Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

UJI KONTAMINASI

OLEH

KELOMPOK III
Nama :
1 Aprilia Kadir
2. Nurul Sakinah
3. Nurtiara Ivanka Abas
4. Rahmad Syandi Wakiden
5. Sri Magvirah Bata

Prodi : S1- Farmasi


Asisten :
1. Agustrianto yusuf M.si
2. Rahmawanto Taidi S.farm

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sanitasi merupakan upaya menghilangkan kontaminasi baik fisik,
kimia,maupun biologis dalam pengolahan. Sanitasi meliputi banyak aspek mulai
darisanitasi pekerja, alat pengolahan, ruang pengolahan, bahan baku, serta air
untuk pengolahan. Sanitasi tidak akan mampu menghilangkan kontaminasi secara
menyeluruh namun hanya meminimalisir keberadaannya. Hal tersebut
dikarenakankontaminan terdapar berbagai tempat. Kontaminasi yang berasal dari
pekerja dapatmelalui tangan, kaki, rambut, mulut, kulit maupun pakaian yang
digunakan selama proses pengolahan Salah satu sumber kontaminasi makanan
yang potensi adalah dari pekerjakarena kandungan mikroorganisme pathogen dari
manusia dapat menimbulkan  penyakit  yang  ditularkan  melalui  makanan.
Kondisi sanitasi pekerja dalam pengolahan bahan pangan sangat perlu diperhatika
n guna mencegah terjadinya kontaminasi makanan. Jenis mikroorganisme yang
biasanya mengkontaminasi rambutadalah kapang. Bakteri jenis koliform biasanya
terdapat pada tangan pekerja.Sedangkan bakteri spora danStapylococcus
  banyak dijumpai pada kulit pekerja.Kondisi sanitasi pekerja dalam
pengolahan bahan pangan sangat perludiperhatikan guna mencegah terjadinya
kontaminasi makanan. Uji sanitasi pekerjayang akan dilakukan saat ini adalah uji
kebersihan tangan. Uji daya antiseptik dan ujikontaminasi rambut. Ketiga hal
tersebut merupakan sumber kontaminasi pekerja.Oleh karena itu dilakukan
praktikum uji sanitasi pekerja pengolahan pangan untukmengetahui tingkat
kontaminasi pekerja pengolahan pangan.

1
1.2 Tujuan

Mengetahui uji kontaminasi pada tangan

1.3 Manfaat

Dapat menjadi tambahan pengetahuan kepada mahasiswa tentang uji


kontaminasi udara,

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitunganlangsung
maupun tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa
jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu
tanpamemberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme
yangdiketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan
perlakuantertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung,
dapatdilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat
darisuatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaanruang hitung (counting chamber ). Sedangkan perhitungan
cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu
bahan yang masihhidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa
cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count /TPC), perhitungan
melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode),
dankalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Dwidjoseputro, 2015).
Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu : perhitungan
pada cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui pengenceran,
perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara
kekeruhan atau turbidimetri). Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji
pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan
(completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam
tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif coliform dalam sampel. Metode perhitungan MPN sering digunakan
dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah
seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan
penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan
dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah ammonium
menjadi nitrat (Lim, 2011).

3
Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah
mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan
untuk contoh berbentuk padat. Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui
berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari
tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji
penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan
beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat
dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara
tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup
akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah
organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel (Plummer, 2011).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan
jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming
unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai
perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL
atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada
setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi
(Lim, 2011).
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di
dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh
berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh
tersebut. Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana
perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang
ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang
diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas (Fardiaz,
2010).
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair
dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya

4
baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar
tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri
pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan
tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya
maka digunakan rumus (Gobel, 2011).
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan
pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform
dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini
disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah koliform dalam sampel
(Pakadang, S, 2010).
Bakteri koliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik
lain dengan kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya
pencemaran bakteri patogen. Penentuan koliform fecal menjadi indikator
pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Keuntungan mendeteksi koliform adalah jauh lebih
murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Koliform
merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya
pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan
produk-produk susu. Pada saat perhitungan koloni, apabila jumlah koloni yang di
temukan kurang dari standart yang telah di tetapkan, maka suatu sampel bisa di
katakan murni (Umbreit, 2014).
Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah
bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut
sebagai coliform fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan
dengan uji E.coli karena hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap
pertama uji E.coli (Penn, 2010).
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi
kualitas air minum. Kelompok bakteri coliform, antara lain Eschericia coli,
Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruendi. Keberadaan bakteri di dalam air
minum itu menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Keberadaan bakteri ini juga

5
menunjukkan adanya bakteri pathogen lain misalnya, Shigella, yang
menyebabkan diare hingga muntaber (Lim, 1998).

2.2 Uraian Bahan


1. NB ( Nutrient broth)

Komposisi : Extract beef,pepton

Pemeriaan : struktur kimia sintetik merupakan cara pembuatan bakteri

Warna : coklat

2. PCA (Plate Count Agar)

Komposisi ; trypton, ekstrak ragi, glukosa, agar-agar

Pemeriaan : padat, berwarna

Warna : cream

6
BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat Dan Bahan

3.1.1 Alat

Adapun alat dari praktikum ini adalah pipet swab steril, cawan petri steril,
pembkara spritus dan pipet swab steril.

3.1.2 Bahan

Adapun bahan dari praktikum ini adalah larutan NB steril dan media pca.

3.2 Prosedur Kerja

1. bersihkan area kerja dengan menggunakan alcohol 70%

2. nyalakan pembahakr spritus.

3. rendam swab steril kedalam larutan NB selama 30 menit

4. lakukan swab pada tangan yang belum di cuci dan setelah itu dimasukkan
kembali kedalam larutan NB

5. Lakukan Pengocokkan

6. lakukan pengenceran sebanyak 100x

7. masukkan hasil pengenceran kedalam cairan peti sebanyak 1 ml

8. tuangkan media Pca kedalam cawan petri sebanyak 1 ml

9. lakukan inkubasi dalam incubator selama 48 jam dengan suhu 30o


kemudian hitunglah koloni yang tumbuh

10. lakukan prosedur yang sama pada tangan yang sudah dicuci dengan
antiseptic untuk dilakukan perbandingan

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 

Jumlah
Ruangan Waktu Kontak Mikororganisme Keterangan

Sebelum Cuci 48 jam 60-80 Bakteri


Tangan

Sesudah Cuci 48 jam 2-11 Bakteri


Tangan

4.2 Pembahasan

Udara didalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi


mikroba. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, tetapi kontaminasi
dari lingkungan disekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai
mikroorganisme, misalnya dari debu, air, proses aerasi, dari penderita yang
mengalami infeksi saluran pencernaan, dari ruang yang digunakan dalam
fermentasi dan sebagainya. Mikroorganisme yang terdapat diudara biasanya
melekat pada bahan padat misalnya debu, atau terdapat droplet air. Kontaminasi
oleh mikroorganisme dapat terjadi setiap saat dan menyentuh setiap permukaan
seperti tangan atau alat/wadah. Oleh karena itu kita perlu mengetahui apakah
benar adanya mikroorganisme dalam keseharian kita dan seberapa banyakkah
jumlah mereka yang hidup ditangan kita yang diakibatkan oleh aktivitas yang kita
lakukan sehari-hari.
Dalam praktikum kali ini kita akan menguji kontaminasi mikroorganisme.
Medium yang kita gunakan dalam praktikum ini adalah tangan kita yang belum
dicuci dan yang sudah dicuci dengan menggunakan antiseptik. Sebelum
melakukan percobaan kita harus memastikan terlebih dahulu kebersihan area

8
kerja. Setelah itu rendam swab steril kedalam larutan NB selama 30 menit agar
lebih efektif. Jika sudah 30 menit, lakukan swab pada tangan yang belum dicuci,
dan rendam kembali swab kedalam larutan NB.
Dalam praktikum kali ini kita perlu melakukan pengenceran sebanyak 100
kali untuk memaksimalkan hasil akhirnya. Setelah itu, kita perlu memasukkan
hasil pengenceran kedalam cawan petri sebanyak 1ml. hasil dari pengenceran
akan kita homogenkan dengan menggunakan media PCA. Setelah itu hasil
tersebut akan kita masukkan ke dalam incubator untuk diinkubasi. Proses inkubasi
akan memakan waktu selama 48 jam karena mikroba memakan waktu selama 48
jam atau dua hari dalam proses inkubasi, suhu yang diperlukan adalah 30oC.
Langkah yang sama dilakukan pada tangan yang sudah dicuci dengan antiseptic
dan bandingkan hasil akhirnya

9
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam praktikum kali ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa bakteri
dapat hidup disemua tempat bahkan ditubuh kita salah satunya itu ditangan.
Dengan dilakukannya percobaan ini kita mendapatkan satu fakta bahwa ditangan
kita bisa hidup puluhan bakteri, terutama pada tangan yang belum dicuci. Terdapat
perbedaan yang besar antara jumlah mikroorganisme yang terdapat ditangan yang
belum dicuci dengan antiseptik dan yang sudah dicuci, dimana pada tangan yang
sudah dicuci dengan antiseptik jumlah mikroorganisme yang hidup hanya ada 2-
11 saja sedangkan yang sudah dicuci itu berjumlah puluhan

5.2 Saran

Pada saat melakukan perhitungan terhadap kaloni mikroba dilakukan


secara manual saja oleh praktikan, akan lebih baik jika dilakukan dengan alat
colony counter agar jumlahnya lebih tepat. Praktikum yang berhubungan dengan
perlakuan terhadap mikroba haruslah dilakukan secara teliti dan hati-hati, pastikan
setiap pekerjaan dilakukan secara aseptis agar tidak ada pengaruh ataupun
kontaminasi mikroba yang berasal dari praktikum atau benda lain

10
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 2015. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Yogjakarta: Djambatan.


Fardiaz, S. 2010. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Gobel, B. R., Zaraswati, D. & As’adi , A., 2010. Mikrobiologi Umum Dalam
Praktek, Makassar, Universitas Hasanuddin.
Limm, D. 1998. Microbiology. McGraw Hill Publishing Company, New York : 91.
Lim,YD. (2011). Tax avoidance, cost of debt and shareholder activism: Evidence
from Korea. Journal of Banking & Finance 35, 456-470
Plummer, D. T. 2011. An Introducing to partical Biochemistry. Second Edicition.
Mc. Graw-Hill Book Company, London.
Penn State 2010. Abaut STS.http://www.engr.psu.edu/sts/abaut.htm.
Umbreit A. W(2014). Complementary & Alternative Therapies in Nursing seventh
eDiTioN Springer Publishing Company, LLC Copyright ©2014

11
12
13
14
15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai