YANG BERBEDA
LAPORAN
OLEH
SARA R. RUMAHENGA
2015-65-044
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2022
LEMBAR PENGESAHAN
TEKNIK PENGUKURAN KUALITAS AIR PADA WADAH BUDIDAYA AIR TAWAR DAN
AIR LAUT DENGAN WAKTU YANG BERBEDA
LAPORAN
Oleh :
SARA R. RUMAHENGA
2015-65-044
Menyetujui
Mengetahui
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga diharapkan ada saran dan masukkan yang bersifat membangun dari semua pihak
demi penyempurnaan penulisan laporan ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan komponen utama yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
organisme dimuka bumi. Hal ini disebabkan semua reaksi biologis yang terjadi
berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup berlangsung di medium air. Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya air. Sebagian besar
ikan sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan, sehingga kualitas dari air yang
digunakan sebagai habitatnya sangat penting. Kualitas air diartikan sebagai kesesuaian
air untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan (Ahmad, 2004).
Faktor kulaitas air merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menjadi
penentu dalam keberhasilan kegiatan budidaya perairan, dimana cultivan (organism
budidaya) mencapai pertumbahan dan sintasan optimal apabila keadaan parameter fisik,
kimia, dan biologi mendukung kehidupannya (Nybakken, 1998). Beberapa parameter
fisika- kimia yang sering menjadi faktor pembatas (limiting faktor) dalam unit kegiatan
budidaya, termasuk kegiatan pembenihan, antara lain ; suhu, pH, oksigen terlarut,
salinitas, nitrat, dan Fosfat.
Kualitas air yang baik merupakan sarat mutlak berlangsungnya budidaya untuk
menghasilkan produktivitas yang tinggi. Dilihat dari segi fisika, kimia dan biologi, air
mempunyai beberapa fungsi dalam menunjang kehidupan ikan dan udang serta pakan
alaminya yaitu Dari segi fisika air merupakan tempat hidup dan menyediakan ruang
gerak bagi ikan atau udang, dari segi kimia sebagai pembawa unsur-unsur hara, vitamin
maupun gas-gas terlarut lainnya, dari segi biologi merupakan media yang baik untuk
kegiatan biologis serta pembentukan dan penguraian bahan organik.
Parameter Fisika dan Kimia sangat berpengaruh untuk kelangsungan hidup ikan,
salah satu parameter yang dilihat secara fisika adalah warna, suhu, dan kecerahan.
Parameter kimia yang dilihat antara lain pH, dissolved oxygen/oksigen terlarut (DO),
kesadahan (Hardness), karbondioksida (CO2), dan Ammonia untuk parameter kimia.
Rendahnya kualitas air dapat menyebabkan kematian bagi cultivan sekaligus dapat
mendatangkan kerugian usaha budidaya,meskipun beberapa biota peliharaan memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya (bergantung pada fase hidup dan
jenis biotanya).
Tujuan dari praktek kerja lapang ini yaitu untuk mengetahui kualitas air pada system
budidaya yang berbeda yang ditinjau dari sifat fisika dan kimianya dengan waktu
pengambilan sampel yag berbeda yaitu pada pukul 08.00, 12,00 dan 16.00 WIT.
Manajemen kualitas air sangat berpengaruh pada pertumbuhan ikan yang akan
dibudidaya, baik budidaya ikan di kolam atau di tambak. Manajemen kualitas air yang tidak
baik di kolam budidaya ikan akan menyebabkan mortalitas. Untuk menghindari mortalitas
pada kolam budidaya, maka dilakukan pengukuran dan pemeriksaan rutin pada kolam
budidaya.
Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan diuji berdasarkan parameter
parameter tertentu berdasarkan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Kepmen Negara
Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003) Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter
kualitas air.
Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut.
Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisika dan biologi atau uji kenampakan (bau dan
warna pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga ter&apai kualitas air
yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi
alamiahnya. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu parameter fisika
parameter kimia dan parameter biologi ada beberapa syarat utama kualitas air bagi kehidupan
biota air seperti kadar amonia dan nitrit rendah bersih se&ara kimia memiliki ph kesahadah
dan temperatur yang sesuai rehdah kadar &emaran organik dan satabil. Pengukuran kualitas
air dapat dilakukan dengan dua &ara$ yaitu pengukuran kualitas air dengan parameter fisika
dan kimia
a. Suhu
Suhu sangat berpengaruh terhadap proses-proses yang terjadidalam badan air.
Suhu air buangan kebanyakan lebih tinggi daripada suhu badan air. Hal ini erat
hubungannya dengan proses biodegradasi. Pengamatan suhu dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi perairan dan interaksi antara suhu dengan aspek kesehatan
habitat dan biota air lainnya (Effendi, 2003)
Kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut (1.
jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun (2. kecepatan reaksi kimia
meningkat (3. kehidupan ikan dan he%an airlainnya terganggu (4. jika batas suhu
yang mematikan terlampaui maka ikan dan hewan air lainnya akan mati.
Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi dapat menyebabkan
gangguan status kesehatan untuk jangka waktu Panjang misalnya stres yang
ditandai dengan tubuh lemah kurus dan tingkahlaku abnormal. Pada suhu rendah
akibat yang ditimbulkan antara laini kan menjadi lebih rentan terhadap infeksi
fungi dan bakteri pathogen akibat melemahnya sistem imun.
Kordi (2010) menyatakan suhu yang baik untuk kehidupan biota air adalah
berkisar antar 23-32 0C.
b. Salinitas
Salinitas dapat didefinisikan sebagai total konsentrasi ion-ion terlarut dalam
air yang dinyatakan dalam satuan permil (o/oo) atau ppt (part per thousand) atau
gram / liter. Salinitas disusun atas tujuh ion utama, yaitu sodium, potasium,
kalium, magnesium, chlorida, sulfat, bikarbonat. Zat zat lain di dalam air tidak
terlalu berpengaruh terhadap salinitas, tetapi zat zat tersebut juga penting untuk
keperluan ekologis yang lain.
Nilai salinitas air untuk perairan tawar berkisar antara 0–5 ppt, perairan payau
biasanya berkisar antara 6–29 ppt, dan perairan laut berkisar antara 30–40 ppt .
Berdasarkan toleransinya terhadap salinitas, maka udang vannamei termasuk ke
dalam golongan euryhaline laut, yaitu hewan laut yang mampu hidup pada
kisaran salinitas yang tinggi yaitu antara 2 – 40 ppt. Di beberapa tempat, udang
vannamei ditemukan masih mampu hidup pada salinitas 40 permil, namun
terbukti mengalami pertumbuhan yang lambat. Jika nilai salinitas terlalu tinggi,
konversi rasio pakan akan semakin tinggi sehingga sirkulasi air secara kontinyu
sangat diperlukan (Syaripudin. 2008.).
Salinitas pada perairan mempengaruhi keseimbangan osmoregulasi tubuh
dengan proses energetik yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan.
Organisme perairan harus mengeluarkan energi yang besar untuk menyesuaikan
diri dengan salinitas yang jauh dibawah atau diatas normal bagi hidupnya.
a. pH
pH merupakan suatu indeks konsentrasi ion hidrogen danmempunyai
pengaruh yang besar terhadap kehidupan organisme perairan sehingga dapat
dipergunakan sebagai petunjuk baik buruknya suatu perairan sebagai
lingkungan hidup. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pHmeter
organisme akuatik dapat hidup dalam perairan yang mempunyai nilai pH
dengan kisaran toleransi antara basa lemah dan basa lemah. Kondisi pH yang
baik bagi pertumbuhan biota air adalah berkisar antar 3-9.
Kebanyakan ikan budidaya lebih suka hidup diperairan dengan tingkat
keasaman netral khususnya dalam lingkup pH 6,5-7.5 dan suhu 24oC-28oC.
Air budidaya ikan dengan tingkat kaustik yang tinggi akan berbahaya bagi
ikan, karena pada umumnya akan menimbulkan penyakit. Ketika pH air
berada dibawah 7, bahkan dengan pH < 4 air akan sangat berbahaya bagi
kehidupan ikan
b. Oksigen terlarut
DO atau Dissolved Oxygen memegang peranan yang sangat penting
bagi mahluk hidup. Bagi hewan yang hidup di air, pemenuhan kebutuhan
oksigen dipenuhi dari oksigen yang terlarut dalam air, maupun langsung dari
udara seperti yang dilakukan pada beberapa jenis hewan tertentu (seperti lele).
Ikan dan udang membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi untuk
beraktivitas, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Jumlah oksigen yang
terlarut dalam air dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/bagian per
sejuta). Besarnya DO optimal untuk budidaya adalah 4 – 7,5 ppm, yang sesuai
dengan kebutuhan udang/ikan.
Sumber DO air berasal dari udara bebas melalui proses difusi dan dari
proses fotosintesis tumbuhan yang ada didalam air. Besar-kecilnya DO
ditentukan oleh temperatur air dan udara, tekanan barometrik udara, jumlah
tumbuhan air baik yang berupa tumbuhan besar maupun dalam bentuk
phytoplankton, kadar mineral dan Biological Oxygen Demand (BOD). Kadar
oksigen yang terlarut dalam air dapat diukur dengan alat yang disebut DO
Meter.
BAB II
METODOLOGI
NO DAFTAR KEGUNAAN
A Alat :
DO meter Mengukur DO
pH meter Mengukur pH
B Bahan :
Tabel IV. 1. Data Pengukuran Kualitas Air Pada Wadah Budidaya Air Tawar
Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa data kualitas air pada wadah budidaya air
tawar mengalami perbedaan yang signifikan dikaitkan dengan waktu pengukuran. Untuk pH
air pada pengukuran pukul 08.00 WIT sebesar 8.75 kemudian mengalami penurunan pada
pukul 12.00 yakni sebesar 8.56 dan peningkatan sebesar 8.66 pada pukul 16.00 WIT. Oksigen
terlalrut juga mengalami perubahan seiring waktu pengukuran dimana pada pukul 08.00
sebesar 2.5 mg/L turun pada pukul 12.00 sebesar 1.9 mg/L dan naik sebesar 2.1 mg/L pada
pukul 16.00 WIT. Untuk hasil pengukuran suhu tentunya berbeda antara waktu pagi, siang
dan petang yakni pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIT. Suhu dipagi hari lebih rendah
dibandingkan siang hari dan sore hari, dari tabel diatas suhu tertinggi didapatkan pada
pengukuran pukul 12.00 WIT yakni sebesar 31.2 oC diikuti 28.4 oC pada pukul 16.00 dan 28.1
o
C pada pukul 08.00 WIT.
Tabel IV. 2. Data Pengukuran Kualitas Air Pada Wadah Budidaya Air Laut
Hasil tabel IV.2 menunjukan pola yang sama dengan tabel sebelumnya, dimana waktu
pengukuran memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kualitas air pada wadah
pemeliharaan. Untuk data pH tertinggi dijumpai pada waktu pengukuran 08.00 yakni sebesar
9.41 dan terendah pada pukul 12.00 WIT dengan pH sebesar 7.75. Suhu tertinggi ada pada
pengukuran pukul 12.00 dan terendah pada pukul 08.00 WIT yakni 31.1 oC dan 28.4 oC.
Kadar oksigen terlarut tertinggi ada pada pengukuran pukul 08.00 WIT dan terendah pada
pukul 12.00 WIT. Salinitas tentunya juga menunjukan kadar yang berbeda dipengaruhi waktu
pengukuran, untuk salinitas tertinggi ada pada pengukuran di waktu 12.00 WIT diikuti pukul
16.00 dan 08.00 WIT yakni sebesar 30 ppt, 25 ppt dan 20 ppt.
DAFTAR PUSTAKA
Trewavas, F. (1986). Taxonomi and Speciation. In R.S.V. Dullin and R.H. Low Mc.Connell
(Eds.), The Biology and Culture of Tilapias. ICLARM Converence, Mamalia.
Syaripudin. 2008. Pendederan dan Teknik Adaptasi Ikan Nila ke Air Payau. Balai Budidaya
Air Payau Ujung Batee-NAD. Departemen Kelautan dan Perikanan
DAFTAR LAMPIRAN