Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LANJUT

(ANALISIS COLIFORM BERDASARKAN NILAI MPN)

OLEH:
ANDI BUNGA SARI ANNISA
NIM. 60300120012

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
UNIT 1 ANALISIS COLIFORM BERDASARKAN NILAI MPN
Andi Bunga Sari Annisa (60300120012)
Praktikum Mikrobiologi Lanjut, Laboratorium Biologi, Program Studi Biologi,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2022
ABSTRAK
Coliform merupakan salah satu kelompok jenis bakteri yang sering digunakan sebagai
indikator adanya kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman. Untuk menentukan
nilai baku mutu untuk air, umumnya menggunakan metode nilai Most Probable Number
(MPN) untuk menghitung jumlah terendah mikroorganisme hidup yang berada di air.
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui kualitas sampel air
minum kemasan yang diuji berdasarkan nilai MPN. Metode yang digunakan pada praktikum
ini yaitu perhitungan MPN dengan tiga uji yaitu uji penduga (Presumptive Test), uji penguat
(Corfirmed Test) dan uji pelengkap (Complete Test). Hasil yang diperoleh dari praktikum ini
yaitu pada uji penduga semua sampel menandakan hasil positif dengan perubahan warna
menjadi kuning keruh + gas yang mendeteksi bahwa diduga adanya keberadaan bakteri
coliform pada sampel. Pada uji penguat menunjukkan hasil uji keseluruhan terdeteksi positif
mengandung bakteri coliform dengan nilai indek MPN yang diperoleh melebihi 1100/100
ml. Pada uji pelengkap didapatkan koloni bakteri coliform berwarna merah yaitu
Enterobacter aerogenes. Pada uji lanjutan didapatkan bentuk sel bakteri batang dan bersifat
gram negatif yang merupakan karakteristik bakteri coliform.

Kata kunci: Coliform, Escherichia coli, MPN (Most Probable Number)


LATAR BELAKANG
Salah satu makhluk hidup yang dapat diukur dengan melihat atau
paling banyak menggunakan air adalah mengidentifikasi jumlah bakteri coliform
manusia untuk keperluan sehari harinya yang ada pada air (Phyo et al., 2019).
diantaranya adalah untuk dikonsumsi, Coliform merupakan salah satu
terutama air kemasan yang dikonsumsi kelompok jenis bakteri yang paling sering
setiap hari. Air yang dikonsumsi tentu air digunakan sebagai indikator adanya
yang bersih, bebas dari kontaminasi, tidak kontaminasi yang terjadi pada makanan
berasa, tidak berbau dan memiliki kualitas dan minuman. Terdapat dua jenis bakteri
yang baik. Berdasarkan pernyataan World coliform yaitu fecal dan non fecal
Health Organisation (WHO) yang (Mursalin dan Syahidah, 2017). Menurut
menyatakan bahwa tingkat kualitas air Ahmed et al, 2013 mengatakan bahwa

1
salah satu jenis kelompok yang paling menggunakan 3 tahapan uji, yaitu uji
sering digunakan sebagai indikator penduga (Presumtive Test), uji penguat
terjadinya kontaminasi pada makanan dan (Confirmed Test) dan uji pelengkap
minuman berasal dari golongan bakteri (Completed Test) (Gustriyanni et all.
fecal yaitu Escherichia coli. Adanya 2021).
bakteri coliform dalam makanan dan Analisis keberadaan bakteri
minuman ini akan membahayakan coliform sangat penting untuk dilakukan
terutama bagi kesehatan ketika untuk dapat memastikan bahwa air yang
dikonsumsi secara terus menerus dan ada di lingkungan maupun air dan
kadar bakteri patogen yang masuk makanan yang dikonsumsi oleh manusia
melebihi ambng batas, karena ketika dan hewan tidak tercemar oleh bakteri
semakin tinggi tingkat kontaminasi coliform yang akan dapat membahayakan
makanan dan minuman terhadap bakteri jika dikonsumsi oleh manusia dan hewan
coliform maka akan semakin tinggi pula apa lagi secara terus menerus, akan
terjadinya resiko patogen yang lain dapat berdampak pada Kesehatan (Phyo et al.,
hidup pada kotoran manusis dan hewan 2019).
(Nisaa et al, 2020). Berdasarkan latar belakang
Kualitas air minum sangat penting tersebut maka dilakukan praktikum
bagi keamanan penggunanya. dengan tujuan untuk mengetahui kualitas
Kontaminasi patogen air minum sampel air minum kemasan yang diuji
mengandung risiko kesehatan yang berdasarkan nilai MPN.
signifikan bagi pengguna, terutama bagi
METODE PRAKTIKUM
manusia. Untuk menentukan nilai baku
A. Alat dan Bahan
mutu untuk air, umumnya menggunakan
Adapun alat yang digunakan pada
metode nilai Most Probable Number
praktikum ini yaitu tabung reaksi, tabung
(MPN) (Reitter et all, 2021). Nilai MPN
durham, cawan petri, bunsen, rak tabung,
atau Most Probable Number merupakan
mikropipet, inkubator dan ose bulat.
metode yang digunakan untuk menghitung
Sedangkan bahan yaitu sampel air minum
jumlah terendah mikroorganisme hidup
kemasan, aquades steril 70%, silk, kapas,
yang berada di air. Metode MPN

2
label, media LB (Lactose Broth) dan Apabila pada uji penduga
media EMBA (Eosin Methylene Blue didapatkan hasil kuning jernih artinya
Agar), BTB (Bromtimol Blue). negatif, maka pengujian tersebut tidak
B. Prosedur Kerja dilanjutkan pada pengujian selanjutnya,
Adapun prosedur kerja yang tapi jika hasil yang didapatkan kuning
dilakukan pada praktikum ini yaitu keruh ditambah gas artinya positif, maka
terdapat 3 tahap pengujian diantaranya dilanjutkan pada pengujian selanjutnya
yaitu: yaitu uji penguat.
1. Uji Penduga (Presumptive Test) 2. Uji Penguat (Corfirmed Test)
Pertama-tama siapkan alat dan Pada uji penguat ini sampel yang
bahan. Setelah itu dilakukan pengenceran digunakan yaitu satu tabung dari uji
bertingkat dengan menggunakan tabung penduga yang positif, kemudian kembali
reaksi yang berisikan aquades steril dilakukan pengenceran dengan cara
sebanyak 9 ml yang dimulai dari sebelumnya. Setelah itu disiapkan tabung
pengenceran 10-1 sampai pengenceran 10- reaksi yang berisikan media LB (Lactose
4
, kemudian ditambahkan 1 ml sampel air Broth) dan BTB (Bromtimul Blue)
kemasan pada tabung pengenceran 10-1, sebanyak tiga tabung diantaranya 10-2, 10-
3
lalu dihomogenkan, setelah itu di dan 10-4 dimana masing-masing tabung
pindahkan lagi ke pengenceran 10-2 ditetesi sampel air 1 ml menggunakan
sebanyak 1 ml dan hal tersebut di ulang mikropipet dari hasil inkubasi uji penduga,
sampai pada pengenceran 10-4. Setelah itu kemudian ditutup menggunakan kapas dan
disiapkan tabung reaksi yang berisikan di silk. Selanjutnya di inkubasi didalam
media LB (Lactose Broth) sebanyak tiga inkubator dengan suhu 40 ̊ C selama 2 × 24
tabung diantaranya 10-2, 10-3 dan 10-4 jam.
dimana masing-masing tabung ditetesi Apabila pada uji penguat di
sampel air 1 ml menggunakan spoit dari dapatkan hasil hijau artinya negatif, maka
hasil pengenceran 10-4, kemudian ditutup pengujian tersebut tidak dilanjutkan pada
menggunakan kapas dan di silk. pengujian selanjutnya, tapi jika hasil yang
Selanjutnya di inkubasi didalam inkubator didapatkan hijau keruh ditambah kuning
dengan suhu 37 ̊ C selama 1 × 24 jam. ditambah gas artinya positif, maka

3
dilanjutkan pada pengujian berikutnya dikeringkan diatas api spirtus. Setelah itu
yaitu uji pelengkap. dilakukan pewarnaan gram dengan ditetesi
3. Uji Pelengkap (Complete Test) pewarna kristal violet selama 1 menit, lalu
Pada uji pelengkap ini sampel yang dibilas menggunakan aquades, setelah itu
digunakan yaitu satu tabung dari uji dikeringkan lalu ditetesi lugol dan
penguat yang positif. Kemudian dilakukan didiamkan selama 1 menit. Setelah 1 menit
penumbuhan pada cawan petri dengan dibilas menggunakan quades lalu alkohol
menggunkan oce bulat yang kemudian 95% hingga bersih dan dikeringkan,
dicelupkan pada sampel, lalu di gores pada kemudian diberi pewarna safranin selama
media EMBA (Eosin Methylene Blue 45 detik lalu dibilas menggunakan
Agar), kemudian ditutup dan disilt. aquades dan dikeringkan. Kemudian
Selanjutnya di inkubasi didalam inkubator diamati dibawah mikroskop. Setelah itu,
dengan suhu 37 ̊ C selama 1 × 24 jam. ditentukan hasil pewarnaan gram bakteri
Apabila pada uji pelengkap tersebut, jika gram negatif bersifat positif
didapatkan hasil hijau metalik ditambah Escherchia coli, lalu diamati bentuk sel
titik-titik hitam artinya positif, selanjutnya bakteri sedangkan jika positif E. Coli
dilakukan pengujian tambahan dengan berbentuk batang.
pewarnaan gram untuk melihat lebih jelas
HASIL DAN PEMBAHASAN
bakteri coliform yang terdeteksi pada
Coliform merupakan bakteri yang
sampel air kemasan yang diuji.
resisten terhadap penjernihan air secara
Pada uji lanjutan ini yaitu uji gram,
alami. Keberadaan bakteri coliform pada
koloni yang terdapat pada media EMBA
air terutama yang yang dikonsumsi dalam
agar diinokulasikan diatas kaca preparate
hal ini air kemasan menunjukkan bahwa
untuk diamati dibawah mikroskop.
air tersebut telah tercemar oleh zat feses
Pertama-tama kaca preparate dibersihkan
dari hewan berdarah panas. Bakteri ini
menggunakan alkohol, kemudian biakan
tidak dapat dibunuh dengan cara
nakteri pada media EMBA diambil
pendinginan ataupun pembekuan,
menggunakan ose dan digoreskan pada
melainkan bakteri ini dapat dibunuh
kaca preparate, kemudian ditetesi aquades
dengan menggunakan antibiotic maupun
lalu dihomogenkan. Kemudian

4
sinar ultraviolet (UV) (Amallia et al., susu, tanah ataupun sampel lainnya.
2020). Sedangkan kekurangannya adalah uji
Metode MPN (Most Probable MPN hanya berpengaruh pada media
Number) adalah salah satu cara yang dapat tertentu, jika media tidak sesuai dengan
diterapkan dalam menentukan batas tempat bakteri akan tumbuh maka bukan
normal suatu sampel apakah dapat bakteri yang menjadi target yang akan
dikonsumsi atau sedang dalam keadaan tumbuh (Syamsussabri et al., 2018).
tercemar dan mengandung bakteri patogen Berdasarkan hasil uji penduga
(Kumar, 2013). Adapun kelebihan dari uji yang telah dilakukan pada sampel air
MPN adalah dapat dengan mudah dalam minum kemasan yang biasa dikonsumsi
mengetahui hasil uji positif pada saat oleh masyarakat, diperoleh hasil pada
pengamatan. Selain itu tidak hanya dapat Gambar 1.
menganalisis air tetapi juga makanan,

(a) (b) (c) (d)

Gambar 1. Sampel uji penduga (a) Kontrol (b) Pengenceran 10-21 berwarna kuning keruh +
gas, pengenceran 10-22 berwarna kuning keruh + gas, pengenceran 10-23 berwarna kuning
keruh + gas; (c) Pengenceran 10-31 berwarna kuning keruh + gas, pengenceran 10-22
berwarna kuning bening + gas, pengenceran 10-23 hijau + kuning keruh ; (d) Pengenceran
10-41 berwarna kuning keruh + gas, pengenceran 10-42 keruh berwarna hijau + kuning keruh
+ gas, pengenceran 10-43 berwarna kuning keruh. + gas.

Uji penduga (Presumptive test) sampel tidak merubah warna setelah


merupakan uji yang dilakukan untuk dilakukan inkubasi, maka itu menandakan
memeriksa keberadaan bakteri lactose bahwa hasil uji dari sampel tersebut adalah
fermenter yang menghasilkan zat negatif, namun Ketika pada media terjadi
metabolisme berypa gas seperti bakteri perubahan warna maka dapat dikatakan
coliform. Jika pada media yang berisikan

5
bahwa hasil uji dari sampel tersebut adalah menyebabkan medium berubah warna
positif. menjadi kuning dan keruh. Hal ini sejalan
Pada Gambar 1. yaitu semua dengan penelitian yang dilakukan oleh
sampel menandakan hasil positif yang Aulya et al (2020) bahwa keberadaan
mendeteksi bahwa adanya keberadaan bakteri coliform dapat dideteksi Ketika
bakteri coliform kecuali pada pengenceran terjadi perubahan warna pada media
10-33. Hal ini dapat dibuktikan dengan menjadi kuning keruh dan terbentuk gas
terjadinya perubahan warna ditambah atau gelembung udara yang berada pada
dengan adanya gas pada tabung durham tabung durham. Terbentuknya gas atau
setelah diinkubasi. Menurut Wardhana et gelembung udara pada tabung durham ini
al , (2021) menyatakan bahwa hasil positif dapat terjadi dikarenakan bakteri coliform
pada pengujian sampel dapat ditandai ini menhasilkan enzim dari proses
dengan adanya perubahan warna pada metabolismenya yang disebut dengan
media yang digunakan. Perubahan warna enzim α-D-Glucosidase. Fungsi dari
ini dapat terjadi dikarenakan adanya enzim ini yaitu sebagai katalisator
proses fermentasi dari bakteri coliform hidrolisa laktosa yang menyebabkan
setelah di inkubasi selama 1 X 24 jam yang terbentuknya gas dan asam (Rahayu et al,
menghasilkan asam, sehingga media 2020).
dalam tabung reaksi berubah menjadi Berdasarkan hasil uji penduga
warna kuning keruh+gas. Menurut yang menunjukkan hasil negatif pada
Greenberg et al (1992) adanya prubahan sampel, maka dilakukan uji lanjutan yaitu
warna pada media LB disebabkan karena uji penguat (Confirmed test), maka
adanya laktosa yang difermentasikan oleh diperoleh hasil dapat dilihat pada
bakteri coliform menjadi alkohol dan asam Gambar 2.
karboksilat. Asam tersebutlah yang

6
(a) (b) (c) (d)

Gambar 2. Sampel uji penguat (a) Kontrol (b) pengenceran 10-21 berwarna hijau bening +
gas, pengenceran 10-22 berwarna hijau bening + gas, pengenceran 10-23 berwarna hijau keruh
+ gas; (c) pengenceran 10-31 berwarna hijau + kuning keruh + gas, pengenceran 10-22
berwarna hijau bening + gas, pengenceran 10-23 hijau + kuning + gas; (d) pengenceran 10-41
berwarna hijau + kuning keruh + gas, pengenceran 10-42 keruh berwarna hijau + kuning
keruh + gas, pengenceran 10-43 berwarna hijau + kuning keruh + gas.

Uji penguat (Confirmed test) udara dengan ragam seri 3-3-3. Menurut
merupakan uji yang dilakukan untuk pernyataan WHO dalam Gruber et al
memperkuat hasil dari uji sebelumnya (2014) mengenai kualitas air dapat
yaitu uji penduga. Uji penguat ini dibedakan menjadi beberapa kategori.
dilakukan dengan media selektif LB Hasil yang diperoleh dari uji penguat yang
(Lactose Broth) + BTB (Bromtimol Blue). telah dilakukan tergolong dalam kategori
Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk very hingh risk karena jumlah bakteri yang
membuktikan bahwa adanya bakteri terkandung dalam air sampel tersebut
coliform fecal pada sampel air kemasan lebih dari 1000/100 ml.
yang diuji (Gruber et al, 2014). Berdasarkan nilai tabel MPN
Pada Gambar 2. menunjukkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan
hasil uji keseluruhan terdeteksi positif Republik Indonesia tahun 2019 dapat
mengandung bakteri coliform dengan nilai dikatakan bahwa sampel tersebut
indek MPN yang diperoleh > 1100/100 ml, mengandung bakteri coliform yang
karena semua tabung yang berisikan tergolong tinggi dan tidak layak untuk
media menunjukkan hasil positif dengan dikonsumsi oleh manusia karena akan
ciri-ciri media berubah warna menjadi berdampak bagi kesehatan Ketika
hijau kekuningan+gas atau gelembung dikonsumsi secara berkala. Berdasarkan

7
tabel nilai MPN, jumlah indikator cemaran 100 ml. Pernyataan yang sama disebutkan
mikrobiologi yang terdapat pada air oleh WHO (2022) bahwa untuk kualitas
memiliki nilai ambang batas yaitu dengan air minum, mikroorganisme menjadi
batas minimum 104 koloni/ml dan batas indikator verifikasi kemungkinan
maksimum 105 koloni/ml, ketika telah tercemarnya air dengan analisis feses.
melewati batas maksimumnya dapat Organisme yang sering dijadikan sebagai
dikatakan sudah tidak layak konsumsi, indicator yaitu E.coli, maka WHO
namun ketika dibawa batas maksimum menetapkan bahwa dalam 100 ml air
maka masih layak untuk dikonsumsi. minum tidak boleh ditemui adanya bakteri
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388 E.coli dalam pengamatan atau uji test.
tahun 2017 dan Peraturan Pemerintah Berdasarkan hasil uji penguat yang
Republik Indonesia tahun 2001 menunjukkan semua sampel positif maka
mengatakan bahwa kualitas air di dilanjutkan pada uji pelengkap untuk lebih
Indonesia merupakan kualitas biologis memastikan bahwa bakteri coliform benar
dengan maksimum total bakteri Coliform tumbuh dan berada dalam sampel air
pada air adalah 50 cfu / 100 ml dan kemasan yang diuji, dan hasil yang
maksimum E. coli pada air adalah 0 cfu / diperoleh dapat dilihat pada Gambar 3.

(a) (b) (c)

(d)

Gambar 3. Koloni pada media EMBA (a) Kontrol, (b) Pengenceran 10-2, (c) Pengenceran
10-3, (d) Pengenceran 10-4.
Uji pelengkap dilakukan untuk dari dua uji sebelumnya bahwa benar pada
lebih memastikan hasil yang diperuleh air kemasan yang diuji positif

8
mengandung bakteri coliform. ada pada sampel. Hasil dari pewarnaan
Berdasarkan hasil pada Gambar 3 gram dapat dilihat pada Gambar 4.
terdapat hasil yang mnunjukkan adanya
bakteri coliform yang tumbuh berwarna
merah yang merupakan jenis lain bakteri
yang mengindikasikan bahwa sampel air
yang diuji positif terdeteksi tercemari oleh
bakteri coliform berupa Enterobacter
Gambar 4. Pewarnaan Gram pada bakteri
aerogenes. Namun pada hasil uji yang kelompok Enterobacter perbesaran
diperoleh menunjukkan adanya koloni 40x0,65.
bakteri yang tumbuh berwarna pink. Hal Hasil pewarnaan gram
ini menandakan bahwa bukan hanya menunjukkan perubahan bentuk dan
bakteri E.coli yang terdapat pada sampel warna yang terjadi. Hasil mikroskopis
melainkan terdapat jenis bakteri lain yang menunjukkan bahwa bakteri kelompok
berdasarkan ciri-cirinya tergolong dalam Enterobacter memiliki ciri-ciri bacillus
bakteri non fecal yaitu kelompok (basil) dan bersifat Gram-negatif yang
Enterobacter yang lebih mendominasi. dapat mengikat warna pink pada
Hal ini sejalan dengan pernyataan pewarnaan Gram. Hasil yang diperoleh
Syamsussabri et al, (2018) yang sesuai dengan deskripsi (Cappucino,
menyatakan bahwa pada media EMBA 2002) bahwa koliform adalah Gram-
dapat saja terindikasi bakteri lain selain negatif dengan karakter seperti batang
E.coli karena media yang digunakan (basil)Bakteri kelompok Enterobacter
selektif terhadap semua jenis bakteri merupakan flora normal yang menghuni
coliform. usus manusia, sehingga keberadaan
Adanya kelompok Enterobacter bakteri tersebut pada sampel air yang diuji
aerogenes yang ditemukan pada sampel, diduga terkontaminasi oleh kotoran
maka dilakukan uji lanjutan dengan manusia atau hewan (Brooks et al,2008).
pewarnaan gram dan pengamatan dibawah Berdasarkan hasil praktikum yang
mikroskop guna mengetahui dan telah dilakukan , dapat disimpulkan bahwa
mengidentifikasi lebih jelas bakteri yang sampel air kemasan yang diuji telah

9
tercemar oleh kelompok bakteri coliform Brooks, G. F., et al.”Medical
Microbiology”. Mc Graw Hill,
non-fecal yaitu Enterobacter aerogenes
New York, 2008.
yang artinya air tersebut tidak layak untuk
Greenberg AE, Clesceri LS & Eaton AD.
dikonsumsi karena niali MPN yang (1992). Standar Methods For The
ditunjukkan melebihi ambang batas Examination Of Water And
Wastewater. American Public
maksimum yaitu MPN dengan kombinasi Health Association. American
3-3-3 dengan indeks MPN (>1100/100ml) Water Works Association &
Water Environment Federation.
yang juga melebihi batas maksimum Washington DC.
cemaran SNI. Gruber, Joshua S. “Coliform Bacteria as
Indicators of Diarrheal Risk in
DAFTAR PUSTAKA Household Drinking Water:
Systematic Review and
Ahmed, T. Acharjee, M., & Rahman, T. Metanalysis”. PLoS ONE. 9 no. 9
“Qualitative Analysis of (2014): p. 2-14.
Drinking Water through the Most
Probable Number (MPN) Gustriyanni. et all. “Comparative Analysis
Method”. Stamford Journal of Average of Coliform and
Microbiology. 3 no. 1 (2013): p. Escherichia coli Bacteria in
9-16. Orange Juice with the Modified
Most Possible Number Method”.
Amallia, T, H., Wijaya, S, K., Saputri, A. Atlantis Press. 39 no 1 (2021): p.
“Monitoring Number Of Colifom 321- 325.
and Escherichia Coli on Drinking
Water Refill as Pollution Kumar, D. Malik, S. Madan, M. Pandey,
Bioindicator”. Journal Biota. 6. A. and Asthana, A.K.
no 1 (2020): p. 30- 36. “Bacteriological Analysis of
Drinking Water by MPN Method
Aulya, Wanda et al. “Analysis of Coliform in a Tertiary Care Hospital and
and Colifecal Total Pollution Test Adjoining Area Wastern Up,
on Various Types of Drinking India”. IOSR Journal of
Water Using the MPN (Most Environmental Science,
Probable Number) Method”. Toxicology and Food
Serambi Journal of Agricultural Technology. 4 no.3 (2013): p. 17-
Technology (SJAT). 2 no. 2 22.
(2020): p. 64-72.
Mursalin and Syahidah. “Analysis of Most
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Probable Number (MPN) of
Republik Indonesia. (2019). Coliform Bacteria and Fecal Coli
Batas Maksimal Cemaran on Coconut Ice Sold in
Mikroba dalam Pangan Olahan. Makassar”. International Journal
of Sciences: Basic and Apllied

10
Research (IJSBAR). 36 no. 7 number and composition of
(2017): p. 101- 107. coliform bacteria in drinking
water reservoirs”. Science of The
Nisaa, Rachma Khairun, Soedjoto L., & Total Environment. 3 no 8
Kunsah, Baterun. “Calculation of (2021): p. 1-17.
Coliform Number Using Most
Probable Number (MPN) Syamsussabri, Muhammad et al.
Methods On Soy Milk Sold in “Analysis of Coliform Bacteria
Pogot Area of Surabaya”. Contamination in Drinking Wate
Journal of SCRTE. 4 no. 1 Sources in Malang City”. El-
(2020): p. 26- 33. Hayah. 7 no. 1 (2018): p. 28-35.
Phyo, Seinn Sandar May, et al. Wardhana, D, K et al. “Detection of
“Bacteriological Examination of Escherchia coli Contamination
Botted Drinking Water by MPN using Most Probable Number
Method”. Haya: The Saudi (MPN) methods in Chicken
Journal of Life Sciences. 4 no. 7 Meats in Market of Surabaya”.
(2019): p. 227-232. Journal Medic Veteriner. 4 no. 1
(2021): p.118-124.
Rahayu, Nur Laila et al. “Coliform
Bacteria Quantity as Bioindicator WHO. (2022). Guidelines for drinking-
for Water Pollution (Case Study water quality, fourth edition.
of Several Tributaries in Geneva: World Health
Purwokerto City, Banyumas Organization.
Regency, Central Java)” Biota:
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati.
5 no. 1 (2020): p. 42-47.
Reitter, C., Petzoldt, H., Korth, A.,
Schwab, F., Stange, C.,
Hambsch, B., Hugler, M.
“Seasonal dynamics in the

11
LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai