Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOFISIOLOGI HEWAN
PENGARUH PH PADA IKAN NILA DAN KEONG
MAS

OLEH:

NAMA : ANITA
NIM : 08041382025078
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : RADELPHIA VERONIKA E

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air sangat penting bagi makhluk hidup terutama ikan yang berhabitat di
dalam air. Sebagian besar ikan sangat peka terhadap perubahan lingkungan
perairan, sehingga kualitas dari air yang digunakan sebagai habitatnya sangat
penting. Kualitas air diartikan sebagai kesesuaian air untuk kelangsungan hidup dan
pertumbuhan ikan. Ikan nila memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan
lingkungan hidupnya, sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau
maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang rendah, serta tahan terhadap
kekurangan oksigen terlarut di air.Walaupun demikian, kualitas air kolam dari ikan
nila tersebut harus diperhatikan karena berpengaruh untuk kelangsungan hidup dan
pertumbuhannya (Anastia, 2019).
Pengaruh langsung pH terhadap ikan yaitu nilai pH 4 berdampak titik mati
asam, nilai pH 4-5 berdampak tidak adanya reproduksi, nilai pH 6-9 pertumbuhan
terbaik, nilai pH 9-11 dapat menyebabkan pertumbuhan lambat dan untuk nilai pH
11 berdampak titik mati basa. Nilai pH untuk kebanyakan tambak air tawar antara
6-9 dengan kisaran fluktuasi harian 1 atau 2 unit. Sedangkan Air payau biasanya
mempunyai nilai pH 8-9 dan fluktuasi pH harian biasanya lebih rendah
dibandingkan air tawar (Ayuniar dan Hidayat, 2018).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai kisaran toleransi yang tinggi
terhadap terjadinya perubahan lingkungan pada habitatnya dan ikan nila bisa
dipelihara di perairan yang mengalami kekurangan oksigen terlarut di air. Meskipun
demikian, pada kualitas air kolam yang sebagai tempat hidup ikan nila harus
diperhatikan karena ikan nila ini yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup dan pertumbuhan ikan nila itu sendiri. Dalam kadar pH yang rendah, oksigen
terlarut pada perairan yang merupakan tempat hidup dari ikan nila akan berkurang.
Dan juga pada kadar oksigen yang seharusnya bertujuan untuk meningkatkan pH
di dalam tubuh ikan dalam sistem pernapasan yang tidak banyak pada
lingkungannya menyebabkan ikan nila tersebut meingkatkan frekuense
pernapasannya (Pramleonita et al., 2018).

Universitas Sriwijaya
Jenis Tilapia nilotica atau ikan yang berada pada golongan tilapia yang
mengerami telur dan larva di dalam mulutnya. Di tahun 1982, nama ilmiah ikan nila
menjadi Oreochromis niloticus. Perubahan nama tersebut telah disepakati dan
dipergunakan oleh ilmuwan. Akan tetapi, masyarakat awam tetap menyebut spesies
ini dengan Tilapia niloticus. Ikan nila memiliki faktor penting yaitu rasa dagingnya
yang khas dengan kandungan omega yang sama dengan ikan patin dan mempunyai
kandungan gizi yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, ikan nila sering dijadikan sumber
protein yang murah dan mudah didapat (Fatkhummubin, 2019).
Nila dapat dikatakan sebagai salah satu komoditas penting budidaya
perikanan air tawar di Indonesia. Ikan ini merupakan ikan introduksiyang
didatangkan secara bertahap ke Indonesia. Bobot tubuh ikan ini dapatmencapai 1
kg per ekor. Kepopulerannila tidak hanya karena lajupertumbuhannya yang cepat,
akan tetapi disisi lain ikan ini memiliki cita rasa daging yang khas ditambah lagi
harganya yang terjangkau oleh masyarakat. Ikan nila berasal dari Sungai Nil dan
danau- danau sekitarnya. Sekarang ikan nila ini telah tersebar ke negara-negara di
lima benua yang beriklim tropis dan beriklim subtropis. Sedangkan di wilayah yang
beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik. Ikan nila banyak di sukai di
berbagai negara dikarenakan dagingnya yang enak dan tebal seperti pada daging
ikan kakap merah (Dahril et al., 2017).
Keong mas (Pomacea canaliculata L.) merupakan spesies berasal dari suku
Ampullariidae dan keong mas itu tinggal di habitat air tawar pendatang yang
didatangkan dari Amerika Selatan. Keong mas masuk ke Indonesia sekitar awal
1980-an dan telah menjadi hama pada tanaman padi yang ditanggapi dengan serius
di Indonesia dan juga di Asia Tenggara. Ribuan hektar semai padi atau tanaman
padi berumur muda rusak yang diakibatkan oleh keong mas. Keong mas yang
merusak tanaman padi selama ini telah diidentifikasi sebagai jenis Pomacea
canaliculata. (Saputra et al., 2018).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh PH
terhadap kelangsungan hidup ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan juga keong
mas.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Toleransi Ikan Nila Terhadap Perubahan Lingkungan Hidup


Ikan nila (Oreochromis niloticus) memiliki toleransi yang tinggi terhadap
perubahan lingkungan hidupnya, sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang
berair payau maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang rendah, serta tahan
terhadap kekurangan oksigen terlarut di air. Walaupun demikian, kualitas air kolam
dari ikan nila tersebut harus diperhatikan karena berpengaruh untuk kelangsungan
hidup dan pertumbuhannya. Parameter Fisika dan Kimia sangat berpengaruh untuk
kelangsungan hidup ikan, salah satu parameter yang dilihat secara fisika adalah
warna, suhu, dan kecerahan. Parameter kimia yang dilihat antara lain pH, dissolved
oxygen/oksigen terlarut (DO), kesadahan (Hardness), karbondioksida (CO2), dan
Ammonia (Pramleonita et al., 2018).

2.2. Osmoregulasi Pada Ikan


Osmoregulasi bagi ikan adalah upaya ikan dalam mengontrol keseimbangan
air dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungan melalui mekanisme pengaturan
tekanan osmotik. Organisme akuatik seperti ikan mempunyai beberapa organ yang
berperan dalam pengaturan tekanan osmotik atau osmoregulasinya agar proses
fisiologis di dalam tubuhnya dapat berjalan dengan normal. Osmoregulasi ikan
dilakukan oleh organ-organ ginjal, insang, kulit dan saluran pencernaan, sehingga
ketika ikan berada dalam kondisi lingkungan yang bersifat isotonik maka ikan
hanya akan sedikit menggunakan energi pada tubuh terhadap proses osmoregulasi
dan energi yang ada akan disalurkan ke pertumbuhan dan proses perkembangan
tubuh ikan nila (Shafry et al., 2022).

2.3. Pengaruh Pemberian HCl dan NaOH pada Media


Dalam pembuatan pH perlakuan, pH terlebih dahulu dilakukan pengukuran
terhadap media atau lingkungan dengan pH meter. Jika pH pada air telah diketahui,
kita dapat memberi kisaran pH perlakuan dengan menggunakan HCl untuk asam

Universitas Sriwijaya
dan NaOH untuk basa. Akibatnya, pH mengalami penurunan jika dilakukan
penambahan larutan HCl dan pH mengalami peningkatan dengan dilakukan dengan
penambahan larutan NaOH (Astria et al., 2013).
Air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena pH akan berdampak
pada kehidupan jasad renik. Pada pH rendah, kandungan oksigen terlarut akan
berukurang. Akibatnya, konsumsi oksigen pada ikan akan menurun, aktivitas
pernapasan naik, dan selera makan hewan air akan berkurang sehingga hal ini akan
mempengaruhi kelangsungan hidup hewan air seperti ikan nila dan keong mas.
Derajat keasaman atau kadar ion hydrogen dalam air merupakan salah satu faktor
kimia yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan organisme yang hidup di suatu
lingkungan perairan. Tingkatan nilai pH air tergantung pada beberapa faktor yaitu,
kondisi gas-gas dalam air seperti CO2, konsentrasi garam- garam karbonat dan
bikarbonat, dan proses dekomposisi bahan organik di dasar perairan (Yanti, 2016).
Ketersediaan oksigen bagi hewan air menentukan lingkaran aktivitasnya,
konversi pakan, dan juga laju pertumbuhan bergantung pada oksigen. Kekurangan
oksigen dalam air akan mengganggu kehidupan hewan air dan juga
pertumbuhannya. Upaya untuk mengontrol kadar oksigen yang masuk ke dalam
perairan dapat dilakukan dengan cara melakukan penambahan aerator pada kolam
budidaya atau dengan mengalirkan air pada kolam. Aerator tersebut bertujuan untuk
memperbanyak bidang kontak udara yang masuk dalam air dengan cara memecah
udara sehingga udara menjadi butiran kecil- kecil atau bisa juga dengan
mengalirkan air dengan cara membuat tiruan air terjun yang bertujuan untuk
memperpanjang bidang gesek antar udara dengan air (Pramleonita et al., 2018).

2.4. Pengaruh pH dalam Kelangsungan Hidup Hewan Air Seperti Ikan dan
Keong Mas
Derajat keasaman atau nilai pH mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kehidupan tumbuhan dan hewan perairan sehingga dapat digunakan sebagai
indicator untuk menilai kondisi suatu perairan sebagai lingkungan tempat hidup.
Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air secara umum sekitar antara 7
sampai 8.5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan
menganggu kelangsungan hidup organisme karena hewan air akan mengalami
gangguan pada proses metabolisme dan respirasi. Perubahan pH di atas netral akan

Universitas Sriwijaya
meningkatkan konsentrasi amonia yang (Barus, 2014).

2.5. pH Optimal untuk Kelangsungan Hidup Ikan Nila


Keasaman (pH) yang tidak optimal bagi ikan nila akan berakibat buruk karena
dapat menyebabkan ikan nila stres, mudah terserang penyakit, menurunnya
produktivitas, dan pertumbuhan. Batas toleransi ikan nila terhadap pH mempunyai
bermacam-macam faktor seperti suhu, kadar oksigen terlarut, alkalinitas, adanya
ion, dan kation, serta siklus hidup organisme tersebut. Selain itu, pH memegang
peranan penting dalam bidang perikanan karena berhubungan dengan kemampuan
ikan nila untuk tumbuh dan bereproduksi. Yang dimana pada ikan nila ini yang
berada pada lingkungan pH yang optimum sehingga menyebabkan pertumbuhan
ikan nila menjadi baik pula (Fatkhummubin, 2019).
Permasalahan yang berpengaruh dalam kelangsungan hidup ikan nila
dikatakan sebagai salinitas air. Salinitas merupakan salah satu parameter
lingkungan yang mempengaruhi proses biologi suatu organisme dan secara
langsung akan dapat mempengaruhi kehidupan organisme antara lain
mempengaruhi laju pertumbuhan, jumlah makanan yang dikonsumsi (konversi
makanan) dan kelangsungan hidup (Khairunnisa et al., 2019).

2.6. Dampak Tinggi dan Rendah pH bagi Biota Perairan


Parameter yang digunakan sebagai tolak ukur kualitas air sungai adalah
derajat keasaman (pH). pH adalah keasaman dan digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau tingkat kelembaban suatu larutan. Biasanya, salah satu cara
untuk mengukur pH adalah dengan menggunakan kertas lakmus merah dan biru.
pH yang sangat tinggi dan pH yang sangat rendah menunjukkan bahwa pH tersebut
tidak cukup untuk menopang kehidupan biota di sungai (Pratiwi, 2021).
Kondisi badan air dengan pH asam disebabkan oleh ketersediaan air tawar
yang asam dan kemungkinan curah hujan di daerah tersebut. Tanah dengan pH 6,0-
7,0 umumnya dianggap netral, dan meskipun sebenarnya masih sedikit asam,
namun masih cukup baik bagi bivalvia untuk berkembang. Pada pH tanah di
kawasan mangrove dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
keberadaan bivalvia. Dan juga kerang juga seringkali sangat sensitif terhadap
keasaman tinggi (Erika et al., 2022).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1.Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Januari 2023 pada pukul
10.00 WIB sampai dengan selesai. Bertempat di Laboratorium Biosistematika
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sriwijaya.

3.2. Alat dan Baham


Alat yang digunakan pada praktikum berupa alat tulis, tempat uji (baskom,
ember, dan aquarium) dan lakmus. Sedangkan bahan yang digunakan berupa air,
cuka makan, ikan nila, keong mas, dan NaOH.

3.3.Cara Kerja
Pertama air dimasukkan ke dalam tiap aquarium dengan konsentrasi pH yang
berbeda. Lalu ikan nila dan keong mas tersebut dimasukkan kedalam aquarium
yang sudah diberikan konsentrasi pH. Kemudian diamati perilakunya setiap 10
menit sekali dilakukan selama 30 menit. Terakhir hasil pengamatan dicatat.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai
berikut :
4.1.1.Tabel asil pH asam
Waktu Perilaku Ikan Perilaku Keong
10 menit Insang bergerak Lambat, Keluar dari cangkang
sirip nya diam (pasif),
ikan tidak bergerak
20 menit Ikan nila tidak bergerak, Keong mas mulai memanjat
tubuh ikan nila tegak, ke dinding ember
insang bergerak semakin
lambat
30 menit Operkulum ikan Keong mas memanjat
bergerak semakin lambat semakin tinggi lalu
mengeluarkan antena

4.1.2.Tabel hasil pH basa


Waktu Perilaku Ikan Perilaku Keong
10 menit Operkulum ikan Keong mas tidak ada
mengeluarkan darah, pergerakan sama sekali dan
pergerakan ikan menjadi tidak keluar dari cangkang
agresif, operkulum ikan
berhernti sesaat, posisi
tubuh ikan miring
20 menit Operkulum bergerak Keong mas tidak ada
dengan sangat lambat, pergerakan sekali dan tidak
tubuh ikan semakin keluar dari cangkang
memiring, warna tubuh

Universitas Sriwijaya
pada ikan semakin pucat
dan ikan mengeluarkan
lender dari mulutnya
30 menit Lendir yang dikeluarkan Keong mas tidak ada
dari mulut ikan semakin pergerakan sekali dan tidak
banyak, operkulum keluar dari cangkang
semakin melambat,
posisi ikan tetap miring

4.1.2.Tabel hasil pH Netral


Waktu Perilaku Ikan Perilaku Keong
10 menit Insang bergerak dengan Keong mas tidak keluar dari
cepat, Sirip ikan cangkangnya dan keong diam
bergerak lambat, Posisi (pasif)
tubuh ikan miring
20 menit Ikan nila bergerak Keong mas tidak bergerak
dengan aktif, operkulum dan tidak keluar dari
ikan bergerak netral, cangkang
insang bergerak dengan
cepat
30 menit Posisi ikan tetap miring, Keong mas mengeluarkan
sirip bergerak dengan antenna, badan nya keluar
lambat dari cangkang dan keong mas
berjalan di permukaan ember

Universitas Sriwijaya
4. 2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dengan tiga macam
perlakukan yang berbeda dapat terlihat nyata adanya pengaruh pH terhadap
perilaku ikan nila. Perilaku ikan nila yang berada pada media dengan kondisi air
yang memiliki pH netral tidak mengalami perbedaan mulai dari awal dimasukan ke
dalam air sampai dengan menit ke tiga puluh ikan tetap dalam keadaan normal dan
juga aktif dalam melakukan pergerakan. Menurut Fatkhummubin (2019), oksigen
terlarut merupakan salah satu parameter bagi kehidupan hewan air. Kadar asam
yang itnggi dapat menyebabkan oksigen terlarut mengalami pengurangan di air.
Perubahan konsentrasi oksigen terlarut dapat menimbulkan efek langsung yang
berakibat pada kematian organisme.
Perubahan ikan nila dari gerakan aktif ke pasif merupakan respon stres
terhadap perubahan kondisi lingkungan. Hal ini dikarenakan pH air bukanlah pH
optimum bagi ikan nila. pH memegang peranan penting karena berkaitan dengan
kemampuan untuk tumbuh dan bereproduksi. Menurut Dahril (2017), respon stres
terhadap perubahan kondisi lingkungan ditandai dengan realokasi energi untuk
meningkatkan lokomosi, pengaturan air, dan perbaikan jaringan.
Pertumbuhan ikan nila mencapai optimal pada kualitas air.. Ikan nila akan
tumbuh dan berkembang dengan baik di lingkungan perairan dengan pH yang
optimum. Pertumbuhan ikan nila akan mengalami penurunan jika ikan nila berada
di pH yang rendah. Lingkungan dengan pH rendah sangat asam ataupun pH tinggi
sangat basa dapat membekukan atau membakar kulit ikan secara kimia. Air yang
memiliki pH terlalu asam dan akan membunuh telur ikan, sehingga tidak akan
menetas. Menurut Fatkhummubin (2019), nilai pH yang baik bagi pertumbuhan dan
melakukan reproduksi pada ikan nila adalah berkisar antara 6 sampai 9. Jika pH
tidak berada dalam nilai yang optimum, ikan nila akan mengalami gangguan pada
proses fisiologis di dalam tubuh ikan nila itu sendiri.
Perlakuan ikan nila pada air dengan konsentrasi pH basa menunjukkan
perubahan yang lebih nyata dibandingkan dengan ikan pada air pH asam, dan
pergerakan ikan ke dalam air terlihat jelas pada sepuluh menit pertama.Reaksi
terhadap perubahan konsentrasi bersifat pasif atau bahkan cenderung tidak
bergerak. Sekali dengan posisi ikan terlentang. Menurut Pramleonita et al. (2018),

Universitas Sriwijaya
perubahan pH yang ekstrim dan efek di luar standar referensi menyebabkan
terganggunya proses metabolisme, berkurangnya pertumbuhan dan kerentanan ikan
terhadap penyakit dan stres. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai pH perairan akan
sangat mempengaruhi kelangsungan hidup ikan, terutama ikan yang masih dalam
tahap anakan.
Praktikum pengamatan yang kedua mengenai perilaku keong mas pada
berbagai pH yang berbeda yakni pH asam, basa dan netral didapatkan hasil bahwa
dalam pH asam, keong masih dengan keadaan tenang dengan sedikit perpindahan
dan dalam 20 menit keong memanjat kedinding ember. Kemudian, dalam 30 menit
keong bergerak memanjat dan mengeluarkan antena. Sedangkan, pada pH asam
basa, keong baik dalam 10 menit sampai 30 menit tetap tenang dan diam dan pada
pH asam netral dimenit 10 dan 20 menit masi tetap diam, tetapi dimenit 30 keong
mas mengeluarkan antena.. Menurut Liu et al., (2018), spesies keong mas memiliki
tingkat toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan seperti ketahanan
terhadap suhu yang rendah, toleransi kekeringan, perairan yang tercemar logam
berat dan perubahan pH lingkungan.
Keong mas pada tingkat salinitas rendah hanya berdiam diri ditempat
dikarenakan masih dapat mentolerir kadar garam dan lingkungan, sehingga masih
memiliki proses metabolisme yang normal. Menurut Patahiruddin (2020), mahkluk
hidup akanmenggunakan energi lebih banyak untuk mempertahankan tekanan
osmotif dalam tubuh pada kondisi ekstrim. Hal ini dikarenakan reseptor tubuh
keong mas mengirimkan sinyal jika tidak dapat lagi mentolerir kadar garam,
sehingga tubuh diperintah oleh pusat kendali untuk bergerak keatas.
Pada pH air secara signifikan dapat mempengaruhi fisiologi biota air.
Tingkat pH air dapat menghambat dan mengganggu pertumbuhan normal ikan dan
keong mas yang dibesarkan di dalam air. Mekanisme pengaturan ion dalam
organisme hidup mencari homeostasis dan menjaga kesehatan dengan diaktifkan
oleh perubahan pH air. Menurut Reboucas et al., (2016), asam-basa merupakan
parameter yang dapat mengganggu darah dan cairan tubuh ikan serta metabolisme
vital organisme, seperti konsentrasi glukosa, glikogen, dan asam laktat.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai


berikut
1. Pada suasana asam menyebabkan hambatan fisiologis pada ikan dan keong
2. Suasana basa dapat membuat ikan stres dan menyebabkan kematian, dan keong
akan secara agresif berpindah ke permukaan untuk menghindari lingkungannya.
3. Suasana netral membuat ikan dan keong berperilaku normal.
4. pH rendah akan mempengaruhi ikan, mengakibatkan pertumbuhan lambat dan
ikan rentan terhadap infeksi berbagai bakteri dan parasit.
5. Varietas keong mas memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan
lingkungan seperti perubahan pH lingkungan.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Anastia, A. R. 2019. Pola Osmoregulasi, Faktor Kondisi dan Kematangan Gonad


Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Tambak Desa Pesantren Kecamatan
Ulujami Pemalang. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Diponegoro.

Astria, J., Marsi., dan Fitriani, M. 2013. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan
Ikan Gabus (Channa striata) pada Berbagai Modifikasi pH Media Air Rawa
Yang Diberi Substrat Tanah. Jurnal Akualtur Rawa Indonesia. 1(1): 68.

Ayuniar, L. N. dan Jafron W. H. 2018.Analisis Kualitas Fisika dan Kimia Air di


Kawasan Budidaya Perikanan Kabupaten Majalengka.Jurnal EnviScience.
2(2): 68-74.

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Sungai dan


Danau. Medan : USU.

Dahril, I., Tang, U. M., dan Putra, I. 2017. Pengaruh Salinitas Berbeda Terhadap
Pertumbuhan dan Kelulushidupan Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.).
Jurnak Berkala Perikanan Terubuk. 45(3): 67-68.

Erika, A., Akhrianti, I., dan Hudatwi, M. 2022. Identifikasi Jenis Bivalvia pada
Ekosistem Mangrove di Sekitar Perairan Kota Pangkalpinang. Journal of
Marine Research.11(4): 695-705.

Fatkhummubin, S. 2019. Uji Tepung Azolla (Anabaena azolla) dengan Takaran


yang Berbeda pada Pakan terhadap Performa Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Skripsi. Universitas Muhamadiyah Gresik.

Khairunnisa., Rahmad, S.P dan Baitul, A. 2019. Uji Adaptasi Benih Ikan Nila
Merah (Oreochromis niloticus) Berbagai Ukuran Bobot Yang Dipelihara
Pada Salinitas Air Laut. Media Akuatika. 4(1): 19-24.

Pramleonita, M., Yuliani, N., Arizal, R., dan Wardoyo, S. E. 2018. Parameter Fisika
dan Kimia Air Kolam Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus). Jurnal Sains
Natural Universitas Nusa Bangsa. 8(1) : 25.

Pratiwi, S. S. D. 2021. Analisis Dampak Sumber Air Sungai Akibat Pencemaran


Pabrik Gula dan Pabrik Pembuatan Sosis. Journal of Research and Education
Chemistry. 3(2): 122-122.

Saputra, K., Sutriyono., dan Brata, B. 2018. Populasi dan Distribusi Keong Mas
(Pomacea canaliculata L.) sebagai Sumber Pakan Ternak pada Ekosistem
Persawahan di Kota Bengkulu. Jurnal Sains Peternakan Indonesia. 13(2): 89-
190.

Universitas Sriwijaya
Shafry, M.F., Yuniar, I dan Nuhman. 2022. Pengaruh Perbedaan Salinitas Terhadap
Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila Merah
(Oreochromis sp.). Jurnal Perikanan Dan Ilmu Kelautan. 4(1):19-27.

Yanti, N. D. 2016. Penilaian Kondisi Keasaman Perairan Pesisir dan Laut


Kabupaten Pangkajene Kepulauan Pada Musim Perlalihan 1. Skripsi.
Universitas Hasanuddin Makassar.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

10 menit ke-1 (Netral) 10 menit ke-2 (Netral)

10 menit ke-1 (Netral) 10 menit ke-1 (Asam)

10 menit ke-2 (asam) 10 menit ke-3 (asam)

10 menit ke-2 (basa)


10 menit ke-1 (basa)

Universitas Sriwijaya
10 menit ke-3 (basa) Pomacea canaliculata

Kertas Lakmus NaOH

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023)

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai