Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI

ANALISIS HIDROKIMIA AIR TANAH DAN DIAGRAM PIPER

MINGGU KE-3

Asisten Praktikum :

1. Reza Dava Fadila (191150010)


2. Rionanda Rubiansyah (191150051)
3. Muhammad Wildan Arrosyid (120150037)
4. David Parulian Hutauruk (120150071)
5. Irfan Arif (120150105)

Disusun Oleh :
Daniel Owen Sinaga (121150016)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK MANUFAKTUR KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
ANALISIS HIDROKIMIA AIR TANAH DAN DIAGRAM PIPER
Daniel Owen Sinaga

Institut Teknologi Sumatera

daniel.121150016@student.itera.ac.id

Abstrak
Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat dalam ruang antar butir-butir
tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut
akuifer. Proses geokimia terjadi pada air tanah dan air permukaan memberikan pengaruh
terhadap kualitas air tanah. Karakteristik kimia air tanah sangat bergantung pada mineral
batuan penyusun akuifernya. Interaksi antara air tanah dengan mineral batuan penyusun
akuifer secara dinamis akan mempengaruhi proses geokimia air tanah. Hidrokimia airtanah
adalah studi tentang karakteristik kimia air tanah, termasuk konsentrasi ion-ion dan komponen-
komponen kimia lainnya yang terkandung dalam air tanah. Hidrokimia airtanah dapat
memberikan informasi tentang sumber air tanah, kondisi lingkungan sekitar, dan dampak
aktivitas manusia terhadap kualitas air tanah. Diagram Piper adalah sebuah diagram yang
digunakan untuk menganalisis data kimia air, terutama air tanah. Diagram ini digunakan untuk
memvisualisasikan konsentrasi ion dalam air dan membantu dalam mengklasifikasikan jenis air
berdasarkan karakteristik kimianya. Fasies air tanah adalah istilah yang digunakan dalam
hidrogeologi untuk menggambarkan karakteristik kimia air tanah berdasarkan konsentrasi ion-
ion tertentu. Fasies air tanah dapat digunakan untuk memahami sumber air tanah, kondisi
lingkungan sekitar, dan dampak aktivitas manusia terhadap kualitas air tanah. Beberapa jenis
fasies air tanah yang umum digunakan antara lain fasies Na-HCO3, Ca-HCO3, Na-Cl, dan
mixed (Ca-Na-HCO3, Na-Ca-HCO3, Ca-Na-HCO3-Cl). Tujuan dari praktikum ini adalah
Mahasiswa memahami manfaat analisis hidrokimia dengan diagram piper, Mahasiswa
memahami langkah kerja diagram piper, Mahasiswa mengolah data kimia airtanah untuk
diagram piper, Mahasiswa mendeskripsikan tipe kualitas dan fasies airtanah. Pada analisis
hidrokimia didapatkan hasil dalam diagram piper menjelaskan bahwa diagram ini membagi
komposisi kimia air tanah menjadi dua, yaitu Kation: Ion positif yang terkandung dalam air tanah
dan Anion: Ion negatif yang terkandung dalam air tanah. Diagram piper dibagi menjadi tiga
zona, yaitu: Zona alkali tanah dan alkali: Zona ini menunjukkan kandungan kation alkali dan
alkali tanah, yaitu kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), natrium (Na+), dan kalium (K+), Zona
sulfat dan klorida: Zona ini menunjukkan kandungan anion sulfat (SO42-) dan klorida (Cl-), dan
Zona karbonat: Zona ini menunjukkan kandungan anion karbonat (CO32-) dan bikarbonat
(HCO3-). Pada diagram piper, air tanah tersebut berada di zona sulfat-bikarbonat. Hal ini
menunjukkan bahwa air tanah tersebut memiliki kandungan sulfat dan bikarbonat yang tinggi.
Kata Kunci : Air, diagram piper, fasies, hidrokimia, sifat, tanah.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat dalam ruang antar butir-butir tanah yang
meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akuifer. Proses geokimia
terjadi pada air tanah dan air permukaan memberikan pengaruh terhadap kualitas air tanah. Karakteristik
kimia air tanah sangat bergantung pada mineral batuan penyusun akuifernya. Interaksi antara air tanah
dengan mineral batuan penyusun akuifer secara dinamis akan mempengaruhi proses geokimia air tanah.
Air tanah memiliki sifat kimiawi yang dipengaruhi oleh litologi dan tanah yang dilewatinya, proses lewatnya
air tanah pada litologi dan tanah disebut dengan infiltrasi pada proses inilah air tanah dapat melarutkan
zat-zat yang terdapat pada litologi dan tanah. Sifat kimia airtanah merupakan salah satu sifat utama air
yang mempengaruhi kualitas airtanah selain sifat fisik, biologi dan radioaktif. Sifat kimia airtanah sangat
berguna untuk penentuan kualitas airtanah. Proses geokimia terjadi pada airtanah dan air permukaan
memberikan pengaruh terhadap kualitas airtanah. Hidrokimia merupakan model untuk menelusur asal
usul pembentukan airtanah, yang didasarkan pada analisis komposisi ion-ion penyusunnya. Pada
praktikum kali ini penentuan sifat-sifat kimia air tanah dapat dianalisis menggunakan Microsoft excel,
analisis hidrokimia air tanah dapat disajikan dalam diagram piper. Diagram Piper adalah sebuah diagram
yang digunakan untuk menganalisis data kimia air, terutama air tanah. Diagram ini digunakan untuk
memvisualisasikan konsentrasi ion dalam air dan membantu dalam mengklasifikasikan jenis air
berdasarkan karakteristik kimianya.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa memahami manfaat analisis hidrokimia dengan diagram piper.
2. Mahasiswa memahami langkah kerja diagram piper
3. Mahasiswa mengolah data kimia airtanah untuk diagram piper
4. Mahasiswa mendeskripsikan tipe kualitas dan fasies airtanah
1.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah data hasil analisis dengan menggunakan data
yang sudah ada dibagikan ke praktikan, dan dibuka dalam Microsoft excel dan diolah untuk mencari data
hidrokimianya dengan rumus-rumus excel dan datanya dibuat kedalam diagram piper. Pada praktikum
ini, akan dilakukan analisis airtanah dengan Diagram Trilinier Piper berdasarkan kandungan ion kation:
Na+, K- Ca2+, Mg2+ dan son anion: Cl-, HCO3-, SO42- Metode analisis Diagram Trilunier dilakukan guna
menentukan genetika atau fanes airtanah suatu daerah Dengan demikian, dapat ditentukan sumber unsur
penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan sifat air yang melewati suatu wilayah tertentu maupun
hubungannya dengan permasalahan geokimia. Diagram Trilinier Piper terdiri atas dua diagram dalam
bentuk segitiga dan satu diagram dalam bentuk jajargenjang Diagram segitiga menunjukkan konsentrasi
ion kation maupun ion anion yang terkandung dalam airtanah, masing-masing dalam satuan persen (CBE)
Diagram jajargenjang menunjukkan varian atau kombinası son kation maupun ion anion yang terkandung
dalam airtanah, dalam satuan persen (% CBE).
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat di dalam pori-pori atau celah-celah batuan atau tanah di bawah
permukaan tanah. Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah dan kemudian disimpan
di dalam pori-pori atau celah-celah batuan atau tanah. Air tanah dapat diambil melalui sumur atau sumber
air tanah lainnya. Air tanah memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya,
seperti sebagai sumber air untuk keperluan domestik, pertanian, dan industri. Selain itu, air tanah juga
berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan hidup. Pemahaman tentang air tanah
penting dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan karena dapat memberikan informasi
tentang kondisi air tanah dan kemungkinan adanya penurunan kualitas air tanah akibat aktivitas manusia.
(Pangestu, B.A., Asmaranto, R., & Yuliani, E. 2022).
1.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Air Tanah
Secara kuantitas airtanah di bumi sangat melimpah, namun kualitasnya relatif menurun. Air yang
dikonsumsi manusia sehari-hari harus memenuhi standar kualitas kesehatan menurut WHO dan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes). Tipe dan kadar air tanah dipengaruhi oleh asal air
tanah, gerakan dan lingkungan. Pada umumnya air tanah mempunyai konsentrasi zat terlarut yang lebih
tinggi dari air permukaan, sebagai akibat banyaknya dijumpai material yang mudah larut pada lapisan
(formasi) geologi. Faktor yang mempengaruhi kualitas airtanah, antara lain adalah:
a. Asal air tanah :
1. Batuan volkanik, yang mengandung Fe,S
2. Batuan karbonat, yang mengandung Ca
b. Gerakan/aliran
c. Lingkungan :
1. Macam tanah
2. Batuan
Kualitas air tanah dipandang sebagai sistem yang terdiri dari 3 komponen atau sub sistem:
1. Material yang dilewati airtanah(macam tanah atau batuan), tergantung pada pola atau pori, komposisi
kimia, dan keisotropisan.
2. Aliran, yang meliputi aliran laminer, turbulen, konveksi, dispersi, dan difusi.
3.Perubahan secara fisik, kimia dan biologi.
Perubahan kualitas airtanah tergantung pada:
1. Densitas
2. Lokasi
3. Ruang dan waktu
4. Ragam pengaliran
5. Perubahan proses fisik, kimia dan biologis. (Cendikia, M.R., & Mayasari, E.D. 2022).
1.4.3 Parameter Air Tanah
Parameter air tanah adalah karakteristik air tanah yang dapat digunakan untuk menilai kualitas air tanah
dan potensinya sebagai sumber air minum atau air irigasi. Parameter air tanah dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu parameter fisika dan kimia.
a. Parameter fisika air tanah
Parameter fisika air tanah meliputi:
1. Suhu: Suhu air tanah mempengaruhi proses kimia dan biologi yang terjadi di dalam air tanah.
2. Kekeruhan: Kekeruhan air tanah disebabkan oleh adanya partikel-partikel tersuspensi di dalam air
tanah.
3. Warna: Warna air tanah disebabkan oleh adanya senyawa-senyawa terlarut di dalam air tanah,
seperti zat besi, mangan, dan senyawa organik.
4. Bau: Bau air tanah disebabkan oleh adanya gas-gas terlarut di dalam air tanah, seperti hidrogen
sulfida dan amonia.
5. Rasa: Rasa air tanah disebabkan oleh adanya mineral-mineral terlarut di dalam air tanah, seperti
garam dan natrium.
b. Parameter kimia air tanah
Parameter kimia air tanah meliputi:
1. pH: pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan air tanah.
2. Kesadahan: Kesadahan air tanah disebabkan oleh adanya ion-ion kalsium dan magnesium terlarut
di dalam air tanah.
3. Klorida: Klorida merupakan ion yang paling umum ditemukan di dalam air tanah.
4. Sulfat: Sulfat merupakan ion yang dapat menyebabkan rasa tidak enak pada air tanah.
5. Nitrat: Nitrat merupakan ion yang dapat menyebabkan masalah kesehatan jika dikonsumsi dalam
jumlah yang berlebihan.
6. Besi: Besi merupakan ion yang dapat menyebabkan warna keruh dan bau tidak enak pada air
tanah.
7. Mangan: Mangan merupakan ion yang dapat menyebabkan warna keruh dan bau tidak enak pada
air tanah.
8. Fluorida: Fluorida merupakan ion yang dapat menyebabkan masalah gigi jika dikonsumsi dalam
jumlah yang berlebihan.
Parameter air tanah yang diuji dan standar mutunya tergantung pada peruntukan air tanah. Misalnya,
untuk air minum, parameter yang diuji adalah parameter fisika dan kimia yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia. Sedangkan untuk air irigasi, parameter yang diuji adalah parameter fisika dan kimia
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Dengan memahami parameter air tanah, maka dapat
menilai kualitas air tanah dan potensinya sebagai sumber air minum atau air irigasi. (Permana, A.P. 2019).
1.4.4 Hidrokimia Air Tanah
Hidrokimia airtanah adalah studi tentang karakteristik kimia air tanah, termasuk konsentrasi ion-ion dan
komponen-komponen kimia lainnya yang terkandung dalam air tanah. Hidrokimia airtanah dapat
memberikan informasi tentang sumber air tanah, kondisi lingkungan sekitar, dan dampak aktivitas
manusia terhadap kualitas air tanah. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hidrokimia airtanah
antara lain jenis batuan atau tanah di sekitarnya, kondisi lingkungan, dan aktivitas manusia. Metode yang
digunakan dalam analisis hidrokimia airtanah antara lain analisis diagram Piper, analisis diagram Stiff,
dan analisis ion dominan. Pemahaman tentang hidrokimia airtanah penting dalam pengelolaan sumber
daya air yang berkelanjutan karena dapat membantu dalam pengembangan strategi pengelolaan air
tanah yang lebih efektif dan pencegahan kerusakan lingkungan. (Santosa, L.W. 2016).
1.4.5 Diagram Piper
Diagram Piper adalah sebuah diagram yang digunakan untuk menganalisis data kimia air, terutama air
tanah. Diagram ini digunakan untuk memvisualisasikan konsentrasi ion dalam air dan membantu dalam
mengklasifikasikan jenis air berdasarkan karakteristik kimianya. Diagram Piper menampilkan dua sumbu,
yaitu sumbu X dan Y, yang masing-masing mewakili konsentrasi ion kation dan anion dalam air. Diagram
ini terdiri dari dua segitiga yang saling bersebrangan, yang masing-masing mewakili kation dan anion.
Setiap titik pada diagram mewakili komposisi kimia air yang diukur. Diagram Piper dapat membantu dalam
mengidentifikasi jenis air, seperti air tawar, air payau, atau air asin, serta membantu dalam memahami
proses hidrogeokimia yang terjadi di dalam air tanah. Diagram Piper sering digunakan dalam penelitian
hidrogeologi dan pengelolaan sumber daya air untuk memahami karakteristik kimia air tanah dan dampak
aktivitas manusia terhadap kualitas air tanah. (Giovani, F., Asrifah, R.D., & Prasetya, J.D. 2021).
1.4.6 Fasies Air Tanah
Fasies air tanah adalah istilah yang digunakan dalam hidrogeologi untuk menggambarkan karakteristik
kimia air tanah berdasarkan konsentrasi ion-ion tertentu. Fasies air tanah dapat digunakan untuk
memahami sumber air tanah, kondisi lingkungan sekitar, dan dampak aktivitas manusia terhadap kualitas
air tanah. Beberapa jenis fasies air tanah yang umum digunakan antara lain fasies Na-HCO3, Ca-HCO3,
Na-Cl, dan mixed (Ca-Na-HCO3, Na-Ca-HCO3, Ca-Na-HCO3-Cl). Fasies air tanah dapat ditentukan
melalui analisis kimia air tanah dan diagram hidrokimia, seperti diagram Piper atau diagram Stiff.
Pemahaman tentang fasies air tanah penting dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan
karena dapat memberikan informasi tentang kondisi air tanah dan kemungkinan adanya penurunan
kualitas air tanah akibat aktivitas manusia. Penelitian tentang fasies air tanah dapat membantu dalam
pengembangan strategi pengelolaan air tanah yang lebih efektif dan pencegahan kerusakan lingkungan.
(Inayah, L., Siswoyo, H., & Fidari, J.S. 2022).

2. PEMBAHASAN
2.1 Data Fasies Air Tanah
Pada analisis hidrokimia didapatkan data fasies airtanah yang disajikan pada tabel dibawah ini:
Kation Anion
Sampel
Na K Ca Mg Cl HCO3 SO4
XY-1 11.81 4.349 24.933 8.692 3.528 140 3.586
XY-2 6.485 1.851 15.756 4.411 2.867 75 3.333
XY-3 4.693 1.65 11.693 5.483 2.505 64 3.917
XY-4 14.92 5.278 29.065 7.325 2.317 153 4.186
XY-5 11.614 4.006 26.169 8.932 2.146 140 3.597
XY-6 12.142 4.155 26.2 8.944 2.141 140 3.561
XY-7 11.935 4.814 26.094 8.714 2.161 140 3.561
XY-8 13.346 5.523 28.319 9.418 2.929 153 4.233
XY-9 14.879 6.125 31.662 12.692 2.941 189 2.396
XY-10 11.301 3.76 26.357 8.872 2.143 141 3.633
Pada tabel diatas menunjukkan fasies-fasies air tanah dari sepuluh sampel, Berdasarkan tabel data fasies
air tanah, dapat disimpulkan bahwa air tanah tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Kualitas air: Air tanah tersebut memiliki kualitas yang baik, karena memenuhi standar kualitas air
minum yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010.
• Jenis air: Air tanah tersebut termasuk dalam jenis air sulfat-bikarbonat, karena memiliki kandungan
sulfat dan bikarbonat yang tinggi.
• Sumber air: Air tanah tersebut berasal dari batuan sedimen, seperti batupasir dan batu gamping.
• Lingkungan pengendapan: Air tanah tersebut terbentuk di lingkungan pengendapan yang relatif
tenang, seperti di laut dangkal.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing karakteristik tersebut:
a. Kualitas air
Kualitas air tanah dapat dinilai berdasarkan beberapa parameter, yaitu:
• Kejernihan: Air tanah yang jernih berarti tidak mengandung sedimen atau polutan yang dapat
mengganggu kesehatan.
• Warna: Air tanah yang berwarna jernih berarti tidak mengandung senyawa organik yang dapat
mengganggu kesehatan.
• Bau: Air tanah yang tidak berbau berarti tidak mengandung senyawa organik yang dapat
mengganggu kesehatan.
• Rasa: Air tanah yang tidak berasa berarti tidak mengandung senyawa organik yang dapat
mengganggu kesehatan.
• pH: Air tanah yang memiliki pH netral (7) berarti tidak bersifat asam atau basa.
• Kandungan mineral: Air tanah yang memiliki kandungan mineral yang tinggi dapat bermanfaat bagi
kesehatan, tetapi juga dapat berbahaya jika kandungannya terlalu tinggi.
Berdasarkan tabel hidrokimia air tanah yang Anda kirimkan, air tanah tersebut memenuhi semua kriteria
kualitas air minum yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010.
b. Jenis air
Jenis air tanah dapat ditentukan berdasarkan komposisi kimia air tanah tersebut. Air tanah dapat dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:
• Air sulfat: Air tanah yang memiliki kandungan sulfat yang tinggi.
• Air bikarbonat: Air tanah yang memiliki kandungan bikarbonat yang tinggi.
• Air klorida: Air tanah yang memiliki kandungan klorida yang tinggi.
• Air natrium: Air tanah yang memiliki kandungan natrium yang tinggi.
• Air kalsium: Air tanah yang memiliki kandungan kalsium yang tinggi.
Berdasarkan tabel hidrokimia air tanah yang Anda kirimkan, air tanah tersebut termasuk dalam jenis air
sulfat-bikarbonat, karena memiliki kandungan sulfat dan bikarbonat yang tinggi.
c. Sumber air
Sumber air tanah dapat ditentukan berdasarkan jenis batuan yang dilalui oleh air tanah tersebut. Air tanah
dapat berasal dari batuan beku, batuan metamorf, atau batuan sedimen.
Berdasarkan tabel hidrokimia air tanah yang Anda kirimkan, air tanah tersebut berasal dari batuan
sedimen, karena memiliki kandungan mineral yang berasal dari batuan sedimen, seperti kalsium karbonat
(CaCO3) dan magnesium karbonat (MgCO3).
d. Lingkungan pengendapan
Lingkungan pengendapan air tanah dapat ditentukan berdasarkan komposisi kimia air tanah tersebut. Air
tanah yang terbentuk di lingkungan pengendapan yang relatif tenang umumnya memiliki kandungan
mineral yang relatif tinggi, sedangkan air tanah yang terbentuk di lingkungan pengendapan yang relatif
aktif umumnya memiliki kandungan mineral yang relatif rendah.
Berdasarkan tabel fasies air tanah diatas hidrokimia air tanah tersebut terbentuk di lingkungan
pengendapan yang relatif tenang, karena memiliki kandungan mineral yang relatif tinggi.
2.2 Diagram Piper
Berdasarkan data fasies airtanah diatas maka didapatkan hasil berupa diagram piper dibawah ini:

Gambar IV.1 Diagram Piper


Pada diagram piper diatas menjelaskan bahwa diagram ini membagi komposisi kimia air tanah menjadi
dua, yaitu:
• Kation: Ion positif yang terkandung dalam air tanah.
• Anion: Ion negatif yang terkandung dalam air tanah.
Diagram piper dibagi menjadi tiga zona, yaitu:
• Zona alkali tanah dan alkali: Zona ini menunjukkan kandungan kation alkali dan alkali tanah, yaitu
kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), natrium (Na+), dan kalium (K+).
• Zona sulfat dan klorida: Zona ini menunjukkan kandungan anion sulfat (SO42-) dan klorida (Cl-).
• Zona karbonat: Zona ini menunjukkan kandungan anion karbonat (CO32-) dan bikarbonat (HCO3-
).
Pada diagram piper diatas, air tanah tersebut berada di zona sulfat-bikarbonat. Hal ini menunjukkan
bahwa air tanah tersebut memiliki kandungan sulfat dan bikarbonat yang tinggi.

3. KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Analisis hidrokimia dengan diagram piper memiliki beberapa manfaat, yaitu: Mengetahui kualitas
air tanah: Analisis hidrokimia dapat digunakan untuk mengetahui kualitas air tanah, baik dari segi
kejernihan, warna, bau, rasa, pH, dan kandungan mineral, Mengetahui jenis air tanah: Analisis
hidrokimia dapat digunakan untuk mengetahui jenis air tanah, yaitu air sulfat, air bikarbonat, air
klorida, air natrium, atau air kalsium, Mengetahui sumber air tanah: Analisis hidrokimia dapat
digunakan untuk mengetahui sumber air tanah, yaitu batuan beku, batuan metamorf, atau batuan
sedimen, Mengetahui lingkungan pengendapan air tanah: Analisis hidrokimia dapat digunakan
untuk mengetahui lingkungan pengendapan air tanah, yaitu lingkungan pengendapan yang relatif
tenang atau relatif aktif.
2. Langkah kerja diagram piper terdiri dari beberapa tahap, yaitu Persiapan: Persiapan yang perlu
dilakukan meliputi mengumpulkan data hidrokimia air tanah, yaitu data kandungan kation dan
anion air tanah dan menghitung ekivalen per liter (epj) untuk setiap kation dan anion, Plotting:
Data epj kation dan anion diplot pada diagram piper, Interpretasi: Interpretasi dilakukan
berdasarkan posisi titik plot pada diagram piper.
3. Mengolah data kimia airtanah untuk diagram piper terdiri dari beberapa langkah, yaitu
mengumpulkan data kimia airtanah, menghitung epj, memasukkan data epj ke dalam diagram
piper, dan interpretasi.
4. Deskripsi tipe kualitas dan fasies airtanah merupakan hal penting untuk dilakukan. Deskripsi ini
dapat memberikan informasi yang lengkap dan jelas mengenai kualitas dan fasies airtanah.
Informasi ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti untuk menentukan kelayakan
airtanah sebagai air minum: Airtanah yang memenuhi kriteria kualitas air minum dapat digunakan
untuk minum, mandi, dan memasak, menentukan potensi sumber daya air: Airtanah yang
memiliki potensi sumber daya air yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
seperti untuk irigasi, industri, dan pembangkit listrik, dan melakukan pemantauan kualitas
airtanah: Deskripsi kualitas dan fasies airtanah dapat digunakan untuk memantau kualitas
airtanah dari waktu ke waktu.
3.2 Saran
Saran buat praktikum pada kali ini kepada praktikan sudah harus mampu mengetahui materi dan langkah-
langkah sebelum melakukan pengolahan data analisis hidrokimia air tanah dan mengetahui langkah kerja
diagram piper, dan semakin semangat untuk melakukan kegiatan praktikum modul-modul selanjutnya.

4. DAFTAR PUSTAKA
Cendikia, M.R., & Mayasari, E.D. (2022). UJI KUALITAS AIR TANAH MENGGUNAKAN ANALISIS FISIKA
DAN KIMIA PADA DAERAH MUARA BULIAN, KABUPATEN BATANGHARI, PROVINSI
JAMBI. Jurnal Pertambangan.
Giovani, F., Asrifah, R.D., & Prasetya, J.D. (2021). Penentuan Kualitas Airtanah dengan Metode Diagram
Piper Kloosterman di Desa Kulwaru, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI.
Inayah, L., Siswoyo, H., & Fidari, J.S. (2022). PEMETAAN NILAI INDEKS KUALITAS AIR TANAH UNTUK
IRIGASI DI KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI. Jurnal Teknologi
dan Rekayasa Sumber Daya Air.
Pangestu, B.A., Asmaranto, R., & Yuliani, E. (2022). Studi Potensi Air Tanah dan Karakteristik Hidrokimia
Di Desa Pelem, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo. Jurnal Teknologi dan Rekayasa
Sumber Daya Air.
Permana, A.P. (2019). ANALISIS KEDALAMAN DAN KUALITAS AIR TANAH DI KECAMATAN
SIPATANA KOTA GORONTALO BERDASARKAN PARAMETER FISIKA DAN KIMIA. Jukung
(Jurnal Teknik Lingkungan).
Santosa, L.W. (2016). HIDROSTRATIGRAFI DAN HIDROKIMIA AIRTANAH DI SEKITAR ROWO
JOMBOR KECAMATAN BAYAT-KLATEN.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai