BAB I PENDAHULUAN
dengan zat yang dititrasi maupun dengan titran, pelarut harus murah
dan permuniannya jika perlu dan tidak kompleks, dan hasil titrasi
berupa larutan atau kristal.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara penentuan kadar kloramfenikol dengan
menggunakan titrasi bebas air.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah untuk menentukan kadar
kloramfenikol dengan menggunakan titrasi bebas air.
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, berbau khas,
tajam, jika diencerkan dengan air, rasa asam
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol 95% P
Penyimpanan : Dalam wadah tertututp rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Asam perklorat (Ditjen POM, 1979 : 651)
Nama Resmi : ACIDUM PERCLORAT
Nama Lain : Asam perklorat
RM/BM : HClO4 / 100,5
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna
Rumus Struktur :
Kelarutan : Bercampur dengan air
Penyimpanan : Dalam wadah tertututp baik
Kegunaan : Sebagai larutan baku
4. Kristal Violet (Ditjen POM. 1979 : 698)
Nama Resmi : KRISTAL VIOLET
Nama Lain : Gertian violet
RM / BM : C25H30ClN3 / 408
Rumus struktur :
Pemerian : Hablur berwarna hijau tua.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol (95%) P. Larutannya berwarna
lembayung tua.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai indikator
5. Raksa (II) Asetat (Ditjen POM. 1979 : 724)
Nama Resmi : RAKSA ASETAT
Nama Lain : Raksa (II) Asetat
Rumus molekul : (CH3CO2)3 Hg
Rumus Struktur :
Rumus Struktur :
Pemerian : Serbuk hablur putih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
8. Dioksan (Ditjen POM, 2014 : 1704)
Nama Resmi : 1,4-DIOKSAN
Nama Lain : Dietilen Dioksida
ALFIRAH ANGRAENI NAURA NAZHIFAH
15020180087
TITRASI BEBAS AIR
4.1 Hasil
Nomor Berat Zat Vol. Titran % % Kadar
(mg) (mL) Kadar Teoritis
1 150 2,5 134,6% 97,0% - 103,0%
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar kloramfenikol
dengan menggunakan metode titrasi bebas air. Titrasi bebas air
adalah titrasi yang dilakukan untuk larutan yang tidak dapat larut
dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut-pelarut organik lainnya.
Kekuatan yang nyata dari suatu asam atau suatu basa ditentukan
oleh kemampuannya bereaksi dengan pelarut. Pada dasarnya pelarut
yang digunakan dalam titrasi bebas air yang dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu: pelarut aprotik adalah pelarut yang tidak dapat
memberi maupun menerima proton dan pelarut amfiprotik adalah
pelarut yang dapat menerima maupun memberi proton.
Penentuan titik akhir pada titrasi bebas air, dapat dilakukan dengan
penambahan indikator. Indikator yang digunakan adalah berupa
senyawa organik yang bersifat asam atau basa lemah. Perubahan
warna indikator dalam pelarut organik mempunyai tetapan dielektrik
yang lebih kecil daripada air. Hal ini mengakibatkan indikator asam
basa yang cocok untuk titrasi bebas air.
Tidak digunakan air dalam percobaan ini karena kadar yang
terkandung didalam pereduksi (pelarut dan indikator) sangat tinggi.
Selain itu, air bersifat asam lemah dan basa lemah, oleh karena itu,
dalam lingkungan air, air dapat berkompetisi dengan asam-asam atau
basa-basa yang sangat lemah dalam hal menerima atau memberikan
proton.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Perhitungan
Titrasi Bebas Air
Dik. :
Volume titran = 2,5 mL
Berat volume = 150 mg
N = 0,05 N
Bst = 16,16 mg
Fk = 0,01 N HCl
Dit :
V . N . Bst
% kadar = x 100%
B.sampel . Fk
2,5 𝑚𝐿 . 0,05 𝑁 . 16,16𝑚𝑔
= x 100%
150 𝑚𝑔 . 0,01 𝑁
=134,6%
Gambar
Skema Kerja
Ditimbang 150 mg kloramfenikol
Lalu dipanaskan diatas tangas air hingga kering Residu dikeringkan pada
suhu 1050C selama 15 menit