PEMBUATAN PERMANGANOMETRI
NAMA KELOMPOK 5 :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.
Ucapan terima kasih yang setulusnya penulis sampaikan kepadaErlinda
Ningsih ,ST,MT. selaku dosen mata kuliah mikrobiologi Industri dan Asisten
Laboratorium yang membantu dalam praktikum ini. Juga tidak lupa kepada pihak-
pihak lain yang dengan tulus dan ikhlas telah membantu praktikum ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam
laporan praktikum ini, baik dari segi penulisan maupun materinya. Namun demikian,
sumbangan kritik dan saran penulis terima untuk menyempurnakan penyusunan
laporan praktikum selanjutnya. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang memerlukan.
ABSTRAK
1.2.Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat melakukan titrasi permanganometri.
2. Mahasiswa dapat melakukan Penetapan Asam Oksalat dengan KMnO4 secara
permanganometri.
3. Mahasiswa dapat melakukan Penetapan Hidrogen Peroksida dengan KMnO4
secara permanganometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.4.2 Besi
Kawat besi dengan tingkat kemurnian yang tinggi dapat dijadikan sebagai
standar primer. Unsur ini larut dalam asam klorida encer, dan semua besi(III) yang
diproduksi selama proses pelarutan direduksi menjadi besi (II). Oksidasi dari ion
klorida oleh permanganat berjalan lambat pada suhu ruangan. Namun demikian,
dengan kehadiran besi, oksidasi akan berjalan lebih cepat. Meskipun besi (II) adalah
agen pereduksi yang lebih kuat daripada ion klorida, ion yang belakangan disebut ini
teroksidasi secara bersamaan dengan besi. Kesulitan semacam ini tidak ditemukan
dalam oksidasi dari As2O3 ataupun Na2C2O4 dalam larutan asam klorida.
Sebuah larutan dari mangan (II) sulfat, asam sulfat dan asam fosfat, disebut
larutan “pencegah”, atau larutan Zimmermann-Reinhardt, dapat ditambahkan ke
dalam larutan asam klorida dari besi sebelum dititrasi dengan permanganat. Asam
fosfat menurunkan konsentrasi dari ion besi (III)dengan membentuk sebuah
kompleks, membantu memaksa reaksi berjalan sampai selesai, dan juga
menghilangkan warna kuning yang ditunjukkan oleh besi (III) dalam media klorida.
Kompleks fosfat ini tidak berwarna, dan titik akhirnya lebih jelas(Abdillah, 2012).
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Titrasi Permanganometri
Titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini
tidak memerlukan indicator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4sudah berfungsi
sebagai indicator, yaitu ion MnO4-berwarna ungu, setelah direduksi menjadi ion Mn-
tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada:
Larutan pentiter KMnO4¬ pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang
lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi
MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat
yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa. Penambahan KMnO4 yang
terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada
larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung
menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔
5MnO2 + 4H+ Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti
H2C2O4Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat
karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4 + O2 ↔ H2O2+ 2CO2↑
H2O2 ↔ H2O + O2↑
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk
titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang
dilaksanakan (Arga, 2011).
METODE PERCOBAAN
3.1.1 Alat
Erlenmeyer 250 mL
Buret 50 mL
Kaca arloji
Spatula
Hot plate
Thermometer
3.1.2 Bahan
H2SO4 3 M
KMnO4 0,02 M
H2O2 0,1 M
Asam Oksalat
1.2 Skema Percobaan
Titrasi dengan larutan KMnO4 sampai terbentuk warna rose (pink muda)
Titrasi dengan larutan KMnO4 sampai terbentuk warna rose (pink muda)
Titrasi dengan larutan KMnO4 sampai terbentuk warna rose (pink muda)
4.2. Pembahasan
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi
ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion
Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan
kadar oksalat. Permanganometri juga bisadigunakan untuk menentukan kadar
belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini banyak
digunakan dalam menganalisa zat-zat organik. Prinsip permanganometri adalah
berdasrkan reaksi oksidasi dan reduksi. Pada percobaan permanganometri ini, secara
garis besarnya terbagi atas 2 komponen yaitu zat pentiter dan zat yang dititer.
Kalium permanganat (KMnO4) memiliki warna ungu kehitaman berbentuk
kristal. Sifat kimia dari kalium permanganat (KMnO4) adalah (KMnO4) larut dalam
metanol, dapat terurai oleh sinar. (KMnO4) dalam suasana basa dan netral akan
tereduksi menjadi MnO2. Kalium permanganat telah banyak dipergunakansebagai
agen pengoksidasi. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal dan tidak
membutuhkan indikator karena KMnO4 dapat bertindak sebagai autoindikator
(reagen yang berfungsi sebagai penandan titik akhir titrasi). Satu tetes 0,1 N
permnganat memberikan warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan
yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Kalium permanganat merupakan
oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Titrasi
harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena reaksi tersebut tidak
terjadi bolak-balik, sedangkan potensial elktroda sangat bergantung pada pH.
Pereaksi kalium permanganat bukan merupakan larutan baku primer dan karenanya
perlu dibakukan terlebih dahulu. Larutan KMnO4 dibuat dengan melarutkan sejumlah
kalium permanganat dalam air mendididhnya selama 8 jam atau lebih. Kemudian
endapan MnO2 yang terbentuk disaring. Lalu dibakukan dengan zat baku utama
(larutan standar primer).
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Basset, J. dkk. 1984. Buku ajar VogelKimia analisis kuantitatif anorganik. Kedokteran
EGC. Jakarta.
Day, R. A. Jr dan A. L. Underwood. 1986. Kimia analisis kuantitatif. Erlangga.
Jakarta.
Rivai, Harrizul. 1995. Asas pemeriksaan kimia. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta.
http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.co.id/2009/10/laporan-permanganometri.html
http://kimia-analisi.blogspot.co.id/2013/05/analisa-permanganometri-abstrak.html
http://wiwidhikaru.blogspot.co.id/2015/06/laporan-oh-laporan-permanganometri.html