Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYEHATAN AIR – A

Dosen Pengampu

DR. Choirul Amri, STP, M.Sc

Disusun Oleh :

Endah Wulanjani. S (P07133220005)

Herlin Nurlitasari (P07133220007)

Annisa Krisnur Haliza (P07133220009)

Shella Novita (P07133220012)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA

TAHUN 2022
A. Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Kadar air tubuh manusia
mencapai 68% dan untuk tetap hidup kadar air dalam tubuh harus dipertahankan.
Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi mulai dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari
tergantung pada berat badan dan aktivitasnya. Agar tetap sehat air minum harus
memenuhi persyaratan fisik, kimia maupun bakteriologis.
Ketersediaan air bersih semakin berkurang dengan perkembangan dan pertumbuhan
penduduk. Pertumbuhan penduduk yang semakin padat menyebabkan rendahnya
kemampuan tanah untuk menyerap air kerena perubahan tata guna tanah yang tidak
terkendali sebagai dampak kepadatan penduduk. Untuk dapat memenuhi kebutuhan air
bagi masyarakat, menjadi alasan tumbuhnya industrialisai dalam penyediaan air minum
dengan dukungan kondisi geografi daerahnyang mempunyai beberapa sumber air
pegunungan.
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) menjadi alternative lain sebagai sumber air
minum, namun harga AMDK dari berbagai merk yang relative mahal menyebabkan
AMDK sebagian besar hanya dikonsumsi oleh masyarakat tingkat ekonomi menengah
keatas. Hal ini menyebabkan air menjadi benda ekonomi yang mahal sehingga
masyarakat mencari alternative lain untuk mendapatkan air yang layak minum, yaitu air
minum yang dimasak dan bersumber dari sumur atau sungai (Bambang et al., 2014).
Kehadiran mikroorganisme dalam air menjadi salah satu parameter biologis yang
dapat menentukan persyaratan kualitas air. Salah satu persyaratan kualitas air minum
adalah kehadiran bakteri coliform dan E. Coli. Bakteri Coliform dan E. Coli pada air
minum meunjukkan tingkat sanitasi yang rendah. Meskipun jenis bakteri ini tidak
menimbulkan penyakit tertentu secara langsung. Namun, semakin tinggi tingkay
kontaminasi bakteri ini, maka risiko kehadiran bekteri lain yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada manusia akan semakin tinggi pula (Alwi & Sri, 2012)
Berdasarkan penjelasan diatas, praktikan tertarik untuk melakukan pengujian pada air
sungai, hal ini bertujuan untuk mengetahui kadar Coliform dan E. coli pada air sungai.
B. Alat dan Bahan
a. Alat
a. Pipet ukuran 10ml
b. Lampu spirtus
c. Rak tabung reaksi
d. Ose tumpul
e. Incubator 37oC dan 44oC
f. Gelas kimia
b. Bahan
a. Air sampel yang telah dilakukan pengolahan air
b. Aquades
c. Tisu
d. Media tabung LB 1,5% (triple strength)
e. Media LB 0,5% (single strength)
f. Media tabung BGLB
g. Kertas merang
h. Tali
i. Kapas

C. Prosedur kerja
1. Siapakan alat dan bahan
2. Pada uji ini dilakukan pre test dan post test
➢ Pre test
Pada uji ini menggunakan ragam 3-3-3
1. Sebelum dimulai dalam setiap pengujian, alat dan bahan disiapkan terlebih
dahulu.
2. Untuk alat yang akan dipakai disterilkan terlebih dahulu dan sebelum
digunakan panaskan pada bibir alat tersebut dengan spirtus.
3. Ke dalam 3 tabung media LB 1,5% (Triple Strength) diisi contoh uji masing-
masing 10 ml dengan menggunakan pipet.
4. Ke dalam 3 tabung media LB 0,5% (Single Strength) diisi contoh uji masing-
masing 1 ml dengan menggunakan pipet.
5. Ke dalam 3 tabung media LB 0,5% (Single Strength) diisi contoh uji masing-
masing 0,1 ml dengan menggunakan pipet.
6. Semua media dalam tabung LB dieramkan dalam inkubator selama 2 x 24 jam
pada suhu 37 C, dinyatakan positif jika terdapat gelembung gas dalam tabung
Durham. Jika tidak terdapat positif, maka pengujian di hentikan.
7. Apabila positif :
Karena pengujian dilakukan untuk mengetahui jumlah e.coli dan coliform
maka menggunakan 18 tabung media BGLB. Masing-masing pengujian
coliform dan e.coli menggunakan ragam 3-3-3 dan diberi label
Semua media dalam tabung yang positif dipindahkan 1 ose penuh ke dalam
media BGLB, dieramkan dalam inkubator selama 2 x 24 jam, untuk pengujian
e.coli pada suhu 44C dan untuk pengujian coliform selama 37 C.
Dinyatakan positif jika terdapat gelembung gas dalam tabung Durham.
8. Jumlah media tabung yang positif dicocokkan dalam tabel Thomas sehingga
diperoleh jumlah Coli tinja dalam 100 ml contoh uji
➢ Post test
Pada uji ini menggunakan ragam 5-1-1
9. Sebelum dimulai dalam setiap pengujian, alat dan bahan disiapkan terlebih
dahulu.
10. Untuk alat yang akan dipakai disterilkan terlebih dahulu dan sebelum
digunakan panaskan pada bibir alat tersebut dengan spirtus.
11. Ke dalam 5 tabung media LB 1,5% (Triple Strength) diisi contoh uji masing-
masing 10 ml dengan menggunakan pipet.
12. Ke dalam 1 tabung media LB 0,5% (Single Strength) diisi contoh uji masing-
masing 1 ml dengan menggunakan pipet.
13. Ke dalam 1 tabung media LB 0,5% (Single Strength) diisi contoh uji masing-
masing 0,1 ml dengan menggunakan pipet.
14. Semua media dalam tabung LB dieramkan dalam inkubator selama 2 x 24 jam
pada suhu 37 C, dinyatakan positif jika terdapat gelembung gas dalam tabung
Durham. Jika tidak terdapat positif, maka pengujian di hentikan.
15. Apabila positif :
Karena pengujian dilakukan untuk mengetahui jumlah e.coli dan coliform
maka menggunakan 14 tabung media BGLB. Masing-masing pengujian
coliform dan e.coli menggunakan ragam 5-1-1 dan diberi label
Semua media dalam tabung yang positif dipindahkan 1 ose penuh ke dalam
media BGLB, dieramkan dalam inkubator selama 2 x 24 jam, untuk pengujian
e.coli pada suhu 44C dan untuk pengujian coliform selama 37 C.
Dinyatakan positif jika terdapat gelembung gas dalam tabung Durham.
16. Jumlah media tabung yang positif dicocokkan dalam tabel Thomas sehingga
diperoleh jumlah Coli tinja dalam 100 ml contoh uji

D. Hasil dan Pembahasan


a. Hasil
➢ Pre-Test
Menggunakan ragam 3-3-3 dengan medium LK
Jumlah (+)
0,1 ml 1 ml 10 ml
3 3 3

Dari hasil LK lalu diduakali lipatkan untuk pemisahan coliform dan e-coli dengan
menggunakan ragam 3-3-3 dan medium BGLB

Coliform

Jumlah (+)
0,1 ml 1 ml 10 ml
3 3 2
E-Coli
Jumlah (+)
0,1 ml 1 ml 10 ml
0 0 0

➢ Post-Test
Menggunakan ragam 5-5-5 dengan medium KL
Jumlah (+)
0,1 ml 1 ml 10 ml
0 0 0

Hasil yang menurut tabel ketentuan yaitu 44 per 100 ml

b. Pembahasan
Pada hari Senin, 4 April 2022 mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
melakukan praktik desinfeksi sampel air dengan menggunakan kaporit. Sampel air
diperoleh dengan mengambil air sungai di depan Kampus Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta.
Dalam pengujian mengenai kualitas air, dilakukan tahap pengujian
menggunakan medium KL (Kaldu Laktose) dan medium BGLB (Brilliant Green
Lactose Bile Broth). Uji pendugaan medium KL ini dilakukan untuk mengetahui ada
atau tidaknya gelembung pada medium dalam waktu 2 x 24 jam. Berdasarkan data
yang diperoleh dalam uji ini, tidak ada gelembung pada post-test dan diketahui
terdapat gelembung pada uji pre-test. Maka untuk uji post-test tidak dilanjutkan.
Terbentuknya gelembung gas dalam tabung durham disebabkan karena adanya
mikroba pembentuk gas. Didukung oleh sumber lain bahwa timbulnya gas
disebabkan karena kemampuan bakteri coliform yang terdapat pada sampel air dalam
memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48
jam(Referensi biologi, n.d.).
Tahap kedua adalah uji kepastian. Dalam uji ini digunakan medium BGLB
(Brilliant Green Lactose Bile Broth). Menurut Dwijoseputro, hijau berlian yang
terdapat pada uji kepastian berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram
positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri kolon dengan melihat ada atau
tidaknya gas sebelum 48 jam berakhir. Dengan demikian hanya bakteri golongan
kolon saja yang dapat tumbuh di medium ini (M. Ridho Puryagustama, 2016).
Tabung durham pengecekan coliform dimasukkan ke dalam inkubator dengan
suhu 37°C dan e-coli bersuhu 44°C. Setelah 2x24 jam didapatkan data yang
diperoleh, diketahui bawa dari 9 tabung pengecekan coliform terdapat 8 tabung
bergelembung. Sedangkan 9 tabung pengecekan e-coli, tidak terdapat tabung durham
yang bergelembung. Setelah di cocokkan pada tabel MPN, didapatkan hasil 44 per
100 ml. Hal ini menunjukkan bahwa air Sungai Depan Kampus Poltekkes tidak
memenuhi persyaratan untuk diminum.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, M., & Sri, M. (2012). Pengujian Bakteri Coliform dan Escherichia Coli Pada Beberapa
Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Palu Timur Kota Palu. Jurnal Biocelebes, 6(1),
40–47. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Biocelebes/article/view/3889
Bambang, A. G., Novel, dan, & Kojong, S. (2014). Analisis Cemaran Bakteri Coliform Dan
Identifikasi Escherichia Coli Pada Air Isi Ulang Dari Depot Di Kota Manado.
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Agustus, 3(3), 2302–2493.
M. Ridho Puryagustama. (2016). (DOC) LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LINGKUNGAN UJI KUALITAS AIR DENGAN METODE MPN.dox | Ridho Puryagustama
- Academia.edu. 1–19.
https://www.academia.edu/31240482/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBIOLOGI_LIN
GKUNGAN_UJI_KUALITAS_AIR_DENGAN_METODE_MPN_dox
Referensi biologi. (n.d.). Proses Pengolahan dan Parameter Kualitas Air Minum Isi Ulang -
Referensi Biologi. Retrieved April 10, 2022, from
https://www.referensibiologi.com/2018/09/proses-pengolaham-dan-parameter-kualitas-air-
minum-isi-ulang.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai