Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIK PLC-A

“PEMERIKSAAN COD”

Dosen Pengampu:
Dr. BAMBANG SUWERDA, SST, MSi

Disusun Oleh:
Maulina Dwi Andani P07133220004
Nishfia Rahmawati P07133220010
Shella Novita P07133220012
Icha Intan Kurniani P07133220023
Ika Irliana Rahmadani P07133220027
Yusrotun Isnaini Nugrahaeni P07133220037
Devi Utari P07133220040

PRODI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA

TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Limbah domestik merupakan buangan yang berasal dari kamar mandi, kakus, dapur,
tempat cuci pakaian, cuci peralatan rumah tangga, apotek, rumah makan dan sebagainya yang
secara kuantitatif. Limbah tadi terdiri dari zat organik baik berupa padat atau cair, bahan
berbahaya, dan beracun (B3), garam terlarut, dan bakteri terutama golongan fekal coli, jasad
pathogen, dan parasit (Sastrawijaya, 2000).
Balai Pengelola Infrastruktur Air Limbah dan Air Minum Perkotaan (Balai Pialam)
Sewon Kabupaten Bantul merupakan instalasi pengolah air limbah yang terletak di
Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY. Instansi tersebut melakukan
pengelolaan limbah dengan sistem terpusat yaitu adanya pipa-pipa saluran air limbah yang
mengalirkan air limbah yang berasal dari air buangan/limbah rumah tangga masyarakat yang
tinggal di wilayah Kabupaten Sleman, Bantul, dan kota Yogyakarta, ke IPAL Sewon.
Pengolahan air limbah bertujuan untuk memperbaiki kualitas air limbah, mengurangi
BOD, COD, dan partikel tercampur, menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun,
menghilangkan zat tersuspensi, mendekomposisi zat organik, dan menghilangkan
mikroorganisme pathogen. Salah satu parameter yang diukur dalam menentukan kualitas
hasil pengolahan limbah cair yaitu kadar COD dalam limbah cair. Limbah cair yang
mengandung COD cukup berpengaruh pada kesehatan manusia. Konsentrasi COD yang
tinggi dalam air menunjukkan adanya bahan pencemar organik dalam jumlah yang banyak.
Sejalan dengan hal ini jumlah mikroorganisme, baik yang merupakan maupun tidak patogen
juga banyak. Adapun mikroorganisme patogen dapat menimbulkan berbagai macam penyakit
pada manusia.
Kelebihan COD juga bisa menyebabkan makhluk air mati dikarenakan kandungan
oksigen terlarut dalam air menjadi rendah. COD merupakan suatu parameter yang digunakan
untuk mengoksidasi materi organik dengan oksidasi secara kimia, dimana nilai di dalam
COD lebih tinggi dari pada BOD karena lebih banyak senyawa kimia yang dapat dioksidasi
secara kimia dibandingkan oksidasi biologi (Asmadi dan Suharno, 2012).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan pemeriksaan kadar COD
dari outlet air limbah IPAL Sewon untuk mengetahui apakah telah memenuhi syarat untuk
dibuang ke badan air atau belum.
Rumusan Masalah

a. Apa itu COD?


b. Apa saja alat dan bahan pemeriksaan COD?
c. Bagaimana prosedur pemeriksaan COD?
d. Berapa kadar COD pada Outlet IPAL Sewon?
e. Apakah kadar COD pada Outlet IPAL Sewon sudah memenuhi standar baku mutu?

Tujuan

a. Mengetahui apa itu COD.


b. Mengetahui alat dan bahan pemeriksaan COD.
c. Mengetahui prosedur pemeriksaan COD.
d. Mengetahui kadar COD pada Outlet IPAL Sewon.
e. Mengetahui standar baku mutu COD.
BAB II
METODOLOGI

Waktu dan Lokasi

Tanggal : 25 Oktober 2022

Waktu : 08.00 WIB – 10.00 WIB

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi II Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Alat dan Bahan

Alat Bahan
 Labu Erlenmeyer  Limbah outlet IPAL Sewon
 Tabung reaksi dan rak  Aquadest
 Buret  H2SO4
 Statif  Kr2Cr2O7
 COD reaktor  HgSO4
 Pipet ukur  Beaker glass
 Gelas beker  Feroin
 Larutan FAS

Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan.


2. Masukkan 2 ml air sampel kedalam tabung reaksi lalu beri label “sampel” pada tutup
tabung reaksi. Buatlah sebanyak 2 sampel.
3. Lakukan hal yang sama, masukkan 2 ml aquades ke dalam tabung reaksi lalu beri
label “blanko” pada tutup tabung reaksi.
4. Tambahkan masing-masing sebanyak 3 ml H2SO4 pro COD ke dalam tabung reaksi
“blangko” dan tabung reaksi “sampel”.
5. Tambahkan juga 1 ml K2Cr2O7 ke dalam tabung reaksi “blangko” dan tabung reaksi
“sampel”.
6. Masukan sepucuk sendok HgSO4 (Merkuri) ke dalam tabung reaksi “blangko” dan
tabung reaksi “sampel” kemudian digoyang-goyangkan ke kanan dan kiri
7. Panaskan tabung reaksi “sampel” dan tabung reaksi “blangko” menggunakan COD
reaktor dengan suhu 150℃ selama 60 menit.
8. Setelah itu dinginkan menggunakan beaker glass yang sudah terisi air (bisa
menggunakan air kran).
9. Masukan air sampel dan air blangko ke Erlenmeyer.
10. Sisa larutan yang menempel pada tabung reaksi digojok menggunakan aquadest 10 ml
kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer.
11. Tambahkan 3 tetes Feroin pada air sampel dan air blangko, lalu aduk perlahan.
12. Kemudian titrasi air sampel dan air blangko menggunakan larutan FAS hingga warna
larutan berubah menjadi coklat kemerahan.
13. Catat ml titrasi blangko dan ml titrasi sampel.
14. Hitung hasil.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Diketahui :

 ml titrasi air sampel = 1,5 ml


 ml titrasi air blangko = 1,5 ml
Ditanya : COD ?

Jawab :

COD ( )

( )

= 0 mg/l

Pembahasan

Pada praktikum ini, dilakukan pemeriksaan kadar COD (Chemical Oxygen Demand)
dengan menggunakan metode titrimetri pada air limbah yang berasal dari outlet (air keluaran)
IPAL Sewon. Pemeriksaan COD dilakukan dengan cara memasukkan sampel air limbah dan
blanko (aquades) masing-masing sebanyak 2 ml ke dalam 2 tabung COD. Kemudian
menambahkan kedua tabung 3 ml H2SO4 pro COD, 1 ml K2Cr2O7 dan sepucuk sendok
HgSO4 lalu digoyang-goyangkan hingga tercampur merata. Penambahan H2SO4 bertujuan
untuk mempercepat reaksi dan sebagai penentu suasana asam, penambahan kalium bikromat
(K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel dan penambahan HgSO4 sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi. Selanjutnya memasukkan kedua tabung COD ke COD reaktor untuk
dipanaskan pada suhu 1500C selama 1 jam. Setelah 1 jam, dinginkan lalu tabung ditunang ke
dalam erlenmeyer dan ditambahkan masing-masing 3 tetes ferroin sebagai penentu
terjaadinya titik akhir titrasi serta di titrasi dengan larutan FAS hingga warna berubah dari
hijau menjadi cokelat kemerahan.
Berdasarkan percobaan, didapatkan nilai COD sebesar 0 mg/L O2. Menurut Permen
LHK Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik meyebutkan bahwa
baku mutu air limbah parameter COD pada IPAL sebesar 100 mg/L. Oleh karena itu, dapat
dikataka bahwa pengolahan air limbah pada IPAL Sewon sudah sangat baik karena kadar
COD pada outlet tidak melebihi baku mutu yang telah ditentukan sehingga pembuangannya
ke badan air tidak berbahaya dan tidak menyebabkan pencemaran air.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
Chemical Oxygen Demand (COD) adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi secara kimia bahan organik di dalam air limbah. Nilai COD merupakan ukuran
pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses
mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Oksigen terlarut
adalah banyaknya oksigen yang terkandung dalam air yang digunakan sebagai tanda derajat
pengotor air baku.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, didapatkan nilai COD sebesar 0 mg/l.
Menurut PermenLHK Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
menyebutkan bahwa baku mutu air limbah parameter COD pada IPAL sebesar 100 mg/L.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengolahan air limbah pada IPAL Sewon sudah
baik karena kadar COD pada outlet tidak melebihi baku mutu yang telah ditentukan sehingga
pembuangannya ke badan air tidak berbahaya dan tidak menyebabkan pencemaran air.

Saran
Bagi praktikan pada saat melakukan pemeriksaan perlu memperhatikan ketelitian dan
keakuratan pengujian baik dari teknik pengambilan sampel yang benar maupun pemberian
berbagai larutan yang terlibat guna mendapatkan hasil akhir nilai yang akurat.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/377/kunjungan-kerja-ke-balai-pialam-sewon-bantul-
yogyakarta
http://eprints.ums.ac.id/48224/27/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai