Anda di halaman 1dari 3

PERMANGANOMETRI 4.4 Pembahasan Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks.

Dalam reaksi ini, ion MnO4bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat. Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik. Prinsip permanganometri adalah berdasrkan reaksi oksidasi dan reduksi. Pada percobaan permanganometri ini, secara garis besarnya terbagi atas 2 komponen yaitu zat pentiter dan zat yang dititer. Sifat fisik dari kalium permanganat (KMnO4) berat molekulnya adalah 197, 12 gr/mol, memiliki titik didih 32, 35 C dan memiliki titik beku 2, 83C. Kalium permanganat (KMnO4) memiliki warna ungu kehitaman berbentuk kristal. Sifat kimia dari kalium permanganat (KMnO4) adalah (KMnO4) larut dalam metanol, dapat terurai oleh sinar. (KMnO4) dalam suasana basa dan netral akan tereduksi menjadi MnO2. Kalium permanganat telah banyak dipergunakansebagai agen pengoksidasi. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal dan tidak membutuhkan indikator karena KMnO4 dapat bertindak sebagai autoindikator (reagen yang berfungsi sebagai penandan titik akhir titrasi). Satu tetes 0,1 N permnganat memberikan warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Titrasi harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena reaksi tersebut tidak terjadi bolak-balik, sedangkan potensial elktroda sangat bergantung pada pH. Pereaksi kalium permanganat bukan merupakan larutan baku primer dan karenanya perlu dibakukan terlebih dahulu. Larutan KMnO4 dibuat dengan melarutkan sejumlah kalium permanganat dalam air mendididhnya selama 8 jam atau lebih. Kemudian endapan MnO2 yang terbentuk disaring. Lalu dibakukan dengan zat baku utama (larutan standar primer). Pada percobaan penetapan kenormalan KMnO4 digunakan asam oksalat 0,1 N sebagai larutan baku dan juga sebagai pereduksi dalam larutan. Pada penambahan asam sulfat 4 N berfungsi, untuk mengasamkan larutan, karena potensial elektroda KMnO4 sangat tergantung pada pH. Penambahan asam sulfat penting supaya reaksi berada dalam suasana asam sehingga MnO4- tereduksi menjadi Mn2+. Jika larutan dalam keadaan netral atau sedikit basa maka KMnO4 akan tereduksi menjadi MnO2 berupa endapan coklat yang akan mempersulit penentuan titik akhir titrasi. Setelah larutan menjadi homogen, maka dilakukan pemanasan. Pemanasan ini hingga mencapai 60C-70C, hal ini berfungsi agar KMnO4 dapat mengoksidasi H2C2O4 (asam oksalat) karena apabila suhu larutan dibawah 60C-70C maka reaksi akan berjalan lambat dan akan mengubah MnO4- menjadi MnO2 yang berupa endapan cokelat sehingga titik akhir titrasi susah untuk dilihat. Sedangkan apabilasuhu larutan di atas 60C-70C maka akan merusak asam oksalat, dan terurai menjadi CO2 dan H2O sehingga hasil akhir akan lebih kecil. Setelah dipanaskan hingga suhunya mencapai 60C-70C kemudian dilakukan titrasi dengan KMnO4. Dari percobaan pada V KMnO4 3,5 mL didapat perubahan warna dari bening menjadi merah muda. Perubahan warna ini merupakan titik akhir titrasi dari volume KMnO4 tersebut didapat konsentrasi dari KMnO4 yaitu 0,11765 N.

Penentuan kadar besi dapat diketahui dengan cara permanganometri. Pada percobaan ini digunakan Fe2+ sebagai larutan cuplikan yang dilarutkan dalam aquades. Larutan kemudian ditambahkan asam sulfat supaya besi larut sempurna dan dapat bereaksi dengan baik. Selain untuk melarutkan besi, penambahan asam sulfat juga bertujuan untuk agar KMnO4 tereduksi menjadi Mn2+. Asam sulfat juga dimaksudkan untuk menghindari oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ karena Fe2+ kurang stabil diudara terbuka. Titik akhir titrasi ini ditandai dengan perubahan warna bening menjadi merah muda pada V Fe2+ 10 mL dan didapatkan konsentrasi melalui perhitungan yaitu 0,035 N.

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan Dari percobaan dan didapatkan melalui perhitungan konsentrasi KMnO4 dengan menggunakan asam oksalat 0,1 N yaitu 0,11765 N Dari percobaan penentuan kadar besi yang dilakukan secara permnganometri didapatkan kadar Fe2+ adalah 0,035 N. Fungsi pemanasan 60C70C adalah karena suhu tersebut merupakan suhu optimum KMnO4 untuk mengoksidasi H2C2O4 (asam oksalat). Jika dibawah 60C70C maka reaksi akan berjalan lambat dan akan mengubah MnO4- menjadi Mn2+ yang berupa endapan cokelat sehingga TAT susah untuk dilihat. Sedangkan jika di atas 60C-70C maka akan merusak asam oksalat, mengubah asam oksalat (H2C2O4) menjadi CO2 dan H2O sehingga hasil akhir akan lebih sedikit.
VI. 1. 2. 3. KESIMPULAN Titrasi permanganometri adalah titrasi yang menggunakan kalium permanganate sebagai oksidator kuat dimana dalam titrasi ini terjadi peristiwa reduksi. KMnO4 merupakan oksidator kuat dalam larutan asam, telah digunakan secara meluas Karena mudah diperoleh, murah, dan tidak memerlukan indicator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Dalam larutan yang bersifat asam lemah, netral, dan basa lemah, ion permanganate tereduksi menjadi mangan bervalensi empat sesuai dengan persamaan reaksinya: + MnO4 + 4 H + 3 e MnO2 (s) + 4 H20 Dalam larutan yang bersifat basa, ion permanganate tereduksi menjadi ion manganat yang berwarna hijau, dengan persamaan reaksi: MnO4 + e MnO4

4.

5.

Titrasi permanganometri terhadap H2C2O4:

2 MnO4- + 5 C2O42- + 6 H+
Titrasi permanganometri terhadap H2O2

10 CO2 + 2 Mn2+ + 8 H2O 2 Mn2+ + 5 O2 + 8 H2O

2 MnO4- + 5 H2O2 + 6 H+
6.

Warna botol penyimpanan serta proses penyimpanannya berpengaruh terhadap kadar H 2O2 dimana kadar H2O2 dalam botol terang lebih banyak dibandingkan botol dalam.

Anda mungkin juga menyukai