I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar NaOH.
dapat
digunakan
untuk
memberitahu
analisis
kapan
titrasi untuk berbagai jenis titrasi yang ada. Mengenal berbagai macam peralatan
yang dipergunakan dalam titrasipun sangat berguna agar kita mahir melakukan
teknik titrasi. Cara Melakukan Titrasi Asam Basa:
1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam
buret
2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau
erlenmeyer).Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran.
3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien
4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat tepat
dibawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di
bawah wadah titrat
5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit)
sampai larutan di dalam gelas kimia menunjukkan perubahan warna dan
diperoleh titik akhir titrasi. Hentikan titrasi!!
Agar diketahui kapan harus berhenti menambahkan titran, maka dapat
menggunakan bahan kimia, yaitu indikator, yang bereaksi terhadap kehadiran
titran yang berlebih dengan melakukan perubahan warna. Perubahan warna ini
bisa saja terjadi persis pada titik ekivalen , tetapi bisa juga tidak. Titik dalam
titrasi dimana indikator berubah warnanya disebut titik akhir ( Day dan
Underwood).
Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara
stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Pada umumnya, titik
ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi.Ketelitian
dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu
senyawa.Untuk
menggetahui
kesempurnaan
berlansungnya
reaksi
maka
3.4. Pembakuan
II
III
Titik Akhir
16,35 mL
13,35 mL
13,75 mL
Titik Awal
3,2 mL
0 mL
0 mL
Selisih
13,15 mL
13,35 mL
13,75 mL
13,41 mL
Rata-rata
Rata-rata
II
III
Titik Akhir
3,60 mL
6,70 mL
10,25 mL
Titik Awal
0 mL
3,60 mL
6,70 mL
Selisih
3,60 mL
3,10 mL
3,55 mL
3,41 mL
= 250 mL
Laporan Praktikum Asidimetri | 6
4.3. Pembahasan
Praktikum
dimulai
dengan
mempersiapkan
perlengkapan
menghindari larutan HCl tumpah, karena larutan HCl adalah asam kuat
yang berbahaya jika terkena kulit atau anggota tubuh lainnya.
Kemudian Larutan NaOH yang dititrasi dimasukkan kedalam gelas
kimia (erlenmeyer) dengan mengukur volumenya terlebih dahulu yaitu
sebanyak 10 mL dengan memakai pipet. Untuk mengamati titik ekivalen,
dipakai indicator metil red.
Pada praktikum kemarin kami menggunkan indicator metil red
yang akan berubah warna menjadi merah muda pada saat telah tercapainya
titik ekivalen.
Untuk perhitungan kadar dari natrium tetraboraks digunakan rumus :
% (b/v) sampel = N x BM x (10/100) 100%
Sehingga dari hasil perhitungan tersebut, kadar natrium hidroksida
adalah 0,16 % (b/v).
Dan reaksi yang terjadi pada praktikum asidimetri ini adalah :
Na2B4O7.10H2O + 2HCl 4H3BO3 + 2NaCl + 5H2O
Dan
NaOH + HCl NaCl + H2O
Adapun untuk reaksi antara metil orange dengan HCl yaitu:
HCl + C14H14N3NaO3S H(N3)Na(O3)S + C14H14Cl
Reaksi antara metal merah dengan NaOH yaitu:
NaOH + C15H15N3O2 C15H14N3O2 + H2O + Na
Seperti kita ketahui bahwa metil orange berwarna kuning dalam
larutan basa dan berwarna merah dalam larutan asam. Struktur dalam
larutan basa:
Dua bentuk ini merupakan hasil pergerakan elektron dalam struktur, tanda
panah bergelombang dipakai untuk menunjukan bagaimana struktur
tersebut berubah.
adalah
tidak
mudah
menggambarkan
struktur
delokalisasi yang rumit dengan gambar sederhana. Hal ini cukup sulit
untuk benzena untuk metil oranye ada metode yang memberikan
kemungkinan kekeliruan jika anda tidak menggunakan bentuk yang dapat
diterima.
Akan lebih rumit, Jika kita melakukan hal ini dengan hati-hati akan ada
bentuk lain yang dapat diterima dengan penataan ikatan tunggal dan
rangkap yang berbeda dan dengan posisi muatan positif pada berbagai
tempat di sekitar cincin dan pada atom nitrogen lain.
Struktur yang sebenarnya tak dapat ditunjukan dengan salah satu dari
bentuk-bentuk yang mungkin, tetapi masing-masing memberikan petunjuk
bagaimana terjadinya delokalisasi.
Jika kita mengambil dua bentuk dan menuliskan kemungkinan yang paling
besar, ini menunjukan bahwa ada delokalisasi elektron di seluruh struktur,
tetapi kerapatan elektron yang sedikit agak rendah di sekitar dua nitrogen
menyebabkan muatan positif muncul pada salah satu bentuk yang diterima
atau lainnya.Lalu mengapa bentuk merah lebih terdelokalisasi daripada
bentuk kuning?
Akhirnya, kita menerima penjelasan mengapa delokalisasi lebih
besar pada bentuk merah metil orange dalam larutan asam daripada bentuk
kuning dalam larutan basa.
V. Kesimpulan
Praktikan