Anda di halaman 1dari 18

PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrooganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun

tidak langsung yang biasa berperan dalam kehidupan manusia baik itu menguntungkan

maupun tidak. Seperti didalam makanan jumlah mikroorganisme yang ada didalam

makanan tersebut bervarisasi tergantung dari jenis dan kondisnya. Dalam menghitung

mikroorganisme terssebut dapat dihitung dengan beberapa cara baik itu secara langsung

maupun secara tidak langsung.

Dalam suatu pengukuran kuantitatis populasi mikroba dilakukan untuk mengetahui

kualitas bahan dengan tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel

tersebut. Ada beberapa macam cara yang dapat dilakukan untuk mengukur jumlah sel,

diantaranya hitungan mikroskopis langsung (direct microscopis count), dan hitungan

tidak langsung (indirect count). Perhitungan langsung (direct count) digunakan untuk

menghitung jumlah sel atau biomassa mikroorganisme dengan cara sel dihitung

langsung di bawah mikroskop atau dengan perhitungan partikel elektronik (electronic

particle counter).

Pada perhitungan kuantitas mikroorganisme kita akan melakukan perhitungan

jumlah bakteri ataupun kapang yang terdapat pada makanan atau bahhan yang

dikonsumsi setiap harinya. Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk menganalisis

secara spesifik kemampuan mikroba untuk melakukan pertumbuhan sehingga dapat

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

dimanfaatkan dalam bidang farmasi. Dengan ini kita dapay meneliti dan merencenakan

pertumbuhan mikroorganisme dengan memperjatikan sifat atau karaktersitiknya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menentukan jumlah bakteri dengan uji turbidimteri?

2. Bagaimana cara menentukan jumlah bakteri dengan uji angka lempeng total

(ALT) ?

3. Bagaimana cara menentukan jumlah bakteri dengan uji Most Probable Number

(MPN) ?

C. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui dan memahami

cara perhitungan kuantitas mikroorganisme pada suatu medium tertentu.

D. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan kuantitas

mikroorganisme dengan uji turbidimteri, uji angka lempeng total (ALT) dan uji Most

Probable Number (MPN).

E. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat kita peroleh dari praktikum ini yaitu kita mengetahui metode

penentuan kuantitas mikroorganisme yang meliputi Angka Lempeng Total (ALT), uji

Turbidimetri, uji MPN dari beberapa medium.

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

BAB II

A. TEORI UMUM

Pengukuran kuantitatif populasi mikroba sering kali amat diperlukan di dalam

berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Pada hakikatnya terdapat 2 macam

pengukuran dasar, yaitu penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel. Pengukuran

jumlah sel biasanya dilakukan bagi organisme bersel tunggal (misalnya bakteri),

sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan tidak hanya bagi mikroorganisme

bersel tunggal tetapi juga bagi organisme berfilamen (misalnya kapang) (Hadioetomo,

1990).

Istilah pertumbuhan umum digunakan untuk bakteri dan mikroorgansime lain dan

biasanya mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel (pertambahan total massa

sel) dan bukan perubahan individu organisme. Inokulum hampir selalu mengandung

ribuan organisme; pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah dan atau massa

melebihi yang ada di dalam inokulum asalnya. Selama fase pertumbuhan seimbang

(balanced growth) yang akan diuraikan kemudian, pertambahan massa bakteri

berbanding lurus (proporsional) dengan pertambahan komponen selular yang lain

seperti DNA, RNA dan protein. Karena itu maka mungkinlah untuk mengembangkan

perhitungan dan pengukuran bagi pertumbuhan dengan berbagai cara (Entjang, 2001).

Adanya bakteri dalam sediaan kosmetik tidak hanya wadah yang digunakan kurang

bersih atau pada waktu pengemasannya yang kurang dalam memenuhi persyaratan,

tetapi pencemaran mikroba didalamnya juga tergantung pada bahan baku yang

digunakan, karena semua ini merupakan tempat yang sangat baik bagi mikroorganisme
Alfirah Angraeni Muh. Wais
15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

selama penyimpanan maupun setelah sediaan kosmetik dibuka. Terdapatnya mikroba

dalam sediaan kosmetik kemungkinan dapat menyebabkan tidak aktifnya beberapa

bahan aktif didalam sediaan kosmetik yang nantinya dapat berakibat tokdik bagi kulit

(Natsir, 2005).

Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam bahan

pangan terdiri dari metode hitungan cawan, “Most Propable Number” (MPN), dan

metode hitungan mikroskopik langsung. Dari metode-metode tersebut, metode hitungan

cawan paling banyak digunakan. Metode lainnya yang dapat digunakan untuk

menghitung jumlah mikroba di dalam suatu larutan adalah metode turbidimetri

(kekeruhan) menggunakan spektrofotometer. Tetapi metode ini sukar diterapkan pada

bahan pangan karena medium diukur harus bening, sedangkan ekstrak bahan pangan,

misalnya sari buah, biasanya mengandung komponen-komponen yang menyebabkan

kekeruhan, sehingga kekeruhan larutan tidak sebanding dengan jumlah mikroba yang

terdapat di dalamnya (Fardiaz, 1993).

Untuk membuat kurva pertumbuhan, sebelumnya diperlukan perhitungan.Cara

perhitungan yang paling umum adalah dengan (Suriawiria,1986) :

1. Pengenceran

2. Penggunaan ruang hitung

3. Metode turbidometri/nefelometer.

Dengan pengenceran, disiapkan beberapa buah tabung yang berisi aquadest steril

sebanyak 9 mL. Kepada masing-masing tabung kemudian ditambahkan 1 mL sampel

yang mau diperiksa secara bertahap, yaitu :

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

a. 1 mL sampel ke dalam tabung pertama, hingga konsentrasi larutan di dalam

tabung pertama menjadi 10-1.

b. 1 mL dari tabung pertama ke tabung kedua, hingga konsentrasi larutan di dalam

tabung kedua menjadi 10-2.

Dan seterusnya sampai mencapai larutan dengan konsentrasi terendah

(Suriawiria,1986).

Perhitungan massa sel secara langsung atau tidak langsung, banyak dilakukan untuk

mengukur pertumbuhan selama proses fermentasi. Dalam perhitungan massa sel secara

langsung, jumlah sel mikroorganisme dapat dihitung jika medium pertumbuhannya

tidak mengganggu pengukuran. Oleh karena jika substrat tempat tumbuh banyak

mengandung padatan, maka sel-sel mikroorganisme tidak dapat diukur dengan metode

volumetrik, gravimetrik turbidimetrik. Perhitungan massa sel secara tidak langsung

sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama proses fermentasi, dimana

komposisi substratnya atau bahan yang difermentasi dapat diamati dan diukur dengan

teliti (Natsir, 2005).

Prinsip metode hitungan cawan adalah sebagai berikut : Jika sel mikroba yang

masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebut akan

berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa

menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling efektif

untuk menghitung jumlah mikroba karena alasan-alasan sebagai berikut (Fardiaz,

1993).:

1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung.

2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus.


Alfirah Angraeni Muh. Wais
15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang

terbentuk mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penampakan pertumbuhan

spesifik.

Bila kita harus memeriksa konsentrasi sel sejumlah besar biakan, maka metode

hitungan cawan bukanlah pilihan yang baik karena tidak hanya memakan waktu tetapi

juga memerlukan media dan pecah belah dalam jumlah besar. Untuk kasus demikian

tersedia metode yang lebih cepat dan praktis, yaitu pengukuran kekeruhan biakan

dengan fotokolorimetri. Namun agar data yang diperoleh dari pengukuran ini dapat

dinyatakan sebagai konsentrasi organisme, diperlukan suatu kurva standar yang

menyatakan korelasi antara kekeruhan biakan dengan jumlah organisme per mL biakan.

Kurva semacam ini dapat diperoleh dengan cara menggunakan metode hitungan cawan

utnuk menentukan hitungan organisme di dalam biakan yang kekeruhannya diketahui.

Sekali kurva ini diperoleh, maka sejumlah besar biakan organisme sejenis dapat dengan

cepat diukur kekeruahnnya dan konsentrasinya segera diketahui dengan cara membaca

kurva tersebut (Hadioetomo, 1990).

B. URAIAN BAHAN

1. Aquadest (Ditjen POM, 1979 hal : 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

BM / RM : 18,02 / H2O

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

memiliki rasa

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. BTB (Ditjen POM, 1979 hal. 1140)

Nama resmi : BROM TIMOL BLUE

Nama lain : Biru Bromtimol

Pemerian : Serbuk kemerahan atau coklat

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol (95%)

P. Dalam larutan alkali encer

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai Indikator

3. LB (Lactose Broth)

Formula in g/L

Beef Extract 1,5 g

Peptone 2,5 g

Lactose 2,5 g

4. NA (Nutrient Agar)

Formula in g/L

Beef Extract 3.0 g

Peptone 5.0 g

Agar 12.0 g

5. NaCl (Ditjen POM, 1979 hal : 403)

Nama resmi : NATRII CHLORIDUNM

Nama lain : Natrium klorida


Alfirah Angraeni Muh. Wais
15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

Pemerian : Hablur putih, berbentuk kubus atau berbentuk prisma,

tidak berbau, rasa asin, mantap diudara.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai Sampel

C. URAIAN BAKTERI

1. Staphylococcus epidermidis [itis.gov]

Kingdom : Bacteria

Subkingdom : Posibacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : bacillales

Family : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcaceae

Species : Staphylococcus epidermidis

D. Prosedur Kerja (Anonim, 2019)

1. Peremajaan Bakteri atau Jamur Uji

a. Inokulasikan 1 ose bakteri uji atau jamur uji dan bakteri atau jamur stok pada

agar miring (satu atau tiga hari sebelum praktikum)

b. Inokulasikan untuk bakteri selama 1 × 24 jam pada inkubator suhu 37°C atau

untuk jamur selama 3 × 2 jam pada suhu kamar

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

2. Metode Turbidimetri

a. Tabung reaksi yang berisi biakan bakteri atau jamur yang terlah diremajakan

ditambahkan 5 mL larutan NaCl fisiologis steril (100), dihomogenkan.

b. Dibuat pengenceran suspense mikroba dengan cara memipet 1 mL larutan stok

(100) kemudian dimasukkan pada tabung reaksi berisi 9 mL larutan NaCl

fisiologis steril (10-1), demikian seterusnya hingga diperoleh suspense bakteri

sampai 10-7 dan untuk jamur sampai 10-5

c. Diukur transmitan dan OD-nya masing-masing pengenceran bakteri dan

suspense jamur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang

maksimumnya (580 nm).

d. Jika pada pengenceran bakteri tidak diperoleh nilai transmitan 25% dan suspense

jamur tidak diperoleh nilai transmitan 75% maka dibuat pengenceran baru

sampai diperoleh nilai %T tersebut.

3. Metode SPC Untuk ALT Bakteri dan AKK Jamur

Masing-masing seri pengenceran suspense bakteri atau suspense jamur

termasukpengenceran 25%T bakteri dan 75%T jamur dipipet 1 mL dituang ke

dalam vial steril.

a. Masing-masing vial tersebut, untuk bakteri ditambahkan 9 mL NA cair steril

(bakteri) atau 9 mL PDA cair steril (jamur), dihomogenkan kemudian

dimasukkan ke dalam cawan petri steril, dihomogenkan.

b. Inkubasikan untuk bakteri selama 1x24 jam pada incubator suhu 37˚C atau untuk

jamur selama 3x24 jam pada suhu kamar.

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

c. Diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh setiap pengenceran dan hitung

SPC-nya (jumlah mikroorganisme (koloni per mL sampel).

4. Metode MPN Untuk Bakteri Koliform

Uji bakteri bentuk koli dilakukan menggunakan metode MPN dengan

menggunakan medium Laktosa Broth dibuat dengan tiga seri :

a. Disiapkan 9 tabung reaksi yang berisi medium LB dan tabung durham untuk

setiap contoh.

b. Masing-masing contoh yang telah diencerkan diinokulasikan 1 mL hasil

pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 atau sesuai derajat kontaminasi bahan yang

diperiksa.

c. Setelah itu diinkubasi di dalam incubator pada suhu 37˚C selama 24-48 jam.

Tabung LB yang positif berisi gas dan berubah menjadi kuning.

d. Dicatat dan dihitung nilai MPN-nya.

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan yaitu cawan petri, erlenmeyer, inkubator, kuvet,

lampu spritus, ose bulat, pinset, rak tabung, spektrofotometer, spoit 5 ml, tabung reaksi,

dan vial.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan yaitu BTB, medium NA, medium LB, bakteri

Staphylococcus epidermidis, NaCl dan NaOH.

C. Cara Kerja

1. Peremajaan Bakteri atau Jamur Uji

Pertama-tama dipipet NaCl fisiologis menggunakan spoit sebanyak 10 mL,

kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi bakteri dalam medium

agar miring, dihomogenkan.

2. Metode Turbidimetri

Disiapkan 7 tabung reaksi yang telah diberik tanda pengenceran 10-1 sampai

dengan 10-7. Kemudian masing-masing tabung reaksi diisi dengan 9 mL NaCl

fisioligis. Setelah itu dimasukkan 1 mL suspensi bakteri ke dalam tabung reaksi

pada pengenceran 10-1, kemudian pada tabung tersebut dipipet 1 mL dan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi pada pengenceran 10-2. Dilakukan proses

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

tersebut hingga pengenceran 10-7. Setelah itu dari masing-masing tabung reaksi

dipipet 2 mL dan dimasukkan ke dalam kuvet. Diukur %T dalam spektrofotometer.

3. Metode ALT Bakteri

Pertama-tama disiapkan cawan petri , kemudian dimasukkan 1 mL suspensi

bakteri pada pengenceran 10-5 sampai 10-7 ke dalam cawan petri. Setelah itu

dimasukkan 9 mL medium NA ke dalam cawan petri, dihomogenkan, dibiarkan

memadat. Setelah itu dibungkus dengan plastik wrap dan diinkubasi selama 1 × 2

jam pada suhu 37°C.

4. Metode MPN

Pertama-tama disiapkan tabung reaksi yang berisi medium lactosa broth.

Kemudian dipipet suspensi bakteri pada pengenceran 10-1 sampai 10-3 ke dalam

masing-masing tabung reaksi. Setelah itu dihomogenkan. Kemudian dibungkus

dengan plastik wrap dan diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37oC.

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

1. Turbidimetri

Persen Transmitan (%T)

10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 10-7

46,6% 92,5% 96,4% 106,2% 104,4% 103,6% 102,6%

2. Angka Lempeng Total (Bakteri)

10-5 10-6 10-7 Nilai ALT

1526 kol/9mL = 54 kol/9mL = 6 454 kol/9mL = 50 1,4 x 107 kol/mL

170 kol/mL kol/mL kol/mL

3. Uji MPN

10-1 10-2 10-3 Nilai MPN

1 0 0 3,6x 102 Apm/g

B. Pembahasan

Perhitungan kuantitas mikroorganisme dilakukan untuk mengetahui secara spesifik

pertumbuhan dari mikroorganisme. Pada perhitungan kuantitas mikroorganisme dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu metode MPN dan metode ALT bakteri. Pada

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

percobaan perhitungan kuantitas mikroorganisme dilakukan cara pengenceran dengan

menggunakan tabung reaksi yang berisi cairan fisiologis dan terlebih dahulu dikocok

dengan baik sehingga kelompok sel dapat terpisah. Tujuan dilakukannya pengenceran

adalah untuk memperoleh perhitungan jumlah mikroorganisme yang baik dan benar.

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan kuantitas mikroorganisme

dengan uji turbidimteri, uji angka lempeng total (ALT) dan uji Most Probable Number

(MPN).

Pada percobaan ini, dilakukan pengenceran yang bertujuan untuk menipiskan

konsentrasi mikroorganisme yang terdapat dalam suatu sampel dalam hal ini adalah

bakteri Staphylococcus epidermidis sehingga pertumbuhan koloni pada sampel tidak

terlalu rapat satu sama lain, sehingga mempermudah pengamatan pada saat perhitungan

dan juga kita akan melihat bagaimana pertumbuhan jumlah koloni tiap-tiap konsentrasi

pengenceran yang berbeda.

Pada percobaan turbidimietri, dilakukan perhitungan menggunakan

spektrofotometer dan diperoleh hasil dimana (%T) pengenceran pada tabung

pengeceran 10-1 yaitu 46,6 %, pada tabung pengeceran 10-2 yaitu 92,5%, pada tabung

pengeceran ke 10-3 yaitu 96,4%, pada tabung pengeceran ke 10-4 yaitu 106,2%, pada

tabung pengeceran ke 10-5 yaitu 104,4%, pada tabung pengeceran ke 10-6 yaitu 103,6%,

dan pada tabungpengeceran yang terakhir 10-7 yaitu 102,6%.

Pada percobaan angka lempeng total (ALT) bakteri, medium yang digunakan

adalah Nutrient Agar, sebab medium ini mengandung karbon dan nitrogen dapat

digunakan untunk pertumbuhan oleh bakteri. Pada percobaan ini diperoleh hasil untuk

pengenceran 10-5 dengan jumlah koloni bakteri adalah 170 kol/mL, pengenceran 10-6
Alfirah Angraeni Muh. Wais
15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

dengan jumlah koloni bakteri 6 kol/mL dan pengenceran 10-7 yaitu jumlah koloni

bakteri adalah 50 kol/mL. Berdasarkan perhitungannya, nilai ALT bakteri yang

diperoleh yaitu 1,4 x 107 kol/mL.

Pada percobaan MPN, medium yang digunakan adalah Lactose Broth. Pada

percobaan ini, hanya tabung pengenceran 10-1 yang menunjukkan hasil positif yaitu

ditandai dengan terjadi perubahan warna dan terdapat gelembung gas pada tabung

durham. Terjadinya perubahan warna disebabkan adanya perubahan laktosa menjadi

piruvat dan berubah menjadi asam fomat dan asetil ko-A, dimana asetil ko-A akan

menghasilkan etil alkohol dan asam fomat yang akan menghasilkan CO2 dan H2O.

Terjadinya CO2 dari proses fermentasi ditampung pada tabung durham. Hasil fermentasi

asam, ditandai dengan perubahan warna indikator BTB dari hijau (suasana basa)

menjadi kuning (suasana asam). Pada percoban ini diperoleh nilai MPN yaitu 3,6 x 102

Apm/g.

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu,

1. Pada metode turbidimetri, didapatkan hasil persen transmitan (%T) pada

pengenceran 10-1 yaitu 46,6%, pada pengenceran 10-2 yaitu 92,5%, pada

pengenceran 10-3 yaitu 96,4%, pada pengenceran 10-4 yaitu 106,2%, pada

pengenceran 10-5 yaitu 104,4%, pada pengenceran 10-6 yaitu 103,6% dan pada

pengenceran 10-7 yaitu 102,6%.

2. Jumlah koloni yang dihasilkan pada ALT bakteri yaitu 170 kol/mL pada

pengenceran10-5, 6 kol/mL pada pengenceran 10-6 dan 50 kol/mL pada pengenceran

10-7. Nilai ALT yang diperoleh pada ALT bakteri yang diperoleh yaitu 1,4 x 107

kol/mL.

3. Pada uji MPN, hanya pada tabung pengenceran 10-1 yang positif. Untuk nilai MPN

pada uji ini diperoleh hasil yaitu 3,6x 102 APM/g.

B. Saran

Adapun saran yaitu agar semua praktikan selalu memperhatikan kesediaan alat dan

bahan serta menjaga kebersihan alat dan bahan yang akan digunakan.

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Universitas Muslim


Indonesia. Makassar.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta

Enjang, I. 2001. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Citra Aditya Bakti : Bandung

Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT Raja Grafinda


Persada : Jakarta.
Hadioetomo, Ratna S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia : Jakarta

[ITIS] Intergrated Taxonomic Information System. 2015. Taxonomic Hierarchy.


Staphylococcus epidermidis. https://itis.gov/ [11 December 2019]

Natsir, Dijide. 2005. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Jurusan Farmasi Unhas: Makassar.

Suriawiria, Unus. 1986. Pengantar Mikrobiologi Umum. Angkasa: Bandung.

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087
PERHITUNGAN KUANTITAS MIKROORGANISME

LAMPIRAN

1. Uji MPN

2. Uji ALT

10-5 10-6 10-7

Alfirah Angraeni Muh. Wais


15020180087

Anda mungkin juga menyukai