Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Hari/Tanggl : Rabu/ 29 Januari 2020

Mikrobiologi Akuatik Waktu : 08.00 s.d. 12.00 WIB

Dosen : Ima Kusumanti, M.Sc

Asisten : Muhammad Subhan Hamka

Nabilla Putri Endrassanto

ANALISI BAHAN ORGANIK (COD dan DO)

Kelompok 2

Olyvina Eka M N J3H819082

Padita Ayu Utami J3H819083

Devira Widiyanti J3H819093

M Rizki Muslih J3H919135

Salahudin Ilham Lahia J3H919137

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN


PERIKANAN BUDIDAYA
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dan digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk
kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, industri, pertambangan, rekreasi, olahraga
dan sebagainya. Dewasa ini, masalah utama sumber daya air meliputi kuantitas air
yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat dan
kualitas air untuk keperluan domestik terus menurun khususnya untuk air minum.
Sebagai sumber air minum masyarakat, air harus memenuhi beberapa aspek yang
meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas (WHO, 2004).
Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah
satunya tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran
yang melampaui daya dukungnya. Pencemaran yang mengakibatkan penurunan
kualitas air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources) dan limbah tersebar
(non point sources). Limbah terpusat seperti limbah industri, limbah usaha
peternakan, limbah perhotelan, dan limbah rumah sakit. Sedangkan limbah tersebar
seperti limbah pertanian, limbah perkebunan dan limbah domestik (Asmadi dan
Suharno, 2012).
Limbah domestik merupakan buangan yang berasal dari kamar mandi, kakus,
dapur, tempat cuci pakaian, cuci peralatan rumah tangga, apotek, rumah makan dan
sebagainya yang secara kuantitatif. Limbah tadi terdiri dari zat organik baik berupa
padat atau cair, bahan berbahaya, dan beracun (B3), garam terlarut, dan bakteri
terutama golongan fekal coli, jasad pathogen, dan parasit (Sastrawijaya, 2000).
Rumah makan merupakan salah satu sumber yang menghasilkan limbah cair
domestik yang memiliki kontribusi menQimbulkan pencemaran badan air jika tidak
diolah terlebih dahulu. Sumber pencemar yang terkandung di dalam limbah rumah
makan yaitu diantaranya sisa-sisa kuah makanan yang mengandung zat organik
(BOD, COD) di dalamnya, dan air bekas pencucian alat masak dan makan. Beban
BOD yang ditimbulkan pada limbah cair kira-kira 80 gram orang per hari. Buangan
dari dapur rumah tangga yang dialirkan melalui alat penggiling sampah (grinder)
akan menimbulkan BOD per orang sebesar 30-50%. Volume dan kekuatan limbah
cair dari sekolah, kantor, pabrik dan bangunan perdagangan bergantung pada jumlah
jam operasi dan fasilitas makan yang tersedia. Meskipun warung makan tidak
menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar, kekuatan limbah cairnya meningkat
karena mengandung sampah dari kegiatan penyiapan makanan dan pencucian
(Asmadi dan Suharno, 2012).
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui, mengidentifikasi kandungan
COD dan DO dalam suatu perairan.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 29 Januari 2020, bertempat di


Laboratorium Kimia GG B02 Sekolah Vokasi IPB pada pukul 08.00 sampai 12.00
WIB.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah labu Erlenmeyer, Botol BOD, Pipet tetes, Hot
plate, Corong gelas, Pipet Mohr, Rubber bulb, Inkubator, Botol terang, Botol gelap,
Buret, dan Statif. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Air sampel, HgSO₄ pekat,
K₂Cr₂O₇, Akuades, Na₂S₂O₃ 0,025 N, Larutan KI, Mangan sulfat (MnSO₄), NaOH
+ KI, Na-thiosulfat, Indikator pati/amilum.

Prosedur Kerja

Biochemical Oxygen Demand (BOD)


Metode ini menggunakan botol gelap dan botol terang. Botol terang langsung
ditentukan kadar oksigen terlarutnya, sedangkan botol gelap disimpan dalam BOD
inkubator pada suhu 20°C selama 5 hari. Temperatur 20°C selama 5 hari merupakan
temperatur dan waktu yang standar dalam penentuan BOD karena dianggap dalam
temperatur tersebut proses dekomposisi berjalan optimum dan sekitar 75% bahan
organik telah terdekomposisi. Prosedur pengukuran BOD sama dengan prosedur
pengukuran DO hanya saja untuk pengukuran BOD, dilakukan pengukuran kembali
kadar oksigen pada hari ke-5.

Chemical Oxygen Demand (COD)


5 ml air sempel dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian tambahkan 1ml
larutan HgSO₄ pekat, tambahkan 20 ml K₂Cr₂O₇ lalu dikocok. Jika sampel air
berwarna hijau maka sampel harus diencerkan terlebih dahulu sebelum ditambahkan
HgSO₄ pekat dan K₂Cr₂O₇, Panaskan sampel air selama 10 menit dan dinginkan
kembali hingga mencapai suhu kamar,kemudian ditambah 150 ml akuades,
tambahkan 10 ml larutan KI, titrasi air sampel dengan larutan Na₂S₂O₃ 0,025 N
sampai terjadi perubahan warna menjadi kuning pucat, setelah di titrasi tambahkan 2
ml indiukator pati/amilum pada air sampel, sampel air dititrasi kembali dengan
larutan Na₂S₂O₃ 0,025 N sampai terjadi perubahan warna dari biru menjadi hijau
muda

Dissolved Oxygen (DO)


Pengukuran DO dengan menggunakan metode Winkler. Masukkan air
sampel ke dalam botol BOD sampai meluap, (jangan sampai terjadi gelembung
udara), tutup kembali. Tambahkan 2 ml mangan sulfat (MnSO₄), dan 2 ml NaOH +
KI. Penambahan reagen-reagen ini dengan memasukkan pipet di bawah permukaan
air dalam botol. Tutup dengan hati-hati dan aduk dengan membolak-balik botol ± 20
kali. Biarkan beberapa saat hingga endapan coklat terbentuk dengan sempurna.
Tambahkan 2 ml HgSO₄ pekat dengan hati-hati (gunakan ruang asam), aduk dengan
cara yang sama hingga semua endapan larut. Jika endapan belum larut semua,
tambahkan kembali 0,5 ml HgSO₄ pekat. Ambil 25 ml air dalam botol BOD tersebut
dengan menggunakan pipet Mohr atau gelas ukur, masukkan ke dalam Erlenmeyer
usahakan jangan sampai terjadi aerasi. Titrasi dengan Na-thiosulfat hingga terjadi
perubahan warna dari kuning tua ke kuning muda. Tambahkan 5-8 tetes indicator
amilum hingga terbentuk warna biru. Lanjutkan titrasi dengan Na-thiosulfat hingga
tepat tidak berwarna (bening).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

Setelah pengukuran didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil pengukuran COD dan DO inlet kolam ikan alligator


COD (mg/L) DO (mg/L)
40 5.1

Pembahasan

Metode pengukuran BOD adalah mengukur kandungan oksigen terlarut awal


(DOi) dari sampel segera setelah pengambilan contoh, kemudian mengukur
kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada
kondisi gelap dan suhu tetap (20◦C) yang sering disebut dengan DO5. Metode
pengukuran COD adalah dengan menambahkan sejumlah tertentu kalium bikromat
(K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah
ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama
beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi.
Nilai COD dapat segera diketahui setelah satu atau dua jam [ CITATION WaA15 \l
1033 ]. Selain itu ada juga pengukuran DO (Dissolved Oxygen). Oksigen terlarut
merupakan parameter kunci kualitas air. Oksigen terlarut dalam suatu perairan
diperoleh melalui difusi dari udara ke dalam air, aerasi mekanis, dan fotosintesis
tanaman akuatik. Sementara itu, oksigen terlarut dalam air dapat berkurang akibat
adanya respirasi dan pembusukan bahan organik pada dasar perairan.

Oksigen merupakan salah satu unsur makronutrient yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup dan proses fisiologis maupun metabolisme di dalam tubuh
organisme hidup [ CITATION Muk03 \l 1033 ]. Secara umum, konsentrasi oksigen
terlarut dalam air terus-menerus berubah setiap hari akibat adanya konsumsi atau
produksi oksigen oleh organisme akuatik, difusi dan pengaruh musim (Ministry of
Environment of Government of British Columbia, 2009). Penurunan konsentrasi
oksigen terlarut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya respirasi
organisme akuatik dan dekomposisi bahan organik. Adanya penurunan konsentrasi
oksigen terlarut sampai batas titik kritis akan menyebabkan terjadinya hypoxia.
Hypoxia merupakan fenomena yang terjadi dalam lingkungan akuatik akibat adanya
penurunan konsentrasi oksigen terlarut sampai batas yang dapat merugikan kehidupan
organisme akuatik yang hidup di dalamnya (Free Encyclopedia, 2009). Long et al.,
(2008) menyatakan bahwa hypoxia terjadi pada konsentrasi oksigen di bawah 2 mg/l.
PENUTUP
Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang kami lakukan, didapatkan hasil bahwa kandungan
COD pada larutan yang kami uji adalah sebanyak 40 ppm. Sedangkan, kandungan
DO pada larutan yang kami uji adalah sebanyak 5,1 ppm. Selisih nilai antara COD dan
DO memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di
perairan. Bisa saja nilai DO sama dengan COD, tetapi DO tidak bisa lebih besar dari
COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada [ CITATION
WaA151 \l 1033 ].
DAFTAR PUSTAKA

Mukti, A. T., M. A., & W. H. (2003). Diktat Kuliah Dasar-Dasar .


W. A. (2015). BOD DAN COD SEBAGAI PARAMETER PENCEMARAN AIR.
Biology Science & Education 2015 , 83-93.

Ministry of Environment of Government of British Columbia. 2009. Water Quality.


Ambient Water Quality Criteria for Dissolved Oxygen.
LAMPIRAN
DESKRIPSI KERJA

Olyvina Eka M N J3H819082 (Metode)

Padita Ayu Utami J3H819083 (Hasil dan Pembahasan)

Devira Widiyanti J3H819093 (Lampiran)

M Rizki Muslih J3H919135 (Pendahuluan)

Salahudin Ilham Lahia J3H919137 (Kesimpulan)

Anda mungkin juga menyukai