H2O / 18,02

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak

mempunyai rasa

Kegunaan : Pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. Vaselin (FI Ed III hal.633)

Nama resmi : VASELINUM ALBUM

Nama lain : Vaselin putih

RM/BM : -/-

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap

setalah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin

tanpa di aduk.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol 95% P. Larut

dalam kloroform P, dalam eter P, dalam eter minyak

tanah P, larutan kadang-kadang berpotensi lemak.

Kegunaan : Zat tambahan (pelumas)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


C. Alasan

Pelarut yang digunakan yaitu Aquadest (pelarut polar), Etanol (pelarut polar)

dan vaselin (sebagai pelumas). Senyawa metabolit yang dapat ditarik pada pelarut

polar diantaranya yaitu senyawa-senyawa polifenol, flavonoid, dan lain-lainnya.

Selain itu juga garam alkaloid, minyak menguap, glikosida, tanin, saponin, gula,

gom, pati, protein, enzim, lilin, zat warna dan asam organik (Anjaswati, dkk. 2021).
D. Uraian Tanaman

1. Klasifikasi Daun Sirih (Tjitrosoepomo, 1988)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dikotiledonaea

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper betle L.

Gambar 2.6. Daun Sirih (Piper betle L.)

(Eryanto, 2021)

2. Morfologi Daun Sirih

Sirih hijau (Piper bettle Linn.) adalah salah satu tanaman obat potensial

yang diketahui secara empiris khasiat menyembuhkan berbagai jenis penyakit dan
memiliki nilai spritual tinggi. Sirih hijau termasuk dalam satu elemen penting

yang harus disediakan di setiap upacara adat (Abdullah, 2009).

Sirih hijau merupakan tanaman yang banyak tumbuh di beberapa bagian

India. Selain di India, sirih juga tumbuh subur di Srilangka, Malaysia, Thailand,

Taiwan dan beberapa negara di Asia Tenggara. Tanaman tersebut dibeberapa

negara lain dikenal dengan berbagai macam nama diantaranya betel (di Inggris),

paan (di India), phlu (di Thailand) dan sirih (di Indonesia) (Datta, 2011).

Sirih hijau merupakan tanaman perdu yang tumbuh merambat dengan

panjang mencapai puluhan meter. Batang berkayu, berbentuk bulat, berbukubuku,

beralur, dan berwarna hijau kecoklatan. Daun tunggal, berbentuk pipih

menyerupai jantung, tangkai agak panjang, permukaan licin, pertulangan menyirip

dan berwana hijau tua. Bunga majemuk dengan bulir, berbentuk bulat panjang,

panjang daun pelindung 1 mm, bulir jantan panjangnya 1,5-3 cm, benang sari dua

dan pendek, bulir betina panjangnya 1,5-6 cm, kepala putik tiga sampai lima dan

berwarna putih, dan warna bunga hijau kekuningan. Buah berbentuk bulat, dan

berwarna hijau keabuan (Utami, 2008).

Menurut Van Steenis (1997), tanaman sirih memiliki bunga majemuk

berkelamin 1, berumah 1 atau 2. Bulir berdiri sendiri, di ujung dan berhadapan

dengan daun. Panjang bulir sekitar 5-15 cm dan lebar 2-5 cm. Pada bulir jantan

panjangnya sekitar 1,5-3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang

pada bulir betina panjangnya sekitar 2,5-6 cm dimana terdapat kepala putik tiga

sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan (Eryanto, 2021).
3. Kandungan Kimia

Daun sirih hijau dapat digunakan sebagai antibakteri karena mengandung

4,2% minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol, caryophyllen

(sisquiterpene), kavikol, kavibetol, estragol dan terpen. Komponen utama minyak

atsiri terdiri dari fenol dan senyawa turunannya. Salah satu senyawa turunan itu

adalah kavikol yang memiliki daya bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan

fenol. Daya antibakteri minyak atsiri daun sirih hijau disebabkan adanya senyawa

kavikol yang dapat mendenaturasi protein sel bakteri. Flavonoid selain berfungsi

sebagai antibakteri dan mengandung kavikol dan kavibetol yang merupakan

turunan dari fenol yang mempunyai daya antibakteri lima kali lipat dari fenol

biasa terhadap Staphylococcus aureus. Estragol mempunyai sifat antibakteri,

terutama terhadap Shigella sp. Monoterpana dan seskuiterpana memiliki sifat

sebagai antiseptik, anti peradangan dan antianalgenik yang dapat membantu

penyembuhan luka (Zahra dan Iskandar, 2007).

