DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
2021
I. Tujuan
1. Mengidentifikasi nilai permanganate dalam sampel
2. Pembuatan larutan standar baku atau primer H2C2O4 0,01 N
3. Pembuatan larutan sekunder KMnO4 0,01 N
4. Standarisasi larutan sekunder
Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung
dengan permanganometri seperti:
1. Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat.
Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih
sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang
akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang
bersangkutan.
2. Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah
disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku
FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya
dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi
cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2.Tindakan
pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan
permanganat.Mangan dioksidasi mengkatalisis dekomposisi larutan
permanganat.Jejak-jejak dari MnO2 yang semula ada dalam permanganat.Atau
terbentuk akibat reaksi antara permanganat dengan jejak-jejak dari agen-agen
produksi didalam air, mengarah pada dekomposisi. Tindakan ini biasanya berupa
larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan substansi yang dapat
direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas yang disinter untuk
menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi dan jika
disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak
berubah selama beberapa bulan. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana
asam, netral dan alkalis.
Reaksi yang terjadi dalam analisis ini adalah :
2 MnO4- + 5 C2O4 + 16 H+ 2 Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O
A. Bahan
1. Sampel air
2. Larutan KMnO4 0,01N
3. Larutan asam oksalat 0,01 N
4. Aquades
5. Larutan H2SO4 4N
V. HASIL PERCOBAAN
Air kran
{ ( 10+a ) . b−( 10× c ) × 31,6 ×1000 } { ( 10+6,75 mL ) .0,01 N −( 10 ×0,01 N ) × 31,6 ×10
angka organik = =
d 50 mL
Air sungai
{ ( 10+a ) . b−( 10× c ) × 31,6 ×1000 } { ( 10+7,5 0 mL) .0,01 N −( 10 ×0,01 N ) × 31,6 ×10
angka organik = =
d 50 mL
VII. Pembahasan
Percobaan yang dilakukan adalah menentukan kadar zat organik
pada sampel air sumur dan air kran menggunakan metode titrasi
permanganometri. Penentuan kadar zat organik atau nilai permanganat
berdasarkan prinsip titrasi permanganometri dalam suasana asam yaitu zat
organik dapat dioksidasi dengan KMnO4 dalam suasana asam dengan
pemanasan. Sisa KMnO4 direduksi dengan asam oksalat berlebih.
Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4. Titik akhir titrasi
ditandai dengan perubahan warna menjadi ungu atau merah muda.
Untuk mengetahui kadar zat organik atau penentuan nilai
permanganat dapat dihitung dengan menggunakan rumus persamaan:
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, hasil yang didapat
menunjukkan bahwa kadar zat organik pada air kran sebesar 42,66 mg/L
dan air sungai sebesar 47,40 mg/L. Kadar zat organik yang tinggi
menunjukkan bahwa air telah tercemar.
DAFTAR PUSTAKA