Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum Fisiologi Hewan Air
dengan judul “ Pengambilan dan Pengamatan Secara Makroskopis dan Mikroskopis
Pada Sampel Darah Ikan Lele (Clarias sp). Laporan ini disusun berdasarkan hasil
pratikum di Laboratorium Universitas Riau.
Laporan pratikum ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh nilai
pada masa kuliah Fisiologi Hewan Air di program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan pada Universitas Riau. Laporan pratikum
ini disusun dengan tujuan untuk membantu mahasiswa dalam memahami cara
mengidentifikasi Jenis dan bentuk darah pada ikan Lele (Clarias sp).
Dalam penulisan ini saya menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis memohon dan mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan arahan kepada
asisten laboratorium fisiologi hewan air, Bang Harifa Syah Putra Nasution S.Pi
yang telah mengarahkan penulis untuk menyusun laporan pratikum ini. Dengan
bimbingan Abang penulis bias menyusun laporan pratikum berikutnya secara baik
dan benar. Dan penulis menerima dengan baik segala kritikan dan saran yang dating
sebagai upaya dalam penyempurnaan laporan pratikum ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat diterima dan dapat
bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan Terimakasih.
ISI Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................
1.2 Tujuan dan Manfaat Pratikum......................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I. PENDAHULUAN
umumnya memiliki warna kehitaman atau ke abuan dengan bentuk tubuh yang
panjang dan pipih ke bawah. Memiliki kepala yang pipih dan tidak memiliki
sisik dan terdapat alat pernapasan bantuan. Insang pada ikan lele berukuran
kecil dan terletak dibagian belakang kepala. Jumlah sirip ikan lele sebanyak 68-
79, di bagian sirip dada ada 9-10, di bagian sirip perut 5-6, di sirip dubur 50-60,
dan memiliki 4 pasang sungut. Sirip dada di lengkapi dengan duri tajam patil
yang memiliki panjang maksimum hingga mencapai 400 mm. Matanya
berukuran 1/8 dari panjang kepalanya. Giginya berbentuk villiform dan
menempel pada rahangnya
Ikan lele merupakan salah satu bahan makanan bergizi yang mudah
dihidangkan sebagai lauk. Kandungan gizi ikan lele sebanding dengan daging
ikan lainnya. Beberapa jenis ikan, termasuk ikan lele mengandung protein lebih
tinggi dan lebih baik dibandingkan dengan daging hewan. Nilai gizi ikan lele
meningkat apabila diolah dengan baik. Kandungan gizi ikan (termasuk ikan
lele) dan lele goreng menurut hasil analisis komposisi bahan makan per 100 g
(Abbas, 2001) disajikan pada Tabel 1
Tabel.1 Komposisi zat gizi ikan lele segar 100 g
Komposisi kimia Nilai gizi
Air 76,0 g
Protein 17,0 g
Lemak 4,5 g
Karbohidrat 0g
Kalsium 20 mg
Fosfor 200 mg
Besi 1.0 mg
Vitamin A 150
Vitamin B1 0,05
Sumber : direktorat Bina Gizi Masyarakat dan Puslitbang Depkes RI, 1991
Pada ikan yang terserang penyakit terjadi perubahan pada nilai hematokrit,
kadar hemoglobin, jumlah sel darah merah dan jumlah sel darah putih (Bastiawan,
dkk., 1995). Pemeriksaan darah (hematologis) dapat digunakan sebagai indikator
tingkat keparahan suatu penyakit (Bastiawan, dkk., 2001). Studi hematologis
merupakan kriteria penting untuk diagnosis dan penentuan kesehatan ikan
(Lestari,2001).
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Serbet Ethanol
b) 0,5%
c) 0,6%
d) 0,7%
e) 0,8%
f) 0,9%
g) 1%
h) 3%
3.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum gambaran
darah ikan diperoleh data kadar darah ikan pada ikan Lele (Clarias sp.)
sebagai berikut:
PERCOBAAN PERTAMA
a) Tabung A dan B
Hasil dari tabung A dan B memiliki perubahan warna darah dimana pada
tabung A memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan dengan tabung
B yang tidak dapat ditembus cahaya.
b) Tabung A+, B+
Rupa darah pada tabung A+, sel darah mengerut terdapat endapan
dibagian bawah tabung. Dan rupa darah pada tabung B+ ; menggumpal
di bagian dasar tabung dan terlihat pekat.
c) Pada 8 tabung reaksi
1) Darah ikan + NaCL 0,3 %
Darah sedikit menggumpal dan mengendap masih
tembus cahaya saat diamati di bawah mikroskop.
2) Darah ikan + NaCL 0,5%
Saat diamati dibawah mikroskop darah lebih
menggumpal dari NaCL0,3% dan mengendap.
3.2 Pembahasan
Gambaran darah merupakan salah satu parameter yang menjadi indikasi
adanya perubahan kondisi kesehatan ikan baik akibat faktor infeksi
(mikroorganisme) atau karena faktor non infeksi (oleh lingkungan, nutrisi,
genetik). Gambaran darah ikan penting untuk dilakukan karena dapat
membantu dalam diagnosa suatu penyakit (Dopongtonung 2008). Darah
akan mengalami perubahan yang serius khususnya apabila terkena penyakit
infeksi. Menurut Lagler et al., (1977) dalam Dopongtonung (2008),
parameter darah yang dapat memperlihatkan adanya gangguan yaitu nilai
hematokrit, hemoglobin, jumlah eritrosit (sel darah merah), dan jumlah
leukosit (sel darah putih).
Sastradipraja et.al., (1989) dalam Mulyani (2006), menjelaskan bahwa sel
darah merah (eritrosit) mengandung hemoglobin dan kadar hemoglobin
dalam darah ikan berkaitan dengan jumlah eritrosit. Parameter yang
berpengaruh terhadap pengukuran volume eritrosit adalah hematokrit.
Hematokrit menyatakan perbandingan antara volume sel dan plasma darah.
Hematokrit merupakan salah satu indikator untuk menduga efek stress
lingkungan bagi kesehatan ikan (Kuswardani 2006). Sel darah merah
(eritrosit) mengandung haemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen
dalam ikatan dengan Fe dari darah. Sel darah putih (leukosit) berfungsi
dalam sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih terbagi atas dua bagian yaitu
agranulosit (limfosit, monosit, trombosit) dan granulosit neutrofil, eosinofil,
basofil).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa setiap ikan memiliki kadar
hematologi yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari kadar hemoglobin,
hematokrit, jumlah sel darah putih yang diperoleh dari hasil pengamatan.
Kuswardani (2006), mengungkapkan bahwa kadar hematokrit dan kondisi
gambaran darah yang lain dapat bervariasi tergantung pada faktor nutrisi,
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan masa pemijahan. Berdasarkan hasil
pengamatan, ikan lele dengan kadar hemoglobin tertinggi yaitu sebesar
8,5g% dan terendah 2g%.Hemoglobin normal bagi ikan teleostei berkisar
antara 12 sampai 13% Hb/100 ml darah (Husein 1993). Semakin rendah
kadar hemoglobin yang dimiliki maka semakin kecil kemampuan untuk
mengangkut oksigen kedalam tubuh dan dapat menyebabkan mudahnya
terinfeksi penyakit (Kuswardani 2006).