Pada daun sirih 100 g terdapat kandungan: air 85,4 mg; protein 3,1 mg;

karbohidrat 6,1 mg; serat 2,3 mg; yodium 3,4 mg; mineral 2,3 mg; kalsium 230

mg; fosfor 40 mg; besi ion 3,5 mg; karoten (vitamin A) 9600 IU, kalium nitrat

0,26–0,42 mg; tiamin 70 mg; riboflavin 30 mg; asam nikotinal 0,7 mg; vitamin C

5 mg; kanji 1,0–1,2%; gula non reduksi 0,6–2,5%; gula reduksi1,4–3,2%.

Sedangkan minyak atsirinya terdiri dari: alilkatekol 2,7–4,6%; kadinen 6,7–9,1%;

karvakol 2,2–4,8%; kariofilen 6,2–11,9%; kavibetol 0,0–1,2%; kavikol 5,1–8,2%;

sineol 3,6–6,2%; eugenol 26,8–42,5%; eugenol metil eter 26,8–15,58%;


pirokatekin. Senyawa kariofilen bersifat antiseptik dan anestetik lokal, sedangkan

senyawa eugenol bersifat antiseptik dan analgesik topikal (Dian, 2005).

Ekstrak sirih hijau mempunyai 31 senyawa yang komponen utamanya yaitu

eugenol (25,03%); asam 2,5-dimetilbenzoat (12,08%); dekahidro-4a-metil1-

metilenyl naftalena (7,18%); 1;2;3;4,4a;5;6;8 a-oktahidro-7-metil naftalena

(8,36%); dan 1;2;3;4, 4a;5;6;8a-oktahidro-4a-metilnaftalena (13,43%). Hasil ini

menunjukkan bahwa mayoritas senyawa aktif dari ekstrak sirih hijau adalah

golongan fenolik yang mempunyai aktivitas antibakteri (Pratiwi dan Muderawan,

2016).

4. Manfaat Tanaman Daun Sirih

Daun sirih dikenal bahan untuk menginang yang berguna untuk

menguatkan gigi, menyembuhkan sariawan, menghilangkan bau mulut dan

menghentikan pendarahan gusi. Penggunaan sirih sebagai bahan obat mempunyai

dasar kuat karena adanya kandungan minyak atsiri yang merupakan komponen

fenol alami yang dapat berfungsi sebagai antiseptik yang kuat. Salah satu

kandungan fenol daun sirih adalah katekin yang juga terdapat pada teh hijau.

Senyawa ini bersifat bakterisida dan menghambat proses glikolisasi oleh bakteri

kariogenik penghasil glukan yang dapat mengurangi pembentukan plak gigi.

Selain sebagai antiseptik, daun sirih juga dapat digunakan sebagai antioksidasi

dan fungisida (Moeljanto, 2003).


BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah aerator, corong,

Erlenmeyer, gelas ukur, kondensor, labu alas bulat, penangans air, pipa tri, statif

& klem, spons, thermometer, timbangan digital dan vial.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest, etanol

70%, es batu, simplisia daun sirih, dan vaselin.

B. Cara Kerja

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian di timbang

simplisia sebanyak 20 gram. Lalu dimasukkan ke dalam labu alas bulat.

Ditambahkan etanol sebanyak 200 mL.Kemudian dipanaskan hingga suhu 34℃.

Ditambahkan aquadest sebanyak 100ml kedalam labu alas bulat. Kemudian diamati

dan di catat hasil yang diperoleh.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Tabel 4.1 Hasil Percobaan

Titik didih Waktu


Jenis Suhu Suhu Volume Volume tetesan
etanol dan
pelarut penangas awal awal akhir pertama
air
24ml 45 menit
Etanol 5℃ 34℃ 84℃ 40ml 17 detik
(84℃)

B. Pembahasan

Destilasi sederhana merupakan teknik pemisahan untuk memisahkan dua atau

lebih komponen zat cair yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Selain

perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah zat

menjadi gas. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah pemurnian zat cair pada

pemurnian zat cair pada titik didihnya dan percobaan memisahkan cairan tersebut

dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik

didih.

Pada percobaan ini dilakukan pemisahan dengan metode destilasi sederhana,

pertama disiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan ialah labu alas bulat yang

berfungsi untuk menampung campuran zat kondensor sebagai pendingin yang

mengubah uap menjadi tetesan air, serta labu reactor untuk menampung hasil

destilasi. Pipa tri untuk menghubungkan labu alas bulat dengan kondensor. Untuk

bahan yang digunakan adalah etanol 70%, vaselin, es batu dan simplisia. Simplisia
yang digunakan pada percobaan ini adalah daun sirih (Piper betle L) ditimbang

sebanyak 20 gram lalu dimasukkan kedalam alas bulat dan ditambahkan etanol 200

ml. dipanaskan hingga suhu 34oC, setelah suhu mencapai 34oC dimasukkan

aquadest sebanyak 100 ml kedalam labu alas bulat. Setelah mendidih dan

menghasilkan uap tersebut mengalir melaliui selang menuju kondensor yang bersuhu

9oC. Setelah melalui kondensor, uap air tersebut akan menuju ke labu kondensor

yang merupakan hasil penyaringan. waktu tetesan pertama terjadi pada menit 45

menit 17 detik dengan volume akhir sebanyak 24 ml (84oC).


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknik destilasi sederhana adalah pemisahan yang didasarkan karena adanya

perbedaan titik didih antara komponen-komponen yang akan dipisahkan. Prinsip

destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu

titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan

tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat.

B. Saran

Sebaiknya mahasiswa dapat lebih mendokumentasikan kegiatan praktikum

secara terperinci.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. N. 2009. Daya Hambat Infusum Daun Sirih Terhadap Pertumbuhan


Staphylococcus aureus yang Diisolasi dari Denture Stomatis. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Medan.

Akmar N.H. 2019. Laporan Praktikum Metode Pemisahan. Kendari: Universitas


Haluoleo.

Anindi, Dkk, 2020. Pengantar Fitokimia. Penerbit Qiara Media : Jawa Timur.

Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Bandung: Universita Padjajaran.

Budi, S. 2015. Alat Destilasi Vakum. Universitas Kristen Satya Wacana.

Datta A, Shreya Ghos, H Dastidar, Mukesh Sigh. 2011. Antimicrobial Property of


Piper betle Leaf Against Clinical Isolates of Bacterial. Internasional Journal of
Pharma Sciences and Research (IJPSR) 2(3): 104-109.

Dian, A.W. 2005. Perbedaan Khasiat Antibakteri Bahan Irigasi antara Hidrogen
Peroksida 3% dan Infusum daun Sirih 20% terhadap Bakteri mix. Majalah
Kedokteran Gigi. Dental Journal. 38(1): 45-47.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga.Depkes RI : Jakarta.

Eryanto Pandu, 2021. Perbedaan Waktu Pemanenan Terhadap Mutu Kimia Daun
Sirih Hijau (Piper Betle, Linn.). Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau Pekanbaru.

Ilham, Mughnifar. 2019. Pengertian Destilasi – Prinsip, Tujuan, Dan Macam-


Macam. https://materibelajar.co.id/pengertian-destilasi. Diakses pada tanggal
20 Juni 2022.

Julianto Tatang Shabur, 2019. Fitokimia Tinjauan Metabolit Sekunder Dan Skrining
Fitokimia. Universitas Islam Indonesia : Yogyakarta.

Moeljanto, 2003. Khasiat dan Manfaat Daun Sirih. Bandung: Agromedia hal. 220.

Nursin. 2016. Laporan Praktikum Metode Pemisahan. Kendari: Universitas


Haluoleo.

Pherson, Mc. 2015. Practical Volumetric Analysis. Cambridge: The Royal Society of
Chemistry.
Pratiwi, N.P.R.K., dan I.W. Muderawan. 2016. Analisis kandungan kimia ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle Linn.) dengan GC-MS. FMIPA Undiksha.
Prosiding Seminar Nasional MIPA. ISBN 978-602-6428-00-4.

Prisca, Violetta Effendi & Simon Bambang Widjanarko. 2014. Distilasi dan
Karakterisasi Minyak Atsiri Rimpang Jeringau. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. 2(2):1-8

Utami. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta: Agromedia, 2008. 250 hal.

Zahra, S., dan Iskandar, Y. 2007. Kandungan senyawa kimia dan bioaktivitas. Jurnal
Farmaka, 15(3):143-152.
LAMPIRAN

1. Skema Kerja

Disiapkan alat dan bahan

• Dirangkai alat destilasi


• Ditimbang bahan uji (Simplisia) 30 g
• Dialirkan air pada kondensor

Dinyalakan Hot plate

Dimasukkan sampel ke dalam


labu alas bulat
• Ditambahakan etanol 96% sebanyak 250 ml
• Ditunggu hingga suhu mencapai 34 0C

Ditambahakan Aquadest
sebanyak 100 ml
• Ditunggu hingga mendidih dan menghasilkan uap,
uap tersebut akan diubah menjadi air Kembali di
kondensor

Ditampung hasil destilasi di


labu kolektor

Dicatat waktu tetesan pertama


serta diukur hasil destilasi
2. Gambar

a. Alat

LABORATORIUM FITOKIMIA II LABORATORIUM FITOKIMIA II


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Ket : Aerator Ket : Erlenmeyer

LABORATORIUM FITOKIMIA II LABORATORIUM FITOKIMIA II


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Ket : Kondensor Ket : Konektor


LABORATORIUM FITOKIMIA II LABORATORIUM FITOKIMIA II
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZK MAKASSAR

Ket : Labu Alas Bulat Ket : Pemanas

LABORATORIUM FITOKIMIA II LABORATORIUM FITOKIMIA II


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Ket : Pipa Tri Ket : Refluks


LABORATORIUM FITOKIMIA II LABORATORIUM FITOKIMIA II
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Ket : Termometer Ket : Vial

b. Bahan

LABORATORIUM FITOKIMIA II LABORATORIUM FITOKIMIA II


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Ket : Es batu Ket : Metanol


LABORATORIUM FITOKIMIA II LABORATORIUM FITOKIMIA II
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZK MAKASSAR

Ket : Simplisia Ket : Spons

c. Cara Kerja

LABORATORIUM FITOKIMIA II LABORATORIUM FITOKIMIA II


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZK MAKASSAR

Ket : Dimasukkan simplisia ke dalam labu alas


Ket : Disiapkan alat dan bahan
bulat
LABORATORIUM FITOKIMIA II LABORATORIUM FITOKIMIA II
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZK MAKASSAR

Ket : Dimasukkan es batu di dalam


Ket : Dipasang selang pada kondensor
baskom sebagai pendingin

LABORATORIUM FITOKIMIA II LABORATORIUM FITOKIMIA II


PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZK MAKASSAR

Ket : Dipasang spons di atas labu alas untuk Ket : Dipasang stopwatch dan di tunggu
menahan uap keluar dari labu alas bulat
hingga hasil destilat keluar
dan untuk menyangga termometer
LABORATORIUM FITOKIMIA II
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Ket : Hasil destilat yang diperoleh

Anda mungkin juga menyukai