Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR DESTILASI MAKALAH

Oleh : Nama NRP Kelompok No. Meja Tanggal Percobaan Assisten : Firni Rismawati : 113020021 :A : 11 (sebelas) : 24 November 2011 : Rika Ayustika

LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2011

I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan. 1.1. Latar Belakang Percobaan Destilasi adalah pemisahan zat cair atau padat yang terdapat dalam dua atau lebih campuran, berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi dan retrifikasi sangat berhubungan, dimana pengertian destilasi dan retrifikasi adalah proses pemisahan ternal yang digunakan secara luas dibidang teknik untuk memisahkan campuran ( larutan ) dalam jumlah yang besar. Pada destilasi produk antara produk ahkir yang di peroleh pada reaksi kimia, serta pada rektrifikasi pelarut organikyang telah tercemar agar diperoleh cairan murni yang dapat dipakai kembali. 1.2. Tujuan Percobaan Untuk memisahkan suatu campuran sehingga dapat mengetahui zat murni campuran tersebut, agar praktikan dapat mengetahui bagaimana cara melakukan proses destilasi, dan agar praktikan dapat memisahkan zat cair dari campurannya ataupun untuk memisahkan suatu larutan dari larutan lain. 1.3. Prinsip Percobaan Berdasarkan tekanan uap dari atas cairan pada kesetimbangan (kecepatan penguapan = kecepatan pengembunan), bersifat khas dan naik dengan kenaikan suhu.

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai (1) Destilasi, (2) Destilasi Sederhana, (3) Destilasi Fraksionasi (bertingkat), (4) Destilasi Azeotrop, (5) Destilasi Kering, dan (6) Destilasi Vakum. 2.1. Destilasi Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Proses yang terjadi pada destilasi ialah perubahan fasa cair menjadi fasa uap atau gas dengan pendidihan kemudian gas tersebut mengembun. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, uap ini kemudian didinginkan ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. Hukum Raoult : tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi mol zat terlarut yang terkandung dalam larutan tersebut. Hukum Dalton : "Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka perbandingan massa unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana".

2.2. Destilasi Sederhana Prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda. 2.3. Destilasi Fraksionasi (Bertingkat) Memiliki prinsip yang sama dengan destilasi sederhana, hanya

destilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama-sama mudah menguap dapat dilakukan dengan destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat sebenarnya adalah suatu proses destilasi berulang. Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan. Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak dalam kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air, titik didih alkohol adalah 780C dan titik didih air adalah 1000C. Campuran tersebut dicampurkan dalam labu didih. Pada suhu sekitar 780C alkohol mulai mendidih tetapi sebagian air juga ikut menguap. Oleh karena alkohol lebih mudah menguap, kadar

alkohol dalam uap lebih tinggi daripada kadar alkohol dalam campuran semula. Ketika mencapai kolom fraksionasi, uap mengembun dan memanaskan kolom tersebut. Setelah suhu kolom mencapai 780C, alkohol tak lagi mengembun

sehingga uap yang mengandung lebih banyak alkohol naik ke kolom di atasnya, sedangkan sebagian air turun ke dalam labu didih. Proses seperti itu berulang beberapa kali (bergantung pada banyaknya plat dalam kolom), sehingga akhirnya diperoleh alkohol yang lebih murni. Contoh lain dari destilasi bertingkat adalah pemurnian minyak bumi, yaitu memisahkan gas, bensin,minyak tanah, dan sebagainya dari minyak mentah. 2.4. Destilasi Azeotrop Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi. 2.5. Destilasi Kering Memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata. 2.6. Destilasi Vakum Memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi, metode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.

III ALAT DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini menguraikan mengenai (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan. 3.1. Alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan untuk melakukan percobaan destilasi adalah labu destilat, kondensor liebig, termometer, adafter, penampung, selang air, gelas kimia, bunsen, kaki tiga, statif, dan klem. 3.2. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada percobaan destilasi adalah cairan dan pecahan porselin. 3.3. Metode Percobaan 3.3.1. Pasang dan susun alat termometer klem labu kawat kasa saluran masuk air gelas kimia bunsen 3.3.2. masukkan cairan dan pecahan porselin kedalam labu melalui corong. saluran statif pembuangan klem kondensor liebig

adafter

3.3.3. Pasang termometer, jalankan air dan jalankan pembakar bunsen.

3.3.4. Amati selama pengerjaan, destilat mulai ditampung pada waktu termometer menunjukkan harga tetap atau konstan. 3.3.5. Waktu temperatur mulai naik, ganti penampung dengan yang lain dan penampungan dilanjutkan waktu temperatur mulai konstan untuk kedua kalinya dan seterusnya sampai temperatur naik. 3.3.6. Untuk cairan yang mudah menguap hindarkan bahaya-bahaya yang mungkin bisa terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Dragon, S. 2011. Contoh Laporan Destilasi (Lab Kimia Dasar). http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/05/contoh-laporan-destilasi-labkimia.html. diakses : 9 Nopember 2011 Sutrisno, E. T, dan I. S. Nurminabari. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan. Bandung

TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN MAKALAH

Oleh : Nama NRP Kelompok No. Meja Tanggal Percobaan Assisten : Firni Rismawati : 113020021 :A : 11 (sebelas) : 24 November 2011 : Rika Ayustika

LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2011

I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan. 1.1. Latar Belakang Percobaan Pemurnian umumnya dilakukan untuk memisahkan berbagai zat yang harus dipisahkan untuk mendapatkan zat-zat murni. Banyak contoh pemurnian yang ada dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pemurnian pada air untuk memisahkan berbagai macam kontaminan seperti logam berat, arsen, besi, mangan, bakteri, virus, dan lain-lain. Pada percobaan kali ini akan dilakukan pemurnian dengan berbagai cara, seperti filtrasi, sentrifugasi, dan rekristalisasi. 1.2. Tujuan Percobaan Untuk memisahkan campuran zat agar mendapatkan zat-zat murni dengan membandingkan filtrat dan sentrat, juga dapat memisahkan kembali suatu zat dari campuran cair dan padat agar diperoleh suatu keadaan yang murni. 1.3. Prinsip Percobaan Berdasarkan ukuran partikel dari campuran zat cair dengan zat padat dengan berbagai cara, seperti : Filtrasi Sentrifugasi Rekristalisasi pendinginan. : proses pemurnian senyawa berdasarkan ukuran partikel. : proses pemurnian senyawa berdasarkan berat jenis. : proses pengkristalan kembali dengan cara pemanasan dan

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai (1) Filtrasi, (2) Rekristalisasi, (3) Sublimasi, (4) Dekantasi, dan (5) Sentrifugasi. 2.1. Filtrasi Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. 2.2. Rekristalisasi Rekristalisasi adalah pemisahan bahan padat berbentuk kristalin. Seringkali senyawa yang diperoleh dari hasil suatu sintesis kimia memiliki kemurnian yang tidak terlalu tinggi. Untuk memurnikan senyawa tersebut perlu dilakukan rekristalisasi. Untuk merekristalisasi suatu senyawa kita harus memilih pelarut yang cocok dengan senyawa tersebut karena salah satu faktor penentu keberhasilan proses kristalisasi dan rekristalisasi adalah pemilihan zat pelarut. 2.3. Sublimasi Sublimasi adalah proses perubahan zat dari fasa padat menjadi uap, dan uap dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair.

Pada proses sublimasi, senyawa padat bila dipanaskan akan menyublim, langsung terjadi perubahan dari padat menjadi uap tanpa melalui fasa cair dahulu. Kemudian uap senyawa tersebut, bila didinginkan akan langsung berubah menjadi fasa padat kembali. Senyawa padat yang dihasilkan akan lebih murni dari pada senyawa padat semula, karena pada waktu dipanaskan hanya senyawa tersebut yang menyublim sedangkan pengotornya tetap tertinggal dalam cawan/gelas piala. 2.4. Dekantasi Dekantasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur (suspensi). Contoh: Pemisahan campuran air dan pasir. 2.5. Sentrifugasi Sentrifugasi adalah metode yang digunakan dalam untuk mempercepat proses pengendapan dengan memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya. Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel menuju dinding tanbung dan terakumulasi membentuk endapan.

III ALAT DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini menguraikan mengenai (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan. 3.1. Alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah gelas kimia, cawan penguap, kaca arloji, batang pengaduk, resin penukar ion, kondensor, klem dan statif, tabung sentrifugasi, corong gelas, parutan, botol semprot, bunsen, kaki tiga, dan alat sentrifuge. 3.2. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah naphtalen, tanah, alkohol, larutan garam, kapur, singkong, larutan CuCl, larutan Mg(OH)2, dan kapas. 3.3. Metode Percobaan 3.3.1. Masukkan 2 atau 3 sendok bubur kapur kedalam gelas kimia yang berisi air 25 ml, lalu aduk, sebagian air (5ml) dituangkan kedalam tabung sentrifuge atau tabung reaksi lalu disentrifuge. Pisahkan sentrat dari endapan dengan cara dekantasi bagian isi lainnya dalam gelas kimia, lalu saring dan filtratnya ditampung. Bandingkan filtrat dengan sentrat. 5 ml Bubur kapur disaring

3.3.2. Larutkan garam dapur yang yang kotor 1 sendok, tambahkan air 10 ml lalu disaring filtratnya, diuapkan dalam cawan penguap sampai hampir kering. Singkirkan pembakar dan biarkan semua air habis menguap. Garam dapur disaring diuapkan

3.3.3. Larutkan 5 gram tembaga sulfat kedalam 25 ml air, saring bila perlu tambahkan batu didih lalu uapkan hingga volume dari kedua larutan tersebut 10 ml. Singkirkan api dan biarkan sampai dingin tanpa digoyang. Tembaga saring batu didih diuapkan

3.3.4. Masukkan sebutir Yod kedalam tabung reaksi yang berisi 5 ml air, kocok. Perhatikan warna larutan. Ambil 1 ml CCl4 atau CHCl3, perhatikan warnanya, lalu masukkan kedalam larutan Yod. Amati, kocok dengan cara menepuk-nepukkan dasar tabung pada telapak tangan anda. Bandingkan dengnan soxhlet. Yod CCl4 atau CHCl3 Yod + CCl4 atau CHCl3 kocok

3.3.5. Tuangkan hati-hati 5 ml larutan NaCl kedalam kolom resin penukar ion, elusi dengan air 30 ml dan tampung 30 ml larutan dengan mengatur kran gas, kecepatan pengaliran 1 tetes tiap detik (1 ml tiap 20 detik). Jaga jangan sampai kolom kering, bandingkan ketiga sifat cairan tersebut, yakni larutan NaCl sebelum dimasukkan kedalam kolom, larutan yang telah melalui kolom dan aquadest (air yang digunakan untuk megelusi) dengan cara : Masukkan 1 ml larutan kedalam tabung reaksi Tambahkan setetes HNO3 dan setetes larutan AgNO3

3.3.6. Pasang set alat destilasi seperti dalam gambar dibawah ini. Destilasiah larutan yang telah ditentukan asisten hingga volume destilasi 5 ml.

Kondensor

Batas ekstraksi wadah ekstraksi Labu dasar bundar

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Filtrasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Filtrasi. diakses : 16 Nopember 2011. Anonim. 2008. Modul Kimia. http://abynoel.wordpress.com/2008/08/08/modulkimia/. diakses : 16 Nopember 2011 Atmojo, T. S. 2011. Proses rekristalisasi. http://chemistry35.blogspot.com/2011/08/proses-rekristalisasi.html. diakses : 16 Nopember 2011 Danielyn. 2010. Teknologi Pemurnian Air. http://danielyn.blogspot.com/2010/03/teknologi-pemurnian-air.html. diakses : 16 Nopember 2011 Magic, K. 2010. http://kimiamagic.blogspot.com/2010/02/sublimasi.html. Nopember 2011 Sublimasi. diakses : 16

Wibowo, F. 2011. Sentrifugasi. http://fredi-36a1.blogspot.com/2011/01/sentrifugasi-adalah.html. diakses : 16 Nopember 2011 Rahayu, S. S. 2009. Mengoperasikan Alat Penukar Ion. http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia-industri/utilitas-pabrik/mengoperasikan-alatpenukar-ion/. diakses : 17 Nopember 2011 Sutrisno, E. T, dan I. S. Nurminabari. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan. Bandung

TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR RESIN PENUKAR ION MAKALAH

Oleh : Nama NRP Kelompok No. Meja Tanggal Percobaan Assisten : Firni Rismawati : 113020021 :A : 11 (sebelas) : 24 November 2011 : Rika Ayustika

LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2011

I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan. 1.1. Latar Belakang Percobaan Resin penukar ion merupakan salah satu metoda pemisahan menurut perubahan kimia. Resin penukar ion ada dua macam yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion. Jika disebut resin penukar kation maka kation yang terikat pada resin akan digantikan oleh kation pada larutan yang dilewatkan. Begitupun pada resin penukar anion maka anion yang terikat pada resin akan digantikan oleh anion pada larutan yang dilewatkan. 1.2. Tujuan Percobaan Untuk mmengetahui ion-ion yang dapat dipertukarkan dari senyawa hidrokarbon terpolimerisasi serta untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan dari zat pebukar ion tersebut. 1.3. Prinsip Percobaan Berdasarkan pengikatan ion-ion, baik ion positif maupun ion negatif oleh resin dengan reaksi : Resin Kation : MX(aq) + Res-H HX(aq) + Res-M Resin Anion : HX(aq) + Res-OH H2O(aq) + Res-X

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai (1) Resin Penukar Anion dan (2) Resin Penukar Kation. 2.1. Resin Penukar Anion Suatu penukar anion, adalah suatu kation polimerik dengan anion-anion aktif. Penukar-penukar anion merupakan polimer-polimer terangkai silang, berbobot molekul tinggi. Sifat basanya disebabkan oleh adanya gugus-gugus amino, amino tersubstitusi, memiliki sifat-sifat basa lemah. Suatu resin penukar anion yang dipakai luas, dibuat dengan mengkopolimerisasi (pemasukan gugus-gugus CH2Cl, katakanlah dalam keadaan para bebas), dan menginteraksinya dengan suatu basa seperti trimetilamina. 2.2. Resin Penukar Kation Resin penukar kation dapat dibagi menjadi dua yaitu asam kuat dan asam lemah. Resin penukar kation asam kuat misalnya yang mengandung gugus sulfanoat sehingga atom H dapat diganti oleh atom Na dari NaCl. Resin penukar kation asam lemah mengandung gugus karboksilat yang memerlukan larutan dengan pH>7 untuk dapat mengganti atom H. Resin penukar kation mengandung gugus karboksilat, sufanoat, fenolat atau gugus lain dan sejumlah kation ekivalen. Resin penukar kation mengandung kation bebas yang dapat dipertukarkan dengan kation dalam suatu larutan. resin penukar kation dapat dipertukarkan dengan kation lain, seperti reaksi:

2(Res.SO3-)H+ + Na+(lar) 2(Res.SO3-)Na+ + H+(lar) Dalam reaksi diatas, kation H dapat ditukar dengan kation Na secara ekivalen. Pertukaran ion terjadi secara stoikiometri dimana setiap satu ion H diganti oleh satu ion Na. Sedangkan dua atom H diganti dengan satu ion Ca(II) dan seterusnya. Ion yang dapat ditukar merupakan ion lawan yang tidak terikat dengan kuat pada matrik polimer. Apabila larutan NaCl dialirkan melalui kolom resin penukar kation, maka dapat terjadi peristiwa : NaCl + H-Res Na-Res + HCl

III ALAT DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini menguraikan mengenai (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan. 3.1. Alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah kolom resin, gelas ukur, labu takar 250 ml, pipet volume 10ml, erlenmeyer, pipet tetes dan buret. 3.2. Bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan HCl 6 M, aquades, NaOH, NaCl jenuh. 3.3. Metode Percobaan 3.3.1. Diameter dan tinggi kolom resin diukur dengan menggunakan penggaris. 3.3.2. Ditambahkan 2 mL NaCl lalu didiamkan. 3.3.3. Larutan dikeluarkan lalu dielusikan dengan menggunakan 100 mL aquades dan dicek sampai netral. 3.3.4.Larutan diencerkan sampai volumenya 250 mL. Diambil 10 mL larutan. 3.3.5. Dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Resin Penukar Kation. http://www.anehnie.com/2009/12/resinpenukar-kation.html. diakses : 16 Nopember 2011 Andriyani, Y. 2011. Resin Penukar Ion. http://www.scribd.com/doc/21113137/Artikel-Resin-Penukar-Ion. diakses : 16 Nopember 2011 Hadyana, A, dan L. Setiono. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Buku Kedokteran EGC. Jakarta Rahayu, S. S. 2009. Mengoperasikan Alat Penukar Ion. http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia-industri/utilitas-pabrik/mengoperasikan-alatpenukar-ion/. diakses : 17 Nopember 2011 Sutrisno, E. T, dan I. S. Nurminabari. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan. Bandung Syabatini, A. 2009. Resin Penukar http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/resin-penukar-ion/. diakses : 17 Nopember 2011 Ion.

Anda mungkin juga menyukai