Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI

PENGOLAHAN DATA KUALITAS AIR TANAH

MINGGU KE-3

Asisten Praktikum :

1. Reza Dava Fadila (191150010)


2. Rionanda Rubiansyah (191150051)
3. Muhammad Wildan Arrosyid (120150037)
4. David Parulian Hutauruk (120150071)
5. Irfan Arif (120150105)

Disusun Oleh :
Daniel Owen Sinaga (121150016)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK MANUFAKTUR KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
OBSERVASI SUNGAI DAN VALIDASI SUNGAI
DUSUN WAY GALIH LIMA A
Daniel Owen Sinaga

Institut Teknologi Sumatera

daniel.121150016@student.itera.ac.id

Abstrak
Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan
manusia dan mahluk hidup lainnya serta sebagai modal dasar dalam pembangunan. Dengan
perannya yang sangat penting, air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/komponen
lainnya. Air dibutuhkan oleh organ tubuh manusia untuk melangsungkan metabolisme, sistem
asimilasi, menjaga keseimbangan cairan tubuh, memperlancar proses pencernaan, melarutkan
dan membuang racun dari ginjal. Air yang cukup dan layak masuk ke dalam tubuh akan
membantu berlangsungnya fungsi tersebut dengan sempurna. Salah satu air yang
dimanfaatkan oleh manusia adalah waduk. Air waduk merupakan bagian dari sumber air
permukaan. Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat melakukan pengukuran
parameter, serta untuk menentukan kualitas air tanah. Metode yang digunakan dalam praktikum
kali ini adalah pengukuran dengan menggunakan data yang sudah ada dibagikan ke praktikan,
dan dibuka dalam Microsoft excel dengan membuat grafik perbandingan parameter kualitas air
dengan nilai baku mutu terhadap parameter kualitas air tersebut. Kesimpulan dari praktikum kali
ini adalah: Pengukuran parameter air tanah adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menentukan kualitas air tanah. Parameter air tanah yang umum diukur adalah zat padat terlarut
(TDS), suhu, pH, dan konduktivitas listrik (EC). Nilai parameter air tanah yang melebihi baku
mutu dapat berdampak negatif terhadap kualitas air. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-
upaya untuk menjaga kualitas air tanah, termasuk pengendalian pencemaran air tanah.
Kata Kunci : Air, Baku, Kualitas, Mutu, Nilai.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan
mahluk hidup lainnya serta sebagai modal dasar dalam pembangunan. Dengan perannya yang sangat
penting, air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya. Air dibutuhkan oleh
organ tubuh manusia untuk melangsungkan metabolisme, sistem asimilasi, menjaga keseimbangan
cairan tubuh, memperlancar proses pencernaan, melarutkan dan membuang racun dari ginjal. Air yang
cukup dan layak masuk ke dalam tubuh akan membantu berlangsungnya fungsi tersebut dengan
sempurna. Salah satu air yang dimanfaatkan oleh manusia adalah waduk. Air waduk merupakan bagian
dari sumber air permukaan. Air waduk dikatakan layak untuk dikonsumsi sebagai air baku mutu bila
memenuhi persyaratan kualitas air. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air
yangdikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda
dari suatu kegiatan ke kegiatan lain. Air (badan air) merupakan suatu kebutuhan pokok bagi makhluk
hidup agar dapat melangsungkan kehidupannya. Air sangatlah diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
dan keberlangsungan hidup manusia. Manusia akan membutuhkan kualitas air yang dapat dipakai, Bagi
manusia air diperlukan untuk sumber air (minum, mandi, mencuci, pengairan dalam bidang pertanian,
perikanan, pariwisata, dan lain-lain. Selain itu, air juga sangat diperlukan dalam kegiatan industri dan
pengembangan teknologi untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidup manusia. Namun dibalik
manfaat-manfaat tersebut, aktivitas manusia dibidang pertanian, industri dan kegiatan rumah dapat dan
telah terbukti menyebabkan menurunnya kualitas air. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau
kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian, kualitas air
akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh : kualitas air untuk keperluan irigasi
berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Kualitas air secara umum mengacu pada
kandungan polutan yang terkandung dalam air dan kaitannya untuk menunjang kehidupan ekosistem dan
kehidupan yang ada di dalamnya.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat melakukan pengukuran parameter, serta untuk
menentukan kualitas air tanah.
1.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah pengukuran dengan menggunakan data yang
sudah ada dibagikan ke praktikan, dan dibuka dalam Microsoft excel dengan membuat grafik
perbandingan parameter kualitas air dengan nilai baku mutu terhadap parameter kualitas air tersebut.
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat di dalam pori-pori atau celah-celah batuan atau tanah di bawah
permukaan tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah dan kemudian disimpan
di dalam pori-pori atau celah-celah batuan atau tanah. Air tanah dapat diambil melalui sumur atau sumber
air tanah lainnya. Air tanah memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya,
seperti sebagai sumber air untuk keperluan domestik, pertanian, dan industri. Selain itu, air tanah juga
berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan hidup. Pemahaman tentang air tanah
penting dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan karena dapat memberikan informasi
tentang kondisi air tanah dan kemungkinan adanya penurunan kualitas air tanah akibat aktivitas manusia.
(Pangestu, B.A., Asmaranto, R., & Yuliani, E. 2022).
1.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Air Tanah
Secara kuantitas airtanah di bumi sangat melimpah, namun kualitasnya relatif menurun. Air yang
dikonsumsi manusia sehari-hari harus memenuhi standar kualitas kesehatan menurut WHO dan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes). Tipe dan kadar air tanah dipengaruhi oleh asal air
tanah, gerakan dan lingkungan. Pada umumnya air tanah mempunyai konsentrasi zat terlarut yang lebih
tinggi dari air permukaan, sebagai akibat banyaknya dijumpai material yang mudah larut pada lapisan
(formasi) geologi. Faktor yang mempengaruhi kualitas airtanah, antara lain adalah:
a. Asal air tanah :
1. Batuan volkanik, yang mengandung Fe,S
2. Batuan karbonat, yang mengandung Ca
b. Gerakan/aliran
c. Lingkungan :
1. Macam tanah
2. Batuan
Kualitas air tanah dipandang sebagai sistem yang terdiri dari 3 komponen atau sub sistem:
1. Material yang dilewati airtanah(macam tanah atau batuan), tergantung pada pola atau pori, komposisi
kimia, dan keisotropisan.
2. Aliran, yang meliputi aliran laminer, turbulen, konveksi, dispersi, dan difusi.
3.Perubahan secara fisik, kimia dan biologi.
Perubahan kualitas airtanah tergantung pada:
1. Densitas
2. Lokasi
3. Ruang dan waktu
4. Ragam pengaliran
5. Perubahan proses fisik, kimia dan biologis. (Cendikia, M.R., & Mayasari, E.D. 2022).
1.4.3 Parameter Air Tanah
Parameter air tanah adalah karakteristik air tanah yang dapat digunakan untuk menilai kualitas air tanah
dan potensinya sebagai sumber air minum atau air irigasi. Parameter air tanah dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu parameter fisika dan kimia.
a. Parameter fisika air tanah
Parameter fisika air tanah meliputi:
1. Suhu: Suhu air tanah mempengaruhi proses kimia dan biologi yang terjadi di dalam air tanah.
2. Kekeruhan: Kekeruhan air tanah disebabkan oleh adanya partikel-partikel tersuspensi di dalam air
tanah.
3. Warna: Warna air tanah disebabkan oleh adanya senyawa-senyawa terlarut di dalam air tanah,
seperti zat besi, mangan, dan senyawa organik.
4. Bau: Bau air tanah disebabkan oleh adanya gas-gas terlarut di dalam air tanah, seperti hidrogen
sulfida dan amonia.
5. Rasa: Rasa air tanah disebabkan oleh adanya mineral-mineral terlarut di dalam air tanah, seperti
garam dan natrium.
b. Parameter kimia air tanah
Parameter kimia air tanah meliputi:
1. pH: pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan air tanah.
2. Kesadahan: Kesadahan air tanah disebabkan oleh adanya ion-ion kalsium dan magnesium terlarut
di dalam air tanah.
3. Klorida: Klorida merupakan ion yang paling umum ditemukan di dalam air tanah.
4. Sulfat: Sulfat merupakan ion yang dapat menyebabkan rasa tidak enak pada air tanah.
5. Nitrat: Nitrat merupakan ion yang dapat menyebabkan masalah kesehatan jika dikonsumsi dalam
jumlah yang berlebihan.
6. Besi: Besi merupakan ion yang dapat menyebabkan warna keruh dan bau tidak enak pada air
tanah.
7. Mangan: Mangan merupakan ion yang dapat menyebabkan warna keruh dan bau tidak enak pada
air tanah.
8. Fluorida: Fluorida merupakan ion yang dapat menyebabkan masalah gigi jika dikonsumsi dalam
jumlah yang berlebihan.
Parameter air tanah yang diuji dan standar mutunya tergantung pada peruntukan air tanah. Misalnya,
untuk air minum, parameter yang diuji adalah parameter fisika dan kimia yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia. Sedangkan untuk air irigasi, parameter yang diuji adalah parameter fisika dan kimia
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Dengan memahami parameter air tanah, maka dapat
menilai kualitas air tanah dan potensinya sebagai sumber air minum atau air irigasi. (Permana, A.P. 2019).
1.4.4 Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya bahan pencemar ke dalam air sehingga kualitas
air turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai sumber, antara lain:
a. Aktivitas rumah tangga: Sampah rumah tangga, seperti deterjen, limbah dapur, dan limbah toilet,
dapat mencemari air sungai, danau, dan air tanah.
b. Aktivitas industri: Limbah industri, seperti limbah cair, limbah gas, dan limbah padat, dapat
mencemari air sungai, danau, dan air tanah.
c. Aktivitas pertanian: Penggunaan pestisida dan pupuk kimia dapat mencemari air sungai, danau,
dan air tanah.
d. Aktivitas pertambangan: Limbah pertambangan, seperti lumpur, tanah, dan air asam tambang,
dapat mencemari air sungai, danau, dan air tanah.
Pencemaran air dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain:
a. Kematian biota air: Pencemaran air dapat menyebabkan kematian biota air, seperti ikan, tumbuhan
air, dan hewan air lainnya.
b. Penyakit pada manusia: Pencemaran air dapat menyebabkan penyakit pada manusia, seperti
diare, kolera, dan tipus.
c. Kerusakan ekosistem: Pencemaran air dapat merusak ekosistem perairan, seperti sungai, danau,
dan laut.
Untuk mencegah pencemaran air, diperlukan upaya-upaya, antara lain:
a. Pengelolaan limbah: Limbah rumah tangga, industri, pertanian, dan pertambangan harus dikelola
dengan baik agar tidak mencemari air.
b. Pendidikan dan sosialisasi: Masyarakat perlu dididik dan disosialisasikan tentang pentingnya
menjaga kualitas air.
c. Hukum dan peraturan: Pemerintah perlu membuat hukum dan peraturan yang tegas untuk
mencegah pencemaran air.
Pencemaran air merupakan masalah serius yang harus ditangani dengan serius. Pencemaran air dapat
berdampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya
untuk mencegah pencemaran air agar kualitas air tetap terjaga. (Gufran, M., & Mawardi, M.C. 2019).
1.4.5 Pemanfaatan Air Tanah
Pemanfaatan air tanah adalah penggunaan air tanah untuk berbagai keperluan, seperti air minum, air
irigasi, dan air industri. Air tanah merupakan sumber air yang penting bagi kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya.
a. Manfaat Air Tanah
Air tanah memiliki berbagai manfaat, antara lain:
1. Air minum: Air tanah merupakan sumber air minum yang paling banyak digunakan di dunia. Air
tanah memiliki kualitas yang baik dan relatif bebas dari polusi.
2. Air irigasi: Air tanah merupakan sumber air irigasi yang penting untuk pertanian. Air tanah dapat
digunakan untuk mengairi tanaman di lahan yang tidak memiliki sumber air permukaan.
3. Air industri: Air tanah merupakan sumber air industri yang penting untuk berbagai proses produksi.
Air tanah dapat digunakan untuk mendinginkan mesin, mencuci bahan baku, dan proses produksi
lainnya.
b. Potensi Air Tanah di Indonesia
Indonesia memiliki potensi air tanah yang besar. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, potensi air tanah di Indonesia mencapai 250 miliar meter kubik per tahun.
c. Pemanfaatan Air Tanah di Indonesia
Air tanah dimanfaatkan di Indonesia untuk berbagai keperluan, antara lain:
1. Air minum: Air tanah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat.
2. Air irigasi: Air tanah dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian.
3. Air industri: Air tanah dimanfaatkan untuk berbagai proses produksi industri.
e. Pencegahan Pencemaran Air Tanah
Pencegahan pencemaran air tanah penting dilakukan untuk menjaga kualitas air tanah. Pencemaran air
tanah dapat disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia, seperti:
1. Aktivitas rumah tangga: Sampah rumah tangga, seperti deterjen, limbah dapur, dan limbah toilet,
dapat mencemari air tanah.
2. Aktivitas industri: Limbah industri, seperti limbah cair, limbah gas, dan limbah padat, dapat
mencemari air tanah.
3. Aktivitas pertanian: Penggunaan pestisida dan pupuk kimia dapat mencemari air tanah.
4. Aktivitas pertambangan: Limbah pertambangan, seperti lumpur, tanah, dan air asam tambang,
dapat mencemari air tanah.
Upaya-upaya pencegahan pencemaran air tanah antara lain:
1. Pengelolaan limbah: Limbah rumah tangga, industri, pertanian, dan pertambangan harus dikelola
dengan baik agar tidak mencemari air tanah.
2. Pendidikan dan sosialisasi: Masyarakat perlu dididik dan disosialisasikan tentang pentingnya
menjaga kualitas air tanah.
3. Hukum dan peraturan: Pemerintah perlu membuat hukum dan peraturan yang tegas untuk
mencegah pencemaran air tanah.
Pemanfaatan air tanah yang bijak dan berkelanjutan penting dilakukan untuk menjaga ketersediaan air
tanah untuk masa depan. (Permana, P. 2019).
2. PEMBAHASAN
2.1 Parameter Zat Padat Terlarut (TDS)

TDS (mg/L)
1200

1000

800

600

400

200

0
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13

TDS (ppm) Baku Mutu

Grafik tersebut menunjukkan hasil pengukuran parameter zat padat terlarut (TDS) pada air tanah di
beberapa lokasi di Indonesia. Grafik tersebut memiliki dua sumbu, yaitu sumbu x untuk menunjukkan
bulan pengambilan sampel dan sumbu y untuk menunjukkan nilai TDS dalam miligram per liter (mg/L).
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa nilai TDS pada air tanah bervariasi tergantung pada lokasi
pengambilan sampel. Nilai TDS tertinggi ditemukan di lokasi yang dekat dengan aktivitas industri dan
pertanian. Hal ini karena aktivitas industri dan pertanian dapat menghasilkan limbah yang mengandung
zat padat terlarut, seperti mineral, logam berat, dan bahan organik. Baku mutu TDS untuk air tanah di
Indonesia adalah 2000 mg/L untuk air minum dan 100 mg/L untuk air irigasi. Dari grafik tersebut dapat
dilihat bahwa sebagian besar nilai TDS pada air tanah di masih memenuhi baku mutu. Namun, terdapat
beberapa lokasi yang memiliki nilai TDS melebihi baku mutu, terutama untuk air minum. Nilai TDS yang
tinggi pada air tanah dapat berdampak negatif terhadap kualitas air. Nilai TDS yang tinggi dapat
menyebabkan air menjadi keruh, berbau, dan tidak enak untuk dikonsumsi. Selain itu, nilai TDS yang
tinggi juga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pada air irigasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya-upaya untuk menjaga kualitas air tanah, termasuk pengendalian pencemaran air tanah. Upaya-
upaya yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pengelolaan limbah industri dan pertanian secara baik
2. Pendidikan dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kualitas air tanah
3. Hukum dan peraturan yang tegas untuk mencegah pencemaran air tanah
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan grafik parameter TDS dengan
baku mutu:
1. Periode pengukuran: Grafik tersebut menunjukkan hasil pengukuran parameter TDS selama 12
bulan. Periode pengukuran yang lebih lama dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang
kualitas air tanah di suatu lokasi.
2. Metode pengukuran: Metode pengukuran yang digunakan dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
Metode pengukuran yang standar akan menghasilkan hasil pengukuran yang lebih akurat.
3. Kualitas sampel: Kualitas sampel yang baik akan menghasilkan hasil pengukuran yang lebih akurat.
Sampel air tanah yang diambil harus bersih dan bebas dari kontaminasi.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka dapat diperoleh gambaran yang lebih akurat tentang
kualitas air tanah di suatu lokasi.
2.2 Parameter Suhu (℃)

Suhu (°C)
35
30
25
20
Suhu (oC)
15
Baku Mutu
10
5
0
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13
.
Grafik tersebut menunjukkan hasil pengukuran parameter suhu pada air tanah di beberapa lokasi. Grafik
tersebut memiliki dua sumbu, yaitu sumbu x untuk menunjukkan bulan pengambilan sampel dan sumbu
y untuk menunjukkan nilai suhu dalam derajat Celcius (°C). Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa nilai
suhu pada air tanah di Indonesia bervariasi tergantung pada lokasi pengambilan sampel. Nilai suhu
tertinggi ditemukan di lokasi yang dekat dengan aktivitas vulkanik. Hal ini karena aktivitas vulkanik dapat
menghasilkan panas yang dapat meningkatkan suhu air tanah. Baku mutu suhu untuk air tanah di
Indonesia adalah 25°C untuk air minum dan 28°C untuk air irigasi. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa
sebagian besar nilai suhu pada air tanah di Indonesia masih memenuhi baku mutu. Namun, terdapat
beberapa lokasi yang memiliki nilai suhu melebihi baku mutu, terutama untuk air minum. Nilai suhu yang
tinggi pada air tanah dapat berdampak negatif terhadap kualitas air. Nilai suhu yang tinggi dapat
menyebabkan air menjadi tidak enak untuk dikonsumsi. Selain itu, nilai suhu yang tinggi juga dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman pada air irigasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk
menjaga kualitas air tanah, termasuk pengendalian pencemaran air tanah. Upaya-upaya yang dapat
dilakukan antara lain:
1. Pengelolaan aktivitas vulkanik
2. Pendidikan dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kualitas air tanah
3. Hukum dan peraturan yang tegas untuk mencegah pencemaran air tanah
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan grafik parameter suhu dengan
baku mutu:
1. Periode pengukuran: Grafik tersebut menunjukkan hasil pengukuran parameter suhu selama 12
bulan. Periode pengukuran yang lebih lama dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap
tentang kualitas air tanah di suatu lokasi.
2. Metode pengukuran: Metode pengukuran yang digunakan dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
Metode pengukuran yang standar akan menghasilkan hasil pengukuran yang lebih akurat.
3. Kualitas sampel: Kualitas sampel yang baik akan menghasilkan hasil pengukuran yang lebih
akurat. Sampel air tanah yang diambil harus bersih dan bebas dari kontaminasi.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka dapat diperoleh gambaran yang lebih akurat tentang
kualitas air tanah di suatu lokasi.
Kesimpulan
Dari pembahasan grafik parameter suhu dengan baku mutu, dapat disimpulkan bahwa:
1. Nilai suhu pada air tanah di Indonesia bervariasi tergantung pada lokasi pengambilan sampel.
2. Nilai suhu tertinggi ditemukan di lokasi yang dekat dengan aktivitas vulkanik.
3. Sebagian besar nilai suhu pada air tanah di Indonesia masih memenuhi baku mutu.
4. Nilai suhu yang tinggi pada air tanah dapat berdampak negatif terhadap kualitas air.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga kualitas air tanah, termasuk pengendalian
pencemaran air tanah.
2.3 Parameter Ph
Ph
9
8
7
6
5 Ph
4 Baku Mutu
3 Baku Mutu
2
1
0
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13

Grafik tersebut menunjukkan hasil pengukuran parameter pH pada air tanah di beberapa lokasi. Grafik
tersebut memiliki dua sumbu, yaitu sumbu x untuk menunjukkan bulan pengambilan sampel dan sumbu
y untuk menunjukkan nilai pH.Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa nilai pH pada air tanah di Indonesia
bervariasi tergantung pada lokasi pengambilan sampel. Nilai pH tertinggi ditemukan di lokasi yang dekat
dengan aktivitas industri dan pertanian. Hal ini karena aktivitas industri dan pertanian dapat menghasilkan
limbah yang mengandung asam atau basa, yang dapat mempengaruhi pH air tanah. Baku mutu pH untuk
air tanah adalah 6,5-8,5 untuk air minum dan 6,5-8,5 untuk air irigasi. Dari grafik tersebut dapat dilihat
bahwa sebagian besar nilai pH pada air tanah di Indonesia masih memenuhi baku mutu. Namun, terdapat
beberapa lokasi yang memiliki nilai pH di luar baku mutu, terutama untuk air minum. Nilai pH yang rendah
pada air tanah dapat berdampak negatif terhadap kualitas air. Nilai pH yang rendah dapat menyebabkan
air menjadi asam, yang dapat merusak jaringan tubuh manusia. Selain itu, nilai pH yang rendah juga
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pada air irigasi. Nilai pH yang tinggi pada air tanah juga dapat
berdampak negatif terhadap kualitas air. Nilai pH yang tinggi dapat menyebabkan air menjadi basa, yang
dapat merusak jaringan tubuh manusia. Selain itu, nilai pH yang tinggi juga dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman pada air irigasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga
kualitas air tanah, termasuk pengendalian pencemaran air tanah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan
antara lain:
1. Pengelolaan limbah industri dan pertanian secara baik
2. Pendidikan dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kualitas air tanah
3. Hukum dan peraturan yang tegas untuk mencegah pencemaran air tanah
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan grafik parameter pH dengan
baku mutu:
1. Periode pengukuran: Grafik tersebut menunjukkan hasil pengukuran parameter pH selama 12 bulan.
Periode pengukuran yang lebih lama dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang
kualitas air tanah di suatu lokasi.
2. Metode pengukuran: Metode pengukuran yang digunakan dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
Metode pengukuran yang standar akan menghasilkan hasil pengukuran yang lebih akurat.
3. Kualitas sampel: Kualitas sampel yang baik akan menghasilkan hasil pengukuran yang lebih akurat.
Sampel air tanah yang diambil harus bersih dan bebas dari kontaminasi.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka dapat diperoleh gambaran yang lebih akurat tentang
kualitas air tanah di suatu lokasi. Dari pembahasan grafik parameter pH dengan baku mutu, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Nilai pH pada air tanah di Indonesia bervariasi tergantung pada lokasi pengambilan sampel.
2. Nilai pH tertinggi ditemukan di lokasi yang dekat dengan aktivitas industri dan pertanian.
3. Sebagian besar nilai pH pada air tanah di Indonesia masih memenuhi baku mutu.
4. Nilai pH yang rendah atau tinggi pada air tanah dapat berdampak negatif terhadap kualitas air.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga kualitas air tanah, termasuk pengendalian
pencemaran air tanah. Grafik tersebut menunjukkan bahwa nilai pH air tanah pada umumnya memenuhi
baku mutu. Namun, terdapat beberapa lokasi yang memiliki nilai pH di luar baku mutu, terutama untuk air
minum. Nilai pH yang rendah pada air tanah dapat menyebabkan air menjadi asam, yang dapat merusak
jaringan tubuh manusia. Selain itu, nilai pH yang rendah juga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
pada air irigasi. Nilai pH yang tinggi pada air tanah juga dapat berdampak negatif terhadap kualitas air.
Nilai pH yang tinggi dapat menyebabkan air menjadi basa, yang dapat merusak jaringan tubuh manusia.
Selain itu, nilai pH yang tinggi juga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pada air irigasi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga kualitas air tanah, termasuk pengendalian
pencemaran air tanah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pengelolaan limbah industri dan pertanian secara baik
2. Pendidikan dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kualitas air tanah
3. Hukum dan peraturan yang tegas untuk mencegah pencemaran air tanah
2.4 Parameter Electric Conductivity (EC)

Electric Conductivity (EC) (us/ cm)


1400
1200
1000
800
EC (Us/cm)
600
Baku Mutu
400
200
0
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13

Grafik tersebut menunjukkan hasil pengukuran parameter electric conductivity (EC) pada air tanah di
beberapa lokasi. Grafik tersebut memiliki dua sumbu, yaitu sumbu x untuk menunjukkan bulan
pengambilan sampel dan sumbu y untuk menunjukkan nilai EC dalam mikrosiemens per sentimeter
(μS/cm). Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa nilai EC pada air tanah di Indonesia bervariasi tergantung
pada lokasi pengambilan sampel. Nilai EC tertinggi ditemukan di lokasi yang dekat dengan aktivitas
industri dan pertanian. Hal ini karena aktivitas industri dan pertanian dapat menghasilkan limbah yang
mengandung garam, yang dapat meningkatkan EC air tanah. Baku mutu EC untuk air tanah di Indonesia
adalah 2000 μS/cm untuk air minum dan 100 μS/cm untuk air irigasi. Dari grafik tersebut dapat dilihat
bahwa sebagian besar nilai EC pada air tanah di Indonesia masih memenuhi baku mutu. Namun, terdapat
beberapa lokasi yang memiliki nilai EC melebihi baku mutu, terutama untuk air minum. Nilai EC yang
tinggi pada air tanah dapat berdampak negatif terhadap kualitas air. Nilai EC yang tinggi dapat
menyebabkan air menjadi tidak enak untuk dikonsumsi. Selain itu, nilai EC yang tinggi juga dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman pada air irigasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk
menjaga kualitas air tanah, termasuk pengendalian pencemaran air tanah. Upaya-upaya yang dapat
dilakukan antara lain:
1. Pengelolaan limbah industri dan pertanian secara baik
2. Pendidikan dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kualitas air tanah
3. Hukum dan peraturan yang tegas untuk mencegah pencemaran air tanah
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan grafik parameter EC dengan
baku mutu:
1. Periode pengukuran: Grafik tersebut menunjukkan hasil pengukuran parameter EC selama 12
bulan. Periode pengukuran yang lebih lama dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap
tentang kualitas air tanah di suatu lokasi.
2. Metode pengukuran: Metode pengukuran yang digunakan dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
Metode pengukuran yang standar akan menghasilkan hasil pengukuran yang lebih akurat.
3. Kualitas sampel: Kualitas sampel yang baik akan menghasilkan hasil pengukuran yang lebih
akurat. Sampel air tanah yang diambil harus bersih dan bebas dari kontaminasi.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka dapat diperoleh gambaran yang lebih akurat tentang
kualitas air tanah di suatu lokasi.
Kesimpulan
Dari pembahasan grafik parameter EC dengan baku mutu, dapat disimpulkan bahwa:
• Nilai EC pada air tanah di Indonesia bervariasi tergantung pada lokasi pengambilan sampel.
• Nilai EC tertinggi ditemukan di lokasi yang dekat dengan aktivitas industri dan pertanian.
• Sebagian besar nilai EC pada air tanah di Indonesia masih memenuhi baku mutu.
• Nilai EC yang tinggi pada air tanah dapat berdampak negatif terhadap kualitas air.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga kualitas air tanah, termasuk pengendalian
pencemaran air tanah. Grafik tersebut menunjukkan bahwa nilai EC air tanah di Indonesia pada umumnya
memenuhi baku mutu. Namun, terdapat beberapa lokasi yang memiliki nilai EC di luar baku mutu,
terutama untuk air minum.
Nilai EC yang tinggi pada air tanah dapat menyebabkan air menjadi tidak enak untuk dikonsumsi. Selain
itu, nilai EC yang tinggi juga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pada air irigasi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga kualitas air tanah, termasuk pengendalian
pencemaran air tanah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain:
• Pengelolaan limbah industri dan pertanian secara baik
• Pendidikan dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kualitas air tanah
• Hukum dan peraturan yang tegas untuk mencegah pencemaran air tanah
Berikut adalah beberapa contoh penyebab nilai EC air tanah di atas baku mutu:
• Aktivitas industri: Limbah industri, seperti limbah cair, limbah gas, dan limbah padat, dapat
mengandung garam yang dapat meningkatkan EC air tanah.
• Aktivitas pertanian: Penggunaan pupuk kimia, seperti urea dan NPK, dapat meningkatkan EC air
tanah.
• Aktivitas pertambangan: Kegiatan penambangan dapat melepaskan garam ke dalam air tanah.
Untuk menjaga kualitas air tanah agar tetap memenuhi baku mutu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk
mengendalikan pencemaran air tanah dari berbagai sumber.
3. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Pengukuran parameter air tanah adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan
kualitas air tanah. Parameter air tanah yang umum diukur adalah zat padat terlarut (TDS), suhu,
pH, dan konduktivitas listrik (EC). Nilai parameter air tanah yang melebihi baku mutu dapat
berdampak negatif terhadap kualitas air. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk
menjaga kualitas air tanah, termasuk pengendalian pencemaran air tanah.
3.2 Saran
Saran buat praktikum pada kali ini kepada praktikan sudah harus mampu mengetahui materi dan langkah-
langkah sebelum melakukan penelitian observasi sungai dan validasi sungai di lapangan, dan semakin
semangat untuk melakukan kegiatan praktikum modul-modul selanjutnya.
4. DAFTAR PUSTAKA
Cendikia, M.R., & Mayasari, E.D. (2022). UJI KUALITAS AIR TANAH MENGGUNAKAN ANALISIS FISIKA
DAN KIMIA PADA DAERAH MUARA BULIAN, KABUPATEN BATANGHARI, PROVINSI
JAMBI. Jurnal Pertambangan.
Gufran, M., & Mawardi, M.C. (2019). Dampak Pembuangan Limbah Domestik terhadap Pencemaran Air
Tanah di Kabupaten Pidie Jaya. Jurnal Serambi Engineering.
Pangestu, B.A., Asmaranto, R., & Yuliani, E. (2022). Studi Potensi Air Tanah dan Karakteristik Hidrokimia
Di Desa Pelem, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo. Jurnal Teknologi dan Rekayasa
Sumber Daya Air.
Permana, A.P. (2019). ANALISIS KEDALAMAN DAN KUALITAS AIR TANAH DI KECAMATAN
SIPATANA KOTA GORONTALO BERDASARKAN PARAMETER FISIKA DAN KIMIA. Jukung
(Jurnal Teknik Lingkungan).
Permana, P. (2019). ANALISIS KUALITAS DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KECAMATAN KOTA
BARAT GORONTALO. Jurnal Geomine.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai