1) apa reaksi kimia yang terjadi pada permanganometri?
2) Apa prinsip dari titrasi permanganometri? 3) Bagaimana cara membuat larutan kmno4? 4) Apa sifat dari kmno4? 5) Senyawa-senyawa apa yang bisa ditentukan kadarnya dengan kmno4? 6) apa standar primer untuk kalium permanganat? 7) apa sumber kesalahan pada titrasi ini ? 8) Apa perbedaan titrasi permangano dan serimetri ? 9) Apa pentiter pada serimetri? 10) Dengan apa pembakuan pentiternya?
JAWABANYA
1) Reaksi titrasi permanganometri difokuskan pada rekasi
oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi permanganometri dengan KMnO4 telah dikenal lebih dari 100 tahun. Titrasi kebanyakan dilakukan dengan secara langsung atas alat yang bisa dioksidasi seperti garam oksalat, asam, Fe+ yang bisa larut dan sebagainya. Beberapa dari ion logam yang tidak dioksidasi bisa ditritasi dengan cara tidak langsung dengan permanganometri sebagai berikut ini Ion-ion PB dan Ba bisa diendapkan sebagai garam khromat. Sesudah disaring, dicuci serta dilarutkan dengan asam, ditambah juga larutan baku yaitu FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ akan dioksidasi khormat kemudian sisanya bisa ditentukan banyaknya dengan cara melakukan titrasi dengan KMnO4. Ion-ion Hg (I), Zn, Pb, Sr, Ba, Ca yang bisa diendapkan sebagai oksalat. Sesudah diendapkan, lalu disaring dan dicucu, kemudian dilarutkan ke dalam H2SO4 berlebih sehingga secara kuantitatif akan terbentuk asam oksalat. Asam okalat tersebut yang akan dititrasi kemudian hasil dari titrasi bisa dihitung berapa banyaknya ion logam yang bersangkutan.
2) Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam
reaksi ini, ion MnO4-bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel. Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes permanganat memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan pereaksi. 3) PEMBUATAN LARUTAN KALIUM PERMANGANAT 0,1 N
-3,20-3,25 gram kristal KMno, ditimbang dengan teliti dalam
gelas arloji.
-Kristal KMNO4 dipindahkan ke dalam gelas beaker.
-Kristal KMno, dilarutkan dengan akuades, dan diencerkan sampai volume 1L -Setelah itu dipanaskan sampai mendidih selama 1 jam. -Kemudian didinginkan pada temperatur kamar, dan didiamkan selama 1 hari. Larutan tersebut disaring, dan filtratnya disimpan dalam botol gelap.
4) - Oksidator kuat - Mudah diperoleh - Autoindikator - tidak mahal
5) Selain penggunaannya dalam pengolahan air, aplikasi utama
lainnya dari KMnO4 adalah sebagai pereaksi untuk sintesis senyawa organik.Jumlah yang signifikan diperlukan untuk sintesis asam askorbat, kloramfenikol, sakarin, asam isonikotinat, dan asam pirazinoat. 6) Natrium Oksalat Na2C2O4 merupakan standar primer yang baik untuk kalium permanganat dalam larutan asam. Senyawa ini dapat diperoleh dengan tingkat kemurnian tinggi, stabil pada saat pengeringan, dan non higroskopis. Reaksinya dengan permanganat agak sedikit rumit dan berjalan lambat pada suhu ruangan, sehingga larutan biasanya dipanaskan sampai sekitar 60°C. bahkan pada suhu yang lebih tinggi reaksinya mulai lambat, namun kecepatannya meningkat ketika ion mangan (II) terbentuk. Mangan (II) bertindak sebagai katalis, dan reaksinya disebut autokatalitik, karena katalisnya diproduksi didalam reaksi itu sendiri. Ion tersebut dapat memberikan efek katalitiknya dengan cara bereaksi dengan cepat dengan permanganate untuk membentuk mangan berkondisi oksidasi menengah (+3 atau +4), dimana pada gilirannya secara cepat mengoksidasi ion oksalat, kembali ke kondisi divalent.
o BesiKawat besi dengan tingkat kemurnian yang tinggi dapat
dijadikan sebagai standar primer. o Arsen (III) Oksidasi o Hidrogen Peroksida
7) Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara
lain terletak pada: Larutan pentiter KMnO4¬ pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+ Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air. H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2↑ H2O2 ↔ H2O + O2↑ Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan 8) Metode serimetri merupakan metode titrasi yang menggunakan prinsip reaksi redoks di dalamnya. Metode ini memiliki kelebihan diantaranya adalah larutannya (serium (IV)sulfat) lebih stabil dalam penyimpanan, merupakan oksidator yang baik, larutannya kurang berwarna sehingga jelas pembacaan titik akhir dengan indikator. Metode ini merupakan metode yang baik, namun metode serimetri ini menjadi jarang disukai karena bahannya yang tergolong mahal.Permanganometri merupakan salah satu metode titrasi yang menggunakan prinsip reaksi reduksi dan oksidasi. Metode ini merupakan suatu metode yang sering digunakan karena permanganometri memiliki kelebihan antara lain Permanganometri merupakan oksidator kuat, tidak memerlukan indikator, mudah diperoleh dan terjangkau. Adapun kekurangan dari metode ini adalah larutan ini tidak stabil dalam penyimpanan, jadi harus sering dilakukan pembakuan.
9) Larutan serium (IV) sulfat
10) -Larutan serium (IV) sulfat 0,1 N dengan
arsentrioksida Dengan cara: Timbang seksama kurang lebih 200 mg arsentrioksida yang sebelumnya dikeringkan pada suhu 100oC selama 1 jam, masukkan ke dalam labu takar. Cuci dinding labu dengan 25 ml NaOH (2 gram dalam 25 ml air), goyang-goyangkan hingga arsentrioksida larut. Setelah larut semua tambah 100 ml air, dan 10 ml asam sulfat (1 dalam 3). Tambahkan 2 tetes orto fenantrolin dan larutan osmium tetraoksida (1 dalam 400 ml 0,1 N asam sulfat). Titrasi perlahan-lahan dengan larutan baku serium (IV) sulfat sehingga warna merah jambu menjadi biru pucat. Tiap ml larutan serium (IV) sulfat setara dengan 4,946 mg As2O3