Anda di halaman 1dari 16

TITRASI PERMANGANOMETRI

Muhammad Rizki Kurniawan, M.Si.


Septiani, S.Pt.,M.PKim
Definisi

 Titrasi permanganometri adalah penetapan kadar zat


berdasarkan hasil oksidasi dengan kalium
permanganat KMnO4.
 Titrasi permanganomet merupakan salah satu titrasi
redoks.
 Metode permanganometri didasarkan pada reaksi
oksidasi pada ion permanganat.
 Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam,
netral dan alkalis.
PRINSIP

 Prinsip dari titrasi permanganometri adalah berdasarkan


reaksi oksidasi dan reduksi. Dalam reaksi ini, ion MnO4-
bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah
menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini
biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi
dalam suatu sampel. Pada proses titrasi tidak dibutuhkan
indikator lain.
 Karena KMnO4 sudah mampu memberikan perubahan
warna saat titik akhir titrasi yang ditandai dengan
terbentuknya warna merah muda.
 Sifat dari KMnO4 ini dikenal sebagai autoindikator.
 Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan
pemanasan (70ºC) untuk memperceepat reaksi.
 Pada awal reaksi titrasi, warna merah mantap untuk beberapa
saat yang menandakan reaksi berlangsung lambat.
 Pada pembuatan titran selanjutnya, warna merah hilang
makin cepat karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi
sebagai katalis untuk mempercepat reaksi
 Selanjutnya titran dapat ditambahkan lebih cepat
sampai titik akhir titrasi tercapai yaitu sampai pada
tetesan dimana warna merah menjadi warna merah
jambu.
 Meskipun KMnO4 dapat diperoleh dalam keadaan murni, tetapi
larutan titernya tidak dapat dibuat langsung dengan menimbang
seksama.
 Ini disebabkan waktu dilarutkan dalam air, ia akan bereaksi dengan
pengotoran yang mungkin ada dalam air atau pada dinding wadah.
 Karena itu mula-mula dibuat larutan kira-kira sama dengan yang
kemudian dibakukan, misalnya dengan menggunakan natrium
oksalat.
 Larutan permanganate yang akan disimpan dibuat dengan
pemanasan kemudian disaring dengan glasswool, krus atau
penyaring asbes.
 Bila larutan ini akan dipakai hanya untuk hari itu saja, maka
pemanasan ini tidak perlu.
 Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan
endapan MnO2 yang dapat mempercepat penguraian
larutan.
 Sejumlah baku primer tersedia untuk pembakuan larutan kalium
permanganate antara lain asam oksalat dihidrat dan natrium
oksalat.
 Larutan permanganate apabila larutan encer tidak stabil karena
adanya reaksi berikut :
4 KMn + 2 H2O 4 MnO2 + 4 OH- + 3O2
Pengaplikasian titrasi
permanganometri :

 Penentuan kadar jumlah air kristal H2C2O4 .xH2O


 Menentukan kadar besi (Fe) berdasarkan pengukuran volume,
melalui reaksi oksidasi-reduksi dengan menggunakan larutan
kalium permanganate.
 Pengujian Air Secara Asam 4.Menentukan kadar suatu
kandungan zat:
 Menentukan kadar KBr dengan metode permanganometri
 Menentukan kadar NaOH dengan metode permanganometri
 Menentukan kadar Cr2(SO4)3 dengan metode
permanganometri
 Menentukan kadar Na2S dengan metode permanganometri
 Menentukan kadar FeSO4 dengan metode permanganometri
SIFAT-SIFAT KALIUM PERMANGANAT

 Kalium pemanganat telah banyak dipergunakan sebagai agen


pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun.
 Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak
membutuhkan indikator kecuali untuk larutan yang amat encer.
 Satu tetes 0,1 N permanganat memberikan warna merah muda yang jelas
pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi.
 Warna ini dipergunakan untuk mengidentifikasi kelebihan reagen
tersebut.
 Permanganat menjadi beragam reaksi kimia, karena mangan dapat
hadir dalam kondisi-kondisi oksidasi +2,+3,+4,+6 dan +7
 Reaksi yang paling umum ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi
yang terjadi dalam larutan-larutan yang bersifat amat asam 0,1 N atau
lebih besar.
 Permanganat merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan
reaksi oleh kalium permanganat KMnO4 .
 Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang
terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu.
 Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat
yang dapat dioksidasi seperti Fe3+, asam atau garam oksalat
yang dapat larut dan sebagainya
 Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara
tidak langsung dengan permanganometri,seperti:
 Ion-ion Ca, Ba,Sr, Pb, Zn, dan Hg yang dapat diendapkan
sebagai oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci
dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam
oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya
dititrasi dan hasil titrasi dapat di hitung banyaknya ion logam
yang bersangkutan.
 Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam
kromat. Setelah disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam,
ditambahkan pula larutan baku FeSO4 dioksidasi oleh kromat
tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan
KMnO4
STANDAR-STANDAR PRIMER UNTUK
PERMANGANAT

 Natrium Oksalat
 Senyawa ini, Na2C2O4 merupakan standar primer yang baik untukpermanganat dalam larutan
asam.
 Senyawa ini dapat diperoleh dengan tingkat kemurnian tinggi, stabil pada saat
pengeringan, dan non higroskopis.
 Reaksinya dengan permanganate agak sedikit rumit dan berjalan lambat pada suhu
ruangan, sehingga larutan biasanya dipanaskan sampai sekitar 60°C.
 Bahkan pada suhu yang lebih tinggi reaksinya mulai dengan lambat, namun kecepatannya
meningkat ketika ion mangan (II) terbentuk.
 Mangan (II) bertindak sebagai katalis, dan reaksinya disebut autokatalitik, karena katalisnya
diproduksi di dalam reaksi itu sendiri.
 Ion tersebut dapat memberikan efek katalitiknya dengan cara bereaksi dengan cepat dengan
permanganate untuk membentuk mangan berkondisi oksidasi menengah (+3 atau +4), di mana
pada gilirannya secara cepat mengoksidasi ion oksalat, kembali ke kondisi divalent.

Persamaan untuk reaksi antara oksalat dan permanganate adalah


5C2O42- + 2MnO4- + 16H+ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
 Hal ini digunakan untuk analisis Fe (II), H2C2O4, Ca dan banyak senyawa
lain.
 Selama beberapa tahun analisis-analisis prosedur yang disarankan oleh
McBride, yang mengharuskan seluruh titrasi berlangsung perlahan pada
suhu yang lebih tinggi dengan pengadukan yang kuat.
 Belakangan, Fowler dan Bright menyelidiki secara menyeluruh reaksinya
dan menganjurkan agar hampir semua permanganate ditambahkan
secara tepat ke larutan yang diasamkan pada suhu ruangan.
 Setelah reaksinya selesai, larutan tersebut dipanaskan sampai 60°C dan
titrasi diselesaikan pada suhu ini.
 Prosedur ini mengeliminasi kesalahan apa pun yang disebabkan oelh
pembentukan hydrogen peroksida.
 Besi
 Kawat besi dengan tingkat kemurnian yang tinggi dapat dijadikan sebagai standar primer.
 Unsur ini larut dalam asam klorida encer, dan semua besi (III) yang diproduksi selama proses
pelarutan direduksi menjadi besi (II).
 Oksidasi dari ion klorida oleh permanganate berjalan lambat pada suhu ruangan. Namun demikian,
dengan kehadiran besi, oksidasi akan berjalan lebih cepat.
 Meskipun besi (II) adalah agen pereduksi yang lebih kuat daripada ion klorida, ion klorida
teroksidasi secara bersamaan dengan besi. Kesulitan semacam ini tidak ditemukan dalam oksidasi
dari As2O3 ataupun Na2C2O4 dalam larutan asam klorida.
 Sebuah larutan dari mangan (II) sulfat, asam sulfat dan asam fosfat, disebut larutan “pencegah”,
atau larutan Zimmermann-Reinhardt, dapat ditambahkan ke dalam larutan asam klorida dari besi
sebelum dititrasi dengan permanganate.
 Asam fosfat menurunkan konsentrasi dari ion besi (III)d engan membentuk sebuah kompleks,
membantu memaksa reaksi berjalan sampai selesai, dan juga menghilangkan warna kuning yang
ditunjukkan oleh besi (III) dalam media klorida.
 Kompleks fosfat ini tidak berwarna, dan titik akhirnya lebih jelas.
SUMBER-SUMBER KESALAHAN
PADA TITRASI PERMANGANOMETRI

Larutan pentiter KMnO4 pada buret.


 Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang
terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan
diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan yang
berwarna merah rosa.
 Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan
H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan
Mn2+.
 MnO4- + 3Mn+ + 2H2O 5MnO2 + 4 H+
 Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah
ditambahkan asam sulfat dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan
oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
 H2C2O4+ O2 H2O2 + 2CO2
 H2O2 ↔ H2O + O2↑
Kelebihan dan Kekurangan Titrasi
Permanganometri

 Kelebihan Titrasi Permanganometri


 Titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif, karena
reaksi ini tidak memerlukan indicator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4
sudah berfungsi sebagai indicator, yaitu ion MnO4-berwarna ungu, setelah
direduksi menjadi ion Mn- tidak berwarna, dan disebut juga sebagai
autoindikator.
 Kekurangan Titrasi Permanganometri
 Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain
terletak pada: Larutan pentiter KMnO4¬ pada buret Apabila percobaan
dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena
sinar akan terurai menjadi
 MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan
presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai