Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anion merupakan ion sisa asam atau ion yang bermuatan negatif, berbeda
dengan kation, suatu senyawa kimia pasti merupakan gabungan antara kation
dengan anion. Oleh karena itu, sifat-sifat suatu senyawa pasti dipengaruhi oleh
kation maupun anion.
Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zatzat yang terkandung didalamnya, serta cara-cara pengolahanya. Seluk beluk
tentang pengidentifikasian dan pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk
itu, pengetahuan tentang analisis kualitatif sangat esensial untuk di jadikan salah
satu keahlian bagi seorang farmasis.
Praktikum analisis kualitatif ini di lakukan karena praktikan harus
mengetahui dan mengenal cara-cara analisis kualitatif. Praktikan diperlukan untuk
mendukung pengetahuan farmasist tentang analisis kualitatif, selain pengetahuan
teori juga perlu diadakan pengenalan terhadap kation sebagai dasar dalam
melakukan analisa pada kegiatan-kegiatan praktikum di farmasi, kita dapat lebih
mengenal sifat-sifatnya dan cara-cara analisanya.
Analisa kation, merupakan suatu bagian dari analisis ion yang dibagi
menjadi analisis kation dan anion, untuk tujuan analisis kualitatif sistematik
kation. Kation di klasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat
kation itu terhadap reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia
golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan
kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan
secara selektif.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida dan ammonium

karbonat. klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi, klasifikasi
kation yang paling umum di dasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida,
sulfida dan karbonat dari kation tersebut.
Pada umumnya, kation dibagi menjadi lima golongan. Kation golongan
pertama akan membentuk endapan putih ketika direaksikan dengan amonium
sulfida akan membentuk asam klorida. Kation golongan dua apabila direaksikan
dengan hidrogen sulfida akan menghasilkan endapan kuning. Kation golongan
tiga apabila diraksikan amonium sulfida maka akan membentuk endapan hijau
atau endapan hijau kotor. Kation golongan empat apabila direaksikan dengan
amonium karbonat maka akan membentuk endapan putih. Sedangkan golongan ke
lima adalah golongan sisa yang tidak membentuk endapan apapun apabila
direaksikan dengan keempat reagensia golongan pertama, kedua, ketiga dan
keempat.
Pada percobaan ini, sampel yang tidak diketahui golongan dan ion
sampelnya kemudian akan di identifikasikan analisi kation hingga golongan dan
ion sampel tersebut diketahui.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud percobaan
Maksud percobaan ini adalah memahami dan untuk mengetahui
tahap-tahap identifikasi kation anion suatu sampel
2. Tujuan percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah mengidentifikasi kation dan anion
terhadap suatu sampel untuk menentukan golonganya dengan cara uji
pendahuluan dan uji penegasan dengan menggunakan beberapa reaksi
spesifik.

C. Prinsip percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah mengidentifikasi kation dan anion


terhadap suatu sampel dengan golongan yang mana direaksikan dengan
beberapa pereaksi spesifik lalu diamati perubahan fisik dan kimia yang terjadi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Reaksi identifikasi adalah suatu reaksi kimia, yang dimaksudkan untuk
mengetahui keberadaan suatu zat (ion/gugus) dalam suatu sampel tertentu.
Untuk itu maka dibutuhkan pengetahuan dasar tentang sifat gas/gejala atau
perubahan yang ditimbulkan apabila ditambahkan suatu pereaksi. (Anonim;
39)

Kimia farmasi analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan


metode untuk memperoleh hasil kualitatif, kualitatif dan informasi struktur dari
sautu senyawa obat pada khusunya dan bahan kimia pada umumnya. (Dr.
Sudjasdi; 100)
Ilmu kimia farmasi analisis kuantitatif dapat didefenisikan sebagai
penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif untuk
melakukan analsis secara kuatitatif terhadap bahan-bahan atau sediaan yang
digunakan dalam farmasi, Obat dalam jaringan tubuh dan sebagainya. (Dr.
Sudjasdi; 103)
Analisis kualitatif dapat dilakukan pada bermacam-macam skala. selain
analisis makro kuantitas, zat yang dikerjakan adalah 0,5-1 gram dan volume
larutan yang diambil untuk analisis sekitar 20 ml dalam apa yang biasa di sebut
analisis semi mikro. Terdapat banyak keuntungan bila menggunakan teknik
semi mikro.
1. Pengurangan konsumsi zat-zat sehingga diperoleh cukup penghematan
2.
3.
4.
5.

dalam anggaran laboratorium


Ketetapan analisis yang lebih tinggi
Ketajaman pemisahan yang meningkat
Banyaknya hidrogen sulfida yang digunakan sangat dikurangi
Penghematan ruangan baik pada reagensia dan terutama dalam lemari

dimana peralatan disimpan


6. Latihan dalam mengerjakan kuantitas kecil bahan-bahan dapat di jamin (G.
Shelva; 348)
Analisis kuantitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering
dan reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan dengan zat-zat padat dan
reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi yang kering dapat
diuraikan dengan menggunakan semi mikro dengan hanya modifikasi kecil. (G.
Shelva; 349)
1. ANALISIS KATION

Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara


konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan
ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan
dalam bentuk pengendapan di mana penambahan pereaksi tertentu mampu
mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok
yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan
untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan
sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan
karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah endapan
klorida, golongan II menghasilkan sejumlah endapan garam sulfida,
golongan

III

menghasilkan

endapan

hidroksida,

golongan

IV

menghasilkan endapan sulfida yang larut dalam asam klorida, dan


golongan V menghasilkan endapan karbonat.
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang
disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan
apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan
analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur
Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu
yang ada dalam sampel atau contoh (Underwood;207).
Analisis kualitatif membahas tentang pengidentifikasian za-zat
yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan utama analisis kualitatif adalah
memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. (Underwood;210)
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan
kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation

diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut


terhadap beberapa reagensia. (G,Shelva: 351)
Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:
-

golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion


yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.

golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam


suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan
ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium,
timah.

golongan III: membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam


suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium,
aluminium, seng, mangan, dan kobalt.

golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat


dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit
asam.

golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan


reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk
dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium.
Ammonium, litium, dan hydrogen (G,Shelva;352 ).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian

larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua


kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran
sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentifikasian menyebabkan
terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat
fisiknya (Harjadi; 58).
2. ANALISIS ANION
Kemungkinan

adanya

Anion

dapat

diperkirakan

dengan

mengetahui kepastian kation apa saja yang terdapat dalam larutan sampel
pada percobaan terdahulu yaitu Percobaan Analisis Kation.

Pengujian antara reaksi asam sulfat encer dan pekat merupakan


salah satu cara untuk mengetahui anion apa saja yang terdapat dalam
larutan sampel. Hal tersebut dikarenakan asam sulfat yang merupakan
asam kuat mampu mendesak anion lemah keluar dari senyawanya. Sebagai
contoh, larutan yang mengandung garam karbonat akan keluar dan terurai
menjadi air dan gas karbondioksida dengan bantuan asam sulfat yang
mendesak asam karbonat.
Dengan memperhatikan daftar kelarutan berbagai garam dalam air
dan pelarut yang lain, jenis anion yang terdapat dalam larutan bisa
diperkirakan. Misalnya garam sulfida tidak larut dalam asam, garam
karbonat tidak larut dalam sulfida. Untuk mendeteksi anion tidak
diperlukan metode sistematik seperti pada kation. Anion dapat dipisahkan
dalam golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan garam
peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini
hanya dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan pada
metode ini. (G, Shelva;357)
Proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam (A) proses yang
melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, dan (B)
proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. (G, Shelva;357)
Secara kasar, reagensia atau pereaksi yang dapat dipakai adalah:

Zat kimia kualitas teknis.

Reagensia C.P, seringkali jauh lebih murni daripada reagensia U.S.P.

Reagensia U.S.P yaitu memenuhi persyaratan kemurnian yang ditetapkan


oleh United States Pharmacopoeia.

Zat kimia bermuu ragensia (reagent-grade) memenuhi spesifikasi yang


ditetapkan oleh Komite Reagensia Analitis dari Masyarakat Kimia
Amerika Serikat. (Underwood; 287)

Pengujian anion dalam larutan hendaknya dilakukan menurut urutan:

1. Uji sulfat
2. Uji untuk zat pereduksi
3. Uji untuk zat pengoksid
4. Uji dengan larutan perak nitrat
5. Uji dengan larutan Kalsium klorida
6. Uji dengan larutan besi (III) klorida. (G, Shelva;357)
Untuk keperluan sampel didihkan dengan larutan Na2CO3 jenuh,
praktis semua ion logam mengendap sebagai karbonat, dan filtrat atau ekstrak
soda (ES) dipakai untuk pengujian anion.
1. Kelompok Nitrat
2. Kelompok Sulfat
3. Kelompok Halogenida
Ada beberapa proses fisika kimia yang dapat digunakan untuk
memberikan informasi analisis. Proses ini berkaitan dengan sejumlah sifat atom
dan molekul serta fenomena-fenomena yang mampu menjadikan elemen-elemen
atau senyawa-senyawa tersebut dapat dideteksi atau dapat diukur secara kualitatif
pada kondisi yang dapat di kontrol proses-proses yang mendasari ini semua
menentukan berbagai macam teknik analisis.( Dr. Sudjasdi; 103)
Analisi kation memerlukan pendekatan yang sistematis, umumnya
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pemisahan dan dengan identifikasi.
Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari
larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan
cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang
masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk
kelompok kation baru jika di dalam kelompok kation yang terendapkan masih
berisi beberapa kation . Maka kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok
kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat
dilakukan uji spesifik untuk suatu kation, Jenis dua konsentrasi bereaksi serta
pengaturan pH larutan di lakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa
kelompok-kelompok kation analisis kuantitatif :

: Ag+ , Hg+, Pb2+


: Cu2+ , Ca2+ , Bi3+ , Hg2+ , Sn2+ , Sb5+
: Al3+ , Cr3+ , CO2+ , Fe2+ , Ni2+ , Mn2+ , Zn2+
: Ba2+ , Ca2+ , Mg2+ , Na+ , K+ , NH4+
(Mieesler.1991:31-33)
Tujuan analisi kuantitatif sistematik kation-anion diklasifikasikan dalam 5

Golongan I
Golongan II
Golongan III
Golongan IV

golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan


reagensia golongan secara sistematik dapat ditetapkan ada tidaknya golongangolongan kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
Metode yang tersedia untuk mendeteksi kation tidaklah sistematik seperti
metode yang telah di uraikan, Secara prinsip zat yang akan diidentifikasi
dilarutkan lalu ditambahkan preaksi tertentu yang sesuai , yang akan
mengendapkan golongan kation. Sebagai garam yang sukar larut atau
hidroksidanya. Pereaksi haruslah sedemikian rupa sehingga penegndapan
golongan kation selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya dapat dengan
mudah dihilangkan dari larutan yang hendak dianalisis.
Untuk menidentifikasi suatu senyawa organik , pada umumnya didasarkan
atas kelarutannya didalam air. Jika senyawanya tidak larut , maka dilakukan
dekstruksi, Cara destruksi tergantung dari senyawa yang hendak dianalisis dan di
tentukan dengan bantuan percobaan pendahuluan. Prinsip destruksi terdiri dari
pelelehan campuran senyawa yang sukar larut dalam pereaksi yang sesuai dengan
jumlah berlebih. Akibatnya, reaksi akan digeser sempurna kearah hasil reaksi
(Abbas,Roswati.1999:314)
Adapun kelima golongan kation dan ciri khas longan ini adalah :
1. Golongan I
Terbentuk endapan dengan HCl encer, ion yang termasuk dalam golongan ini
adalah Pb2+ , Hg2+ , dan Ag+.
2. Golongan II
Terbentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Golongan II terdiri atas
- Golongan IIA sulfidanya tidak larut dalam amonium polisulfida, ionnya
-

adalah Fe2+ , Fe3+, Al3+, Cr3+.


Golongan II B sulfidanya larut dalam amonium polisulfida, ionnya

adalah As3+ , As5+ , Sb3+ , Sb5+ , Sn2+ , dan Sn5+


3. Golongan III

Terbentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau


amoniokal. Ion golongan III terdiri dari :
- Golongan III A; membentuk hidroksida dengan NaOH, ionnya adalah
-

Fe2+ , Fe3+, Al3+, Cr3+.


Golongan III B; membentuk endapan dengan sulfida, dengan hodroksida

kadang tak berarti, ionnya adalah Co2+ , Ni2+ , Zn2+ , Mn2+.


4. Golongan IV
Membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan amonium klorida
dalam suasana netral atau dengan asam. Ion golongan ini terdiri dari Ca 2+ ,
Ba2+ , dan Sr2+
5. Golongan V
Termasuk golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagen golongan
sebelumnya, Ion golongan ini adalah Na+ , K+ , Mg2+ , NH4+ dan Na+
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan bagian larut,
maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok
campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya.
(Svehla.2009:312)
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode
untuk mendeteksi kation. Sampel saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema
yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang
umum kedalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi
golongan tersebut yang beridir sendiri.
Pemisahan anion-anion dalam golongan utama tergantung pada garam
pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh
dianggap berguna untuk memberi identifikasi dari keterbatasan-keterbatasan
metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang baku, karena satu
anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan. Pada dasarnya proses-proses
yang dipakai dapat dibagi menjadi :
1. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap
yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, anion ini dibagi dalam 2
subkelas :
a. Gas yang dilepaskan dengan HCl encer atau asam sulfat encer : Co 3,
HCO3 , SO3 , NO2 , ClO , CN , dan OCN

b. Gas atau uap asam dilepaskan dengan H2SO4 meliputi ion-ion diatas
dengan fluorida, klorida, bromida, iodida, nitrat, perklorat, permanganat,
bromat, heksanoklorat, heksasianoferat (III) , tiosianat , format, asetat,
oksalat, tartrat, heksafluorosilikat.
2. Meliputi proses yang terjadi pada reaksi-reaksi dalam larutan dibagi atas 2
sub kelas :
a. Reaksi Pengendapan
Terdiri dari sulfat, peroksodiosulfat, fosfat, fosfit, arsenot, dikromat,
silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinas.
b. Oksidasi dan reduksi dalam larutan, manganat, permanganat, kromat, dan
dikromat. (T.Moore.2007:211)
Secara prinsip, zat yang akan diidentifikasi dulrutkan kemudian
ditambahkan pereaksi tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan
kation sebagai gara yang sukar larut atau hidroksilatnya pereaksi haruslah
sedemikian rupa sehingga pengendapan kation glongan kation selanjutnya tidak
terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan yang
hendak dianalisis (Anwar.1981:45.
Kation golongan I membentuk klorida, yang tidak larut. Namun timbal
klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tidak pernah mengendap
dengan sempurna bila ditambahkan dengan HCl encer kepada suatu cuplikan ion
timbal yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan H 2S alam suasana
asam bersama-sama golongan II.(Petrucci,R.H.1992:58)
Endapan perak klorida dalam bentuk gumpalan sebagai hasil koagulasi
bahan koloidal. Endapan dapat dengan mudah di saring atau dicuci dengan air
yang mengandung sedikit asam sitrat. Asamnya mencegah peptisasi endapan dan
teruapkan apabila endapan dikeringkan. (Anwar.1981.46)
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana di kenal sebagai reaksi spesifik
untuk golongan tertentu. Reaksi kation untuk golongan II adalah hidrogen sulfida
yang hasilnya adalah endapan-endapan berbagao warna. Kation-kation golongan
II dibagi atas dua sub golongan, yaitu sub golongan tembaga dan arsinik. Sub

golongan temabaga terdiri dari hydrargium (II), plumbum (II), bismut (III),
cuprum (III), dan subgolongan arsenik meliputi, arsen (V), arsen (III), stiblum
(III), starnum (II), dan stannum (IV) (Petrucci,R.H.1992:60)
Kation golongan III terdiri dari besi (III), alminium, kromium (III), dan
nikel, kobalt, mangan (II), dan zink.
Logam-logam ini diendapkan oleh reagen golongan untuk golongan I dan
II, tetapi semuanya diendapkan. Dengan adanya amonium klorida oleh hidrogen
sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan amonia. Logamlogam ini diendapkan sebagai sulfida , kecuali amonium dan kromin, yang
diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium
klorida. Sedangkan logam-logam lain ini tetap berada dalam larutan dan dapat
diendapkan sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida.
Kation golongan IV terdiri dari starnum, barium, stronsium, dan kalsium.
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida, ataupun
amonium sulfida, tetapi amonium karbonat membentuk endapan-endapan putih.
(Petrucci.1992:61)
Untuk menganalisa kation, bila bahan pelarut dilarutkan lebih dahulu,
namun bila suatu berupa cairan atau larutan langsung digunakan. Pada umumnya
semua kombinasi kation dapat larut dalam air dan HCl tapi ada juga yang tidak
larut , oleh karena itu pelarut yang biasa dipakai adalah air ataupun HCl encer.
(Petrucci.1992:62)

B. Uraian Bahan
1. Ammonia
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Penyimpanan
kelarutan
Kegunaan
2. Amonium encer
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Penyimpanan
kelarutan
Kegunaan
3. Ammonium karbonat
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Rumus bangun
Pemerian

(Dirjen POM. 1979; 86)


:AMMONIA
:Amonia
:NH4OH
:35,05
:Cairan jernih; tidak berwarna; bau khas; menusuk
:Dalam wadah tertutup rapat
:Mudah larut dalam air
:Sebagai pereaksi golongan IV
(Dirjen POM. 1979; 86)
:AMMONIA LIQUIDA
:Amonium encer
:NH3
:17,3
:Serbuk hablur, keras tidak berwarna, bau tajam
:Dalam wadah tertutup rapat
:Larut dalam air
:Sebagai pereaksi golongan IV
(Dirjen POM. 1979; 643)
: AMMONI CARBONAS
: Ammonium karbonat
:(NH4)2CO3
:114,08
: 2[NH4+] [CO3]
:Serbuk hablur, keras, transparan, bau tajam mirip
amonia

Penyimpanan
kelarutan
Kegunaan
4. Amonium klorida
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Penyimpanan
kelarutan
Kegunaan
5. Aquadest
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Rumus bangun
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
6. Asam klorida
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Penyimpanan
kelarutan
Kegunaan
7. Asam nitrat
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Penyimpanan
kelarutan
Kegunaan
8. Asam perklorat
Nama resmi

:Dalam wadah tertutup rapat


:Larut dalam air
:Sebagai pereaksi golongan VI
(Dirjen POM. 1979; 87)
:AMMONII CHLORIDUM
:Amonium klorida
:NH4Cl
:53,49
:Serbuk butir atau hablur; putih; tidak berbau; rasa
asin dan dingin; higroskopik
:Dalam wadah tertutup rapat
:Mudah larut dalam air dan dalam gliserol P; lebih
mudah larut dalam air mendidih; agak sukar larut
dalam ethanol (95%) P
:Sebagai pereaksi kation golongan III
(Dirjen POM. 1979; 96)
:AQUA DESTILLATA
:Air suling
:H2O
:18,02
:H-O-H
:Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna;dan
tidak mempunyai rasa
:Dalam wadah tertutup rapat
:Sebagai pelarut
(Dirjen POM. 1979; 53)
:ACIDUM HYDROCHLORIDUM
:Asam klorida
:HCl
:36,46
:Tidak berwarna, berasap, bau merangsang jika di
encerkan dengan 2 bagian air asap dan bau hilang
:Dalam wadah tertutup rapat
:larutan 20 gr atau 17 ml HCl (P) pada 100 ml air
:Sebagai pereaksi kation golongan 1
(Dirjen POM. 1979; 650)
:ACIDUM NIITRAS
:Asam nitrat
:HNO3
:120,01
:Cairan berasap, jernih, tidak berwarna
:Dalam wadah tertutup rapat
:larut dengan air hingga 1000 ml
:Sebagai pereaksi golongan anion
(Dirjen POM. 1979; 651)
:ACIDUM PERCLORID

Nama lain
:Asam perklorat
Rumus molekul
:HClO4
Berat molekul
:95,01
Pemerian
:Cairan jernih tidak berwarna
Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan
:Bercampur dengan air
Kegunaan
:Sebagai pereaksi tambahan pada tabulasi
9. Asam Pikrat (Dirjen POM 1979 : 736)
Nama Resmi
: ACIDUM PICRATH
Nama Lain
: Asam Pikrat
Rumus Molekul
: C6H2(OH) (NO2)3
Pemerian
: Serbuk hablur, kuning terang, tidak berbau, mudah
meledak.
Kelarutan
: Larut dalam 80 bagian air dan dalam 10 bagian
etanol (95%) P
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai perekasi.
10. Asam sulfat
Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian

(Dirjen POM. 1979; 101)


:ACIDUM SULFAS
:Asam sulfat
:H2SO4
:98,07
:Cairan kental seperti minyak, kerosif tidak
berwarna, timbul panas dalam air
Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
:Sebagai pereaksi anion golongan I
11. Barium klorida
(Dirjen POM. 1979; 656)
Nama resmi
:BARII CHLORIDUM
Nama lain
:Barium klorida
Rumus molekul
:BaCl2
Berat molekul
:208,236
Pemerian
:Tidak berwarna
Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan
:Larut dalam 5 bagian air
Kegunaan
:Sebagai pereaksi golongan anion
12. Kalium Iodida (Dirjen POM 1979 : 330)
Nama Resmi
: KALII IODIDUM
Nama Lain
: Pottasium Iodida, Kalium Iodida
Rumus Molekul
: KI
Berat Molekul
: 166,00
Pemerian
: Hablur heksahedral, transparan, opak dan putih
atau serbuk butiran putih, higroskopik
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, dan dalam etanol P
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan

: Sebagai sampel

13. Kalium Kromat (Dirjen POM 1979: 690)


Nama Resmi
: KALII KROMAT
Nama Lain
: Kalium Kromat
Rumus Molekul
: K2CrO4
Berat Molekul
: 194,19
Pemerian
: Massa hablur kuning
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai sampel.
14. Kalium Sianida (Dirjen POM 1979: 691)
Nama Resmi
: KALII CIANIDA
Nama Lain
: Kalium Sianida
Rumus Molekul
: KCN
Berat Molekul
:
Pemerian
: Serbuk hablur warna putih, perlahan-lahan terurai
di udara.
Kelarutan
: Mudah larut dalam air
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai perekasi
15. kalsium klorida
(Dirjen POM. 1979; 120)
Nama resmi
:CALCII CHLORUDUM
Nama lain
:kalsium klorida
Rumus molekul
:CaCl2
Berat molekul
:219,08
Pemerian
:Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak
pahit, meleleh basa
Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan
:larut dalam 0,25 bagian air, mudah larut dalam
ethanol (95%) P
Kegunaan
:Sebagai pereaksi tambahan pada tabulasi
16. Magnesium Karbonat (Dirjen POM 1979 : 351)
Nama Resmi
: MAGNESII CARBONAS
Nama Lain
: Magnesium Karbonat
Rumus Molekul
: MgCO3
Berat Molekul
:
Pemerian
: Serbuk putih tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam
encer dan disrtai terjadinya buih yang kuat.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai Sampel
17. Natrium hidroksida (Dirjen POM. 1979; 403)

Nama resmi
Nama lain
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian

:NATRII HYDROCHIDA
:Natrium hodroksida
:NaOH
:40,00
:hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; tidak berbau; rasa asin
Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan
:larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian
gliserol; sukar larut dalam ethanol (95%) P
Kegunaan
:Sebagai pereaksi kation golongan VI
18. Natrium Karbonat (Dirjen POM 1979 : 400)
Nama Resmi
: NATRII CARBONAS
Nama Lain
: Natrium Karbonat
Rumus Molekul
: Na2CO3 . H2O
Berat Molekul
: 124,00
Pemerian
: Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
Kelarutan
: Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam
air mendidih.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai pereaksi.
19. Perak nitrat
(Dirjen POM. 1979; 97)
Nama resmi
:ARGENTI NITRAS
Nama lain
:Perak nitrat
Rumus molekul
:AgNO3
Berat molekul
:169,873
Pemerian
:Hablur tansparan atau serbuk hablur berwarna
putih, tidak berbau menjadi gelap jika kena cahaya
Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup rapat
kelarutan
:sangat mudah larut dalam air, larut dalam ethanol
(95%)
Kegunaan
:Sebagai pereaksi anion golongan III dan IV
20. Raksa (II) Klorida (Dirjen POM 1979 : 698)
Nama Resmi
: HYDRAGYRI BICHLORIDUM
Nama Lain
: Raksa (II) Klorida
Rumus Molekul
: HgCl2
Berat Molekul
: 271,52
Pemerian
: Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih,
tidak berbau, berat.
Kelarutan
: Larut dalam 15 bagian air, 2.1 bagian air mendidih
dalam 3 bagian etano (95%) P, dalam 2 bagian
etanol (95%) P mendidih, dalam 20 bagian eter P
dan dalam 65 bagian gliserol P.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai pereaksi.
21. Timbal Asetat
(Dirjen POM 1979:503)

Nama Resmi
Nama Lain
Rumus Molekul
Berat Molekul
Pemerian

: PLUMBI ACETAS
: Timbal asetat
: C4H6O4 Pb 3H2O
: 379,33
: Hablur prisma,monoklin, kecil, putih, transparan a
atau massa hablur berat, bau cuka
Kelarutan
: Larut dalam 2 bagian air, umumnya berpolar sensi
dalam 65 bagian etanol (95%) P, dan dalam 2
bagian gliserol P.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai perekasi.
22. Zink Klorida (Dirjen POM 1979 : 740)
Nama Resmi
: ZINC CHLORIDUM
Nama Lain
: Zink Klorida
Rumus Molekul
: ZnCl2
Berat Molekul
: 136,29
Pemerian
: Serbuk hablur/granul, putih, berbentuk silinder,
sangat mudah mencair.
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam
etanol dan dalam gliserin
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutu rapat
Kegunaan
: Sebagai sampel
C. Prosedur Kerja
1. Penentuan Golongan Kation
a) Saiapkan larutan uji (1 2ml)
b) Direaksikan dengan HCl encer 2M, bila terbentuk endapan putih berarti
positif golongan I, bila negatif, maka reaksi dilanjutkan ke no. 3
c) Direaksikan dengan H2S (Tiosetamid dengan pemanasan). Bila timbul
endapan hitam berarti positif golongan II, uji dilanjutkan dengan reaksi
dengan amonium polisulfida. Bila endapan melarut berarti golongan II
B, bila tidak melarut berarti golongan II A
d) Siapakan larutan uji zat baru, reaksikan dengan NH 4Cl dan NH4OH,
bila terbentuk endapan berwarna spesifik berarti positif golongan III A,
bila tidak ada endapan, tetapi dengan sulfida mengendap putih atau
hitam, bararti positif golongan III B
e) Siapkan larutan zat uji baru, reaksikan dengan amonium karbonat 1 M,
bila terbentuk endapan putih, berarti golongan IV
f) Bila larutan tak mengendapkan dengan semua reagensia di atas, berarti
golongan V
2. Identifikasi Kation

Pada praktikum ini, asisten akan memberikan suatu larutan sampel


untuk dianalisa larutan tersebut mengandung kation yang mana
(golongan berapa). Praktikan boleh saja mencoba-coba menebak-nebak
dengan berbagai reaksi yang sudah dilakukan saat pengenalan reaksi
kation. Semakin banyak yang tertebak, tentunya nilai praktikan akan
lebih tinggi.
Berbagai langkah reaksi di bawah ini adalah alternatife prosedur
percobaan yang bisadialkukan pada percobaan pengenalan reaksi
kation. Agar tidak terjadi kerumunan praktikan di salah satu bahan
kimia saat praktikum, maka asistenlah yang akan menentukan urutan
langkah serta kation apa aja yang perlu di coba reaksinya. Asisten bisa
menambah/mengurangi reaksi yang dilakukan oleh praktikan.
a) Kation Ag+ : Setetes larutan ditambah setetes HCl 2M, terjadi
endapan putih AgCl, cuci dengan H2O larutkan endapan dalam
(NH4)2CO3 2M, dibagi dau; 1. Setetes larutan ditambah setetes HCl
2M. Amati apa yang terjadi. 2. setetes larutan ditambah NaOH 6M.
Amati apa yang terjadi
b) Kation Pb2+ : 1. setetes larutan di tambah setetes larutan K 2CrO4
1M,amati apa yang terjadi. 2. setetes larutan ditambah setetes
H2SO4 2M dan setetes alkohol, amati apa yang terjadi
c) Kation Hg2+ : 1. setetes larutan ditambahkan pada sekeping
temabaga (yang bersih), amati apa yang terjadi. setetes larutan di
tambah setetes KI, amati apa yang terjadi. 2. setetes larutan
ditambah setetes Ki, amati apa yang terjadi
d) Kation Hg22+ : setetes larutan ditambah KI, amati apa yang terjadi
e) Kation Cu2+ : 1. tiga tetes larutan ditambah setetes KI, amati apa
yang terjadi. 2. setetes larutan ditambah setetes HCl 2M kemudian
setetes k4Fe(CN)6, amati apa yang terjadi
f) Kation Bi3+ : Reaksi amalgam : 2 atau 3 tetes larutan ditambah HCl
0,5M 5 tetes, celupkan batang tembaga pada larutan. Lalu gosok
dengan kertas saring, amati apa yang terjadi. (Reaksi amalgam ini
berlaku juga untuk tes Hg2+)
g) Kation As3+ : 1. lima tetes larutan ditambah 10 tetes NaOH 6M dan
beberapa potong kecil Al (alumunium foil) dalam tabung reaksi.

Pada mulut tabung diletakkan sepotong kertas saring yang dibasahi


HgCl2, lalu dipanaskan, amati apa yang terjadi. 2. dua tetes
ditambah AgNO3, amati apa yang terjadi
h) Kation Fe3+ : 1. setetes larutan Fe3+ ditambah setetes larutan KSCN
2M, amati apa yang terjadi. 2. setetes atau dua tetes larutan Fe 3+
ditambah satu tetes larutan K4Fe(CN)6, amati apa yang terjadi.
i) Kation Mn2+ : satu atau dua tetes larutan Mn2+ ditambah 5 tetes
HNO3 6M, kemudian sedikit KLO4 atau PbO2, lalu dipanaskan,
amati apa yang terjadi
j) Kation Al3+ : lima tetes larutan Al3+ ditambah dua tetes NH4Ac 6M
dan 3 tetes pereaksi alumunium, lalu panaskan lima menit, dan
tambahkan (NH4)2CO3 sampai larutan tepat basa, tambahkan 3 tetes
lagi, amati apa yang terjadi
k) Kation Cr3+ : setetes larutan Na2CrO4 ditambah setetes larutan
AgNO3, amati apa yang terjadi
l) Kation Ni2+ : setetes larutan di tambah setetes NaAc 2M dan setetes
dimetil glioksim, amati apa yang terjadi
m) Kation Co2+ : dua tetes larutan di tambah sedikit KSCN padat dan
setetes amil alkohol, aduk, amati apa yang terjadi
n) Kation Zn2+ : larutan ditambah setetes K4Fe(CN)6, amati apa yang
terjadi
o) Kation Ca2+ : 1. setetes larutan ditambah setetes larutan (NH2)C2O4,
amati apa yang terjadi. 2. lakukan reaksi nyala
p) Kation Ba2+ : 1. setetes larutan dibubuhkan pada kertas radizomat
kemudian di tambah setetes HCl 0,5M, amati apa yang terjadi. 2.
dua tetes larutan ditambah setetes HOAC 2M dan ditambah setetes
pereaksi titan yellow dan setetes NaOH 2M, amati apa yang terjadi
q) Kation Mg2+ : 1. dua tetes di tambah 2 tetes NH4Cl 2M dan
beberapa tetes NH4OH hingga bersifat basa dan 2 tetes Na2HPO4,
amati apa yang terjadi. 2. setetes larutan di tambah dengan setetes
pereaksi titan yellow dan setetes NaOH 2M, amati apa yang terjadi
r) Kation K+ : 1. setetes larutan di tambah setetes larutan
Na2Co(NO3)6 pekat, diamkan agak lama, lalu amati apa yang
terjadi. 2. dua tetes larutan di tambah 2 tetes asam pikrat, amati apa
yang terjadi

s) Kation Na+ : lakukan reaksi nyala


t) Kation NH4+ : sedikit zat padat dipanaskan dengan 0,5 ml NaOH
6N didalam tabung reaksi. Cium bau yang keluar. 2. letakkan
sepotong kertas lakmus merah yang basah diatas mulut tabung
reaksi, amati apa yang terjadi. 2. sepotong kertas saring yang telah
di celup dalam pereaksi nessler, amati apa yang terjadi
3. Identifikasi Anion
Pada praktikum ini, asisten akan memberikan suatu larutan sampel
untuk dianalisa larutan tersebut mengandung anion yang mana(golongan
berapa). Praktikan bisa saja mencoba-coba/menebak-nebak dengan
berbagai reaksi yang sudah dilakukan saat pengenalan reaksi anion. Tapi
akan lebih efesien jika praktikan mengikuti langkah-langkah yang ada di
buku vogel jilid dua bab identifikasi anion.
Berbagai langkah reaksi di bawah ini adalah alternatif prosedur
percobaan yang bisa dilakukan pada percobaan pengenalan reaksi anion.
Agar tidak terjadi kerumunan prkatikan di salah satu bahan kimia saat
praktikum, maka asistenlah yang akan menentukan urutan langkah serta
anion

apa

saja

yang

perlu

di

coba

reaksinya.

Asisten

bisa

menambah/mengurangi reaksi yang di lakukan oleh praktikan.


a) Ion Cl- : 1. Ditambahkan sedikit H 2SO4 encer, amati apa yang terjadi.
2. ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. 3. ditambahkan
larutan AgNO3, amati apa yang terjadi
b) Ion Br- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, timbul gas, lalu dipanaskan dan
amati apa yang terjadi. 2. ditambahkan larutan H 2SO4 pekat, timbul
gas, lalu dipanaskan dan diamati apa yang terjadi. 3. ditambahkan
larutan AgNO3, amati apa yang terjadi
c) Ion I- : 1. Ditambahkan larutan H 2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. 2.
Ditambahkan AgNO3,amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan CuSO 4,
amati apa yang terjadi
d) Ion Fe(CN)63- : 1. Ditambahkan H2SO4 encer, amati apa yang terjadi.
2. ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan
AgNO3, amati apa yang terjadi

e) Ion CNS- : 1. ditambahkan H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. 2.


ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan
AgNO3, amati apa yang terjadi
f) Ion NO2 : 1. Ditambahkan H2SO4 encer, pada keadaan dingin tidak
terjadi apa-apa, coba di panaskan, amati apa yang terjadi. 2.
ditambahkan larutan NH4Cl, lalu ditambahkan asam asetat, amati apa
yang terjadi. 3. ditambahkan larutan FeCl3, lalu di tambahkan H2SO4
pekat, amati apa yang terjadi
g) Ion S2- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, lalu di panaskan, amati apa
yang terjadi. 2. Ditambahkan H2SO4 encer atau HCl, amati apa yang
terjadi (cium bau yang muncul). 3. Ditambahkan AgNO 3, amati apa
yang terjadi
h) Ion CH3COOH- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, terbentuk asam asetat,
lalu di tambahkan ethanol, amati apa yang terjadi (cium bau yang
muncul). 2. Ditambahkan FeCl3, lalu panaskan, amati apa yang terjadi
i) Ion SO32- : 1. Ditambahkan H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. 2.
Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan larutan
BaCl2, amati apa yang terjadi
j) Ion CO32- : 1. Ditambahkan H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. 2.
Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan larutan
BaCl2, amati apa yang terjadi
k) Ion C2O42- : Ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. 2.
Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan larutan
BaCl2, amati apa yang terjadi
l) Ion PO42- : 1. Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. 2.
Ditambahkan larutan BaNO3, amati apa yang terjadi
m) Ion Nitrat NO3- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, lalu dipanaskan, amati
apa yang terjadi. 2, larutan nitirt di tambahkan FeSO 4 jenuh perlahanlahan lalu di tambahkan H2SO4 pekat perlahan-lahan lewat dinding
tabung, amati apa yang terjadi
n) Ion SO4- : 1. ditambahkan larutan BaCl 2, amati apa yang terjadi. 2.
Ditambahkan larutan Pb asetat, amati apa yang terjadi
o) Ion F- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, lalu dipanaskan, amati apa yang
terjadi. 2. Ditambahkan larutan CaCl2, amati apa yang terjadi

p) Ion Ba3

2-

: 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, dibakar, diamati apa yang

terjadi. 2. Ditambahkan H2SO4 pekat dan alkohol, amati apa yang


terjadi. 3. Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. Coba lakukan
pemanasan, amati apa yang terjadi
q) Ion Fe(CN)64- : 1. Ditambahkan H2SO4, amati apa yang terjadi.
Lakukan pemanasan, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan H 2SO4
pekat, lakukan pemanasan, amati apa yang terjadi

BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1) Alat
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
c. Rak tabung
d. Botol semprot
e. Sikat pembersih
f. Gelas kimia
g. Lap halus
h. Lap kasar
i. Pembakar spirtus
j. Plat tetes
k. Sendok tanduk
l. Gegep
m. Pot sampel
n. Cawan porselin
2) Bahan
a. HCl
b. NH4OH
c. NH4Cl
d. NH3
e. (NH4)2CO3
f. AgNO3
g. HNO3
h. BaCl
i. NaOH

5 buah
5 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 bauh
1 bauh
1 buah
1 bauh
1 buah
1 buah
1 bauh
1 buah

B. Cara Kerja
1) Uji golongan kation
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diberikan dua sampel yang tidak diketahui nama senyawanya
c. Dilarutkan ke dua larutan tersebut dengan air
d. Dimasukkan ke dua sampel tersebut ke dalam dua tabung reaksi
berbeda
e. Ditambahkan HCl 0,05 M lalu diamati apabila terjadi endapan maka
itu termasuk golongan kation
f. apabila tidak ada perubahan pindah ke pereaksi ke tiga namun larutan
HCl yang tadi harus dibuang dan diganti dengan NH4Cl
g. Lalu diamati kembali apabila ada kekeruhan maka senyawa tersebut
termasuk kation golongan tiga
h. apabila belum ada endapan maka pindah ke pereaksi golongan lima
dengan menggunakan (NH4)2 CO3 namun apabila tidak terjadi
perubahan maka senyawa tersebut termasuk kation golongan enam
2) Uji golongan anion
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diberikan dau sampel yang tidak diketahui nama senyawanya
c. Dilarutkan ke dau larutan tersebut dengan air
d. Dimasukkan ke dua sampel tersebut ke dalam dua tabung reaksi
berbeda
e. Ditambahkan AgNO3+HNO3 lalu diamati terjadi endapan maka
senyawa tersebut berpotensi golongan I, II, III, IV dan apabila tidak
terjadi apa apa maka termasuk golongan V dan VI
f. Dicatat hasilnya
3) Uji spesifik kation
a. Dimasukkan ke dau larutan ke dalam dua tabung reaksi berbeda
b. Apa bila yang didapatkan kation golongan III amati tabulasi
golongan III
c. Ditambahkan NaOH ke dalam sampel tersebut
d. Diamati perubahan, apabila terbentuk endapan putih maka sampel
tersebut mengandung Al+
e. Dicatat hasilnya
4) Uji spesifik anion
a. Dimasukkan ke dua larutan tersebut ke dua tabung reaksi berbeda
b. Apabila yang di dapatkan anion golongan I, diamati tabulasi anion
golongan I

c. Ditambahkan AgNO3 + NH4OH kedalam sampel tersebut


d. Diamati perubahan, apabila terbentuk endapan putih maka sampel
tersebut mengandung SCNe. Dicatat hasilnya

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1. Sampel I NaNO2
Pemeriksaan makroskopik :
a. Empirik
1) Rasa

: kasar

2) Warna
: bening
3) Bau
: tak berbau
b. Kelarutan : larut
c. Pemerian : Higroskopik
Pemeriksaan mikroskopik :
a) Pemeriksaan pendahuluan kation
NO
Pereaksi
Perubahan
1
Sampel + HCl
2
+NH4Cl
3
Sampel baru + NH4OH + NH4Cl
4
+ (NH4)2 CO3
+
+
Kesimpulan Awal : Kation golongan VI (Mg , K , Na+ , dan NH4+)
b) Pemeriksaan pendahuluan anion
NO

Pereaksi

Perubahan

+ BaCl2 dan HCl

2.

+HNO3

BaCl2 dan HNO3

Kesimpulan Awal : Anion golongan V (MnO4- , NO3-)

c) Periksaan spesifik kation


N

Pereaksi

Perubahan

O
1
2
3

NaOH + HCl
(NH4)2CO3
Asam Pikrat

Larutan
Kuning
+

Kesimpulan : Kation golongan VI (Na )


d) pemeriksaan spesifik anion
NO
1
2

Pereaksi
Sampel +AgNO3 + HNO3
H2SO4 + asam oksalat

Perubahan
-

Kesimpulan : Anion golongan V (NO3-)


Senyawa
: NaNO2
2. Sampel II ZnCl
Pemeriksaan makroskopik
a. Empirik
1. Rasa : kasar
2. Warna : bening
3. Bau : tak berbau
b. Kelarutan

: larut

c. Pemerian

: Higroskopik

Pemeriksaan mikroskopik :
1. Pemeriksaan pendahuluan kation
NO
Pereaksi
1
Sampel + HCl
2
+ H2S
3
Sampel baru + NH4OH + NH4Cl
4
+ H2S
Kesimpulan awal Kation golongan :IV

Perubahan
putih
(Mg2+, Zn2+, CO2+, Mn2+)

2. Pemeriksaan pendahuluan anion


NO

Pereaksi

Perubahan

+ AgNO3 + NH4OH

putih larut

Kesimpulan awal Anion golongan

:I

(Cl-, Br-, I-, SCN-)

2. Periksaan spesifik kation


N
O

Pereaksi

Perubahan

NaOH +berlebih

putih larut

pemeriksaan spesifik anion


N
O
1
2

Pereaksi

Perubahan

Sampel +AgNO3 + NH4OH


Sampel baru+Pb(NO3)2
Kesimpulan :
Kation
Anion
Senyawa

putih larut
putih

: Zn2+
:Cl:ZnCl

B. Reaksi
1. Sampel NaNO2
Na+
+ HCl
+
Na
+ NH4OH
Na+
+ NH4Cl
+
Na
+ (NH4)2CO3
NO3- + BaCl2
NO3- + HNO3
NO3- + AgNO3
NO3- + H2SO4
2. Sampel ZnCl2
Zn2+ + H2S
Cl- + Ag+
AgCl +2NH3
2Ag+ + 2OH-

NaCl
NaOH
NaCl
Na2CO3

+ H+
+ NH+
+ NH+
+ 2 NH+

ZnS + 2H+
AgCl[Ag(NH3)2]+ + ClAg2O + H2O

BAB V
PEMBAHASAN

Kation adalah ion bermuatan positif yang kehilangan satu atau lebih
elektron, karena tertarik pada ke katoda sedangkan anion adalah ion bermauatan
negatif yang menagkap satu atau lebih elektron, karena dia tertarik menuju anoda
Analisa kualitatif membahas identifikasi zat-zat, unsur, atau senyawa apa
yang terdapat dalam sautu sampel. Tujuan analisa kualitatif untuk memisahkan
dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Contohnya untuk menentukan keberadaan
kation dan anion
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul atau ionya terkemas
secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi secara umum. Zat
cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan struktur terjadi pada

semua kelas material dengan semua jenis ikatan kimia. Amorf adalah suatu
senyawa yang tidak mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri. Hablur
adalah padatan yang bangun dalamnya tertentu karena susunan atom-atom atau
ion-ionya. Sedangkan serbuk adalah suatu senyawa atau unsur yang lumat atau
memiliki bentuk menyerupai butir-butir halus (tepung)
Dari percobaan yang dilakukan untuk uji golongan kation diberikan
beberapa sampel yang tidak diketahui kemudian dijadikan larutan, selanjutnya
diteteskan ke semua larutan larutan tersebut ke dalam tabung reaksi berbeda dua
tetes setelah itu di tambahkan HCl 0,05M lalu diamati apabila terjadi endapan
maka termasuk golongan kation, apabila tidak ada perubahan pindah ke golongan
tiga namun larutan sebelumnya harus di buang dan diganti NH 4Cl lalu amati
apabila ada kekeruhan maka termasuk golongan tiga. Untuk uji anion larutan
sampel yang tidak diketahui ditambahkan dengan AgNO3 lalu diamati perubahan,
apabila terdapat endapan maka senyawa tersebut termasuk golongan I, II, III, IV
namun apabila tidak terjadi perubahan termasuk golongan V dan VI
Untuk uji spesifik kation dimasukkan ke dua larutan tersebut ke dua
tabung reaksi berbeda, kemudian diamati pada tabulasi, kation golongan berapa
yang di dapatkan. kemudian di cocokkan dengan tabel setelah di reaksikan dengan
pereaksi yang ada pada tabulasi. Sedangkan untuk uji spesifik anion Dimasukkan
ke dua larutan tersebut ke dalam dua tabung reaksi berbeda, kemudian diamati
pada tabulasi, anion golongan berapa yang di dapatkan. kemudian di cocokkan
dengan tabel setelah di reaksikan dengan pereaksi yang ada pada tabulasi.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil untuk sampel pertama,
yaitu senyawa NaNO2 dimana kationnya termasuk golongan VI, yaitu Na+ .
Sedangkan anionnya dari golongan V , yaitu NO3-. Sampel kedua, yaitu senyawa
KI dimana kationnya termasuk golongan VI yaitu K + dan anionnya termasuk
golongan I yaitu I-. Sampel ketiga yaitu senyawa AgNO 3 dimana kationnya
termasuk golongan I yaitu Ag+ dan anionnya termasuk golongan V yaitu NO3-.
Sampel ke empat yaitu senyawa ZnCl 2 dimana kationnya termasuk golongan IV

yaitu Zn2+ dan kationnya termasuk golongan I yaitu Cl-. Sampel ke lima yaitu
senyawa Nas2O3 dimana kationnya termasuk golongan VI yaitu Na + dan anionnya
termasuk golongan II yaitu S2-. Sampel ke enam yaitu Fe(NO3)3 dimana kationnya
termasuk golongan III yaitu Fe3+ dan anionnya termasuk golongan V yaitu NO3-.
Sampel ke tujuh yaitu KCl dimana kationnya termasuk golongan III yaitu K + dan
anionnya termasuk golongan V yaitu Cl-.
Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:
-

golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang


termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.

golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana


asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah
merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah.

golongan III: membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam


suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium,
aluminium, seng, mangan, dan kobalt.

golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan


adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.

golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensiareagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini
antara lain magnesium, natrium, kalium. Ammonium, litium, dan hydrogen
Perbedaan pada literatur disebabkan oleh beberapa kesalahan yaitu:
1. minimnya pereaksi yang tersedia
2. alat dan bahan yang kurang bagus
3. serta tidak didukungya uji nyala
Dalam dunia farmasi yaitu mempelajari tentang bagaimana teknik sediaan
obat dan zat-zat yang terkandung didalamnya serta cara-cara pengolahanya.
Melakukan identifikasi suatu sampel dan mengidentifikasi senyawa-senyawa
logam dari suatu sampel.

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sampel pertama terdiri dari kation Na+ dan kation NO3- , jadi senyawanya
adalah NaNO2
2. Sampel kedua terdiri dari kation K+ dan anion I-, jadi senyawanya adalah
KI
3. Sampel ketiga terdiri dari kation Ag+ dan anion NO3-, jadi senyawanya
adalah AgNO3
4. Sampel keempat terdiri dari kation Zn 2+ dan anion Cl- , jadi senyawanya
adalah ZnCl2
5. Sampel kelima terdiri dari kation Na+ dan anionnya S2- , jadi senyawanya
adalah NaS2O3
6. Sampel keenam terdiri dari kation Fe3+ dan anion NO3- , jadi senyawanya
adalah Fe(NO3)3

7. Sampel ketujuh terdiri dari kation K + dan anion Cl- , jadi senyawanya
adalah KCl
B. Saran
1. Untuk Laboratorium
Mohon alat dan bahannya diperlengkap dan aturan peletakan bahannya
mohon lebih diatur dan dirapikan lagi.
2. Untuk Asisten
Tetap smangat terutama klo praktikan bertanya dan semangat periksa
laporanya ya kk.cayo.hehehehe (^_^)

SKEMA KERJA

1. Pembuatan larutan stok


sampel

+ H2O

larutkan

+ H2O sampai penuh


2. uji golongan kation
1 ml larutan
+ HCl
Golongan 1
larutan + H2S
Golongan 2
sampel baru + NH4Cl + NH4OH
Golongan 3
larutan + H2S
Golongan 4
Larutan baru + (NH4)2CO3
Golongan 5
Golongan 6 (sisa)

3. Uji spesifik anion dan kation


1 pipet larutan

+ pereaksi 2-3 tetes

atau tidak
warna
4. Uji golongan anion
1 pipet sampel

+ AgNO3 + HNO3

1 pipet sampel

+ Ba(Cl2) + HCl

Amati

Amati

LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS

OLEH
KELOMPOK

:1

GELOMBANG

:1

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


JURUSAN FARMASI FIKES
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2011

Anda mungkin juga menyukai