Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ASIDIMETRI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 (TIGA)

Nama Kelompok : Dhian Purwo Utami


Elfis Ahufruan
Hilman Hasrun Ni’am
M. Agung Wahyudi
Shella Sapitri Sari
Jurusan : Teknik Pengolahan Minyak dan Gas
Prodi : Refinery IC
Diploma/Semester : I (Satu) / I (Satu)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL Akamigas
STEM Akamigas

Cepu, Oktober 2016


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT. atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat memudahkan kami dalam
menyelesaikan laporan praktikum ini.

Tujuan dari disusunnya laporan ini adalah untuk menyajikan data – data
dari praktikum-praktikum yang telah kami laksanakan guna mempermudah orang
lain dalam membaca hasil percobaan mengenai “Asidimetri” ini.

Dengan terselesaikannya laporan ini, kami ucapkan banyak terima


kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan praktikum ini.

Cepu, Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 60


HALAMAN JUDUL.........................................................................................59

KATA PENGANTAR.......................................................................................60

DAFTAR ISI......................................................................................................61

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................62

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................62

1.2 TUJUAN PERCOBAAN.......................................................................63

BAB II DASAR TEORI....................................................................................64

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN.......................................................66

3.1 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN....................................................66

3.2 BAHAN YANG DIGUNAKAN.............................................................66

3.3 PROSEDUR PERCOBAAN.................................................................66

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN........................................69

BAB V JAWABAN TUGAS.............................................................................72

BAB VI JAWABAN PERTANYAAN.............................................................73

BAB VII KESIMPULAN.................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................75

BAB I
PENDAHULUAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 61


1.1 Latar Belakang
Asidimetri adalah penentuan kadar basa dari suatu contoh dengan
menggunakan larutan baku standar serta indikator pH yang sesuai. Larutan
baku standar asam digunakan sebagai titran sedangkan larutan yang akan
ditentukan kadar basanya digunakan sebagai titrat. Pada praktikum ini akan
dilakukan standarisasi HCl, penentuan kadar basa pada soda,dan pada
karbonat atau bikarbonat.
Pembuatan larutan standar dari zat yang berbentuk cair sering disebut
cara pengenceran, yaitu dari zat cair yang lebih pekat menjadi lebih
cair.Caraini dapat dilakukukan pada cairan yang telah diketahui
normalitasnya. Apabila suatu larutan standar dibuat dari zat cair yang telah
diketahui normalitasnya.Boraksdigunakan sebagai bahan baku dalam
penetapan normalitasHCl karena mudah diperoleh dalam keadaan murni,
cukup stabil, dan memiliki berat ekuivalen yang tinggi.
Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila
dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen
sebagai ion positif. Sedangkan basa secara paling sederhana didefinisikan
sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan
pembentukan ion OH- sebagai ion negatif.
Kesetimbangan asam basa merupakan suatu topik yang sangat penting
dalam kimia dan bidang-bidang lain yang mempergunakan kimia, seperti
biologi, kedokteran dan pertanian. Titrasi yang menyangkut asam dan basa
sering disebut asidimetri – alkalimetri. Sedangkan untuk titrasi atau
pengukuran lain-lain sering juga dipakai akhiran –ometri menggantikan –
imetri. Kata metri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu atau proses
atau seni mengukur. Pengertian asidimetri dan alkalimetri secara umum ialah
titrasi yang menyangkut asam dan basa.
Pereaksi atau larutan yang selalu dijumpai di laboratorium dimana
pembakuannya dapat ditetapkan berdasarkan pada prinsip netralisasi asam –
basa (melalui asidi ) diantaranya adalah HCl, H2SO4, NaOH, KOH dan
sebagainya. Asam dan basa tersebut memiliki sifat-sifat yang menyebabkan

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 62


konsentrasi larutannya sukar bahkan tidak mungkin dipastikan langsung dari
proses hasil pembuatan atau pengencerannya. Larutan ini disebut larutan
standar sekunder yang konsentrasinya ditentukan melalui pembakuan dengan
suatu standar primer.
Asidi berperan penting dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena
itu, untuk lebih memahami konsep peniteran asidi – alkalimetri dan
mengetahui konsentrasi standar dari zat yang dianalisa maka perlu dilakukan
peniteran dengan menggunakan suatu standar primer, misalnya larutan asam
oksalat

1.2 Tujuan Percobaan


Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa dapat membuat larutan HCl 0,1 N
2. Mahasiswa dapat menstandarisasi larutan HCl 0,1 N
3. Mahasiswa dapat menganalisa kadar NaHCO3 dan Na2CO3

BAB II
DASAR TEORI

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 63


Reaksi asidimetri adalah reaksi menetapkan konsentrasi asam kuat
menggunakan larutan basa standar. Reaksinya meliputi reaksi netralisasi yang
menghasilkan air.
Reaksi :
HA + BOH BA + H2O
Asam Basa Garam Air
Reaksi asidimetri termasuk reaksi titrimetri. Titik akhir titrasi ditetapkan
dengan perubahan warna indikator yaitu indikator warna organik.
Indikator warna organik yang sering digunakan adalah methyl orange untuk
titrasi antara asam kuat dengan basa lemah, phenolpthaline untuk titrasi basa kuat
dengan asam kuat atau asam lemah.
Dalam perhitungan selanjutnya, digunakan persamaan antara volume dan
konsentrasi masing-masing zat yang dititrasi dengan penetrasinya dan berlaku
rumus sebagai berikut :
V1 x N1 = V2 x N2
Keterangan :
V1 : volume zat penetrasi/standar (mL)
N1 : normalitas zat penetrasi/standar (gr ekivalen/L)
V2 : volume zat yang dititrasi (mL)
N2 : normalitas zat yang dititrasi (mL)
1. Membuat larutan HCl 0,1 N
HCl pekat yang diperlukan untuk membuat HCl 0,1 N sebanyak volume
tertentu adalah :

3,65 x V
Vx = 10 x k x L mL

Keterangan :
 Vx = Volume HCl pekat yang diperlukan (mL)

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 64


 V = Volume HCl 0,1 N yang akan dibuat (mL)
 k = Berat jenis HCl pekat
 L = Kadar HCl pekat

Harga k dan L dapat dilihat pada label botol HCl pekat di almari asam.

2. Standarisasi larutan HCl 0,1 N


Larutan HCl 0,1 N yang baru belum tepat normalitasnya, untuk itu harus
distandarisasi dengan Na2CO3, menggunakan perhitungan di bawah ini :

1000 G x 2
Vx = V
x V ( HCl ) x 106 mL
v

Keterangan :
 G = Berat Na2CO3 yang ditimbang (gram)
 V = Volume total Na2CO3 (mL)
 v = Volume Na2CO3 yang digunakan setiap titrasi (mL)
 VHCl = Volume rata-rata HCl yang digunakan untuk titrasi (mL)

3. Analisa larutan campuran NaHCO3 dan NaCO3


Untuk menghitung kandungan NaHCO3 dan NaCO3 dalam suatu larutan
digunakan perhitungan sebagai berikut :
Na2CO3 = 2A x NHCl x 53 mgram
NaHCO3 = (B - A) x NHCl x 84 mgram

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 65


3.1 Bahan yang digunakan
1) HCl pekat
2) Na2CO3 anhydrous
3) Larutan indikator Phenol Phthalein (PP)
4) Larutan indikator Methyl Orange (MO)
3.2 Peralatan yang digunakan
1) Pipet ukur, kapasitas 1 atau 2 mL
2) Pipet volumetrik, kapasitas 10 mL
3) Labu takar, kapasitas 100 mL
4) Labu takar, kapasitas 200 atau 250 mL
5) Gelas beaker, kapasitas 100 mL
6) Buret, kapasitas 50 mL
7) Erlenmeyer, kapasitas 100 mL
8) Timbangan analitik
3.3 Prosedur Percobaan
 Membuat larutan HCl 0,1 N
1) Masukkan sekitar 50 mL akuades ke dalam labu takar 200 atau 250
mL, kemudian bawa ke dalam almari asam
2) Dengan menggunakan pipet ukur, ambil sejumlah volume HCl pekat
sesuai dengan hasil perhitungan (Vx). Masukkan ke dalam labu takar,
kemudian tambahkan akuades sampai tanda batas. Tutup labu dan
kocok biar campur.
3) Sebelum digunakan larutan tersebut harus di standarisasi terlebih
dahulu.

 Standarisasi larutan HCl 0,1 N

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 66


1) Ke dalam gelas beaker timbang kira-kira 0,53 - 0,54 gram Na 2CO3
yang sudah dipanaskan dalam oven dengan temperature 260 – 270 oC
selama 60 – 90 menit dan sudah didinginkan dalam desikator. Catat
berat penimbangan sampai 4 angka dibelakang koma.
2) Larutkan dengan sedikit akuades, kemudian masukkan ke dalam labu
takar 100 mL, bilaslah gelas beaker dengan sedikit akuades dan
bilasannya juga dimasukkan ke dalam labu takar. Lakukan pembilasan
ini sedikitnya 2 kali. Kemudian tambahkan akuades ke dalam labu
takar sampai tanda batas. Tutup dan kocok biar tercampur.
3) Ambil 10 mL larutan ini dengan pipet volumetrik, masukkan ke dalam
erlenmeyer dan tambahkan indikator MO.
4) Titrasi larutan tersebut dengan larutan HCl yang hendak distandarisasi
dari buret sampai tepat terbentuk warna jingga.
5) Catat volume HCl yang digunakan, dan ulangi pekerjaan titrasi ini 2
kali lagi. Rata-ratakan volume HCl yang digunakan, misal V mL.
6) Hitung normalitas HCl dengan ketelitian sampai 4 angka di belakang
koma.
 Analisa larutan campuran NaHCO3 dan Na2CO3
1) Timbanglah NaHCO3 sebanyak 0,5 gram, lalu larutkan dengan
aquades. Setelah larut, campurkan larutan NaHCO3 dengan sisa
larutan Na2CO3 ke dalam gelas beaker sampai 100 mL.
2) Pipet 10 mL larutan campuran dengan pipet volumetrik, masukkan ke
dalam erlenmeyer dan tambahkan 3 – 4 tetes indikator PP.
3) Titrasi dengan larutan HCl yang sudah di standarisasi sampai warna
merah larutan tepat hilang.
4) Catat pemakaian larutan HCl yang digunakan, misal A mL.
5) Ke dalam larutan yang baru saja dititrasi tambahkan 3 – 4 tetes
indikator MO dan kocok.
6) Titrasi lagi dengan larutan HCl sampai tepat terjadi perubahan warna
larutan dari kuning menjadi jingga.
7) Catat pemakaian larutan HCl yang digunakan misalkan B mL.

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 67


8) Ulangi langkah 1 s/d 6 diatas 2 kali lagi, kemudian masing-masing
rata-ratakan perolehan harga A dan B.
9) Hitung kandungan NaHCO3 dan Na2CO3 dalam 10 mL larutan
campuran.

BAB IV

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 68


HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

4.1 Hasil Pengamatan


 Standarisasi Larutan HCl 0,1 N

No. Volume Na2CO3 Volume Titrasi HCl 0,1 N (mL)

1. 10 mL 8,10
2. 10 mL 8,70
3. 10 mL 8,00
Rata – Rata 8,26

 Analisa larutan campuran NaHCO3 dan Na2CO3

Larutan Campuran Titrasi HCl 0,1 N


No.
NaHCO3 dan Na2CO3 Indikator PP (A mL) Indikator MO (B mL)
1. 10 mL 6,60 14,90
2. 10 mL 6,70 15,50
3. 10 mL 6,10 15,10
Rata - Rata 6,46 15,16

4.2 Analisa Data

 Menghitung Normalitas HCl 0,1 N

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 69


3 ,65 xV
Vx = mL
10 xkxL
3 ,65 x 200
Vx = mL
10 x 1,1688 x 32
Vx = 1,9517 mL

1000 G x 2
NHCl = V mL
x V ( HCl ) x 106
v
1000 x 0,5 x 2
NHCl = 100 mL
x 8,26 x 106
10
1000
NHCl =
8755,6
NHCl = 0,1139 N
 Analisa larutan campuran NaHCO3 dan NaCO3
a. Na2CO3 = 2A x NHCl x 53 mgram
Na2CO3 = 2 (6,46) x 0,1139 x 53 mgram
Na2CO3 = 77,9942 mgram
b. NaHCO3 = (B - A) x NHCl x 84 mgram
NaHCO3 = (15,16 – 6,46) x 0,1139 x 84 mgram
NaHCO3 = 83,2381 mgram
 Analisa larutan campuran NaHCO3
Na2CO3 = A x NHCl x 84 mgram
Na2CO3 = 3,8 x 0,1139 x 84 mgram
Na2CO3 = 36,3569 mgram

Berdasarkan data hasil pengamatan dan perhitungan tersebut dapat dilihat


bahwa larutan HCl 0,1 N yang kami buat sudah sesuai dengan yang diharapkan
yaitu sebesar 0,1139 N. Larutan tersebut dibuat dengan volume HCl pekat sebesar
1,9517 mL yang didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan rumusnya.
Adapun kelebihannya sedikit itu dapat disebabkan karena neraca analitik yang

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 70


kami gunakan akurasinya kurang bagus (1 angka di belakang koma), sehingga
membuat penimbangan kami kurang akurat.

Berkenaan dengan analisa larutan campuran NaHCO3 dan NaCO3, kami


mendapatkan kandungan NaHCO3dalam campuran tersebut sebesar 77,9942
mgram dan kandungan NaCO3 sebesar 83,2381 mgram. Sedangkan kandungan
NaHCO3pada larutannya sebesar 36,3569 mgram.

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 71


BAB V
JAWABAN TUGAS

1. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi saat standarisasi HCl dan analisis
campuran?
2. Terangkan dari mana asalnya rumus perhitungan pada analisis campuran?

JAWABAN :

1. Na2CO3 + 2 HCl 2 NaCl + H2O + CO2


Na2CO3 + HCl NaCl + NaHCO3
NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2

2. Rumus perhitungan pada analisis campuran di atas berasal dari rumus titrasi
yaitu : N1 x V1 = N2 x V2

g 1000
N (Normalitas) = x x Valensi
Mr V

g 1000
NxV= x x Valensi x V
Mr V
N(Na2CO3) x V(Na2CO3) = N(HCl) x V(HCl)
Na 2 CO 3
x Valensi = N(HCl) x V(HCl)
Mr
Na2CO3 x Valensi = N(HCl) x V(HCl) x Mr(Na2CO3)
Mr( Na2 CO 3)
Na2CO3 =N(HCl) x V(HCl) x
Val( Na2 CO 3)
106
Na2CO3 = N(HCl) x 2V(HCl) x
2
Na2CO3 = N(HCl) x 2V(HCl) x 53 mgram
Na2CO3 = 2A x N(HCl) x 53 mgram
Dengancara yang sama akan didapatkan rumus untuk menghitung kandungan
NaHCO3 dalam larutan campuran itu dan juga pada larutan NaHCO 3 sendiri
yaitu :

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 72


NaHCO3 = (B-A) x N(HCl) x 84 mgram
NaHCO3 = A x N(HCl) x 84 mgram
BAB VI
JAWABAN PERTANYAAN

1 Apakah hasil percobaan sesuai dengan teori alkalimetri? Jelaskan!


2 Kesalahan-kesalahan apakah yang mungkin anda perbuat selama melakukan
percobaan ini? Bagaimana cara mengeliminasi kesalahan tersebut?

Jawaban :

1. Ya, percobaan ini sesuai dengan teori asidimetri. Karena berdasarkan


hasil percobaan yang telah kami lakukan kami mendapatkan nilai normalitas
yang sesuai dengan teori yang ada.
2. Kesalahan-kesalahan yang mungkin kami lakukan selama melakukan
percobaan ini adalah masalah sterilisasi peralatan yang akan digunakan. Tidak
menutup kemungkinan peralatan yang tidak kami cuci (langsung kami pakai)
masih mengandung zat lain yang dapat mengganggu kelancaran dan hasil dari
praktikum yang kami lakukan. Dan juga ketika melakukan penimbangan, hal
ini lebih kepada kesalahan dari alat ukurnya yang akurasinya kurang bagus.
Jadi, ketika kami ingin menimbang suatu zat yang mempunyai berat dua
desimal di belakang koma tidak dapat kami ukur dengan tepat. Hal ini dapat
berdampak pada hasil dari praktikum kami yaitu normalitas asidimetri dan
standarisasinya. Oleh karena itu, untuk mengeliminasi kesalahan tersebut kami
harus melakukan sterilisasi dengan cara mencuci peralatan yang akan
digunakan dengan air (aquades) , kemudian mengeringkan dengan pengering
udara dan juga berhati-hati saat menimbang zat.

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 73


BAB VII
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, kami menarik


kesimpulan bahwa :
a. Untuk membuat larutan HCl 0,1 N dibutuhkan HCl pekat 1,9517 mL.
b. Untuk menstandarisasi larutan HCl 0,1 N digunakan HCl untuk mentritasi
sebanyak 6,46 mL.
c. Berdasarkan rumus didapat kadar Na2CO3 sebanyak 779,94164 mgram dan
kadar NaHCO3 sebanyak 83,23812 mgram dalam campuran.
d. Kadar NaHCO3 (aquades) sebanyak 10 mL + 2 mL PP yang mempunyai
volume rata-rata 3,8 mLsehingga kadarnya sebesar 36,35688 mgram.

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 74


DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond., Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti, Jilid 2, Edisi Ketiga,


Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.

Noris . James, Experimental Organic Chemistry, second edition, Mc Graw Hill


Book Company Inc., New York, 1924.

Vogel, Arthur I., Practival Organic Chemistry, 3rd edition, Longman Group
Limited, London, 1974.

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 75

Anda mungkin juga menyukai