PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anion merupakan ion sisa asam atau ion yang bermuatan negatif, berbeda
dengan kation, suatu senyawa kimia pasti merupakan gabungan antara kation
dengan anion. Oleh karena itu, sifat-sifat suatu senyawa pasti dipengaruhi oleh
kation maupun anion.
Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zatzat yang terkandung didalamnya, serta cara-cara pengolahanya. Seluk beluk
tentang pengidentifikasian dan pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk
itu, pengetahuan tentang analisis kualitatif sangat esensial untuk di jadikan salah
satu keahlian bagi seorang farmasis.
Praktikum analisis kualitatif ini di lakukan karena praktikan harus
mengetahui dan mengenal cara-cara analisis kualitatif. Praktikan diperlukan untuk
mendukung pengetahuan farmasist tentang analisis kualitatif, selain pengetahuan
teori juga perlu diadakan pengenalan terhadap kation sebagai dasar dalam
melakukan analisa pada kegiatan-kegiatan praktikum di farmasi, kita dapat lebih
mengenal sifat-sifatnya dan cara-cara analisanya.
Analisa kation, merupakan suatu bagian dari analisis ion yang dibagi
menjadi analisis kation dan anion, untuk tujuan analisis kualitatif sistematik
kation. Kation di klasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat
kation itu terhadap reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia
golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan
kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan
secara selektif.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida dan ammonium
karbonat. klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi, klasifikasi
kation yang paling umum di dasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida,
sulfida dan karbonat dari kation tersebut.
Pada umumnya, kation dibagi menjadi lima golongan. Kation golongan
pertama akan membentuk endapan putih ketika direaksikan dengan amonium
sulfida akan membentuk asam klorida. Kation golongan dua apabila direaksikan
dengan hidrogen sulfida akan menghasilkan endapan kuning. Kation golongan
tiga apabila diraksikan amonium sulfida maka akan membentuk endapan hijau
atau endapan hijau kotor. Kation golongan empat apabila direaksikan dengan
amonium karbonat maka akan membentuk endapan putih. Sedangkan golongan ke
lima adalah golongan sisa yang tidak membentuk endapan apapun apabila
direaksikan dengan keempat reagensia golongan pertama, kedua, ketiga dan
keempat.
Pada percobaan ini, sampel yang tidak diketahui golongan dan ion
sampelnya kemudian akan di identifikasikan analisi kation hingga golongan dan
ion sampel tersebut diketahui.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud percobaan
Maksud percobaan ini adalah memahami dan untuk mengetahui
tahap-tahap identifikasi kation anion suatu sampel
2. Tujuan percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah mengidentifikasi kation dan anion
terhadap suatu sampel untuk menentukan golonganya dengan cara uji
pendahuluan dan uji penegasan dengan menggunakan beberapa reaksi
spesifik.
C. Prinsip percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Reaksi identifikasi adalah suatu reaksi kimia, yang dimaksudkan untuk
mengetahui keberadaan suatu zat (ion/gugus) dalam suatu sampel tertentu.
Untuk itu maka dibutuhkan pengetahuan dasar tentang sifat gas/gejala atau
perubahan yang ditimbulkan apabila ditambahkan suatu pereaksi. (Anonim;
39)
III
menghasilkan
endapan
hidroksida,
golongan
IV
adanya
Anion
dapat
diperkirakan
dengan
mengetahui kepastian kation apa saja yang terdapat dalam larutan sampel
pada percobaan terdahulu yaitu Percobaan Analisis Kation.
1. Uji sulfat
2. Uji untuk zat pereduksi
3. Uji untuk zat pengoksid
4. Uji dengan larutan perak nitrat
5. Uji dengan larutan Kalsium klorida
6. Uji dengan larutan besi (III) klorida. (G, Shelva;357)
Untuk keperluan sampel didihkan dengan larutan Na2CO3 jenuh,
praktis semua ion logam mengendap sebagai karbonat, dan filtrat atau ekstrak
soda (ES) dipakai untuk pengujian anion.
1. Kelompok Nitrat
2. Kelompok Sulfat
3. Kelompok Halogenida
Ada beberapa proses fisika kimia yang dapat digunakan untuk
memberikan informasi analisis. Proses ini berkaitan dengan sejumlah sifat atom
dan molekul serta fenomena-fenomena yang mampu menjadikan elemen-elemen
atau senyawa-senyawa tersebut dapat dideteksi atau dapat diukur secara kualitatif
pada kondisi yang dapat di kontrol proses-proses yang mendasari ini semua
menentukan berbagai macam teknik analisis.( Dr. Sudjasdi; 103)
Analisi kation memerlukan pendekatan yang sistematis, umumnya
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pemisahan dan dengan identifikasi.
Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari
larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan
cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang
masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk
kelompok kation baru jika di dalam kelompok kation yang terendapkan masih
berisi beberapa kation . Maka kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok
kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat
dilakukan uji spesifik untuk suatu kation, Jenis dua konsentrasi bereaksi serta
pengaturan pH larutan di lakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa
kelompok-kelompok kation analisis kuantitatif :
Golongan I
Golongan II
Golongan III
Golongan IV
b. Gas atau uap asam dilepaskan dengan H2SO4 meliputi ion-ion diatas
dengan fluorida, klorida, bromida, iodida, nitrat, perklorat, permanganat,
bromat, heksanoklorat, heksasianoferat (III) , tiosianat , format, asetat,
oksalat, tartrat, heksafluorosilikat.
2. Meliputi proses yang terjadi pada reaksi-reaksi dalam larutan dibagi atas 2
sub kelas :
a. Reaksi Pengendapan
Terdiri dari sulfat, peroksodiosulfat, fosfat, fosfit, arsenot, dikromat,
silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinas.
b. Oksidasi dan reduksi dalam larutan, manganat, permanganat, kromat, dan
dikromat. (T.Moore.2007:211)
Secara prinsip, zat yang akan diidentifikasi dulrutkan kemudian
ditambahkan pereaksi tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan
kation sebagai gara yang sukar larut atau hidroksilatnya pereaksi haruslah
sedemikian rupa sehingga pengendapan kation glongan kation selanjutnya tidak
terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan yang
hendak dianalisis (Anwar.1981:45.
Kation golongan I membentuk klorida, yang tidak larut. Namun timbal
klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tidak pernah mengendap
dengan sempurna bila ditambahkan dengan HCl encer kepada suatu cuplikan ion
timbal yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan H 2S alam suasana
asam bersama-sama golongan II.(Petrucci,R.H.1992:58)
Endapan perak klorida dalam bentuk gumpalan sebagai hasil koagulasi
bahan koloidal. Endapan dapat dengan mudah di saring atau dicuci dengan air
yang mengandung sedikit asam sitrat. Asamnya mencegah peptisasi endapan dan
teruapkan apabila endapan dikeringkan. (Anwar.1981.46)
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana di kenal sebagai reaksi spesifik
untuk golongan tertentu. Reaksi kation untuk golongan II adalah hidrogen sulfida
yang hasilnya adalah endapan-endapan berbagao warna. Kation-kation golongan
II dibagi atas dua sub golongan, yaitu sub golongan tembaga dan arsinik. Sub
golongan temabaga terdiri dari hydrargium (II), plumbum (II), bismut (III),
cuprum (III), dan subgolongan arsenik meliputi, arsen (V), arsen (III), stiblum
(III), starnum (II), dan stannum (IV) (Petrucci,R.H.1992:60)
Kation golongan III terdiri dari besi (III), alminium, kromium (III), dan
nikel, kobalt, mangan (II), dan zink.
Logam-logam ini diendapkan oleh reagen golongan untuk golongan I dan
II, tetapi semuanya diendapkan. Dengan adanya amonium klorida oleh hidrogen
sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan amonia. Logamlogam ini diendapkan sebagai sulfida , kecuali amonium dan kromin, yang
diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium
klorida. Sedangkan logam-logam lain ini tetap berada dalam larutan dan dapat
diendapkan sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida.
Kation golongan IV terdiri dari starnum, barium, stronsium, dan kalsium.
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida, ataupun
amonium sulfida, tetapi amonium karbonat membentuk endapan-endapan putih.
(Petrucci.1992:61)
Untuk menganalisa kation, bila bahan pelarut dilarutkan lebih dahulu,
namun bila suatu berupa cairan atau larutan langsung digunakan. Pada umumnya
semua kombinasi kation dapat larut dalam air dan HCl tapi ada juga yang tidak
larut , oleh karena itu pelarut yang biasa dipakai adalah air ataupun HCl encer.
(Petrucci.1992:62)
B. Uraian Bahan
1. Ammonia
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Penyimpanan
kelarutan
Kegunaan
2. Amonium encer
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Penyimpanan
kelarutan
Kegunaan
3. Ammonium karbonat
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Rumus bangun
Pemerian
Penyimpanan
kelarutan
Kegunaan
4. Amonium klorida
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Penyimpanan
kelarutan
Kegunaan
5. Aquadest
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Rumus bangun
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
6. Asam klorida
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Penyimpanan
kelarutan
Kegunaan
7. Asam nitrat
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Penyimpanan
kelarutan
Kegunaan
8. Asam perklorat
Nama resmi
Nama lain
:Asam perklorat
Rumus molekul
:HClO4
Berat molekul
:95,01
Pemerian
:Cairan jernih tidak berwarna
Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan
:Bercampur dengan air
Kegunaan
:Sebagai pereaksi tambahan pada tabulasi
9. Asam Pikrat (Dirjen POM 1979 : 736)
Nama Resmi
: ACIDUM PICRATH
Nama Lain
: Asam Pikrat
Rumus Molekul
: C6H2(OH) (NO2)3
Pemerian
: Serbuk hablur, kuning terang, tidak berbau, mudah
meledak.
Kelarutan
: Larut dalam 80 bagian air dan dalam 10 bagian
etanol (95%) P
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai perekasi.
10. Asam sulfat
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Kegunaan
: Sebagai sampel
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
:NATRII HYDROCHIDA
:Natrium hodroksida
:NaOH
:40,00
:hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; tidak berbau; rasa asin
Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan
:larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian
gliserol; sukar larut dalam ethanol (95%) P
Kegunaan
:Sebagai pereaksi kation golongan VI
18. Natrium Karbonat (Dirjen POM 1979 : 400)
Nama Resmi
: NATRII CARBONAS
Nama Lain
: Natrium Karbonat
Rumus Molekul
: Na2CO3 . H2O
Berat Molekul
: 124,00
Pemerian
: Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
Kelarutan
: Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam
air mendidih.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai pereaksi.
19. Perak nitrat
(Dirjen POM. 1979; 97)
Nama resmi
:ARGENTI NITRAS
Nama lain
:Perak nitrat
Rumus molekul
:AgNO3
Berat molekul
:169,873
Pemerian
:Hablur tansparan atau serbuk hablur berwarna
putih, tidak berbau menjadi gelap jika kena cahaya
Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan
:sangat mudah larut dalam air, larut dalam ethanol
(95%)
Kegunaan
:Sebagai pereaksi anion golongan III dan IV
20. Raksa (II) Klorida (Dirjen POM 1979 : 698)
Nama Resmi
: HYDRAGYRI BICHLORIDUM
Nama Lain
: Raksa (II) Klorida
Rumus Molekul
: HgCl2
Berat Molekul
: 271,52
Pemerian
: Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih,
tidak berbau, berat.
Kelarutan
: Larut dalam 15 bagian air, 2.1 bagian air mendidih
dalam 3 bagian etano (95%) P, dalam 2 bagian
etanol (95%) P mendidih, dalam 20 bagian eter P
dan dalam 65 bagian gliserol P.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai pereaksi.
21. Timbal Asetat
(Dirjen POM 1979:503)
Nama Resmi
Nama Lain
Rumus Molekul
Berat Molekul
Pemerian
: PLUMBI ACETAS
: Timbal asetat
: C4H6O4 Pb 3H2O
: 379,33
: Hablur prisma,monoklin, kecil, putih, transparan a
atau massa hablur berat, bau cuka
Kelarutan
: Larut dalam 2 bagian air, umumnya berpolar sensi
dalam 65 bagian etanol (95%) P, dan dalam 2
bagian gliserol P.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai perekasi.
22. Zink Klorida (Dirjen POM 1979 : 740)
Nama Resmi
: ZINC CHLORIDUM
Nama Lain
: Zink Klorida
Rumus Molekul
: ZnCl2
Berat Molekul
: 136,29
Pemerian
: Serbuk hablur/granul, putih, berbentuk silinder,
sangat mudah mencair.
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam
etanol dan dalam gliserin
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutu rapat
Kegunaan
: Sebagai sampel
C. Prosedur Kerja
1. Penentuan Golongan Kation
a) Saiapkan larutan uji (1 2ml)
b) Direaksikan dengan HCl encer 2M, bila terbentuk endapan putih berarti
positif golongan I, bila negatif, maka reaksi dilanjutkan ke no. 3
c) Direaksikan dengan H2S (Tiosetamid dengan pemanasan). Bila timbul
endapan hitam berarti positif golongan II, uji dilanjutkan dengan reaksi
dengan amonium polisulfida. Bila endapan melarut berarti golongan II
B, bila tidak melarut berarti golongan II A
d) Siapakan larutan uji zat baru, reaksikan dengan NH 4Cl dan NH4OH,
bila terbentuk endapan berwarna spesifik berarti positif golongan III A,
bila tidak ada endapan, tetapi dengan sulfida mengendap putih atau
hitam, bararti positif golongan III B
e) Siapkan larutan zat uji baru, reaksikan dengan amonium karbonat 1 M,
bila terbentuk endapan putih, berarti golongan IV
f) Bila larutan tak mengendapkan dengan semua reagensia di atas, berarti
golongan V
2. Identifikasi Kation
apa
saja
yang
perlu
di
coba
reaksinya.
Asisten
bisa
p) Ion Ba3
2-
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1) Alat
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
c. Rak tabung
d. Botol semprot
e. Sikat pembersih
f. Gelas kimia
g. Lap halus
h. Lap kasar
i. Pembakar spirtus
j. Plat tetes
k. Sendok tanduk
l. Gegep
m. Pot sampel
n. Cawan porselin
2) Bahan
a. HCl
b. NH4OH
c. NH4Cl
d. NH3
e. (NH4)2CO3
f. AgNO3
g. HNO3
h. BaCl
i. NaOH
5 buah
5 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 bauh
1 bauh
1 buah
1 bauh
1 buah
1 buah
1 bauh
1 buah
B. Cara Kerja
1) Uji golongan kation
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diberikan dua sampel yang tidak diketahui nama senyawanya
c. Dilarutkan ke dua larutan tersebut dengan air
d. Dimasukkan ke dua sampel tersebut ke dalam dua tabung reaksi
berbeda
e. Ditambahkan HCl 0,05 M lalu diamati apabila terjadi endapan maka
itu termasuk golongan kation
f. apabila tidak ada perubahan pindah ke pereaksi ke tiga namun larutan
HCl yang tadi harus dibuang dan diganti dengan NH4Cl
g. Lalu diamati kembali apabila ada kekeruhan maka senyawa tersebut
termasuk kation golongan tiga
h. apabila belum ada endapan maka pindah ke pereaksi golongan lima
dengan menggunakan (NH4)2 CO3 namun apabila tidak terjadi
perubahan maka senyawa tersebut termasuk kation golongan enam
2) Uji golongan anion
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diberikan dau sampel yang tidak diketahui nama senyawanya
c. Dilarutkan ke dau larutan tersebut dengan air
d. Dimasukkan ke dua sampel tersebut ke dalam dua tabung reaksi
berbeda
e. Ditambahkan AgNO3+HNO3 lalu diamati terjadi endapan maka
senyawa tersebut berpotensi golongan I, II, III, IV dan apabila tidak
terjadi apa apa maka termasuk golongan V dan VI
f. Dicatat hasilnya
3) Uji spesifik kation
a. Dimasukkan ke dau larutan ke dalam dua tabung reaksi berbeda
b. Apa bila yang didapatkan kation golongan III amati tabulasi
golongan III
c. Ditambahkan NaOH ke dalam sampel tersebut
d. Diamati perubahan, apabila terbentuk endapan putih maka sampel
tersebut mengandung Al+
e. Dicatat hasilnya
4) Uji spesifik anion
a. Dimasukkan ke dua larutan tersebut ke dua tabung reaksi berbeda
b. Apabila yang di dapatkan anion golongan I, diamati tabulasi anion
golongan I
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1. Sampel I NaNO2
Pemeriksaan makroskopik :
a. Empirik
1) Rasa
: kasar
2) Warna
: bening
3) Bau
: tak berbau
b. Kelarutan : larut
c. Pemerian : Higroskopik
Pemeriksaan mikroskopik :
a) Pemeriksaan pendahuluan kation
NO
Pereaksi
Perubahan
1
Sampel + HCl
2
+NH4Cl
3
Sampel baru + NH4OH + NH4Cl
4
+ (NH4)2 CO3
+
+
Kesimpulan Awal : Kation golongan VI (Mg , K , Na+ , dan NH4+)
b) Pemeriksaan pendahuluan anion
NO
Pereaksi
Perubahan
2.
+HNO3
Pereaksi
Perubahan
O
1
2
3
NaOH + HCl
(NH4)2CO3
Asam Pikrat
Larutan
Kuning
+
Pereaksi
Sampel +AgNO3 + HNO3
H2SO4 + asam oksalat
Perubahan
-
: larut
c. Pemerian
: Higroskopik
Pemeriksaan mikroskopik :
1. Pemeriksaan pendahuluan kation
NO
Pereaksi
1
Sampel + HCl
2
+ H2S
3
Sampel baru + NH4OH + NH4Cl
4
+ H2S
Kesimpulan awal Kation golongan :IV
Perubahan
putih
(Mg2+, Zn2+, CO2+, Mn2+)
Pereaksi
Perubahan
+ AgNO3 + NH4OH
putih larut
:I
Pereaksi
Perubahan
NaOH +berlebih
putih larut
Pereaksi
Perubahan
putih larut
putih
: Zn2+
:Cl:ZnCl
B. Reaksi
1. Sampel NaNO2
Na+
+ HCl
+
Na
+ NH4OH
Na+
+ NH4Cl
+
Na
+ (NH4)2CO3
NO3- + BaCl2
NO3- + HNO3
NO3- + AgNO3
NO3- + H2SO4
2. Sampel ZnCl2
Zn2+ + H2S
Cl- + Ag+
AgCl +2NH3
2Ag+ + 2OH-
NaCl
NaOH
NaCl
Na2CO3
+ H+
+ NH+
+ NH+
+ 2 NH+
ZnS + 2H+
AgCl[Ag(NH3)2]+ + ClAg2O + H2O
BAB V
PEMBAHASAN
Kation adalah ion bermuatan positif yang kehilangan satu atau lebih
elektron, karena tertarik pada ke katoda sedangkan anion adalah ion bermauatan
negatif yang menagkap satu atau lebih elektron, karena dia tertarik menuju anoda
Analisa kualitatif membahas identifikasi zat-zat, unsur, atau senyawa apa
yang terdapat dalam sautu sampel. Tujuan analisa kualitatif untuk memisahkan
dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Contohnya untuk menentukan keberadaan
kation dan anion
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul atau ionya terkemas
secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi secara umum. Zat
cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan struktur terjadi pada
semua kelas material dengan semua jenis ikatan kimia. Amorf adalah suatu
senyawa yang tidak mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri. Hablur
adalah padatan yang bangun dalamnya tertentu karena susunan atom-atom atau
ion-ionya. Sedangkan serbuk adalah suatu senyawa atau unsur yang lumat atau
memiliki bentuk menyerupai butir-butir halus (tepung)
Dari percobaan yang dilakukan untuk uji golongan kation diberikan
beberapa sampel yang tidak diketahui kemudian dijadikan larutan, selanjutnya
diteteskan ke semua larutan larutan tersebut ke dalam tabung reaksi berbeda dua
tetes setelah itu di tambahkan HCl 0,05M lalu diamati apabila terjadi endapan
maka termasuk golongan kation, apabila tidak ada perubahan pindah ke golongan
tiga namun larutan sebelumnya harus di buang dan diganti NH 4Cl lalu amati
apabila ada kekeruhan maka termasuk golongan tiga. Untuk uji anion larutan
sampel yang tidak diketahui ditambahkan dengan AgNO3 lalu diamati perubahan,
apabila terdapat endapan maka senyawa tersebut termasuk golongan I, II, III, IV
namun apabila tidak terjadi perubahan termasuk golongan V dan VI
Untuk uji spesifik kation dimasukkan ke dua larutan tersebut ke dua
tabung reaksi berbeda, kemudian diamati pada tabulasi, kation golongan berapa
yang di dapatkan. kemudian di cocokkan dengan tabel setelah di reaksikan dengan
pereaksi yang ada pada tabulasi. Sedangkan untuk uji spesifik anion Dimasukkan
ke dua larutan tersebut ke dalam dua tabung reaksi berbeda, kemudian diamati
pada tabulasi, anion golongan berapa yang di dapatkan. kemudian di cocokkan
dengan tabel setelah di reaksikan dengan pereaksi yang ada pada tabulasi.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil untuk sampel pertama,
yaitu senyawa NaNO2 dimana kationnya termasuk golongan VI, yaitu Na+ .
Sedangkan anionnya dari golongan V , yaitu NO3-. Sampel kedua, yaitu senyawa
KI dimana kationnya termasuk golongan VI yaitu K + dan anionnya termasuk
golongan I yaitu I-. Sampel ketiga yaitu senyawa AgNO 3 dimana kationnya
termasuk golongan I yaitu Ag+ dan anionnya termasuk golongan V yaitu NO3-.
Sampel ke empat yaitu senyawa ZnCl 2 dimana kationnya termasuk golongan IV
yaitu Zn2+ dan kationnya termasuk golongan I yaitu Cl-. Sampel ke lima yaitu
senyawa Nas2O3 dimana kationnya termasuk golongan VI yaitu Na + dan anionnya
termasuk golongan II yaitu S2-. Sampel ke enam yaitu Fe(NO3)3 dimana kationnya
termasuk golongan III yaitu Fe3+ dan anionnya termasuk golongan V yaitu NO3-.
Sampel ke tujuh yaitu KCl dimana kationnya termasuk golongan III yaitu K + dan
anionnya termasuk golongan V yaitu Cl-.
Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:
-
golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensiareagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini
antara lain magnesium, natrium, kalium. Ammonium, litium, dan hydrogen
Perbedaan pada literatur disebabkan oleh beberapa kesalahan yaitu:
1. minimnya pereaksi yang tersedia
2. alat dan bahan yang kurang bagus
3. serta tidak didukungya uji nyala
Dalam dunia farmasi yaitu mempelajari tentang bagaimana teknik sediaan
obat dan zat-zat yang terkandung didalamnya serta cara-cara pengolahanya.
Melakukan identifikasi suatu sampel dan mengidentifikasi senyawa-senyawa
logam dari suatu sampel.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sampel pertama terdiri dari kation Na+ dan kation NO3- , jadi senyawanya
adalah NaNO2
2. Sampel kedua terdiri dari kation K+ dan anion I-, jadi senyawanya adalah
KI
3. Sampel ketiga terdiri dari kation Ag+ dan anion NO3-, jadi senyawanya
adalah AgNO3
4. Sampel keempat terdiri dari kation Zn 2+ dan anion Cl- , jadi senyawanya
adalah ZnCl2
5. Sampel kelima terdiri dari kation Na+ dan anionnya S2- , jadi senyawanya
adalah NaS2O3
6. Sampel keenam terdiri dari kation Fe3+ dan anion NO3- , jadi senyawanya
adalah Fe(NO3)3
7. Sampel ketujuh terdiri dari kation K + dan anion Cl- , jadi senyawanya
adalah KCl
B. Saran
1. Untuk Laboratorium
Mohon alat dan bahannya diperlengkap dan aturan peletakan bahannya
mohon lebih diatur dan dirapikan lagi.
2. Untuk Asisten
Tetap smangat terutama klo praktikan bertanya dan semangat periksa
laporanya ya kk.cayo.hehehehe (^_^)
SKEMA KERJA
+ H2O
larutkan
atau tidak
warna
4. Uji golongan anion
1 pipet sampel
+ AgNO3 + HNO3
1 pipet sampel
+ Ba(Cl2) + HCl
Amati
Amati
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS
OLEH
KELOMPOK
:1
GELOMBANG
:1