Anda di halaman 1dari 24

TIKET MASUK PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI UMUM
PERHITUNGAN SEL BAKTERI DENGAN METODE MPN
(MOST PROBABLE NUMBER)

Oleh:
ALVITA KHORIDATUL BAHIYA
135090107111011
KELOMPOK 1B

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI UMUM


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

Perhitungan Sel Bakteri dengan Metode MPN (Most Probable


Number)
Alvita Khoridatul Bahiya
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Brawijaya, Malang

ABSTRAK
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan mengetahui kualitas air secara
mikrobiologis dengan menggunakan metode MPN (Most Probable
Number) dengan baik, serta mengetahui bakteri yang ada pada sampel.
Metode yang digunakan pada praktikum ini ada 3 tahap yaitu uji
penduga dalam tahap ini, keberadaan coliform masih dalam tingkat
probabilitas rendah. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam
sampel, penguat dengan menggunakan bglb untuk mengetahui bakteri
ada tidaknya bakteri dan pelengkap yaitu uji dengan menghasilkan
koloni berwarna hijau metalik dan diinokulasikan. Hasil yang
didapatkan yaitu pada sampel air isi ulang dapat dikonsumsi, karena
hasil ujinya negatif. Berbeda dengan sampel air sumur, air sungai dan
air kran di dalam kamar mandi yang menghasilkan tanda positif, karena
rata-rata bakteri yang ditemukan sekitar 1600 bakteri/100 mL.
Kata kunci : Colioform, MPN, Penduga, Pelengkap, Penguat.

Bacteria Cell Calculation Method with MPN (Most Probable


Number)
Alvita Khoridatul Bahiya
Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences,
University of Brawijaya, Malang

ABSTRACT
This practicum performed with order to know the quality of water a
microbiological by using MPN (Most Probable Number) well, and know
the bacteria present in the sample. The method used in this lab there are
3 stages: test estimators in this stage, the presence of coliform is still in
a low level of probability. This test detects the fermentative properties of
coliform in the sample, amplifier using bglb to determine the presence
or absence of bacteria and bacterial complement to the test by producing
a metallic green colored colonies and inoculated. The results obtained
are the refill water samples can be taken, because the test result is
negative. In contrast to samples of well water, river water and tap water
in the bathroom which resulted in a positive sign, because the average
bacteria found about 1600 bacteria / 100 mL.
Keywords: Colioform, MPN, Estimates, Complementary, Stronger.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi adalah studi tentang mikroorganisme, yaitu tentang
organisme yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Karena sebagian besar mikroorganisme sangat kecil bentuknya dan
hanya beberapa ribu milimeter ukurannya. sebagai konsekuensinya
untuk melihat mikroba dengan mata telanjang maka membutuhkan
teknik khusus untuk mempelajarinya, maka dari itu studi ini sangat
dibutuhkan (Waluyo, 2005).
Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur dengan berdasarkan
konsentrasi sel ataupun densitas sel. Perhitungan miroba dibagi
menjadi dua metode yaitu dengan metode langsung dan metode tidak
langsung. Pada praktikum kali ini akan menggunakan metode
langsung, dan metode langsung ini
beberapa metode untuk
menghitung bakteri, di antaranya metode lempeng, metode
turbidimetri, metode MPN (Most Probable Number), metode elektrik
serta menghitung langsung dengan Petroff Hausser (Archunan, 2004).
Maka dari itu praktikum ini dilakukan dengan mengunakan metode
MPN.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah
1. Bagaimana kualitas air secara mikrobiologis dengan
menggunakan metode MPN (Most Probable Number) ?.
2. Apakah yang dimaksud dengan Mengetahui metode MPN
dengan baik.
3. Apa saja bakteri yang terdapat pada sampel air yang
berbeda ?.
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini meliputi :
1. Mengetahui kualitas air secara mikrobiologis dengan
menggunakan metode MPN (Most Probable Number).
2. Mengetahui metode MPN dengan baik.
3. Mengetahui berbagai macam bakteri yang terdapat pada
sampel air yang berbeda.

1.4 Manfaat
Manfaat dari diadakannya praktikum ini yaitu :
1. Dapat Mengetahui kualitas air secara mikrobiologis dengan
menggunakan metode MPN (Most Probable Number) ?
2. Dapat mengetahui berbagai macam bakteri yang terkandung
pada sampel yang berbeda

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perhitungan pada banyaknya jumlah mikroba dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu (Archunan, 2004) :
1. Perhitungan secara langsung
Fungsinya untuk mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme
pada suatu bahan tanpa harus memberikan perlakuan terlebih
dahulu. Perhitungan secara langsung dapat dengan
menggunakan metode-merode seperti metode lempeng, metode
turbidimetri, metode MPN (Most Probable Number).
2. Perhitungan secara tidak langsung
Fungsinya untuk mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme
pada suatu bahan dengan harus memberikan perlakuan terlebih
dahulu

(Hanlon dan Norman, 2012).


Gambar 1. Keuntungan dan keruian dari berbagai macam metode

2.1 Metode MPN (Most Probable Number)


Metode MPN merupakan metode yang didasarkan dengan metode
statistik, dimana metode MPN ini umumnya digunakan untuk
menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk mendeteksi
adanya bakteri koliform yang merupakan kontaminan utama sumber
air minum. Dalam metode ini dapat dengan menggunakan medium
cair., perhitungan dilakukan dengan banyaknya jumlah tabung yang
menunjukkan positif, yang artinya dapat ditumbuhi oleh mikroba
setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung
positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau terbentuk gas
dalam tabung durham (Madigan, 2012)
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan, uji
konfirmasi dan uji kelengkapan. Dalam uji tahap pertama, keberadaan
coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah. Uji ini mendeteksi
sifat fermentatif coliform dalam sampel. Metode perhitungan MPN
sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri
yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter.
Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan
dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah
amonium menjadi nitrat (Adams dan Mourice, 2008).

(Madigan, 2012).
Gambar 1. Analisis prosedur dengan metode MPN

Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan
jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony
forming unit) dalam sampel. Namun pada umumnya, nilai MPN juga
diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang
digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN
memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN,
terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi
(Gunasekaran, 2005).

(Gunasekaran, 2005).

Gambar 2. Table MPN

(Adams dan Mourice, 2008).


Gambar 2. Seleksi nilai MPN
2.2 Sampel Air
Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan bagi setiap makhluk
hidup dan zat inilah yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
pada setiap mahluik hidup. Maka dari itu kebersihan air merupakan
syarat utama yang harus terjamin untuk kesehatan. Menurut
tempatnya, air yang berada di permukaan tanah, biasa disebut dengan
air permukaan, dan air yang berada di dalam tanah, biasa disebut
dengan air tanah (Sharma, 2007).
Sedangkan air hujan yang jatuh ke tanah dan sebagian masuk
meresap kedalam tanah dan yang menggenang dipermukaan,
tergantung dengan kondisi tanah. Air hujan yang membawa serta
mikroorganisme - mikroorganisme yang senantiasa berhamburan di
udara. Setibanya ditanah, air dapat menjadi lebih tercemar karena sisasisa makhluk hidup, sampah, kotoran, dan limbah atau asap dari pabrik
(Hanlon dan Norman, 2012).
Kuantitasi mikroba dapat ditunjukkan dengan banyaknya jumlah
koloni yang dapat di bentuk oleh mikroba tersebut pada
linmgkungannya. Koloni-koloni bakteri tersebut ada yang dapat
menyebabkan penyakit. Maka dari itu sterilisasi untuk bakteri
makanan dan minuman sangat diperlukan adanya demi menjaga

kesehatan. Air minum dari berbagai tempat mempunyai jenis-jenis


bakteri yang tidak sama untuk air minum hasil penyulingan diharapkan
sudah terbebas dari bakteri (Archunan, 2004).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Mikrobiologi Umum yang berjudul Perhitungan Sel
Bakteri dengan Metode MPN dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal
05 Mei 2015 pukul 07.00-10.35 WIB, bertempat di Laboratorium
Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang.
3.2 Uji Penduga (Presumtive Test)
Sampel air di dalam botol disterilkan secara aseptis kurang lebih
500ml, kemudian dinokulasikan 10ml masing-masing ke dalam 5
tabung medium lactosa broth ganda, kemudian diinokulasikan satu
mililiter sampel air ke dalam 5 tabung medium lactosa broth tunggal 5
ml, dan selanjutnya diinokulasikan 0,1 ml sampel air, masing-masing
ke dalam 5 tabung medium lactosa broth tunggal 5 ml. Setelah itu
semua medium diinkubasi pada suhu 35-370C selama 24 jam, dan
dicatat jika menunjukkan adanya asam dan gas (reaksi positif), lalu
tabung-tabung yang menunjukkan reaksi positif diinkubasi lagi pada
35C selama 24 jam.
3.3 Uji Penguat (Confirmed Test)
0,1 ml biakan dari setrap tabung yang positif diinokulasikan ke
dalam 2 medium bglb, satu seri bglb diinokulasikan pada suhu 35C
dan satu seri yang lain pada suhu 44,5C, selama 24-48 jam.
Kemudian satu ose biakan dari tabung bglb yang menunjukkan reaksi
positif di goreskan pada permukaaan media endo dan diinkubasi pada
suhu 35C-37C selama 24-48 jam. Setelah itu diamati adanya atau
terbentuknya asam dan gas pada media bglb dan dicatat yang
menunjukkan hasil yang positif. Terakhir diamati koloni bakteri yang
berwarna hijau mekanik
3.4 Uji Pelengkap (Completed Test)
Pada setiap koloni yang berwarna hijau metalik diinokulasikan
dalam medium lactose broth dan nutrient agar miring, lalu
diinkubasikan dalam suhu 35C-37C selama 24 jam. Diamati adanya
asam dan gas yang terbentuk dan dilakukan pengecekan gram dan
endospora dari biakan dalam tabung nutrient endoagar, lalu diamati
bakteri dengan mikroskop dan dicocokkan dengan daftar indeks MPN.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Sampel Air Minum Isi Ulang
Berdasarkan dari hasil pengamatan pada sampel air isi ulang
didapatkan data dengan menggunakan uji penduga, penguat dan
pelengkap sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Uji Sampel Air Minum Isi Ulang
Sampel
Uji
Suhu
Seri
o
( C)
1
2
Air
Penduga
37
0
2
minum
Penguat
37
0
1
isi ulang
44
0
0
(1)
Pelengkap
37
0
0
44
0
0
Air
Penduga
37
0
0
minum
Penguat
37
0
0
isi ulang
44
0
0
(2)
Pelengkap
37
0
0
44
0
0

3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Indeks MPN
3,7
1,8
<1,8
<1,8
<1,8
<1.8
<1,8
<1,8
<1,8
<1,8

Berdasarkan data tabel pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa


sebagian besar data menujukkan hasil yang negatif, tetapi terdapat
pula hasil yang menujukkan tanda positif yaitu dalam uji penduga dan
uji penguat dengan suhu 37C. Pada hasil air isi ulang yang pertama
dalam uji penduga dapat diketahui terdapat sebanyak 3,7 bakteri/100
mL dan pada uji penguat ditemukan 1,8 bakteri/100 mL. Sedangkan
pada uji yang lain yang menujukkan hasil negatif, dapat diartikan
bahwa bakteri yang ada kurang dari 1,8 bakteri/100 mL. Hasil yang
menujukkan tanda negatif berarti air tersebut dapat dikonsumsi dengan
layak, tetapi hasil yang menujukkan tanda positif berarti air isi ulang
tersebut tidak dapat dikonsumsi, karena mengandung banyak bakteri.
Menurut Widianti, dkk (2004), Berdasarkan Kempenkes RI nomor
907/ MENKES/ SK/VII/2002, persyaratan bakteriologis air minum
dapat dilihat dari koliform per 100 ml sampel air dengan kadar
maksimum yang diperbolehkan adalah nol. Syarat-syarat air yang

dapat di minum yaitu tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan
tidak mengandung logam berat.
4.1.2 Sampel Air Kran (Kamar Mandi)
Berdasarkan dari hasil pengamatan pada sampel air kran (di dalam
kamar mandi) didapatkan data dengan menggunakan uji penduga,
penguat dan pelengkap sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Uji Sampel Air Kran Berdasarkan data
Sampel
Uji
Suhu
Seri
(oC)
1
2
3
Air kran
Penduga
37
5
5
5
kamar
Penguat
37
5
5
5
mandi (1)
44
5
5
5
Pelengkap
37
0
2
0
44
1
2
1
Air kran
Penduga
37
5
5
5
kamar (2)
Penguat
37
5
5
5
44
5
5
5
Pelengkap
37
5
5
5
44
5
5
5

Indeks MPN
>1600
>1600
>1600
3,7
8,2
>1600
>1600
>1600
>1600
>1600

Berdasarkan data hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada


tabel 2, semua datanya menghasilkan data yang positif, sebagian besar
pada semua uji tersebut dapat ditemukan adanya mikroorganisme
bersifat fecal sebanyak lebih dari 1600 bakteri/100 mL, tetapi hanya
dalam uji pelenkap, pada air kran kamar mandi pertama yang hasilnya
berbeda. Pada suhu 37C ditemukan mikroorganisme sebanyak 3,7
bakteri/100 mL, dan pada suhu 44C ditemukan 8,2 bakteri/100 mL.
Nilai indeks MPN jika melebihi dari angka 100, maka dapat
disimpulkan bahwa air tersebut sangat buruk bagi kesehatan manusia,
karena bakteri yang terkandung sangat banyak.
Bakteri Coliform berdasarkan asal dan sifatnya dibagi menjadi dua
golongan yaitu bakteri Coliform fekal, seperti Escherichia coli yang
betul-betul berasal dari tinja manusia. Sedangkan Coliform non fekal,
seperti aerobacter dan Klebsiella yang bukan berasal dari tinja manusia
tetapi biasanya berasal dari hewan atau tanaman yang telah mati
(Gunasekaran, 2005).

4.1.3 Sampel Air Sungai


Berdasarkan dari hasil pengamatan pada sampel air sungai
didapatkan data dengan menggunakan uji penduga, penguat dan
pelengkap sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil uji sampel air sungai
Sampel
Uji
Suhu
(oC)
Air
Penduga
37
sungai
Penguat
37
44
Pelengkap
37
44

1
5
5
5
2
4

Seri
2
5
5
5
5
5

3
5
5
5
5
1

Indeks MPN
>1600
>1600
>1600
48

Berdasarkan dengan data yang ada di dalam tabel 3, dapat


diketahui bahwa pada semua uji tersebut menghasilkan uji yang positif
yaitu lebih dari 1600 bakteri/100 mL, hal ini menujukkan bahwa air
sungai tersebut keadaaanya sudah tidak dapat digunakan lagi oleh
masyarakat sekitar, karena menghasilkan lebih dari 100 bakteri dan
sangat membahayakan kesehatan masyarakat, sedangkan hanya pada
uji pelengkap yang menghasilkan indeks MPN sebesar 48 bakteri/100
mL, meski begitu hal ini tidak dapat menyangkal bahwa air sungai
tersebut telah tercemar oleh bakteri kolioform.
Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang biasa
digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi acuan
untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen
atau tidak. Bakteri kloliform merupakan bakteri yang dapat hidup pada
usus hewan mamalia termasuk manusia. Penyebaran kotoran baik
manusia dan hewan yang tidak terkontrol dalam lingkungan perairan
dapat menyebabkan lingkungan perairan tercemar oleh bakteri ini.
Contoh bakteri kolioform yaitu E-coli, Enterobacter, Klebsiella,
Serratia, Citrobacter dan Proteus

4.1.4 Sampel Air Sumur


Berdasarkan dari hasil pengamatan pada sampel air sungai
didapatkan data dengan menggunakan uji penduga, penguat dan
pelengkap sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil uji sampel air sumur
Sampel
Uji
Suhu
(oC)
Air sumur
Penduga
37
(1)
Penguat
37
44
Pelengkap
37
44
Air sumur
Penduga
37
(2)
Penguat
37
44
Pelengkap
37
44

1
5
5
5
4
3
5
5
5
5
5

Seri
2
5
5
5
3
1
5
5
5
4
2

3
5
5
5
3
3
5
5
4
2
4

Indeks MPN
>1600
>1600
>1600

>1600
>1600
1600
220
150

Berdasarkan dengan data yang ada dalam tabel 4, baik pada suhu
37C ataupun pada suhu 44C, dapat diketahui bahwa pada semua uji
menghasilkan bakteri positif yang jumlahnya lebih dari 1600
bakteri/100 mL, hal ini menujukkan bahwa air tersebut tidak layak
untuk dikonsumsi karena bakteri yang terkandung sangat banyak
malah lebih dari 100. Besarnya nilai indeks MPN menujukkan
banyaknya bakteri yang terkandung di dalamnya.
Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba di dalam sampel yang berbentuk cair, meskipun dapat juga
digunakan untuk sampel yang berbentuk padat dengan terlebih dahulu
membuat suspense 1:10 dari sampel tersebut. Metode MPN terdiri dari
tiga tahap, yaitu uji pendugaan, uji konfirmasi dan uji kelengkapan,
asing-masing dari uji tersebutlah yang mengakuratkan data, sehingga
bakteri lebih mudah terlihat (Madigan, 2012).

4.2 Cara Menghilangkan Kontaminan pada Air


Terdapat berbagai macam cara, untuk menghilangkan bakteri di
dalam air yang sudah terkontaminasi. Pada kombinasi-kombinasi
berikut ini merupakan proses yang biasa digunakan untuk dalam
pengolahan air minum di seluruh dunia yaitu Klorinasi merupakan
proses pencampuran air dengan senyawa klorin. Sedimentasi yaitu
proses penyaringan / pengendapan partikel-partikel yang terdapat pada
air. Filtrasi merupakan proses menghambat jalanya kotoran / partikel
kotoran agar tidak ikut terbawa air (Selendy, 2011).
Menurut Barcelo dan Ira (2008), untuk membersihkan air yang sudah
tercemari dengan bakteri, dapat menggunakan cara berikut ini :
1. Aerasi - Merupakan merupakan proses penjernihan dengan cara
mengisikan oksigen ke dalam air.
2. Koagulasi - Proses untuk mengikat berbagai partikel padat
(Suspended Solid) sehingga membentuk gumpalan-gumpalan.
3. Desinfeksi - Untuk membunuh bakteri, dapat juga dikatakan
suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman
patogen dan apatogen
4.3 Bahaya Bakteri Koliofrom terhadap kesehatan
Bakteri koliofrom sangat berbahaya adanya bagi kesehatan manusia,
jika tidak sengaja mengkonsumsinya secara berlebihan dan terus
menerus maka dapat mengakibatkan Keracunan, sakit perut parah,
disentri karena adanya amoeba, penyakit kolera dan leptospirosis,
sedangkan pada bayi dapat meyebabkan diare. Semakin tinggi tingkat
kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula risiko penyakit yang
dapat terjangkit pada manusia (MCkinney, 2004).
Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat di
dalam air kontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas
adalah Shigella, yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman, kram
perut, dan muntah-muntah. Jenis bakteri coliform tertentu, misalnya E
coli bersifat patogen dan juga dapat menyebabkan diare parah, kram
perut, mual, dan rasa tidak enak badan (Cheremisinoff, 2002).

4.4 Mekanisme Perubahan Warna pada Media


Jika hasil menunjukkan tanda positif maka terbentuklah koloni
dengan warna hijau metalik. Adanya warna Hijau metalik ini
disebabkan karena adanya bakteri coliform yang tumbuh sehingga
terjadi fermentasi laktosa yang dapat membentuk asetaldehid dan juga
bereaksi dengan sulfit dari medium sehingga basic fuchsin dan
medium agar akan dilepas dan akhirnya akan terbentuk warna
mengkilap seperti logam.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini digunakan metode MPN (Most Probable
Number) untuk perhitungan bakteri, dengan didasarkan dengan 3 uji
yaitu uji penduga, penguat dan pelengkap. Hasil dari praktikum ini
yaitu sampel air minum isi ulang tersebut tidak mengancam kesehatan,
sehingga baik untuk dikonsumsi. Tetapi berbeda dengan air sumur,
sungai ataupun kran kamar mandi, air-air ini dapat merusak kesehatan,
karena bakteri yang terkandung lebih dari 1600 mikroorganisme setiap
100 mL sampel air.
5.2 Saran
Pada saat praktikum selanjutnya dimohon untuk lebih baik lagi, dan
lebih kondusif, serta melakukan perlakuan harus dilakukan secara hatihati. Dan sebaiknya para praktikan harus lebih memahami cara
perhitungan dengan metode MPN untuk meminimalisasi kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA
Adams R. Martion dan Maurice O Moss. 2008. Food Microbiology.
RSC Publishing. Cambridge Uk.
Archunan G. 2004. Microbiology. Sarup and Son Publishing. New
Delhi.
Barcelo damai and Ira petrovic. 2008. Emerging Contaminants krom
Industrial and Municipal Waste: Occurance, Analysis and Effects.
Springer Publishing. New York.
Cheremisinoff Nicholas P. 2002. Handbook of Water and Wastwater
Treatment Technologies. Butterworth_Heinemann Publishing. Usa.
Gunasekaran P 2005. Laboratory manual in microbiology.. Net Age
Internasional Publisher. New Delhi.
Hanlon Geoff and Norman A Hodges. 2012. Essential Microbiology for
Pharmacy and Pharmaceutical Science. Wiley-Blackwell. USA.
Madigan Michael T, John M. Martinko, and Kelly Bender. 2012. Brock
Biology of Microorganisms. Pearson Publishing. Netherland.
McKinney Ross. 2004. Enviromental Pollution Control Microbiology: A
Fifty-Year Persective. Mrcel Dekker, Inc. New Yok.
Selendy Janine MH. 2011. Water and Sanitation Related Disease and
The Environment: Challenges, Interventions and Preventive
Measures. Wiley_Blackwell. USA.
Sharma, P.D. 2007. Microbiology. Rakesh Kumar Publishing. New
Delhi.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah
Malang Prees. Malang.

Anda mungkin juga menyukai