Anda di halaman 1dari 17

NITRIMETRI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisa kualitatif dapat dilakukan dengan cara klinik maupun
instrumental yaitu dengan menggunakan alat modern. Cara klasik dapat
dibagi menjadi beberapa metode diantaranya adalah volumetri.
Seorang farmasis dituntun untuk menguasasi berbagai metode
yang digunakan untuk menetapkan kadar maupun pembakuan suatu
bahan atau menganalisis senyawa obat salah satunya adalah dengan
titrasi nitrimetri yang termasuk kedalam titrasi volumetric. Nitrimetri
umumnya digunakan sebagai penentuan sebagian besar obat
sulfonamida dan obat-obat lain sesui penggunaannya.
Analisis titrimetri adalah pemeriksaan atau penentuan sesuatu
bahan dengan teliti.Analisis ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
analisis kuantitatif dan analisis kulitatif. Analisis kulitatif adalah
pemeriksaan sesuatu berdasarkan komposisi atau kualitas, sedangkan
analisisi kuantitatif adalah pemeriksaan berdasarkan jumlahnya atau
kuantitinya .Pada saat ini yang dibahas hanyalah analisis kuantitatif.
Salah satu cara analisis kuntitatif adalah titirimetri, yaitu analisis
penentuan konsentrasi dengan mengukur volume larutan yang akan
ditentukan konsentrasinya dengan volume larutan yang telah diketahui
konsentrasinya dengan teliti atau analisis yang berdasarkan pada reaksi
kimia.
Titrasi nitrimetri adalah titrasi yang digunakan dalam analisa–
analisa senyawa organik, terlebih khusus untuk persenyawaan amina
primer. Penetapan kualitas suatu zat didasari oleh reaksi antara feri
amina primer (aromatic) dengan natrium dalam suasana asam
membentuk garam diazonium. Nitrimetri juga merupakan cara analisa
volumetri yang berdasarkan pada reaksi pembentukan garam diazonium.
Garam diazonium terbentuk dari hasil reaksi antara senyawa yang
mengandung gugus amin aromatis bebas, pada suhu dibawah 15 °C
dalam senyawa asam. Senyawa–senyawa yang dapat ditentukan dengan
metode nitrimetri adalah seperti sulfameraun, sulfadaun dan sulfa
nilamid.

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042
NITRIMETRI

Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan, dimana sangat


bermamfaat dala dunia farmasi, seperti sulfanilamid sangat berguna
sebagai obat anti mikroba melihat kegunaannya tersebut percobaan
titrasi nitrimetri ini dilakukan agar penyalahgunaan obat–obatan tersebut
dapat dihindari, serta para farmasis dapat mengetahui bagaimana
penetapankadar yang harus digunakan, sehingga mengurangi adanya
kesalahan.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami kadar kloramfenikol dan sulfadiazin secara titrimetri.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu untuk menentukan
kloramfenikol dan sulfadiazin titrimetri menggunakan larutan baku
natrium nitrat.

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042
NITRIMETRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Nitrimetri adalah metoda titrasi yang menggunakan NaNO2
sebagai pentiter dalam suasana asam. Pada suasana asam,
NaNO2 berubah menjadi HNO2 (asam nitrit) yang akan bereaksi dengan
sampel yang dititrasi membentuk garam diazonium (Gandjar, 2007).
Teori Jenis titrasi diazotasi yang cukup sederhana untuk dilakukan
dan sangat berguna untuk analisis antibiotik sulfonamida dan anastatik
lokal turun asam benzoat. Titrasi dilakukan dengan menggunakan
natrium nitrit yang diasamkan, menyebabkan fungsi amih aromatik
primer diubah menjadi garam diazonium, seperti pada reaksi
sulfasetamina dengan asam nitrit (Rohman, 2007).
Metode titrasi nitrimetri disebut juga dengan diazotasi yakni
metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan
larutan baku natrium nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi
yakni reaksi antara amina aromatic primer dengan asam nitrit dalam
suasana asam membentuk garam diazonium.Dalam nitrimetri, berat
ekivalen suatu senyawa sama dengan berat molekulnya karena 1 mol
senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol
garam diazonium. Dengan alas an ini pula, untuk nitrimetri, konsentrasi
larutan baku sering dinyatakan dengan molaritas (M) karena
molaritasnya sama dengan normalitasnya (Gandjar,2007).
Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk
enetapkan kadar–kadar senyawa antibiotik sulfonamida dan juga
senyawa–senyawa anasetika lokal golongan asam amina benzoat.
Metode titrasi diazotasi disebut juga nitrimetri yaitu metode penetapan
kadar secara kualitatif dengan menggunakan larutan baku NaNO₂.
Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina
aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk
garam. Titik akhir titrasi diazotasi tercapai apabila pada penggoresan
larutan yang dititrasi pada pasta kanji iodida atau kertas kanji iodida akan
terbentuk warna biru juga (Gandjar, 2007).

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042
NITRIMETRI

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada reaksi diazotasi (Wunas,


2005) :
1. Suhu
Titrasi diazotasi sebaiknya dilakukan pada suhu rendah, lebih
kecil dari 15°C karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi natrium
nitrit dengan asam tidak stabil dan mudah terurai, dan garam
diazonium yang terbentuk pada hasil titrasi juga tidak stabil.
2. Kecepatan reaksI
Reaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi barjalan agak
lambat, titrasi sebaiknya dilakukan secra perlahan-lahan, dan reaksi
diazotasi dapat dikatalisa dengan penambahan natrium dan kalium
bromida sebagai katalisator.
Sudah kita lihat bahwa dalam titrasi redoks ada dua jenis
indikator, indikator khusus yang bereaksi dengan salah satu komponen
yang bereaksi, dan indikator oksidasi reduksi yang sebenarnya tidak
tergantung dari salah satu zat, tetapi hanya pada potensial larutan
selama titrasi.Pemilihan indikator yang cocok ditentukan oleh kekuatan
oksidasi titran dan titrat, dengan perkataan lain, potensial titik ekivalen
titrasi tersebut.Bila potensial peralihan indikator tergantung dari Ph, maka
juga harus diusahakan agar Ph tidak berubah selama titrasi berlangsung
(Harjadi, 2010).
Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu
indikator dalam dan indikator luar.Sebagai indikator dalam digunakan
campuran indikator tropeolin oo dan metilen biru, yang mengalami
perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk
indikator luarnya digunakan kertas kanji 4lectr (Wunas, 2005).
Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena
berbagai zat electro dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini.
Namun demikian agar titrasi redoks ini berhasil dengan baik, maka
persyaratan berikut harus dipenuhi (Rivai, 2006) :
1. Harus tersedia pasangan electro redoks yang sesuai sehingga terjadi
pertukaran electron secara stokhiometri.

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042
NITRIMETRI

2. Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara


terukur (kesempurnaan 99%). Harus tersedia cara penentuan titik
akhir yang sesuai.
Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk
menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotic sulfonamide dan juga
senyawa-senyawa anestetika local golongan asam amino benzoate.
Titarsi diazotasi dapat digunakan untuk (Gandjar,2007) :
1. Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mempunyai gugus amina
aromatis primer bebas seperti sulfamilamid.
2. Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mana gugus amin aromatic
terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol, ftalin sulfatiazol
dan paracetamol. Pada penetapan kadar senyawa yang mempunyai
gugus aromatik yang terikat dengan gugus lain seperti suksinil
sulfatiazol harus dihidrolisis terlebih dahulu sehingga diperoleh gugus
amin aromatis bebas untuk selanjutnya bereaksi dengan natrium nitrit
dalam suasana asam membentuk garam diazonium.
3. Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus nitro aromatis seperti
kloramfenikol. Senyawa-senyawa nitro aromatis dapat ditetapkan
kadarnya secara nitrimetri setelah direduksi terlebih dahulu untuk
menghasilkan senyawa amin aromatis primer. Kloramfenikol yang
mempunyai gugus nitro aromatis direduksi terlebih dahulu dengan Zn /
HCl unntuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer yang bebas
yang selanjutnya bereaksi dengan asam nitrit untuk membentuk
garam diazonium.
Dalam farmakope indonesia, titrasi diazotasi digunakan untuk
menetapkan kadar adalah benzokain; primakuin fosfat dan sediaan
tabletnya; prokain HCl; sulfasetamid; sulfametazin; sufadoksin;
sulfametoksazol; tetrakain; dan tetakain HCl (Gandjar,2007).
2.2 Uraian Bahan
1) Amilum (Ditjen POM, 2014 : 1003)
Nama Resmi : AMYLUM
Nama Lain : Amilum
RM / BM : C6H20O10/H2O
Serbuk halus, kadang-kadang berupa
NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI
gumpalan kecil; tidak berbau; tidak berasa.
15020160042
Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam
NITRIMETRI

