0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
72 tayangan9 halaman
Praktikum mengukur alkalinitas dan kesadahan dari empat kolam budidaya ikan. Hasilnya adalah alkalinitas kolam ikan lele dan gurame 80 ppm dan 70 ppm, sedangkan kolam ikan nila dan mas 120 ppm dan 80 ppm. Kesadahan kolam ikan lele 80.08 mg/L, nila 100.1 mg/L, gurame 60.06 mg/L, dan mas 40.04 mg/L. Semua nilai masih dalam kisaran normal untuk budidaya ikan.
Praktikum mengukur alkalinitas dan kesadahan dari empat kolam budidaya ikan. Hasilnya adalah alkalinitas kolam ikan lele dan gurame 80 ppm dan 70 ppm, sedangkan kolam ikan nila dan mas 120 ppm dan 80 ppm. Kesadahan kolam ikan lele 80.08 mg/L, nila 100.1 mg/L, gurame 60.06 mg/L, dan mas 40.04 mg/L. Semua nilai masih dalam kisaran normal untuk budidaya ikan.
Praktikum mengukur alkalinitas dan kesadahan dari empat kolam budidaya ikan. Hasilnya adalah alkalinitas kolam ikan lele dan gurame 80 ppm dan 70 ppm, sedangkan kolam ikan nila dan mas 120 ppm dan 80 ppm. Kesadahan kolam ikan lele 80.08 mg/L, nila 100.1 mg/L, gurame 60.06 mg/L, dan mas 40.04 mg/L. Semua nilai masih dalam kisaran normal untuk budidaya ikan.
Laporan Praktikum Hari/Tanggl : Rabu/ 08 April 2020
Kimia Air dan Tanah Kelompok :2
Waktu : 08.00 s.d. 12.00 WIB Dosen : Andri Hendriana, SPi MSi Asisten : M. S. Hamka Nabilla Putri Endrassanto, AMd
PENGUKURAN ALKALINITAS DAN KESADAHAN
Disusun oleh:
Olyvina Eka M N J3H819082
Padita Ayu Utami J3H819083 Devira Widiyanti J3H819093 M Rizki Muslih J3H919135 Salahuddin Ilham Lahia J3H919137
PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN
PERIKANAN BUDIDAYA SEKOLAH VOKASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2020 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu sumber daya perikanan dari golongan chordata. Ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Bogor pada tahun 1969. Budidaya ikan Nila banyak diminati karena ikan Nila mudah dipelihara, laju pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat, serta tahan terhadap gangguan hama dan penyakit. Selain dipelihara di kolam biasa seperti yang umum dilakukan, ikan Nila juga dapat dibudidayakan di media lain seperti kolam air deras, kantong jaring apung, karamba, dan sawah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan budidaya ikan nila demi mendapatkan hasil yang maksimal yaitu, persiapan media, manajemen pakan, manajemen pengelolahan kualitas air dan penanganan saat panen. Manajemen pengelolahan kualitas air yang meliputi pengukuran kandungan bahan-bahan kimia yang ada di dalam air dan kondisi air yang dilihat dari tampak fisik. Kondisi air yang baik dan yang buruk dapat dilihat dari banyaknya kandungan bahan kimia yang merupakan hasil metabolisme biota budidaya yang tidak terurai dengan baik. Kelebihan serta kekurangan bahan kimia tersebut sangat mempengaruhi kondisi perairan budidaya karena dapat bersifat toksik. Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, biochemicaloxygen demand, kadar logam dan sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya) (Effendi dalam Affandi, 2004). Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air,yaitu jumlah kandungan Ca2+ dan Mg2+ dalam air, yang keberadaannya biasa disebut dengan kesadahan dan alkalinitas. Penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan, dibatasi sebagai sifat/karakteristik air, yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3 (Ihsan dalam Edward, 2015). Selain kesadahan, parameter kualitas air yang sangat berperan dalam budidaya, yakni alkalinitas. Alkalinitas merupakan kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam, tanpa menurunkan pH larutan. Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) terhadap pengaruh pengasaman. Alkalinitas dinyatakan dalam Mg CaCO3/liter air (ppm) (Efendi dalam Edward, 2015). Menjaga kualitas air agar tetap baik memiliki peranan penting dalam aktivitas budidaya karena dapat mempengaruhi pada hasil pembesaran yaitu memperoleh keuntungan. 1.2 Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar alkalinitas dan kesadahan dalam suatu perairan serta mengetahui metode pengukurannya. 2. METODE
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 8 April 2020, bertempat di Laboratorium Kimia GG B02 Sekolah Vokasi IPB pada pukul 08.00 sampai 12.00 WIB. 2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah pipet mohr, Erlenmeyer, pipet tetes, pengaduk, buret dan statif. Sedangkan, bahan yang digunakan adalah air sampel, indikator pp, HCl atau H2SO4 0,02 N, indikator BOG+MR, indikator EBT, Na-EDTA. 2.3 Prosedur Kerja 2.3.1. Alkalinitas Air sampel 50 ml di pipet. Lalu, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Setelah itu ditambahkan indikator pp. Jika terbentuk warna pink, larutan dititrasi dengan HCl atau H2SO4 0,02 N, hingga terjadi perubahan warna dari pink mentadi tidak berwarna. Lalu catat hasilnya (sebut saja = A ml). Jika larutan tak terbentuk warna, larutan ditambahkan 3-4 tetes indikator BOG+MR kemudian dititrasi menggunakan titran yang sama hingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah kebiruan. Lalu catat hasilnya (sebut saja = B ml). 2.3.2. Kesedahan Total Air sampel 50 ml. Lalu, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Tambahkan 1 ml buffer pada air sampel sambil diaduk. Tambahkan 4 tetes indicator EBT sambal diaduk. Air sampel yang telah diberi indikator EBT kemudian dititrasi dengan Na-EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah anggur kebiru. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Setelah pengamatan dan percobaan didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Perhitungan Alkalinitas Kelompok Konsentrasi Alkalinitas (ppm) Keterangan 1 80 Kolam ikan lele 2 120 Kolam ikan nila 3 70 Kolam ikan gurame 4 80 Kolam ikan mas Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa nilai konsentrasi alkalinitas masing-masing kelompok adalah 80 ppm ; 120ppm ; 70ppm ; dan 80 ppm. Untuk kolam ikan lele dan kolam ikan gurame didapatkan alkalinitas pp sedangkan pada kolam ikan nila dan kolam ikan mas yaitu alkalinitas total. Tabel 2. Hasil Perhitungan Kesadahan Konsentrasi Kesadahan Kelompok Keterangan (mg/L) 1 80.08 Kolam ikan lele 2 100.1 Kolam ikan nila 3 60.06 Kolam ikan gurame 4 40.04 Kolam ikan mas Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai konsentrasi kesadaham masing-masing kelompok adalah 80.08 mg/L; 100.1 mg/L; 60.06 mg/L; dan 40.4 mg/L. 3.2 Pembahasan Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagaikapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan.mengandungalkalinitas ≥20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahanasam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Alkalinitas yang terdapat dalam perairan secara langsung tidak mempengaruhi adanya organisme akuatik, karena alkalinitas dalam perairan berperan sebagai penetral keasaman pH dalam perairan. kemudian pH inilah yang mempengaruhi organisme akuatik. Alkalinitas merupakan faktor kapasitas untuk menetralkan asam. Oleh karenanya kadang- kadang penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah supaya air itu tidak menjadi asam (Lesmana, 2005). Tinggi rendahnya suatu perubahan alkalinitas di tentukan oleh adanya faktor intensitas yaitu cahaya dan suhu. Oleh karenanya dengan penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah supaya air itu tidak menjadi asam. Sehingga dengan adanya pH rendah, ion hydrogen dalam air dapat mengurangi alkalinitas. Kadar alkalinitas tinggi dalam Air yang mengandung senyawa CO2 yang berada di perairan cukup besar dibandingkan dengan air yang memiliki alkalinitas rendah. Hal ini air memiliki alkalinitas rendah yang mempunyai daya tangkap yang kurang. Oleh sebab itu, umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai atau kadar alkalinitas di atas 20 ppm (Effendi, 2003). Total alkalinitas dari kolam ikan mas sebesar 80 ppm sedangkan untuk kolam ikan lele mengandung alkalinitas 80 ppm, kolam ikan nila mengandung alakalinitas 120 ppm, dan kolam ikan gurame mengandung 70 ppm. Nilai-nilai alkalinitas tersebut masih dalam kisaran yang baik karena menurut Effendi (2003) alkalinitas yang baik berkisar antara 30-500 mg/L. Total kesadahan dari kolam ikan mas sebesar 40.4 mg/L sedangkan untuk kolam ikan lele mengandung alkalinitas 80.08 mg/L, kolam ikan nila mengandung alakalinitas 100.1 mg/L, dan kolam ikan gurame mengandung 60.06 mg/L. Menurut Baldisserotto (2011), pengaruh kesadahan air terhadap pertumbuhan ikan bervariasi bergantung tahap perkembangan ikan, jenis dan juga kualitas air pemeliharaan. Menurut Effendi (1998) kesadahan dapat dikelompokkan atas dua yaitu, pertama kesadahan kalsium dan magnesium, yang didasarkan atas ion logam (metal), kedua kesadahan karbonat dan non-karbonat, yang didasarkan atas anion yang berasosiasi dengan ion logam. Menurut Wedemeyer (1996) untuk budidaya, kesadahan perairan sebaiknya berkisar antara 50 – 200 mg/L. Berdasarkan data yang didapatkan nilai kesadahan pada kolam ikan nila yaitu sebesar 100.1 mg/L, artinya nilai kesadahan pada kolam ikan nila memenuhi syarat terhadap baku mutu yang ditentukan. 4. SIMPULAN Dari data yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa kesadahan dan alkalinitas yang terkandung dalam kolam ikan nila masih diambang standar baku mutu yang ada. Kesadahan kolam ikan nila termasuk ke klasifikasi moderat (moderately hard). DAFTAR PUSTAKA
Affandi, et al. 2004. Pengaruh Alkalinitas terhadap Kelangsungan Hidup dan
Pertumbuhan Ikan Lalawak Burbodes sp. Jurnal lktiologi Indonesia, Volume 4, Nomor I. Hal 2-5. Baldisserotto, B. (2011). Water pH and hardness affect growth of freshwater teleosts. Revista Brasileira de Zootecnia (Supl. Especial), 40, 138-144. Edward. 2015. Pemeliharaan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan Persentase Pemberian Pakan yang Berbeda. Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan.Vol : 1. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan. Kanisius. Yogyakarta. Effendi, H. 1998. Telaah Kualitas Air bagi Pengelola Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Wedemeyer, G. A. 1996. Physiology of Fish In Intensive Culture System. Chapman Hall. LAMPIRAN
Gambar 1 Perhitungan Alkalinitas
Gambar 2 Perhitungan Kesadahan
DESKRIPSI KERJA
Pendahuluan dan Tujuan : Olyvina Eka M N
Metode : Padita Ayu Utami Hasil dan Pembahasan : M Rizki Muslih Simpulan : Devira Widiyanti Lampiran : Salahuddin Ilham Lahia