BAB 1 PENDAHULUAN
sebagainya. Air yang mengandung zat lain dapat pula menjadi warna
cairan yang berasa asam disebut larutan asam, yang terasa asin
disebut larutan garam, sedangkan terasa lain dan pahit disebut larutan
basa (Syukri 1999).
2.2 Uraian Bahan
1. Alkohol (Ditjen POM 1979 hal. 65)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol
RM/BM : C2H6O /0,8119 g/mol
Rumus Struktur :
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur halus, berwarna putih, tidak
berbau,dan pahit
Kelarutan : Larut dalam 400 bagian air,etanol 95%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antibiotikum
Kegunaan : Sebagai larutan baku
6. Kristal violet (Ditjen POM 1979 hal. 698)
Nama resmi : KRISTAL VIOLET
Nama Lain : Gertian violet
RM / BM : C25H30ClN3 / 408 g/mol
Pemerian : Hablur berwarna hijau tua.
Rumus Struktur :
Rumus Struktur :
4.2 Perhitungan
Perhitungan
Titrasi Bebas Air
= 39,5112%
= 39,51%
4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar kloramfenikol
dengan menggunakan metode titrasi bebas air. Titrasi bebas air
adalah titrasi yang dilakukan untuk larutan yang tidak dapat larut
dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut-pelarut organik lainnya.
Kekuatan yang nyata dari suatu asam atau suatu basa
ditentukan oleh kemampuannya bereaksi dengan pelarut. Pada
dasarnya pelarut yang digunakan dalam titrasi bebas air yang dapat
dibagi menjadi dua golongan, yaitu: pelarut aprotik adalah pelarut
yang tidak dapat memberi maupun menerima proton dan pelarut
amfiprotik adalah pelarut yang dapat menerima maupun memberi
proton.
Penentuan titik akhir pada titrasi bebas air, dapat dilakukan
dengan penambahan indikator. Indikator yang digunakan adalah
berupa senyawa organik yang bersifat asam atau basa lemah.
Perubahan warna indikator dalam pelarut organik mempunyai tetapan
dielektrik yang lebih kecil daripada air. Hal ini mengakibatkan indikator
asam basa yang cocok untuk titrasi bebas air.
Tidak digunakan air dalam percobaan ini karena kadar yang
terkandung didalam pereduksi (pelarut dan indikator) sangat tinggi.
Selain itu, air bersifat asam lemah dan basa lemah, oleh karena itu,
dalam lingkungan air, air dapat berkompetisi dengan asam-asam atau
basa-basa yang sangat lemah dalam hal menerima atau memberikan
proton.
Dalam percobaan ini, kloramfenikol ditimbang sebanyak 75 mg,
kemudian dilarutkan dalam 1 mL alkohol 90%, ditambahkan 2,5 mL
HCl pekat. Kemudian dipanaskan di atas water bath sampai kering
pada suhu 1050C selama 15 menit. Setelah dingin, kemudian
dilarutkan dalam 5 mL asam asetat glasial, digunakan asam asetat
glasial karena dalam lingkungan asam reaksi akan lebih cepat
berlangsung. Ditambahkan lagi dengan 1,5 mL raksa (2) asetat 5%,
digunakan raksa asetat karena raksa asetat dapat mengikat HCl yang
ada pada larutan sehingga HCl tersebut tidak ikut bereaksi.
Alasan penggunaan bahan, digunakan asam perklorat karena
asam perklorat merupakan asam yang lebih kuat daripada asam
asetat dan larut baik dalam asam asetat. Digunakan asam asetat
glasial karena dalam lingkungan asam reaksi akan lebih cepat terjadi.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diperoleh hasil
bahwa kadar kloramfenikol 39,51% dan perubahan warna dari ungu
menjadi warna biru.
5.2 Saran
Adapun saran dalam praktikum ini yaitu agar alat dan bahan
yang akan digunakan bisa tersedia semua, agar praktikan bisa
melakukan percobaan dengan lebih baik lagi dan asisten lebih sabar
mendampingi praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Skema kerja
Ditimbang 75 mg kloramfenikol
+10 mL dioksan
Setelah Dititrasi