Pemerian :

Kelarutan :

Penyimpanan :

Kegunaan : Sebagai sampel.


2) Air Suling (Ditjen POM, 2014 : 1682)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest
Kegunaan : Sebagai pelarut
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur : H – OH
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3) Asam Klorida (Ditjen POM, 2014 : 156)
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam klorida
Kegunaan : Zat tambahan
Kelarutan : Larutan yang sangat encer masih bereaksi
dengan asam kuat terhadap kertas lakmus

Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau


merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian
air, asap dan bau hilang.
Rumus Molekul : HCL
Rumus Struktur : H–CL
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4) Kalium bromida (Ditjen POM, 2014 : 1716)
Nama Resmi : KALII BROMIDUM
Nama Lain : Kalium bromida
RM : KBr
Hablur tidak berwarna, buram atau transparan,
NUR FAIZAH IDRIS tidak berbau, rasa asin, agakANDI
pahit.AFIFAH GANI
15020160042
NITRIMETRI

Pemerian :

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 1,6 bagian air, juga


dalam lebih kurang 200 bagian etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai katalisator
5) Kloramfenikol (Ditjen POM, 2014 : 684)
Nama Resmi : CHLORAMPHENICOLUM
Nama Lain : Kloramfenikol
Kegunaan : Sebagai sampel

Pemerian : Serbuk atau hablur halus berbentuk jaram atau


lempeng memanjang putih sampai putih kelabu
atau putih kekuningan, tidak berbau rasa
sangat pahit , dalam larutan asam lemah
Rumus Molekul mantap
:C11H12Cl2N2O5

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042
NITRIMETRI

6) Metilen biru (Ditjen POM, 2014 : 862)


Nama Resmi : METHYLTHIONINI CHLORIDUM
Nama Lain : Biru metilen, Metilen biru
Kegunaan : Sebagai zat warna basa
Kelarutan : Larut dalam 40 bagian air, dalam 110 bagian
etanol dan dalam 450 kloroform P
Pemerian : Berbau dan hidroskopik
Rumus Molekul : C16H18CIN3S.2H2O
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk
7) Natrium nitrit (Ditjen POM, 2014 : 1729)
Nama Resmi : NATRII NITRIT
Nama Lain : Natrium nitrit
Kegunaan : Sebagai larutan baku atau penitran
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut
dalam etanol 95% P
Pemerian : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih
kekuningan rapuh
Rumus Molekul : NaNO2
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
8) Sulfadiazin (Ditjen POM, 2014 : 1228)
Nama Resmi : SULFADIAZINUM
Nama Lain : Sulfadiazin
Kegunaan : Antibakteri
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol (95%) P dan dalam aseton P,
mudah larut dalam asam mineral encer dan
dalam larutan alkali hidroksida
Pemerian : Serbuk putih kekunigan atau putih agak merah
jambu, hampir tidak berbau, tidak berasa
Rumus Molekul : C10H10N4O2S
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
9) Tropeolin OO (Ditjen POM, 2014 : 431)
Nama Resmi : PHENYLAMINO

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042
NITRIMETRI

Nama Lain : Tropeolin OO


Kegunaan : Sebagai sampel
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Pemerian : Serbuk coklat kekuningan
Rumus Molekul : C10I14N3NaO2S
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
10) Zink (Ditjen POM, 2014 : 1745)
Nama Resmi : ZINCI OKSIDUM
Nama Lain : Flowars of zink, Zink white
Kegunaan : Bersama Hcl mereduksi gugus NO2 menjadi
gugus amin aromatis bebas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih
kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat
Rumus Molekul : laun
ZnO menyerap karbondioksida dari udara.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042
NITRIMETRI

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2017)


1) Penentuan Kadar Kloramfenikol
Timbang saksama 500 mg zat uji, pindahkan ke dalam gelas
piala 250 ml. Tambahkan 20 ml HCl pekat dan 5 g serbuk zink sedikit
demi sedikit, kemudian tambahkan lagi 10 ml HCl. Setelah zink larut,
dinginkan larutan. Tambahkan 3 g kalium bromide dan titrasi secara
perlahan-lahan sambil diaduk dengan NaNO2 0,1 N. Titrasi dianggap
selesai bila 3 menit setelah penambahan titran yang berakhir pada
larutan masih menimbulkan warna biru pada pasta kanji iodide. Tiap
ml NaNO2 0,1 N setara dengan 0,0323 g kloramfenikol.
2) Penentuan Kadar Sulfadiazin
Timbang saksama 500 mg zat uji, larutkan dalam 75 ml air
suling dan 10 ml HCl pekat. Dinginkan dan titrasi dengan larutan
baku NaNO2 0,1 N pada temperature tidak kurang dari 15oC
menggunakan indikator tropeolin OO 0,1% dengan metilen biru 0,1%
sambil diaduk sampai terjadi perubahan warna dari ungu ke hijau.
Tiap ml NaNO2 0,1 N dengan 25,03 mg sulfadiazine.

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042
NITRIMETRI

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat yang dipraktikumkan yaitu botol semprot, buret, corong,
gelas kimia, gelas ukur, labu ukur, pipet skala, pipet volume sendok
tanduk, statif dan thermometer.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan yaitu aquades, asam klorida,
kloramfenikol, metilen blue, natrium nitrit, sulfodiazin, tropeolin oo dan
zink.
3.3 Cara Kerja
1) Penentuan Kadar Kloramfenikol
Ditimbang kloramfenikol 100 mg, pindahkan ke dalam gelas
piala 250 ml. Ditambahkan 4 ml HCl pekat dan 1 g serbuk zink
sedikit demi sedikit, kemudian tambahkan lagi 2 ml HCl. Setelah zink
larut, dinginkan larutan. Ditambahkan 0,6 g kalium bromide dan
dititrasi secara perlahan-lahan sambil diaduk dengan NaNO2 0,1 N.
Dititrasi dianggap selesai bila 3 menit setelah penambahan titran
yang berakhir pada larutan masih menimbulkan warna biru pada
pasta kanji iodide.
2) Penentuan Kadar Sulfadiazin
Ditimbang sulfadiazin 100 mg, dilarutkan dalam 15 ml air suling
dan 2 ml HCl pekat. Dinginkan dan titrasi dengan larutan baku
NaNO2 0,1 N pada temperature tidak kurang dari 15oC
menggunakan indikator tropeolin OO 0,1% dengan metilen biru 0,1%
sambil diaduk sampai terjadi perubahan warna dari ungu ke hijau.
Tiap ml NaNO2 0,1 N dengan 25,03 mg sulfadiazine.

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042
NITRIMETRI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


a. Tabel Pengamatan
No Berat Sampel Titik Awal Titik Akhir Warna % Kadar

1 Kloramfenikol 0 mL 2,5 mL Biru tetap 81%


100 mg pada kanji
iodide
2 Sulfadiazin 0 mL 19 mL Biru 475,57%
100 mg kehijauan

b. Perhitungan
1. Kloramfenikol
Diketahui:
Vtitran : 2,5 mL
N : 0,1 N
Berat setara : 0,0323 mg
Berat sampel : 100 mg = 0,1 g
FK : 0,1
Penyelesaian:
V titran × N × B.setara
= ×100%
B. sampel × FK
2,5 mL × 0,1 N × 0,0323 mg
= ×100%
0,1 mg × 0,1
0,0081
= × 100
10,01
= 0,81 x 100
= 81%

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042
NITRIMETRI

2. Sulfadiazin
Diketahui:
Vtitran : 19 mL
N : 0,1 N
Berat setara : 25,03 mg
Berat sampel : 100 mg
FK : 0,1
Penyelesaian:
V titran × N × B.setara
= ×100%
B. sampel × FK
19 mL × 0,1 N × 25,03 mg
= ×100%
100 mg × 0,1
47,557
= × 100
10
= 4,756 x 100
= 475,57%
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan penentuan kadar
kloramfenikol dan sulfadiazine dengan metode nitrimetri. Nitrimetri
adalah suatu cara penetapan kadar, suatu zat dengan larutan nitrit.
Metode titrasi diazotasi disebut juga dengan nitrimetri yakni metode
penetapan kadar secara kuantitatif dengan mengunakan larutan baku
natrium nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi
antara amina aromatic primer dengan asam nitrit dalam suasana asam
membentuk garam diazonium.
Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu
indikator dalam dan indikator luar.Sebagai indikator dalam digunakan
campuran indikator tropeolin oo dan metilen biru, yang mengalami
perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan.Sedangkan untuk
indikator luarnya digunakan kertas kanji iodide.
Pada penentuan kadar kloramfenikol yang telah ditimbang 100 mg
lalu dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan dengan 4 mL HCl
pekat yang berfungsi sebagai pelarut dan untuk menciptakan suasana
asam dalam erlenmeyer, 1 g zink untuk mereduksi kloramphenikol yang
NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI
15020160042
NITRIMETRI

memiliki gugus amin sekunder menjadi gugus amin primer dan 2 mL HCl
pekat kemudian didinginkan dan ditambahkan dengan 0,6 g kalium
bromide, KBr berfungsi untuk mempercepat reaksi (katalisator) dan
dititrasi dengan larutan NaNO2 0,1 N secara perlahan hingga larutan
berwarna kuning pucat.Titrasi dilakukan di bawah suhu 15°C. Hal ini
karena garam diazonium tidak stabil dan jika suhunya lebih tinggi bisa
terurai menjadi fenol dan natrium.
Pada penentuan kadar sulfadiazin yang telah ditimang 100 mg lalu
dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan dengan aquadest
sebanyak 15 mL setelah itu ditambahkan lagi HCl pekat 2 mL. Dinginkan
pada suhu < 15⁰C setelah itu dititrasi dengan NaNO2 hingga berubah
warna ungu menjadi biru hijau.
Titran yang digunakan adalah NaNO2 0,0791N yang kemudian
direaksikan dengan HCl sehingga membentuk asam nitrit (NaNO2). Pada
pecobaan ini, digunakan indikator luar yakni kertas kanji iodida. Pada
kertas kanji iodida akan terjadi perubahan warna mendi biru karena
iodida diubah menjadi iodium ketika bertemu dan kanji. Namun tidak
semua NaNO2 itu akan bereaksi dengan sampel. Ketika larutan
digoreskan pada kertas, adanya kelebihan atau sisa asam nitrit akan
mengoksidasi iodida mejadi iodium akan menghasilkan warna biru
segera.
Adapun kadar yang diperoleh pada percobaan nitritometri
kloramfenikol yaitu 81%. Persen kadar yang didapatkan tidak sesuai
dengan persen kadar yang tertera pada Farmakope Indonesia yaitu
kloramfenikol memiliki kadar tidak lebih dan tidak kurang dari 99%.
Adapun kadar yang diperoleh pada percobaan nitritometri
sulfadiazin yaitu 475,57%. Persen kadar yang didapatkan tidak sesuai
dengan persen kadar yang tertera pada Farmakope Indonesia yaitu
sulfadiazin memiliki kadar tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari
102%.
alasan penambahan larutan HCl pekat dalam percobaan yaitu
untuk menciptakan suasana asam dalam erlenmeyer. Larutan
didinginkan sampai suhunya mencapai kurang dari 15⁰C, perlakuan ini

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042
NITRIMETRI

dilakukan untuk menghindari terbentuknya fenol ketika suhu larutan


terlalu tinggi. Terjadinya warna biru pada kertas kanji disebabkan oleh
ikatan kalium iodida yang putus dan asam nitrat akan mengikat amilum
sehiingga menimbullkan warna biru pada kertas kanji.
Pada penambahan KBr sebagai katalisator untuk mempengaruhi
kecepatan reaksi. Reaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi
berjalan agak lambat. Titrasi sebaliknya dilakukan secara perlahan-
lahan, maka dari itu ditambahkan katalisator KBr/NaCl.
Adapun faktor kesalahan dalam percobaan yang mana
mengakibatkan hasil titrasi yang tidak sesuai dengan yang diinginkan
atau dibandingkan dengan literatur hal ini di karenakan beberapa faktor
seperti dalam menentukan titik akhir titrasi yang kurang tepat, dimana
titrasi ditentukan tidak tepat sebelum atau sesudah titik ekuivalen,
ketidaktelitian dalam membaca skala alat ukur, pemberi air dalam
melarutkan larutan, indikator yang digunakan telah rusak serta
kesalahan dalam melakukan penimbangan atau penentuan berat sampel
yang digunakan dalam titrasi. Alasan penggunaan es batu yaitu untuk
mendinginkan dan menurunkan suhu agar sampel mudah terurai.
Untuk pemanfaatan dalam bidang farmasi seperti sulfanilamid
sangat berguna sebagai obat anti mikroba melihat kegunaannya tersebut
percobaan titrasi nitrimetri ini dilakukan agar penyalahgunaan obat–
obatan tersebut dapat dihindari, serta para farmasis dapat mengetahui
bagaimana penetapankadar yang harus digunakan, sehingga
mengurangi adanya kesalahan.

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042
NITRIMETRI

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun hasil dari percobaan nitritimetri dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada percobaan kloramfenikol didapat hasil kadar sebesar 81%
sedangkan untuk sulfadiazin kadar yang didapat sebesar 475,57%.
5.2 Saran
Untuk laboratorium agar alat-alat yang akan digunakan bisa
terjaga mutu dan kualitasnya terjaga dengan baik agar dapat dilakukan
oleh para praktikan. Untuk Asisten, janganlah bosan dalam mengawasi
jalannya praktikum yang dilakukan praktikan dalam laboratorium, mohon
diharapkan kesabarannya juga dalam menghadapi praktikan karena
praktikan masih dalam proses belajar. Untuk praktikan agar lebih teliti
lagi dalam melakukan praktikum untuk mengurangi faktor kesalahan.

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042
NITRIMETRI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2017, Penuntun Kimia Dasa, Tim Dosen Fakultas Farmasi UMI,
Makassar

Ditjen POM 2014, Farmakope Indonesia, edk 5, Departemen Kesehatan RI,


Jakarta

Gandjar, I, G, Dan Abdul R, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,


Yogyakarta

Harjadi, W, 2010, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Gramedia, Jakarta

Rivai, H, 2006, Asas Pemeriksaan Kimia, UI Press, Jakarta

Rohman, A, 2007, Kimia Farmasi Analisi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Wunas, J, S, 2005, Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif, UNHAS, Makassar

NUR FAIZAH IDRIS ANDI AFIFAH GANI


15020160042

Anda mungkin juga menyukai