Anda di halaman 1dari 21

1

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR


PENGAMBILAN DAN PENGAMATAN SECARA
MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA SAMPEL
DARAH IKAN LELE (Clarias sp)

YOHANA A.P SIHALOHO


2004114098
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN B
08.30 – 11.30 / SELASA, 29 MARET 2022
KELOMPOK 6
HARIFA SYAH PUTRA NASUTION S.Pi

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum Fisiologi Hewan Air
dengan judul “ Pengambilan dan Pengamatan Secara Makroskopis dan Mikroskopis
Pada Sampel Darah Ikan Lele (Clarias sp). Laporan ini disusun berdasarkan hasil
pratikum di Laboratorium Universitas Riau.

Laporan pratikum ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh nilai
pada masa kuliah Fisiologi Hewan Air di program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan pada Universitas Riau. Laporan pratikum
ini disusun dengan tujuan untuk membantu mahasiswa dalam memahami cara
mengidentifikasi Jenis dan bentuk darah pada ikan Lele (Clarias sp).

Dalam penulisan ini saya menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis memohon dan mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan arahan kepada
asisten laboratorium fisiologi hewan air, Bang Harifa Syah Putra Nasution S.Pi
yang telah mengarahkan penulis untuk menyusun laporan pratikum ini. Dengan
bimbingan Abang penulis bias menyusun laporan pratikum berikutnya secara baik
dan benar. Dan penulis menerima dengan baik segala kritikan dan saran yang dating
sebagai upaya dalam penyempurnaan laporan pratikum ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat diterima dan dapat
bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan Terimakasih.

Pekanbaru, 1 April 2022

Yohana A.P Sihaloho


DAFTAR ISI

ISI Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................

DAFTAR TABEL ........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................
1.2 Tujuan dan Manfaat Pratikum......................................................

II. METODOLOGI PRATIKUM


2.1 Waktu dan Tempat .......................................................................
2.2 Alat dan Bahan .............................................................................
2.3 Metode Pratikum ..........................................................................
2.4 Prosedur Pratikum ........................................................................

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil .............................................................................................
3.2 Pembahasan ..................................................................................

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ..................................................................................
4.2 Saran .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan lele adalah ikan yang hidup di perairan umum dan merupakan ikan
yang bernilai ekonomis, serta disukai oleh masyarakat. Ikan lele tergolong
hewan nocturnal, yaitu lebih aktif mencari makan di malam hari. Ikan lele

umumnya memiliki warna kehitaman atau ke abuan dengan bentuk tubuh yang
panjang dan pipih ke bawah. Memiliki kepala yang pipih dan tidak memiliki
sisik dan terdapat alat pernapasan bantuan. Insang pada ikan lele berukuran
kecil dan terletak dibagian belakang kepala. Jumlah sirip ikan lele sebanyak 68-
79, di bagian sirip dada ada 9-10, di bagian sirip perut 5-6, di sirip dubur 50-60,
dan memiliki 4 pasang sungut. Sirip dada di lengkapi dengan duri tajam patil
yang memiliki panjang maksimum hingga mencapai 400 mm. Matanya
berukuran 1/8 dari panjang kepalanya. Giginya berbentuk villiform dan
menempel pada rahangnya

Ikan lele merupakan salah satu bahan makanan bergizi yang mudah
dihidangkan sebagai lauk. Kandungan gizi ikan lele sebanding dengan daging
ikan lainnya. Beberapa jenis ikan, termasuk ikan lele mengandung protein lebih
tinggi dan lebih baik dibandingkan dengan daging hewan. Nilai gizi ikan lele
meningkat apabila diolah dengan baik. Kandungan gizi ikan (termasuk ikan
lele) dan lele goreng menurut hasil analisis komposisi bahan makan per 100 g
(Abbas, 2001) disajikan pada Tabel 1
Tabel.1 Komposisi zat gizi ikan lele segar 100 g
Komposisi kimia Nilai gizi

Air 76,0 g

Protein 17,0 g

Lemak 4,5 g

Karbohidrat 0g

Kalsium 20 mg

Fosfor 200 mg

Besi 1.0 mg

Vitamin A 150

Vitamin B1 0,05

Sumber : direktorat Bina Gizi Masyarakat dan Puslitbang Depkes RI, 1991

Pada ikan yang terserang penyakit terjadi perubahan pada nilai hematokrit,
kadar hemoglobin, jumlah sel darah merah dan jumlah sel darah putih (Bastiawan,
dkk., 1995). Pemeriksaan darah (hematologis) dapat digunakan sebagai indikator
tingkat keparahan suatu penyakit (Bastiawan, dkk., 2001). Studi hematologis
merupakan kriteria penting untuk diagnosis dan penentuan kesehatan ikan
(Lestari,2001).

Menurut Santoso (1998) keadaan stres dapat memengaruhi aktivitas


fisiologis dan kadar hemoglobin pada ikan. Keadaan fisiologis darah ikan sangat
bervariasi, tergantung pada kondisi lingkungan seperti kelembaban, suhu, dan pH
(Adelbert, 2008). Data mengenai gambaran darah normal spesies ikan air tawar di
Indonesia belum banyak diinformasikan

Puspowardoyo dan Djariyah ( 2002 ) menyatakan ikan lele cocok


dibudidayakan pada kolam air tenang tanpa penggantian air, tetapi hal ini membuat
air sebagai media pemeliharaan ikan lele dumbo tercemar oleh limbah organik dan
mineral organik yang berasal dari dekomposisi (perombakan) sisa pakan dan
kotoran ikan. Limbah tersebut berpengaruh secara langsung terhadap kualitas air
yang secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh negatif terhadap
kehidupan dan pertumbuhan ikan.

Banyak kendala yang dapat mempengaruhi budidaya ikan. Perairan umum


seperti waduk, sungai, danau, rawa, saluran irigasi, payau, dan laut menyimpan
banyak kendala yang dapat mempengaruhi budidaya ikan di perairan tersebut
(Cahyono, 2001).

Darah adalah cairan tubuh khusus yang mengangkut bahan-bahan menuju


sel-sel tubuh antara lain nutrien dan oksigen serta mengangkut produk sampah dari
sel-sel tersebut. Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah oleh
pemompaan jantung. Darah pada umumnya terdiri dari plasma, sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan sel darah pembeku (trombosit).

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari metode pengukuran dan


pengamatan beberapa parameter gambaran darah ikan Lele dalam ruang lingkup
manajemen kesehatan organisme akuatik.

1.3 Manfaat

Manfaat dari pratikum ini adalah mahasiswa mampu mengidentifikasi rupa


darah secara Makroskopis dan Mikroskopis serta menentukan tekanan osmotic
sel-sel darah merah pada Ikan Lele (Clarias sp).
II. METODOLOGI PRATIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Pratikum Fisiologi Hewan Air ini dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 29 Maret 2022. Pukul 08.30 – 11.30 WIB. Tempat yang
digunakan dalam melakukan pratikum ini adalah Laboraturium Biologi
Perairan.

2.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2
berikut.

Tabel. 2 Alat yang digunakan saat pratikun


Alat Bahan

Jarum suntik Ikan lele

Test Tube Minyak cengkeh

Mikroskop EDTA 10%

Objek glass NaCL3%

Cover glass Aquades

Serbet Ethanol

Ember / wadah ikan Pewarna giemsa

2.3 Metode Pratikum


Dalam melakukan pratikum, metode yang digunakan pada
pratikum kali ini adalah metode pengamatan secara langsung terhadap
objek yang di pratikumkan, serta berpedoman pada buku penuntun
pratikum dan buku saanin. Pratikum ini berlangsung berdasarkan arahan
para assisten.
2.4 Prosedur Pratikum
1) Mengambil darah ikan Lele
Adapun prosedur pratikum
sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan
pengambilan darah pada
ikan, ikan terlebih dahulu
dibius menggunakan
minyak cengkeh. Caranya
: ember diisi dengan air
dan ditetesi minyak
cegkeh secukupnya
(sekitar 5-10 tetes) sambil
diaduk-aduk. Kemudian ikan dimasukkan ke dalam air yang
mengandung minyak cengkeh tersebut. Biarkan beberapa
menit sampai ikan tersebut pingsan.

2. Jarum suntik atau spuit dipasahi dengan EDTA 10% atau


heparin guna mencegah pembekuan darah.
3. Sebelum pengambilan darah, basahi pula serbet terlebih
dahulu untuk menutup kepala ikan dengan tujuan agar ikan
tidak stress.
4. Ikan yang sudah pingsan diletakkan dalam nampan plastik.
Tubuh ikan ditutup dengan serber basah. Jarum suntik
ditusukkan ke vena caudalis. Cara menemukan vena caudalis
adalah dengan berpatokan pada posisi anus ikan. Dari anus,
Tarik garis bayangan kea rah dorsal dan tepat di bawah linea
literalis, jarum ditusukkan dengan arah ke tulang belakang.
Pengambilan darah dengan posisi anterior (kiri).
Hentikan tusukan bila sudah terasa keras/menyentuh tulang
dan vena caudalis sudah tertusuk. Tunggu sebentar sampai
darah mengalir ke dalam spuit. Tarik spuit perlahan sampai
mendapatkan volume darah yang diinginkan. Kemudian darah
dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang sudah dibasahi
EDTA 10% atau heparin.

2) Menyiapkan sampel darah ikan untuk proses hemolysis A/B


a. Ambil 3 tabung reaksi (test tube) dan diberi label A, B dan
C. Kemudian, ke dalam tiap-tiap tabung masukkan 1 cc darah
ikan. Pada tabung A, tambahkan 1 cc aquades. Pada tabung
B masukkan 1 cc NaCL 3% dann darah pada tabung C
dibiarkan seperti semula/ tidak ditambah apa-apa. Diamkan
selama 5 menit.

b. Setelah 5 menit, buatlah preparat ulas/usap darah dari darah


yang sudah diperlakukan tersebut. Dari tabung A dan B,
teteskan pada bagian ujung dari objek glass. Kemudian ambil
objek glass lain, sentuhkan salah satu ujungnya pada tetesan
darah tersebut dan geser sepanjang objek glass (objek glass
untukmenggeser darah dalam posisi 45° terhadap objek glass
tempat darah diteteskan).

c. Setelah darah diteteskan pada objek glass kemudian rendam


dalam cairan ethanol dan keringkan selama beberapa menit.
d. Kemudian rendam dengan pewarna giemsa, keringkan
selama beberapa menit

e. Terakhir, rendam dengan air bersih dan keringkan selama


beberapa menit. Amati di bawah mikroskop untuk melihat
hasil pada darah ikan lele. Perbesaran atau ukuran lensa yang
digunakan 40/0.65 (160/0.17), namun umumnya
menggunakan perbesaran 40 x 10.

f. Pada tabung A+ aquades kemudian ditambah lagi dengan


NaCL 3% sebanyak 1cc (A+). dan pada tabung B+NaCL 3%
kemudia ditambah dengan aquades 1cc (B+).
g. Setelah beberapa saat teteskan pula pada objek glass
sebanyak satu tetes untuk diamati di bawah mirkoskop.
3. Menentukan Tahanan Osmotik Sel-Sel Darah Merah

Gambaran darah ikan dapat digunakan untuk berbagai tujuan


dalam memantau kesehatan ikan maupun lingkungan budi dayanya.
Untuk memantau kondisi kesehatan ikan, baik karena infeksi
patogen maupun penggunaan bahan-bahan imunoregulator
(imunostimulan dan vaksin), gambaran darah dapat digunakan
karena memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi. Selain itu,
penggunaan gambaran darah untuk memantau kondisi perairan juga
sudah mulai dipakai karena parameter ini memiliki korelasi terhadap
kondisi perairan dalam jangka waktu yang lama artinya sejarah
perubahan perairan dapat dilihat dengan melihat gambaran
hematologi ikan. Parameter gambaran darah yang diteliti adalah
hematokrit, hemaglobin, total eritrosit.

Cara Kerja menentukan tahanan osmotic sel-sel darah merah


1. Sediakan 8 buah tabung reaksi beri label :
a) 0,3%

b) 0,5%

c) 0,6%
d) 0,7%

e) 0,8%

f) 0,9%

g) 1%

h) 3%

2. Isilah tiap-tiap tabung dengan larutan NaCL dengan


konsentrasi yang berurutan, misalnya tabung 1 diisi dengan
NaCL 0,3% ; dst.
3. Teteskan 1 cc darah ikan yang tersedia ke dalam tiap-tiap
tabung, campurkan secara hati-hati dan biarkanlah lebih
kurang 15 menit. Setelah tercampur, mengamati kondisi
lapisan merah.

4. Mengambil dari tiap-tiap tabung campuran darah dan larutan


NaCL, teteskan diatas objek glass dan tutup dengan cover
glass. Kemudian lihatlah di bawah mikroskop untuk melihat
bila ada perubahan-perubahan dari tiap darah yang berbeda
campuran NaCL-nya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum gambaran
darah ikan diperoleh data kadar darah ikan pada ikan Lele (Clarias sp.)
sebagai berikut:

PERCOBAAN PERTAMA
a) Tabung A dan B
Hasil dari tabung A dan B memiliki perubahan warna darah dimana pada
tabung A memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan dengan tabung
B yang tidak dapat ditembus cahaya.

b) Tabung A+, B+
Rupa darah pada tabung A+, sel darah mengerut terdapat endapan
dibagian bawah tabung. Dan rupa darah pada tabung B+ ; menggumpal
di bagian dasar tabung dan terlihat pekat.
c) Pada 8 tabung reaksi
1) Darah ikan + NaCL 0,3 %
Darah sedikit menggumpal dan mengendap masih
tembus cahaya saat diamati di bawah mikroskop.
2) Darah ikan + NaCL 0,5%
Saat diamati dibawah mikroskop darah lebih
menggumpal dari NaCL0,3% dan mengendap.

3) Darah ikan + NaCL 0,6%


Darah menggumpal dan mengendap dan saat
diamati di bawah mikroskop cahaya masih
tembus.

4) Darah ikan + NaCl 0,7%


Darah menggumpal dan mengendap saat
diamati di bawah mikroskop masih tembus
cahaya.

5) Darah ikan + NaCL 0,8%


Darah menggumpal dan mulai merapat saat
diamati di bawah mikroskop.

6) Darah ikan + NaCL 0,9%


Sel darah semakin banyak dan menggumpal, masih terdapat
beberapa space ruang tempat masuknya cahaya.

7) Darah ikan + NaCL 1 %


Sel darah menggumpal dan memenuhi
setiap ruang cahaya semakin sulit tembus
8) Darah ikan + NaCL 3%
Sel darah mulai saling berhimpitan atau
semakin banyak hingga saling
menimpa,susunannyapun semakin sulit terlihat

3.2 Pembahasan
Gambaran darah merupakan salah satu parameter yang menjadi indikasi
adanya perubahan kondisi kesehatan ikan baik akibat faktor infeksi
(mikroorganisme) atau karena faktor non infeksi (oleh lingkungan, nutrisi,
genetik). Gambaran darah ikan penting untuk dilakukan karena dapat
membantu dalam diagnosa suatu penyakit (Dopongtonung 2008). Darah
akan mengalami perubahan yang serius khususnya apabila terkena penyakit
infeksi. Menurut Lagler et al., (1977) dalam Dopongtonung (2008),
parameter darah yang dapat memperlihatkan adanya gangguan yaitu nilai
hematokrit, hemoglobin, jumlah eritrosit (sel darah merah), dan jumlah
leukosit (sel darah putih).
Sastradipraja et.al., (1989) dalam Mulyani (2006), menjelaskan bahwa sel
darah merah (eritrosit) mengandung hemoglobin dan kadar hemoglobin
dalam darah ikan berkaitan dengan jumlah eritrosit. Parameter yang
berpengaruh terhadap pengukuran volume eritrosit adalah hematokrit.
Hematokrit menyatakan perbandingan antara volume sel dan plasma darah.
Hematokrit merupakan salah satu indikator untuk menduga efek stress
lingkungan bagi kesehatan ikan (Kuswardani 2006). Sel darah merah
(eritrosit) mengandung haemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen
dalam ikatan dengan Fe dari darah. Sel darah putih (leukosit) berfungsi
dalam sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih terbagi atas dua bagian yaitu
agranulosit (limfosit, monosit, trombosit) dan granulosit neutrofil, eosinofil,
basofil).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa setiap ikan memiliki kadar
hematologi yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari kadar hemoglobin,
hematokrit, jumlah sel darah putih yang diperoleh dari hasil pengamatan.
Kuswardani (2006), mengungkapkan bahwa kadar hematokrit dan kondisi
gambaran darah yang lain dapat bervariasi tergantung pada faktor nutrisi,
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan masa pemijahan. Berdasarkan hasil
pengamatan, ikan lele dengan kadar hemoglobin tertinggi yaitu sebesar
8,5g% dan terendah 2g%.Hemoglobin normal bagi ikan teleostei berkisar
antara 12 sampai 13% Hb/100 ml darah (Husein 1993). Semakin rendah
kadar hemoglobin yang dimiliki maka semakin kecil kemampuan untuk
mengangkut oksigen kedalam tubuh dan dapat menyebabkan mudahnya
terinfeksi penyakit (Kuswardani 2006).

Anda mungkin juga menyukai