Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PENGOLAHAN PANGAN

Disusun Oleh :

Nonne Rosalia Sarjoko


H0918067
Kelompok 7
Kelas C

PROGRAM STUDI ILMU TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
ACARA V
UJI KUALITAS AIR BERDASARKAN NILAI MPN COLIFORM

A. Tujuan
Tujuan Praktikum Mikrobiologi Pengolahan Pangan Acara V “Uji
Kualitas Air Berdasarkan Nilai MPN Coliform” adalah Mahasiswa dapat
melakukan penyajian kualitas air secara mikrobiologis berdasarkan nilai
MPN Coliform.

B. Metodologi
1. Alat
a. Bola Hisap
b. Bolpen
c. Inkubator
d. Jarum Ose
e. Kapas
f. Kertas Label
g. Lampu Spirtus
h. Pipet Steril 1 ml dan 10 ml
i. Rak Tabung Reaksi
j. Tabung Reaksi
k. Tissue
2. Bahan
a. Brilliant Green Lactose Bile (BGLB)
b. Lactose Broth Double Strength (LBDS)
c. Lactose Broth Single Strength (LBSS)
d. Sampel Air Irigasi
3. Cara Kerja
a. Tes Perkiraan Nilai MPN

Persiapan alat dan bahan

Pengambilan sampel air secara bertahap sebanyak 10 ml untuk


tabung LBDS serta 1 ml dan 0,1 ml untuk tabung LBSS

Pemasukan sampel air pada tabung LBDS dan LBSS secara


bertahap

Pengulangan kembali hingga terkumpul 5 tabung LBDS 10 ml, 5


tabung LBSS 1 ml, dan 5 tabung LBSS 0,1 ml yang telah terisi
sampel air

Penghomogenan

Penginkubasian tabung LBDS dan LBSS pada suhu 35-37°C


selama 24 jam

Pengamatan kekeruhan dan kandungan gas pada masing-masing


tabung

Gambar 5.1 Diagram Alir Tes Perkiraan Nilai MPN


b. Tes Penegasam Nilai MPN

Persiapan alat dan bahan

Penginokulasian sampel dari tabung LBDS yang positif pada tes


perkiraan sebanyak 1 ose ke permukaan media BGLB secara
zigzag

Pengulangan kembali hingga semua sampel pada tabung LBDS


dan LBSS yang positif telah diuji

Pemberian label pada setiap tabung BGLB untuk membedakan asal


sampel yaitu dari tabung LBDS 10 ml atau tabung LBSS 1 ml dan
0,1 ml

Penghomogenan

Penginkubasian tabung BGLB pada suhu 37°C selama 24 jam

Pengamatan kekeruhan dan kandungan gas pada masing-masing


tabung

Pembacaan hasil tes penegasan terhadap sampel MPN

Gambar 5.2 Diagram Alir Tes Penegasan Nilai MPN


C. Hasil dan Pembahasan
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan
sebagai indikator penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Bakteri jenis ini
mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator
keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang
banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta
terkandung dalam feses. Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator
karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta
dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak
berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya
bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri patogen
dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Colome, 2001). Bakteri
Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain.
Mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada
mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah,
Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform adalah indikator
kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin
baik (Waliulu dkk., 2018).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara
tidak langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan
(presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan
(completed test) (Suriawiria, 2005). Metode MPN biasanya digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun
dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan melakukan
pengenceran terlebih dahulu. Metode MPN merupakan uji deretan tabung
yang menyuburkan pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk
menduga jumlah Coliform dalam sampel yang diuji. Uji positif akan
menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk
menentukan jumlah Coliform dalam sampel (Pakpahan dkk., 2015). Untuk
metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah
berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung
yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik
itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar
tabung durham (Jiwintarum et. al., 2017). Pada metode perhitungan MPN ini
digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3.
Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai
MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Cowan, 2004).
Prinsip untama dari metode MPN ini adalah mengencerkan sampel
sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme
yang pas/sesuai dan jika ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi
pertumbuhan tabung positif. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan
(semakin rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin sering tabung
positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan
(semakin tinggi pengenceran yang dilakukan) maka semakin jarang tabung
reaksi positif yang muncul (Suriaman dan Wulandika, 2017). Jumlah
sampel/pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung positif
“kadang-kadang tetapi tidak selalu”. Semua tabung positif yang dihasilkan
sangat tergantung dari probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat
memasukkannya kedalam media. Oleh karena itu homogenisasi sangat
mempengaruhi metode ini. Frekuensi positif (ya) atau negative (tidak) ini
menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada sampel sebelum
diencerkan (Dwidjoseputro, 2005).
Gambar 5.3 Sampel Air Irigasi
Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh
karena itu air selalu penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-
makhluk lain yang tidak hidup di dalam air senantiasa mencari tempat-tempat
tinggal dekat air supaya mudah mengambil air untuk keperluan hidupnya.
Sesudah manusia lebih maju, tempat tinggalnya tidak perlu dekat air dengan
sumber jauh yang disalurkan dengan pipa dan didistribusikan. Pentingnya air
di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%–70% dari seluruh total berat
badan (Prescott, 2003). Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan
jasad hidup. Akan tetapi dapat juga merupakan suatu substansi yang
membawa malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme patogen
dan zat-zat kimia yang bersifat racun. Banyaknya kontaminan dalam air
memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang
terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk
diminum (Hashim et. al., 2018). Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan
organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah
terdapat bebas di alam (Parven et. al., 2011). Ada beberapa organisme yang
termasuk kategori ini, yaitu bakteri Coliform (Escherichia coli), Enterococcus
faecalis,dan Clostridium. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi
adalah Escherichia coli (Fardiaz, 2002).

Gambar 5.4 Media Lactose Broth Strength


Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi
kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu
pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari
fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef
menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa
menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme
koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test
untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef;
0,5% pepton; dan 0,5% laktosa. Pada praktikum kali ini digunakan sampel
Lactose Broth Single Strengh (LBSS) dan Lactose Broth Double Strengh
(LBDS) (lay, 1992).

Gambar 5.5 Media Brilliant Green Lactose Bile (LBGB)


Media BGLB merupakan media yang digunakan untuk mendeteksi
bakteri coliform (Gram negatif) di dalam air, makanan, dan produk lainnya.
Media ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan
menggiatkan pertumbuhan bakteri coliform. Ada atau tidaknya bakteri
coliform ditandai dengan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena
fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli. Komposisi media ini adalah
petone untuk menyediakan nitrogen , vitamin, mineral dan asam amino
esensisal untuk pertumbuhan bakteri, laktosa merupakan karbohidrat yang
difermentasi sehingga dapat menyediakan karbon dan energi. Penggunaan
utama dari media ini adalah untuk mengidentifikasi keberadaan E.coli pada
makanan. Selama inkubasi 24 jam pada suhu 37 °C E.coli akan
memfermentasi laktosa dalam kaldu dengan produksi gas dan Gas ini akan
terkumpul dalam sebuah tabung durham terbalik (Hastowo, 1992).

Gambar 5.6 Tes Perkiraan Nilai MPN


Uji penduga/Tes perkiraan merupakan tes pendahuluan tentang ada
tidaknya kehadiran bakteri coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas
yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan E.coli.
Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang
dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham yang berupa gelembung udara.
Cara kerja tes perkiraan pada praktikum kali ini terdapat beberapa langkah.
Pertama mempersiapkan alat dan bahan serta melakukan sterilisasi tempat,
alat dan bahan. Setelah dilakukan persiapan, dilakukan pengambilan sampel
air secara bertahap sebanyak 10 ml untuk tabung LBDS serta 1 ml dan 0,1 ml
untuk tabung LBSS. Selanjutnya sampel air dimasukan ke dalam tabung
LBDS dan LBSS secara bertahap. Setelah itu, dilakukan pengulangan hingga
terkumpul 5 tabung LBDS 10 ml, 5 tabung LBSS 1 ml, dan 5 tabung LBSS
0,1 ml serta selanjutnya dilakukan penghomogenan. Setelah homogen,
dilakukan penginkubasian tabung pada suhu 35-37ºC selama 24 jam.
Langkah terakhir yaitu dilakukan pengamatan kekeruhan dan kandungan gas
pada masing-masing tabung. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia
coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif
terbentuknya asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. dan jika
tidak terbentuk gas dalam tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif.
Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri, MPN penduga
dapat dihitung dengan melihat tabel MPN (Lay, 1992).

Gambar 5.7 Tes Penegasan Nilai MPN


Tes penegasan merupakan suatu uji sebelum dilakukanya uji
pelengkap dimana digunakn media (BGLBB) Brilliant Green Lactose Bile
Broth. Dimana pada media ini di lihat fermentasi laktosapada bakteri E.coli
dengan terbentuknya asam dan gelembung. Pada uji penegas banyaknya
kandungan bakteri E.coli dilihat dengan menghitung tabung yang terdapat
gelembung di dalam tabung durham dan dihitung MON count dengan melihat
hasil dari MPN tabel dikali sepuluh per pengenceran tengah dan dari hasil uji
penegas akan disimpulkan dengan uji penguat atau pelengkap
(Dwidjoseputro, 1994). Cara kerja tes penegasan adalah mula-mula mula
dilakukan persiapan alat dan bahan serta dilakukan sterilisasi. Setelah
mempersiapkan alat dan bahan, selanjutnya dilakukan penginokulasian
sampel dari tabung LBDS yang positif pada tes perkiraan sebanyak satu ose
ke permukaan media BGLB secara zigzag. Lalu dilakukan pengulangan
hingga semua sampel pada tabung yang positif telah diuji. Setelah itu,
dilakukan pelabelan pada setiap tabung BGLB untuk membedakan asal
sampel. Lalu dilakukan penghomogenan, setelah homogen dilakukan
penginkubasian tabung BGLB pada suhu 37ºC selama 24 jam. Langkah
terakhir yaitu dilakukan pengamatan kekeruhan dan kandungan gas pada
masing-masing tabung.
Tabel 5.1 Data Hasil Uji Pendugaan pada Air Isi Ulang
Jumlah Tabung Positif
Sampel MPN/100 mL
10 mL 1 mL 0.1 mL
I 1 2 2 19
II 2 2 3 37
III 3 1 2 72
IV 1 2 3 23
Sumber : Hasil Pengamatan
Berdasarkan Tabel 5.1 Data Hasil Uji Perkiraan pada Air Isi Ulang
didapatkan jumlah tabung positif pada sampel I dengan LBDS 10 ml adalah 1
tabung, LBSS 1 ml 2 tabung, dan LBSS 0,1 ml 2 tabung, serta didapatkan
nilai MPN/100mL sebesar 19. Pada sampel II dengan LBDS 10 ml adalah 2
tabung, LBSS 1 ml 2 tabung, dan LBSS 0,1 ml 3 tabung, serta didapatkan
nilai MPN/100mL sebesar 37. Pada sampel III dengan LBDS 10 ml adalah 3
tabung, LBSS 1 ml 1 tabung, dan LBSS 0,1 ml 2 tabung, serta didapatkan
nilai MPN/100mL sebesar 72. Pada sampel IV dengan LBDS 10 ml adalah 1
tabung, LBSS 1 ml 2 tabung, dan LBSS 0,1 ml 3 tabung, serta didapatkan
nilai MPN/100mL sebesar 23.
Tabel 5.2 Data Hasil Uji Penegasan pada Air Isi Ulang
Jumlah Tabung Positif
Sampel MPN/100 mL
10 mL 1 mL 0.1 mL
I 1 0 2 11
II 1 1 2 15
III 2 1 1 20
IV 0 0 2 6
Sumber : Hasil Pengamatan
Berdasarkan Tabel 5.2 Data Hasil Uji Penegasan pada Air Isi
Ulang didapatkan jumlah tabung positif pada sampel I dengan LBDS 10 ml
adalah 1 tabung, LBSS 1 ml 0 tabung atau tidak ada, dan LBSS 0,1 ml 2
tabung, serta didapatkan nilai MPN/100 mL sebesar 11. Pada sampel II
dengan LBDS 10 ml adalah 1 tabung, LBSS 1 ml 1 tabung, dan LBSS 0,1 ml
2 tabung, serta didapatkan nilai MPN/100mL sebesar 15. Pada sampel III
dengan LBDS 10 ml adalah 2 tabung, LBSS 1 ml 1 tabung, dan LBSS 0,1 ml
1 tabung, serta didapatkan nilai MPN/100mL sebesar 20. Pada sampel IV
dengan LBDS 10 ml adalah 0 tabung/tidak ada, LBSS 1 ml 0 tabung/tidak
ada, dan LBSS 0,1 ml 2 tabung, serta didapatkan nilai MPN/100mL sebesar
6.
D. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum Mikrobiologi Pengolahan Pangan
Acara V “Uji Kualitas Air Berdasarkan Nilai MPN Coliform” dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan data hasil uji pendugaan pada air isi ulang,
didapatkan hasil MPN/100 mL, pada sampel I sebesar 19 MPN/100 mL,
sampel II sebesar 37 MPN/100 mL, sampel III sebesar 72 MPN/ 100 mL, dan
sampel IV sebesar 23 MPN/100 mL. Sedangkan berdasarkan data hasil uji
penegasan pada air isi ulang pada sampel I sebesar 11 MPN/100 mL, sampel
II sebesar 15 MPN/100 mL, sampel III sebesar 20 MPN/ 100 mL, dan sampel
IV sebesar 6 MPN/100 mL.
DAFTAR PUSTAKA

Colome,JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. West


Publishing Company. New York
Cowan,ST. 2004. Manual for the Identification of Medical Fungi. Cambridge
University Press. London
Dwidjoseputro, D . 1994. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Dwidjoseputro, D . 2005. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Fardiaz, S.,.1989. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, IPB.
Hashim, Mohmadisa., Nasir Nayan., Yazid Saleh., Hanifah Mahat., Zahid Mat
Said and Wee Fhei Shiang. 2018. Water Quality Assessment of Former
Tin Mining Lakes for Recreational Purposes in Ipoh City, Perak,
Malaysia. Journal of Geography Vol. 50 (1) : 25-33
Hastowo, Sugyo . 1992 . Mikrobiologi . Rajawali. Jakarta
Jiwintarum,Yunan., Agrijanti, And Baiq Lilis Septiana.2017. Most Probable
Number (MPN) Coliform dengan Variasi Volume Media Lactose Broth
Single Strength (LBSS) dan Lactose Broth Double Strength (LBDS).
Jurnal Kesehatan Prima Vol. 11 (1) : 11-17

Lay,Bibiana.W . 1992 . Analisis Mikroba Di Laboratrium Rajawali. Jakarta


Pakpahan, Rolan Sudirman., Intje Picauly., dan I Nyoman Widiarta Mahayasa.
Cemaran Mikroba Escherichia coli dan Total Bakteri Koliform pada Air
Minum Isi Ulang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 9(4) :
300-307
Parveen, S., Lanjewar, S., Sharma, K., and Kutti, U. 2011. Isolation of Fungi from
the Surface Water of River. Journal of Experimental Sciences Vol. 2(10)
: 58-59.
Prescott, L.M. 2003. Microbiology. Mc Graw Hill. New York
Suriaman, Edi dan Wulandika Putri Apriliasari. 2017. Uji Mpn Coliform dan
Identifikasi Fungi Patogen Pada Air Kolam Renang Di Kota Malang.
Jurnal SainHealth Vol. 1 (1) : 15-22
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.
Waliulu, Khasrul Tsani. , Muh. Fajaruddin Natsir., dan Ruslan. 2018. Analisis
Mikroorganisme Air Minum Isi Ulang Pada Dispenser Di Rsud Dr. M.
Haulussy Kota Ambon. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan Vol 1(2) : 1-14
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Nilai MPN pada tabel


Rumus MPN Sampel =
Pengenceran tabung tengah

Uji Pendugaan Air Isi Ulang


19
MPN Sampel I = = 19
1 ml
37
MPN Sampel II = = 37
1 ml
72
MPN Sampel III = = 72
1 ml
23
MPN Sampel IV = = 23
1 ml

Uji Penegasan Air Isi Ulang


11
MPN Sampel I = = 11
1 ml
15
MPN Sampel II = = 15
1 ml
20
MPN Sampel III = = 20
1 ml
6
MPN Sampel IV = =6
1 ml

Anda mungkin juga menyukai