Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MENENTUKAN KADAR ZAT ORGANIK (NILAI

PERMANGANAT)

MENENTUKAN KADAR ZAT ORGANIK


(NILAI PERMANGANAT)

I. TUJUAN
Menentukan kadar zat organik (nilai permanganat) dalam sampel secara titrimetri

II. METODE
Permanganometri

III. PRINSIP KERJA


Zat organik dalam sampel air dioksidasi dengan KMnO4, sisa KMnO4 direduksi oleh asam
oksalat berlebih, kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4.

IV. REAKSI
Reaksi oksidasi KMnO4 dalam kondisi asam :
2KMnO4 + 3H2SO4 2MnO4 + K2SO4 + 5O
Reaksi zat organik dapat dioksidasi dengan reaksi :
C2H2O + On 2 CO2 + H2O
Reaksi titrasi :
2MnO4- + 16 H+ + 5C2O42- 2Mn2+ + 8 H2O + 10 CO2

V. DASAR TEORI
Nilai kalium permanganat (KMnO4 value) didefinisikan sebagai jumlah mg KMnO4 yang
diperlukan untuk mengoksidasi zat organik yang terdapat di dalam satu liter contoh air dengan
didihkan selama 10 menit. Dengan proses oksidasi tersebut di atas mungkin hanya sebagian atau
seluruh zat organik tersebut. Proses oksidasi untuk penetapan nilai kalium permanganat dapat
dilakukan dalam kondisi asam atau kondisi basa, akan tetapi oksidasi dalam kondisi asam adalah
lebih kuat, dengan demikian ion-ion klorida yang terdapat pada contoh air akan ikut teroksidasi.
Oleh karena itu oksidasi kalium permanganat dalam kondisi basa dianjurkan untuk pemeriksaan
contoh air yang mengandung kadar klorida lebih dari 300 mg/L. Zat - zat organik lain yang dapat
mengganggu penetapan nilai kalium permanganat adalah ion – ion reduktor seperti ferro, sulfida
dan nitrit.
Gangguan dari reduktor bila terdapat dalam contoh air dapat di cegah dengan penambahan
beberapa tetes larutan KMnO4 sebelum dianalisis sulfida-sulfida dapat dihilangkan dengan
mendidihkan contoh setelah ditambah beberapa tetes H2SO4, sehingga terdapat bau H2S.bila
terdapat nitrit maka dapat dikoreksi dengan analisis blanko.
Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti:
1. Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah
endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat
secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung
banyaknya ion logam yang bersangkutan.
2. Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring,
dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian
Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan
menitrasinya dengan KMnO4.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak
pada: Larutan pentiter KMnO4¬ pada buret. Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang
lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada
titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan
berwarna merah rosa.Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti
H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4yang telah ditambahkan
H2SO4dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+.
MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+

Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4.Pemberian KMnO4 yang
terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan
mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai
menjadi air.
H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2↑

Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang
pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada:
1. Larutan pentiter KMnO4 pada buret
Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang
terkena sinar akan terurai menjadi MnO2sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh
pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa.
2. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4
Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan
H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+ .
MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+
3. Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4
Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4yang telah ditambahkan
H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk
peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4 + O2H2O2 + 2CO2↑
H2O2H2O + O2↑

Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi
yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral. Karena
alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumah-jumlah yang
ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim
adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan
mendiamkannya diatas penangas uap selama satu/dua jam lalu menyaring larutan itu dalam
suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus
saring dari kaca maser. Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi
berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau
penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa
banyak reaksi permanganat berjalan lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan
ditemukan dalam penggunaan reagen ini sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur
pengoksida, yang cukup kuat untuk mengoksida Mn(II) menjadi MnO2 sesuai dengan
persamaan
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+

Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi cukup untuk
mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2.Tindakan pencegahan khusus harus
dilakukan dalam pembuatan larutan permanganat.Mangan dioksidasi mengkatalisis dekomposisi
larutan permanganat.Jejak-jejak dari MnO2 yang semula ada dalam permanganat.Atau terbentuk
akibat reaksi antara permanganat dengan jejak-jejak dari agen-agen produksi didalam air,
mengarah pada dekomposisi. Tindakan ini biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan
untuk menghancurkan substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau
gelas yang disinter untuk menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi dan
jika disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak berubah
selama beberapa bulan. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis.
Reaksi yang terjadi dalam analisis ini adalah :
2 MnO4- + 5 C2O4 + 16 H+ 2 Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O

VI. ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1. Erlenmeyer 250 mL
2. Labu ukur 100 mL
3. Kompor listrik
4. Gelas ukur
5. Pipet ukur 10 mL
6. Beaker glass
7. Buret 50 mL
8. Termometer
9. Botol pencuci
B. Bahan :
1. Sampel air
2. Larutan KMnO4 0,01N
3. Larutan asam oksalat 0,01 N
4. Aquades
5. Asam oksalat 8 N

I. CARA KERJA
A. Pembuatan KMnO4 0,01N
1. Dipipet4 mL KMnO4 dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
2. Ditambahkan aquades sampai tanda tera
B. Standarisasi larutan KMnO4
1. Dipipet 100 mL aquades secara duplo dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL
2. Ditambahkan 5 mL H2SO4 8 N yang bebas zat organic,dipanaskan hingga 70oC selama 10
menit
3. Ditambahkan 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N menggunakan pipet volume
4. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N sampai warna merah muda dan catat volume
pemakaian
5. Dilakukan titrasi sebanyak 2 kali
6. Dihitung normalitas kaliun permanganate

C. Penentuan nilai permanganat


1. Dipipet 100 mL sampel dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 3
butir batu didih
2. Ditambahkan KMnO4 0,01 N beberapa tetes ke dalam sampel hingga terjadi perubahan
warna merah muda
3. Ditambahkan 5 mL H2SO4 8 N yang bebas zat organik
7. Panaskan diatas pemanas listrik pada suhu 70oC, bila terdapat bau H2S pendidihan
diteruskan beberapa menit
8. Dipipet 10 mL larutan baku KMnO4 0,01 N
9. Dipanaskan hingga mendidih selama 10 menit
10. dipipet 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N
11. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N sampai warna merah muda
12. Dicatat volume pemakaian KMnO4
13. Dilakukan titrasi sebanyak 3 kali

II. HASIL ANALISIS


A. Data pengamatan
Larutan titran
Kebutuhan titran untuk standarisasi KMnO4 :
Ti Volume titran
trasi ke
1 10,85 mL
2 10,65 mL

Kebutuhan titran untuk titrasi penentuan kadar :


Ti Volume asam Volume titran
trasi ke oksalat akhir
1 10 mL 2,80 mL
2 10Ml 3,80 mL
3 10Ml 3,20 mL

B. Perhitungan
1. Standarisasi KMnO4
volume titran I = 10,85 mL
volume titran II = 10,65 mL

volume rata-rata =( 10,85 mL+10,65 mL)2=10,75 mL

N KMnO4 = V H2C2O4 +N H2C204V KMnO4 = 10 mL ×0,01 N10,75 mL=0,0093 N


2. Penentuan Nilai Permanganat
Volume titran KMnO4 I : 2,80 mL
Volume titran KMnO4 II : 3,80 mL
Volume titran KMnO4 III : 3,20 mL
Volume rata-rata titran KMnO4 = 2,80 mL+3,80 mL+3,20 mL3
=2,53mL

mglKMnO4 =10+V.titran.N KMnO4-10.N H2C2O4×31,6×1000v sampel

=10+2,53mL .0,0093 N-10.0,1 N×31,6×1000100 mL

= 9,638 mgL

III. PEMBAHASAN
Analisis ini bertujuan untuk mentukan kadar zat organik (nilai permanganat) dalam
sampel secara permanganometri. Sampel yang digunakan adalah air sumur.
Analisis ini bertujuan untuk menentukan kadar zat organik (angka permanganat) dalam sampel
secara permanganometri. Sampel yang digunakan adalah air sumur.
Hal pertama yang dilakukan adalah standardisasi KMnO4 0,01 N. Sebelum dilakukan
standardisasi, terlebih dahulu membuat larutan KMnO4 0,01 N, yaitu dengan cara memipet 4 mL
KMnO4 0,25 N kemudian diencerkan kedalam labu ukur dengan aquadest sampai tanda batas.
Proses standardisasi diperoleh dari rata-rata titran sebanyak 11,00 mL dan KMnO4 0,01 N
sebesar 0,0093 N.
Setelah dilakukan standardisasi, selanjutnya menentukan kadar zat organik (angka
permanganat) yaitu dengan memipet 100 mL sampel dan memasukan ke dalam erlenmeyer 250
mL lalu ditambah 3 butir batu didih. Penambahan batu didih ini berfungsi untuk mempercepat
proses pemanasan (mendidih). Beberapa tetes KMnO4 0,01 N juga ditambah kedalam erlenmeyer
hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Setelah itu, asam sulfat 8 N dicampur juga
kedalam larutan, lalu dihomogenkan. Larutan dipanaskan diatas pemanas listrik pada suhu 70o C.
Lalu dipipet 10 mL larutan baku KMnO4 0,01 N selanjutnya larutan dipanaskan hingga
mendidih. Setelah mendidih, tambah 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N ke dalam larutan,
penambahan KMnO4 0,01 N ini berfungsi untuk mengoksidasi zat organik yang terdapat dalam
air sedangkan fungsi dari penambahan asam oksalat adalah untuk mereduksi sisa KMnO4 0,01 N
yang sebelumnya telah digunakan untuk mereduksi zat organik. Kemudian dititrasi dengan
KMnO4 0,01 N hingga warna merah muda. KMnO4 0,01 N ini menitrasi kelebihan asam oksalat.
Sebelum dilakukan titrasi, titrat tidak perlu ditambahkan dengan indikator (auto indikator). Dari
hasil titrasi diperoleh volume titran sebanyak 2,78 mL dan kadar sebesar 10,8381 ppm.
Dengan kadar sebesar 9.638 ppm ini artinya air sumur yang dianalisis masih layak untuk
dikonsumsi karena masih di bawah ketetapan angka uji permanganate yang ditetapkan oleh SNI
yaitu tidak boleh melebihi 7000 ppm.

IV. KESIMPULAN
Kadar zat organik dalam sampel air sebesar 9,638 ppm

TITRASI PERMANGANOMETRI
PENENTUAN KADAR ZAT ORGANIK
PADA SAMPEL AIR
TITRASI PERMANGANOMETRI
PENENTUAN KADAR ZAT ORGANIK PADA SAMPEL AIR
Hari/Tanggal Praktikum : Rabu/22 Mei 2013
Tempat Praktikum : Lab. Kimia Jurusan Analis Kesehatan

1. Latar Belakang
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh Kalium
permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO 4 sudah dikenal lebih dari
seratus tahun, kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi
seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang
tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri seperti:
a. Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (II) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan
disaring dan dicuci dilarutkan dalam H2SO4berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara
kuantitatif. Asam oksalat inilah akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion
logam yang bersangkutan.
b. Ion-ion Bad an Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci, dan
dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian
Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan
menitrasinya dengan KMnO4.
Zat organic dapat dioksidasi dengan KMnO4 dalam suasana asam dengan pemanasan. Sisa
KMnO4 direduksi dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali
dengan KMnO4.
Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Kalium
permanganat dapat bertindak sebagai indicator, jadi titrasi permanganometri ini tidak
memerlukan indikator, dan umumnya titrasi dilakukan dalam suasana asam karena karena akan
lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah
dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan
tiosulfat . Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan
pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis
untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi permanganat berjalan
lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam penggunaan reagen ini.
Sebagai contoh, permanganat adalah agen unsure pengoksida, yang cukup kuat untuk
mengoksidasi Mn(II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O → 5MnO2 + 4H+
Permanganometri merupakan titrasi redoks menggunakan larutan standar Kalium
permanganat. Reaksi redoks ini dapat berlangsung dalam suasana asam maupun dalam suasana
basa. Berdasarkan jumlah elektron yang ditangkap perubahan bilangan oksidasinya, maka berat
ekivalen Dengan demikian berat ekivalennya seperlima dari berat molekulnya atau 31,606.
Dalam reaksi redoks ini, suasana terjadi karena penambahan asam sulfat, dan asam sulfat
cukup baik karena tidak bereaksi dengan permanganat. Larutan permanganat berwarna ungu, jika
titrasi dilakukan untuk larutan yang tidak berwarna, indikator tidak diperlukan. Namun jika
larutan permangant yang kita pergunakan encer, maka penambahan indikator dapat dilakukan.
Beberapa indikator yang dapat dipergunakan seperti feroin, asam N-fenil antranilat.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti
gunung berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas
air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai
hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat
mengarah pada eutrofikasi.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa
(1 bar) dan temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting,
yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-
garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan.
Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organic untuk melakukan replikasi.
Semua makhluk hidup yang diketahui memiliki ketergantungan terhadap air. Air merupakan
zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam
proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis
menggunakan cahaya matahari untuk memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Hidrogen
akan digunakan untuk membentuk glukosadan oksigen akan dilepas ke udara.
Dalam bidang industri, metode titrasi permanganometri dapat dimanfaatkan dalam
pengolahan air, dimana secara permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat sesuai dengan
sifat oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau
berbahaya.

2. Tujuan
a. Mahasiswa dapat membuat larutan baku KMnO4 0,01 M ang diperlukan dalam titrasi.
b. Mahasiswa dapat melakukan pembakuan KMnO4 dengan larutan Asam Oksalat.
c. Mahasiswa dapat melakukan percobaan titrasi permanganometri denagn sampel air bersih.

3. Prinsip
Zat organik dalam sampel dioksidasi dengan KMnO 4 dalam suasana asam dengan
pemanasan. Sisa KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi
kembali dengan KMnO4.
Reaksi dalam suasana netral yaitu MnO4 + 4H + + 3e → MnO4 +2H2O. Kenaikan konsentrasi
ion hidrogen akan menggeser reaksi kekanan Reaksi dalam suasana alkalis :
MnO4- + 3e → MnO42-
MnO42- + 2H2O + 2e → MnO2 + 4OH
MnO4- + 2H2O + 3e → MnO2 +4OH
Selain itu reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi adalah:
Oksidasi : H2C2O4 CO2 + 2H+ +2e-
Reduksi : MnO4- + 8 H+ Mn2+ + 4 H2O

4. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Buret
2. Statif
3. Klem
4. Pipet volume
5. Push ball
6. Beaker glass
7. Pipet tetes
8. Kompor listrik
9. Botol reagen

b. Bahan
1. Larutan sekunder KMnO4 0,01 N
2. Larutan primer H2C2O4 0,01 N
3. Larutan H2SO4 4N bebas zat organik
4. Aquades
5. Sampel Air bersih

c. Standarisasi KMnO4 dengan Asam Oksalat


 Pembuatan Larutan H2SO4 4 N bebas zat organik
 Pembuatan Larutan Primer Asam Oksalat 0,1 N


Pembuatan Larutan Primer Asam Oksalat 0,01 N

 Pembuatan Larutan Baku Sekunder KMnO4 0,1 N


 Pembuatan Larutan Baku Sekunder KMnO4 0,01 N

 Standarisasi KMnO4 dengan Asam Oksalat



Pene
ntua
n

Kadar Zat Organik Sampel


5. H
asil
Pengamatan
 Standarisasi KMnO4 dengan Asam Oksalat 0,01
Warna larutan asam oksalat
Titrasi
Ke- Setelah ditambah Setelah dititrasi Vol. KMnO4
H2SO4 dengan KMnO4
1 Putih Merah muda 10,4 mL
2 Putih Merah muda 10,3 mL
Rata- rata 10,35 mL

Gambar

 Penentuan Kadar zat organik sampel


Titrasi Warna Sampel Vol. Asam
Setelah Setelah dititrasi
ditambah Setelah ditambah dengan Asam Oksalat
Ke-
H2SO4 4N + 15 mL KMnO4 oksalat (B mL)
KMnO4
1 Merah muda Merah keungguan Putih 15,6 mL
2 Merah muda Merah keungguan Putih 15,8 mL
Rata-rata 15,7 ml

Gambar

Warna Sampel Vol. Asam


Titrasi
Oksalat
Ke- Setelah dititrasi dengan Setelah dititrasi
(A mL)
Asam oksalat + dipanaskan dengan KMnO4
1 Putih Merah muda 4,7 mL
2 Putih Merah muda 4,5 mL
Rata-rata 4,6 ml

Gambar

6. Perhitungan
 Standarisasi KMnO4 dengan Asam Oksalat 0,01 N
Volume Titrasi I = 10,4 ml
Volume Titrasi II = 10,3 ml
Volume Rata-rata = 10,35 ml
Kadar KMnO4 :
V1 × N1 = V2 × N2
10 ml × 0,01 N = 10,35 ml × N2
N2 =

N2 = 0,00966 N

 Penentuan Kadar Zat Organik Sampel


Diket :
 Titrasi Bml :
V. Titrasi I = 15,6 ml
V. Titrasi II = 15,8 ml
Volume Rata-rata = 15,7 ml

 Titrasi Aml:
V. Titrasi I = 4,7 ml
V. Titrasi II = 4,5 ml
Volume Rata-rata = 4,6 ml
V. Sampel = 50 ml
N. KMnO4 = 0,00966 N
N. H2C2O4 = 0,01 N

Ditanya :
Mg/L zat organik = ?

Jawab :
Mg/l zat organik = ×([(15+Aml) × N.KMnO4] [(Bml × N.H2C2O4)]) ×

0,316
= × ([(15 + 4,5 ml) × 0,00966 N] [(15,7 ml × 0,01 N)]) ×

0,316
= 20 × ([0,189336] – [0,157]) × 0,136
= 0,20436352 mg/l

Faktor Ketelitian
= = 0,96618357

7. Pembahasan
Hasil standarisasi larutan KMnO4 pada praktikum kali ini yang didapatkan adalah volume
titrasi I sebesar 10,4 mL, volume titrasi II sebesar 10,3 mL serta volume rata-rata dari titrasi
tersebut adalah 10,35 ml. Sehingga didapatkan konsentrasi KMnO4 sebesar 0,00966 N dan factor
sebesar 0,96618357. Faktor ini merupakan faktor ketelitian dalam melakukan standarisasi.
Dari hasil titrasi asam oksalat atau Bml didapat volume titrasi I 15,6 ml dan volume titrasi II
15,8 ml serta volume titrasi rata-rata 15,7 ml. Dan hasil standarisasi sampel dengan KMnO 4 atau
Aml adalah volume titrasi I sebesar 4,7 ml, volume titrasi II sebesar 4,5 mL, dan volume titrasi
rata-rata yang diperoleh sebesar 4,6 mL. dari hasil perhitungan kemudian didapatkan kadar zat
organik pada sampel air bersih sebesar 0,20436352 mg/L. Oleh karena zatorganik
KMnO4 merupakan bahan kimia organic yang dalam air minumsehingga kadarnya hanya diperb
olehkan sebanyak 10 mg/L (peraturan mentri kesehatan RI no : 416/ MENKES/PER/IX/1990).
Karena kadar zat organik yang diperoleh dari praktikum ini lebih rendah dari yang telah
ditetapkan maka sampel air tersebut masih layak untuk digunakan.

8. Kesimpulan
a. Pembuatan larutan baku KMnO4 0,01 dilakukan dengan cara larutan KMnO4 0,1 dipipet
sebanyak 100 ml dan dimasukan ke dalam labu ukur 1 liter kemudian ditambahkan aquades
sampai batas tanda serta dihomogenkan.
b. Kadar KMnO4 dari hasil standarisasi KMnO4 dengan Asam Oksalat adalah 0,00966 N
c. Kadar zat organik dalam air bersih yang diperoleh adalah 0,20436352 mg/l.
d. Sampel air tersebut layak digunakan karena kadar zat organiknya kurang dari standar yang telah
ditetapkan.

Daftar Pustaka
Hendrayana Taufik. 2009. Laporan Permanganometri. Online. Available.Http://www.x3-
prima.com/2009/09/laporan-permanganometri.html. Diakses tanggal 25 Mei 2013.
Dedy Anwar. 2009. Permanganometri. Online.
Available.Http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com/2009/10/laporan-
permanganometri.Html. Diakses tanggal 25 Mei 2013.
Dissya Bennaogest. 2011. Pemeriksaan Zat Organik. Online.
Available.Http://bennaogest.blogspot.com/2011/06/pemeriksaan-zat-organik.Html.
Diakses 28 Mei 2013.

Anda mungkin juga menyukai