Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Hari/Tanggl : Rabu/ 08 April 2020

Kimia Air dan Tanah Kelompok :2


Waktu : 08.00 s.d. 12.00 WIB
Dosen : Andri Hendriana, SPi
MSi
Asisten : M. S. Hamka
Nabilla Putri Endrassanto,
AMd

PENGUKURAN ALKALINITAS DAN KESADAHAN

Disusun oleh:

Olyvina Eka M N J3H819082


Padita Ayu Utami J3H819083
Devira Widiyanti J3H819093
M Rizki Muslih J3H919135
Salahuddin Ilham Lahia J3H919137

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN


PERIKANAN BUDIDAYA
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu sumber daya
perikanan dari golongan chordata. Ikan nila pertama kali didatangkan dari
Taiwan ke Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Bogor pada tahun 1969.
Budidaya ikan Nila banyak diminati karena ikan Nila mudah dipelihara, laju
pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat, serta tahan terhadap gangguan
hama dan penyakit. Selain dipelihara di kolam biasa seperti yang umum
dilakukan, ikan Nila juga dapat dibudidayakan di media lain seperti kolam air
deras, kantong jaring apung, karamba, dan sawah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan
budidaya ikan nila demi mendapatkan hasil yang maksimal yaitu, persiapan
media, manajemen pakan, manajemen pengelolahan kualitas air dan
penanganan saat panen. Manajemen pengelolahan kualitas air yang meliputi
pengukuran kandungan bahan-bahan kimia yang ada di dalam air dan kondisi
air yang dilihat dari tampak fisik.
Kondisi air yang baik dan yang buruk dapat dilihat dari banyaknya
kandungan bahan kimia yang merupakan hasil metabolisme biota budidaya
yang tidak terurai dengan baik. Kelebihan serta kekurangan bahan kimia
tersebut sangat mempengaruhi kondisi perairan budidaya karena dapat bersifat
toksik. Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau
komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa
parameter, yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan
sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, biochemicaloxygen
demand, kadar logam dan sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan
plankton, bakteri, dan sebagainya) (Effendi dalam Affandi, 2004).
Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air,yaitu jumlah
kandungan Ca2+ dan Mg2+ dalam air, yang keberadaannya biasa disebut
dengan kesadahan dan alkalinitas. Penyebab dominan/utama kesadahan adalah
Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan, dibatasi sebagai
sifat/karakteristik air, yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+
dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3 (Ihsan dalam Edward, 2015).
Selain kesadahan, parameter kualitas air yang sangat berperan dalam
budidaya, yakni alkalinitas. Alkalinitas merupakan kapasitas air untuk
menetralkan tambahan asam, tanpa menurunkan pH larutan. Alkalinitas
merupakan penyangga (buffer) terhadap pengaruh pengasaman. Alkalinitas
dinyatakan dalam Mg CaCO3/liter air (ppm) (Efendi dalam Edward, 2015).
Menjaga kualitas air agar tetap baik memiliki peranan penting dalam aktivitas
budidaya karena dapat mempengaruhi pada hasil pembesaran yaitu memperoleh
keuntungan.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar alkalinitas dan kesadahan
dalam suatu perairan serta mengetahui metode pengukurannya.
2. METODE

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 8 April 2020, bertempat di
Laboratorium Kimia GG B02 Sekolah Vokasi IPB pada pukul 08.00 sampai
12.00 WIB.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah pipet mohr, Erlenmeyer, pipet tetes, pengaduk,
buret dan statif. Sedangkan, bahan yang digunakan adalah air sampel, indikator
pp, HCl atau H2SO4 0,02 N, indikator BOG+MR, indikator EBT, Na-EDTA.
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1. Alkalinitas
Air sampel 50 ml di pipet. Lalu, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Setelah
itu ditambahkan indikator pp. Jika terbentuk warna pink, larutan dititrasi dengan
HCl atau H2SO4 0,02 N, hingga terjadi perubahan warna dari pink mentadi
tidak berwarna. Lalu catat hasilnya (sebut saja = A ml). Jika larutan tak
terbentuk warna, larutan ditambahkan 3-4 tetes indikator BOG+MR kemudian
dititrasi menggunakan titran yang sama hingga terjadi perubahan warna dari
biru menjadi merah kebiruan. Lalu catat hasilnya (sebut saja = B ml).
2.3.2. Kesedahan Total
Air sampel 50 ml. Lalu, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Tambahkan 1
ml buffer pada air sampel sambil diaduk. Tambahkan 4 tetes indicator EBT
sambal diaduk. Air sampel yang telah diberi indikator EBT kemudian dititrasi
dengan Na-EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah anggur kebiru.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Setelah pengamatan dan percobaan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Perhitungan Alkalinitas
Kelompok Konsentrasi Alkalinitas (ppm) Keterangan
1 80 Kolam ikan lele
2 120 Kolam ikan nila
3 70 Kolam ikan gurame
4 80 Kolam ikan mas
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa nilai konsentrasi alkalinitas
masing-masing kelompok adalah 80 ppm ; 120ppm ; 70ppm ; dan 80 ppm.
Untuk kolam ikan lele dan kolam ikan gurame didapatkan alkalinitas pp
sedangkan pada kolam ikan nila dan kolam ikan mas yaitu alkalinitas total.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Kesadahan
Konsentrasi Kesadahan
Kelompok Keterangan
(mg/L)
1 80.08 Kolam ikan lele
2 100.1 Kolam ikan nila
3 60.06 Kolam ikan gurame
4 40.04 Kolam ikan mas
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai konsentrasi kesadaham
masing-masing kelompok adalah 80.08 mg/L; 100.1 mg/L; 60.06 mg/L; dan
40.4 mg/L.
3.2 Pembahasan
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah
ion carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada
perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam,
atau biasa juga diartikan sebagaikapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap
perubahan pH. Perairan.mengandungalkalinitas ≥20 ppm menunjukkan bahwa
perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahanasam/basa sehingga kapasitas
buffer atau basa lebih stabil.
Alkalinitas yang terdapat dalam perairan secara
langsung tidak mempengaruhi adanya organisme akuatik, karena alkalinitas
dalam perairan berperan sebagai penetral keasaman pH dalam perairan.
kemudian pH inilah yang mempengaruhi organisme akuatik. Alkalinitas
merupakan faktor kapasitas untuk menetralkan asam. Oleh karenanya kadang-
kadang penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah
supaya air itu tidak menjadi asam (Lesmana, 2005).
Tinggi rendahnya suatu perubahan alkalinitas di tentukan oleh adanya faktor
intensitas yaitu cahaya dan suhu. Oleh karenanya dengan penambahan
alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah supaya air itu tidak
menjadi asam. Sehingga dengan adanya pH rendah, ion hydrogen dalam air
dapat mengurangi alkalinitas.
Kadar alkalinitas tinggi dalam Air yang mengandung senyawa CO2 yang
berada di perairan cukup besar dibandingkan dengan air yang memiliki
alkalinitas rendah. Hal ini air memiliki alkalinitas rendah yang mempunyai daya
tangkap yang kurang. Oleh sebab itu, umumnya lingkungan yang baik bagi
kehidupan ikan adalah dengan nilai atau kadar alkalinitas di atas 20 ppm
(Effendi, 2003).
Total alkalinitas dari kolam ikan mas sebesar 80 ppm sedangkan untuk
kolam ikan lele mengandung alkalinitas 80 ppm, kolam ikan nila mengandung
alakalinitas 120 ppm, dan kolam ikan gurame mengandung 70 ppm.
Nilai-nilai alkalinitas tersebut masih dalam kisaran yang baik karena
menurut Effendi (2003) alkalinitas yang baik berkisar antara 30-500 mg/L.
Total kesadahan dari kolam ikan mas sebesar 40.4 mg/L sedangkan untuk
kolam ikan lele mengandung alkalinitas 80.08 mg/L, kolam ikan nila
mengandung alakalinitas 100.1 mg/L, dan kolam ikan gurame mengandung
60.06 mg/L.
Menurut Baldisserotto (2011), pengaruh kesadahan air terhadap
pertumbuhan ikan bervariasi bergantung tahap perkembangan ikan, jenis dan
juga kualitas air pemeliharaan.
Menurut Effendi (1998) kesadahan dapat dikelompokkan atas dua yaitu,
pertama kesadahan kalsium dan magnesium, yang didasarkan atas ion logam
(metal), kedua kesadahan karbonat dan non-karbonat, yang didasarkan atas
anion yang berasosiasi dengan ion logam. Menurut Wedemeyer (1996) untuk
budidaya, kesadahan perairan sebaiknya berkisar antara 50 – 200 mg/L.
Berdasarkan data yang didapatkan nilai kesadahan pada kolam ikan nila yaitu
sebesar 100.1 mg/L, artinya nilai kesadahan pada kolam ikan nila memenuhi
syarat terhadap baku mutu yang ditentukan.
4. SIMPULAN
Dari data yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa kesadahan dan alkalinitas
yang terkandung dalam kolam ikan nila masih diambang standar baku mutu yang
ada. Kesadahan kolam ikan nila termasuk ke klasifikasi moderat (moderately hard).
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, et al. 2004. Pengaruh Alkalinitas terhadap Kelangsungan Hidup dan


Pertumbuhan Ikan Lalawak Burbodes sp. Jurnal lktiologi Indonesia, Volume
4, Nomor I. Hal 2-5.
Baldisserotto, B. (2011). Water pH and hardness affect growth of freshwater
teleosts. Revista Brasileira de Zootecnia (Supl. Especial), 40, 138-144.
Edward. 2015. Pemeliharaan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan
Persentase Pemberian Pakan yang Berbeda. Jurnal Manajemen Perikanan dan
Kelautan.Vol : 1.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan. Kanisius. Yogyakarta.
Effendi, H. 1998. Telaah Kualitas Air bagi Pengelola Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Wedemeyer, G. A. 1996. Physiology of Fish In Intensive Culture System. Chapman
Hall.
LAMPIRAN

Gambar 1 Perhitungan Alkalinitas

Gambar 2 Perhitungan Kesadahan


DESKRIPSI KERJA

Pendahuluan dan Tujuan : Olyvina Eka M N


Metode : Padita Ayu Utami
Hasil dan Pembahasan : M Rizki Muslih
Simpulan : Devira Widiyanti
Lampiran : Salahuddin Ilham Lahia

Anda mungkin juga menyukai