Anda di halaman 1dari 65

DEFORMASI

KELOMPOK KEAHLIAN SEDIMENTOLOGI, STRATIGRAFI DAN GEODINAMIK


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
INSTITUT TEKONOLOGI SUMATERA
• Cakupan keilmuan geologi struktur

• Definisi
OUTLINE • Komponen Deformasi

• Shear dan Strain


CAKUPAN KEILMUAN DAN OBJEK GEOLOGI STRUKTUR

Arsitektur Kerak Bumi Singkapan Batuan (Outcrops)


• Jenis Struktur • Bidang Lapisan
• Geometri • Lipatan - Foliasi
• Orientasi • Rekahan (Kekar dan Sesar)

Proses Pembentukan Data Geofisika


• Perubahan Bentuk (Deformasi) • Data Seismik, Gravity, Sounding, dll.

Gejala yang menyebabkannya Data Pemboran


• Pergerakan Lempeng • Core
• Gaya atau Force (tektonik related) • Log dan FMI
CAKUPAN KEILMUAN DAN OBJEK GEOLOGI STRUKTUR

Singkapan Batuan (Outcrops)


• Bidang Lapisan
• Lipatan - Foliasi
• Rekahan (Kekar dan Sesar)

Data Geofisika
• Data Seismik, Gravity, Sounding, dll.

Data Pemboran
• Core
• Log dan FMI
CAKUPAN KEILMUAN DAN OBJEK GEOLOGI STRUKTUR

Singkapan Batuan (Outcrops)


• Bidang Lapisan
• Lipatan - Foliasi
• Rekahan (Kekar dan Sesar)

Data Geofisika
• Data Seismik, Gravity, Sounding, dll.

Data Pemboran
• Core
• Log dan FMI
CAKUPAN KEILMUAN DAN OBJEK GEOLOGI STRUKTUR

Singkapan Batuan (Outcrops)


• Bidang Lapisan
• Lipatan - Foliasi
• Rekahan (Kekar dan Sesar)

Data Geofisika
• Data Seismik, Gravity, Sounding, dll.

Data Pemboran
• Core
• Log dan FMI
• Brittle Deformation

• Ductile Deformation

• Stress

• Strain

• Tectonic Interpretation
DEFINISI
Fault is discontinuous Fold is continuous • Secara formal, deformasi diartikan sebagai
perbedaan posisi titik sebelum dan sesudah
deformasi (Malvern, 1969; Means, 1976, 1990).

• Secara umum, defomasi juga diartikan


sebagai perubahan dalam wujud dan bentuk.

• Sebagai alternatif, deformasi juga dapat


mengacu pada sejarah regangan dari tahap
sesar (fault) - discontinuous
yang tidak berubah bentuk ke tahap yang
berubah bentuk.

• Deformasi adalah transformasi dari geometri


awal menjadi geometri akhir melalui rigid
body translation, rigid body rotation, strain
(distortion) dan/ atau volume change.

lipatan (fold) - continuous


Brittle Deformation
• Deformasi pada batuan yang terjadi
secara getas, umum terjadi dipermukaan
bumi.

Ductile Deformation
• Deformasi pada batuan yang terjadi
secara kenyal, terjadi pada temperature
dan tekanan tinggi, terjadi dikedalaman
bumi.
KOMPONEN DEFORMASI
a
SESARb SESAR

a
A. Rigid Body B. Rigid Body
Translation Rotation 1. Translation (T) = Gaya yang bekerja memindahkan

f
f c benda ke tempat lain
2. Rotation (R) = Jika gaya yang bekerja merubah

b
e d
orientasinya
3. Dilation (Dl) = Jika gaya tersebut merubah ukuran/

c
a b
volume benda

d
4. Distortion(Ds)/ Strain = Jika gaya tersebut merubah
C. Original Object f c bentuk benda
E. Nonrigid Deformation
e d
by Distortion (Davis and Reynolds, 1996)
a b
a b KEKAR
Analisaf
Kinematika
c
merupakanf analisa rekonstruksi
c dari
pergerakan yang terjadi pada saat proses deformasi
batuan,
e
yang
d
terjadi
D. Nonrigid Deformation e
disemua skala. Hanya
d
memperhatikan
by Dilation perubahan bentuk, ukuran dan
pergerakan (strain) yang terjadi, tanpa memperhatikan
atau menginterpretasikan gaya atau tekanan yang
Deformation
menyebabkan
LIPATAN
(D) = T +tersebut
deformasi R + Dl + Ds = Total Strain
REFERENCE SYSTEM
Untuk menggambarkan deformasi perlu untuk memilih sistem referensi. Dalam studi shear zone,
seseorang dapat menghilangkan komponen rotation (Re) dan translation (T) dengan menggunakan sistem
koordinat internal dan menempatkan salah satu sumbu sejajar dengan shear zone dan sumbu normal
lainnya ke shear zone.

Sumbu koordinat (x‘ dan y’) dapat dipasang pada dinding zona geser (shear zone) untuk menjelaskan komponen strain
(S) dan internal rotation (Ri) secara terpisah dan untuk mengabaikan rotation dan translation (T).
1. TRANSLATION
Semua bagian (atau titik) dalam objek translasi bergerak dengan jumlah yang sama dan arah yang sama.
Idealnya, objek tidak mengalami deformasi internal. Namun, jika terjadi deformasi internal, kita dapat
memperlakukan komponen translation secara terpisah.

Translation of fault blocks in horst and graben system

Caledonian orogeny giant thrust sheets, seperti Jotun Nappe, were thrusted (translated) 100 km ke arah
tenggara.
2. ROTATION
Kita membedakan antara dua komponen rotasi:
• Re - Rotasi benda kaku relatif terhadap sistem koordinat eksternal.
• Ri - Rotasi sumbu strain ellipsoid (sumbu regangan utama).
Deformasi internal, yang melibatkan rotasi internal (rotasi elips strain atau ellipsoid) disebut deformasi
non-coaxial. Deformasi coaxial adalah non-rotasional (Ri = 0)

Extension di kerak bagian atas sebagian diakomodasi Rotasi (Rl) dari sumbu strain utama (X dan Z) dalam
oleh rotasi (Re) dari blok sesar besar ellipse strain selama simple shear
3. DILATION
Dilation of a rock body:
𝑉 − 𝑉𝑜
∆=
𝑉𝑜
di mana V dan Vo masing-masing menunjukkan volume setelah deformasi dan aslinya.
• Isotropic dilation: Jumlah pemanjangan atau pemendekan yang sama ke segala arah.
• Anisotropic dilation: Memperpendek atau memanjang hanya dalam satu atau dua arah.
• Peningkatan volume isotropik: X = Y = Z> 1
• Penurunan volume isotropik: X = Y = Z <1
• Peningkatan volume anisotropik: XYZ ≠ 1

Vertical compaction of sediments


Positive dilation involves a volume increase, whereas negative dilation involves a volume decrease. involves anisotropic negative
dilation and reduction of fault- and
bedding dips.
4. DISTORTION/ STRAIN (ε)
• Regangan didefinisikan sebagai perubahan ukuran dan/ atau bentuk dan mungkin merupakan
komponen deformasi termudah untuk diukur di lapangan. Lebih khusus lagi, ketegangan terwujud
dalam:
• perubahan bentuk aslinya
• perubahan volume (dilatasi)
• rotasi bidang dan garis
• perubahan panjang garis asli
• Jumlah dan jenis strain dapat ditentukan jika kita mengetahui bentuk atau volume asli benda yang
mengalami deformasi, seperti oolit, fosil, atau klas konglomerat.

UNDEFORMED DEFORMED
HOMOGENOUS VS. INHOMOGENOUS (HETEROGENOUS) STRAIN
• Deformasi homogen: Garis lurus tetap lurus, garis sejajar tetap paralel, dan objek berbentuk identik dan
berorientasi juga akan berbentuk dan berorientasi identik setelah deformasi
• Perubahan strain dan volume/ luas akan konstan sepanjang area batuan yang dihitung. Jika tidak, maka
deformasi tersebut heterogen (tidak homogen).
• Homogen tidak banyak berubah sebagai fungsi lokasi
• Heterogen memang berubah secara signifikan sebagai fungsi lokasi
• Hetero/Homogenitas secara inheren bergantung pada skala
Homogenous Inhomogenous
HOMOGENEOUS VS. HETEROGENEOUS STRAIN
• Strain homogen ditandai oleh:
• tidak ada strain gradient.
• transformasi linier, yaitu garis lurus tetap lurus dan garis sejajar tetap paralel.
• Natural Strain menunjukkan beberapa tingkat heterogenitas. Misalnya, shear zones biasanya
menunjukkan peningkatan strain dari dinding samping ke tengah.
• Sulit untuk menghitung strain heterogen, tetapi dengan memisahkan strain heterogen menjadi elemen
homogen, setiap elemen dapat ditangani secara terpisah.
ELONGATION
𝑙𝑓 −𝑙𝑜
Perubahan panjang • 𝐸𝑥𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛 (𝑒) = 𝑙𝑜
Lengthening e>0 (+)
Shortening e<0 (-)

𝑙
• 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑡𝑐ℎ 𝑆 = 𝑙𝑓 = 1 + 𝑒
𝑜

• Quadratic elongation (λ) = 𝑆 2 =


1+𝑒 2
λ = 1: no change
λ > 1: extension
λ < 1: shortening

• Reciprocal quadratic elongation


1 1 1
λ′ = = 2 =
λ 𝑆 1+𝑒 2
CONTOH PENENTUAN NILAI STRAIN (ε)
Fossil bulat menjadi ellipse setelah deformasi. Total deformasi menghasilkan perpanjangan sejajar sumbu panjang
(Sa) dari finite strain ellipse dan perpendekan sejajar sumbu pendeknya (Sb). Berapa harga s dan e pada deformasi
tersebut. Diketahui Sa = 2.6 cm dan Sb = 2.2 cm. Perlu diketahui panjang sebelum (l0) dan sesudah deformasi (lf).
Asumsi bahwa tidak terjadi perubahan luas sebelum (lingkaran) dan sesudah deformasi (ellipse), maka:

Luas elips = luas lingkaran


𝜋𝑎𝑏 = 𝜋𝑟2
R2 = ab
𝑅 = 𝑎𝑏 = 1.3 × 1.1 = 1.4𝑐𝑚2 = 1.2𝑐𝑚
Dimana: a = setengah sumbu panjang ellipse = 1.3
b = setengah sumbu pendek ellipse = 1.1
r = jari – jari lingkaran
Sebelum deformasi panjang garis a = b yaitu dua kali r = 2.4, maka dapat menghitung s dan e:
𝑙𝑓 2𝑎
𝑆𝑎 = = = 1.1
𝑙𝑜 2𝑟
𝑙𝑓 2𝑏
𝑆𝑏 = = = 0.92
𝑙𝑜 2𝑟
𝑙𝑓 − 𝑙𝑜 2𝑎 − 2𝑟
𝑒𝑎 = = = 0.83 = 83% 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑙𝑜 2𝑟
𝑙𝑓 − 𝑙𝑜 2𝑏 − 2𝑟
𝑒𝑏 = = = −0.83 = 83% 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑛
𝑙𝑜 2𝑟
SHEAR STRAIN (γ)
𝐴𝑛𝑔𝑢𝑙𝑎𝑟 𝑠ℎ𝑒𝑎𝑟 𝜓 = 90 − 𝛼
∆𝑥
𝑡𝑎𝑛 𝜓 = = 𝛾 = 𝑠ℎ𝑒𝑎𝑟 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
𝑦
STRAIN ELLIPSE DAN ELLIPSOID (THE PRINCIPAL AXES)

S1 > S2 > S3
Lingkaran → Ellipse (2D)
Bola → Ellipsoid (3D)
Pada arah garis sejajar sumbu panjang atau pendek
dari strain allipse merupakan satu-satunya dimana
harga shear strain (γ) atau angular shear strain (Ψ)
akan nol → Principal Strain Axes
THE STRAIN ELLIPSOID
• Strain ellipsoid (3D) atau strain ellipse (2D) menterjemahkan homogeneous
strain in a rock body.
• The undeformed counterpart is a sphere with radius = 1.
• Principal strain axes:
• X - along the direction of maximum elongation
• Y - intermediate axis
• Z - along the direction of minimum elongation
• Principal stretches (dimension):
• e1 - longest, along X-axis, for simplicity called X
• e2 - intermediate, along Y-axis, or simplicity called Y
• e3 - shortest, along Z-axis, or simplicity called Z
• The radii of the ellipsoid:
• 𝑒1 = 𝑋 = 𝜆1
• 𝑒2 = 𝑌 = 𝜆2
• 𝑒3 = 𝑍 = 𝜆3
• Equation of the strain ellipsoid:
𝑥2 𝑦2 𝑧2
+ + =1
𝜆21 𝜆22 𝜆23
• Untuk deformasi non-dilation ada dua permukaan no finite longitudinal strain
yang didefinisikan di persimpangan antara undeformed sphere dan ellipsoid, dan
keduanya melintasi pusat ellipsoid. Tidak ada deformasi (peregangan atau
rotasi) terjadi di sepanjang permukaan ini.
STRAIN ELLIPS
SUMMARY
• Deformasi didefinisikan sebagai perbedaan posisi titik sebelum dan sesudah deformasi
• Deformasi terdiri dari Rigid dan Non-Rigid
• Haakon Fossen (2010), deformasi (De) meliputi:
• Translation (T)
• Rigid rotation (Re)
• Internal deformation (Di):
• Rigid rotation (Ri)
• Strain (S)
• Davis and Reynolds (1996), deformasi (De)meliputi:
• Translation (T) = Gaya yang bekerja memindahkan benda ke tempat lain
• Rotation (R) = Jika gaya yang bekerja merubah orientasinya
• Dilation (Dl) = Jika gaya tersebut merubah ukuran/ volume benda
• Distortion(Ds)/ Strain = Jika gaya tersebut merubah bentuk benda
• Deformasi dapat terjadi perubahan volume (dilation) atau tidak ada perubahan volume (non-dilational)
• Strain didefinisikan perubahan ukuran (volume) dan/ atau bentuk.
• Homogeneous strain ditandai dengan transformasi linier, yaitu garis lurus tetap lurus dan garis
sejajar tetap paralel.
SUMMARY
• Strain didefinisikan sebagai elongation (e):
𝑙−𝑙
• Elongation (e) = 𝑙 𝑜 , e>0 → lengthening, e<0 → shortening
𝑜
𝑙
• Stretch (S) = = 1+e
𝑙𝑜
• Quadratic elongation (λ) = 𝑆 2 = 1 + 𝑒 2
1 1 1
• Reciprocal quadratic elongation (λ’) = 𝜆 = 𝑆2 = 1+𝑒 2
• Strain elipsoid (3D) atau strain ellipse (2D) memberikan kesan visual dari finite strain.
• Dimensi elipsoid finite strain diplot dalam diagram Flinn dan Hsu.
• Parameter strain instantaneous atau infinitesimal menggambarkan strain history (riwayat strain).
• Selama steady state progressive strain, parameter instantaneous strain tetap konstan sepanjang
riwayat deformasi.
• Deformasi coaxial tidak melibatkan rotasi strain ellipsoid (Ri), sedangkan deformasi non-coaxial
melibatkannya.
• Riwayat deformasi dapat bersifat coaxial (pure shear) dimana tidak terjadi rotasi sumbu strain (Ri)
atau non-coaxial (simple shear dan sub-simple shear) dimana terjadi rotasi sumbu strain (Ri)
• Riwayat deformasi fokus pada perkembangan deformasi dari awal sampai akhir deformasi (finite
Strain)
• Mengetahui medan stress selama deformasi pada akhirnya tidak mengungkapkan bagaimana
deformasi berkembang.
PROGRESSIVE DEFORMATION AND FLOW PARAMETERS

Fossen and Gabrielsen (1996).


BACK-UP SLIDE
FLINN DIAGRAM HSU DIAGRAM
Dimensi dari Strain ellipsoid (λ1, λ2 and λ3), disajikan Dalam diagram Hsu (Hobbs et al., 1976; Ramsay & Huber,
dalam diagram Flinn (Flinn, 1962). Sumbu horizontal 1983) derajat strain meningkat jauh dari asalnya. Sumbu-
𝜆
ditentukan oleh rasio 𝜆1 sedangkan sumbu vertikal sumbu itu logaritmik.
2
𝜆2
ditentukan oleh rasio 𝜆 . Dalam situasi di mana λ2=λ3
3
deformasi adalah plane strain (tidak ada dilasi).

The scale of the


axes may be
linear or
logarithmic.
EXAMPLES - OVERVIEW
Lapisan terlipat menunjukkan distribusi strain yang heterogen. Strain di sepanjang hinge line berbeda
dengan di sepanjang sayap lipatan (limbs). Contoh berikut ini berasal dari lokasi di dekat Bergen,
Norwegia, yang menampilkan konglomerat kuarsit yang dilipat menjadi lipatan serupa (lihat Holst dan
Fossen, 1987). Strain bervariasi secara sistematis di sekitar lipatan seperti yang ditunjukkan pada
gambar.

Konglomerat pipih (pancake cobbles) pada sayap lipat

Lipatan di wilayah Sandviksfjellet. Awalnya cobbles kuarsa well-


rounded berbentuk seperti cerutu di hinge zone dan mencapai
bentuk pancake di sepanjang limbs. Dari Hoist dan Fossen 1987). True constriction di zona lower
hinge
PLOTS

Data from the Sandviksfjellet locality plotted in


Data from Sandviksfjellet locality plotted in the
the Hsu diagram.
Flinn diagram.
PROGRESSIVE DEFORMATION AND FLOW PARAMETERS

Fossen and Gabrielsen (1996).


FINITE AND INFINITESIMAL STRAIN

Infinitesimal Strain Ellipse Finite Strain Ellipse


This is the strain that the This represents the total deformation
particles will feel in the from the beginning up until the present
next instant of deformation

Finite Strain Infinitesimal Strain


Non-rotational → pure shear Coaxial → progressive pure shear
Rotational → simple shear Non-coaxial → progressive simple shear
PROGRESSIVE DEFORMATION – INFINITESIMAL STRAIN

The evolution of strain during progressive


simple and pure shear

(Davis and Reynolds, 1996)


INFINITESIMAL STRAIN PARAMETERS
• Di lapangan kita dapat mempelajari produk akhir deformasi. Namun, yang juga penting adalah sejarah
deformasi batuan, yaitu bagaimana deformasi berkembang dari undeformed ke deformed state. .
• Progressive strain dijelaskan dalam istilah parameter regangan yang sangat kecil (infinitesimal) atau
sesaat, yang mengkarakterisasi strain pada seketika selama deformasi. infinitesimal strain
parameters adalah:
1. Infinitesimal stretching axes
2. Velocity field
3. Vorticity and Wk
4. Flow apophyses
5. Steady state/non-steady state deformation
1. INFINITESIMAL STRETCHING AXES
• Infinitesimal stretching axes (ISA) tegak lurus satu
sama lain.
• ISA1 didefinisikan arah laju peregangan maksimum.
Garis fisik yang berorientasi di sepanjang ISA1
mengalami peregangan tercepat dari semua orientasi
garis yang memungkinkan selama deformasi.
• ISA3 didefinisikan tingkat peregangan minimum. Garis
yang diorientasikan sepanjang ISA3 mengalami laju
peregangan paling lambat (biasanya negatif) (atau laju
pemendekan tercepat) dari semua orientasi garis yang
memungkinkan selama deformasi. Infinitesimal stretching axes associated with
sub-simple shear.
2. VELOCITY FIELD
The velocity field (ν) menggambarkan kecepatan dan arah gerakan partikel saat strain berlangsung,
dinyatakan:
𝑣 = 𝐿𝑥 + 𝑡
Dimana:
L → Tensor gradien kecepatan, yang menggambarkan kecepatan partikel pada saat deformasi
x → Posisi partikel
t → Translasi partikel.
3. VORTICITY
• Vorticity adalah konsep terkenal dalam ilmu atmosfer dan
dinamika fluida.
• Vorticity adalah besaran vektor yang mengukur kecepatan
sudut atau momentum sudut partikel fluida dan didefinisikan
sebagai sirkulasi persatuan luas pada suatu titik di suatu
medan aliran. Momentum sudut mengukur kecenderungan
suatu benda untuk terus berputar.
• Arah dari vektor vorticity sepanjang sumbu pusaran. Untuk
aliran dua dimensi pada bidang x-y, vektor vorticity menunjuk
ke luar bidang, ke arah z.
• Konsep vorticity berasal dari dinamika fluida, dan contoh
klasiknya adalah kincir air yang berputar.
• Vorticity bisa positif atau negatif tergantung pada rotasi roda
relatif terhadap sistem koordinat.
3. VORTICITY
• Dalam geologi struktur, vorticity adalah ukuran rotasi internal selama deformasi. Vektor vortisitas (w) dinyatakan
sebagai:
𝑤 = 2𝜔 = 𝑐𝑢𝑟𝑙 𝑣
Dimana:
ω → vektor kecepatan sudut dan
ν → medan kecepatan.
Vektor vortisitas w selalu tegak lurus terhadap arah shear dan sejajar dengan bidang shear.
• Riwayat deformasi coaxial (non-rotational): Garis sejajar dengan ISA, tetap sejajar dengan ISA.
• Riwayat deformasi non-coaxial (rotational): Garis sejajar dengan ISA, berputar relatif terhadap ISA.
3. VORTICITY
• Angka vorticity kinematik (Wk) menjelaskan rasio laju strain relatif terhadap
rotasi internal (vortisitas) selama deformasi:
𝑤
𝑊𝑘 =
2 𝑆𝑋2 + 𝑆𝑌2 + 𝑆𝑍2
Dimana:
Sn → tingkat strain utama
w → vektor vortisitas.
• Dalam hal komponen pure and simple shear dan dengan mengasumsikan
deformasi steady state dan area constant, diperoleh:
1 𝑘
𝑊𝑘 = 𝑐𝑜𝑠 2𝑙𝑛
𝑡𝑎𝑛 𝛾
𝑊𝑘 = 𝑐𝑜𝑠 𝛼
Dimana α adalah sudut lancip antara aliran apophyses dan ϒ adalah shear strain.
• Wk = 0 → progressive pure shear.
• Wk = 1 → progressive (dextral) simple shear.
• 0 < Wk < 1 → deformation between simple and pure shear (sub-simple
shear).
• 1 < Wk < 4 → swirling deformations.
• Wk = 4 → rigid rotation.
• Gambar disamping adalah (progressive) sub-simple shear yang terkait
dengan pemendekan sepanjang sumbu z melintasi bidang geser, yang
diorientasikan pada bidang x-y. Deformasi non-koaksial ini melibatkan rotasi
dari strain ellipsoid di sekitar sumbu y.
4. FLOW APOPHYSES
• Flow apophyses adalah bidang teoritis yang membagi flow pattern. Jumlah kemungkinan apophyses dalam
sistem flow berkisar antara 1-3. Untuk deformasi planar (2D) jumlah maksimumnya adalah 2.
• Partikel tidak dapat melewati flow apophyses.
• Jalur partikel (hijau) dan flow apophyses (biru) untuk deformasi planar.
• Dua flow apophyses, yang menggambarkan pola aliran, adalah ortogonal
untuk pure shear, oblique for subsimple shear dan serupa untuk simple shear
5. STABILITY
• Selama deformasi steady state, parameter infinitesimal strain serta orientasi instantaneous stretching axes
tetap konstan sepanjang riwayat deformasi. Namun, kecepatan strain dapat bervariasi.
• Ketika parameter infinitesimal strain berubah selama riwayat deformasi, deformasi adalah non-steady state.

Deformasi non-steady state dari dua kotak yang mengalami komponen simple shear dan pure shear identik, dalam urutan berlawanan.
Perhatikan perbedaan finite strain.
FINITE STRAIN
SIMPLE SHEAR VS. PURE SHEAR

Simple Shear:
• Satu arah sumbu tidak berubah yang lainnya relative berubah, contoh kasus dalam
shear zone
Pure Shear:
• Arah sumbu utama sebelum deformasi tetap demikian juga sumbu utama ellips tetap.
Sedangkan garis-garis lainnya akan berotasi
PURE SHEAR STRETCHING AND SHORTENING
Pure shear didefinisikan riwayat deformasi coaxial planar.
Sumbu strain utama sejajar dengan infinitesimal stretching
(PURE SHEAR)
axes (ISA) dan tidak berputar (Ri = 0). Area (2D) atau volume Bidang pemendekan aktif meningkat dengan meningkatnya
(3D) dipertahankan. strain.
DEFORMATION OF PHYSICAL LINES (PURE SHEAR)
Garis fisik yang diorientasikan sejajar dengan ISA tidak berputar. Garis dengan
orientasi berbeda akan berputar ke arah sumbu panjang elipsoid, menjauhi
ISA2 secara simetris.
PARTICLE MOTION DURING PURE SHEAR IN 3D
PURE SHEAR
• Pada pure shear di bidang 3D, garis dan bidang
• Partikel bergerak hiperbol pada empat kompartemen bergerak dan berputar di sepanjang lintasan.
yang dipisahkan oleh garis asimtotik yang ditentukan • AP = flow apophysis. Partikel-partikel bergerak
oleh dua apophyses ortogonal yang berorientasi dalam empat kuadran dipisahkan oleh dua
sejajar dengan infinitesimal stretching axes (ISA). apophyses aliran ortogonal.
• Sudut antara apophyses aliran dilambangkan dengan
α, dan θ adalah sudut antara sumbu x dan ISA1.

Particle motion during pure shear.


SUBSIMPLE SHEAR STRETCHING AND SHORTENING
• Subsimple shear didefinisikan non-coaxial, riwayat
deformasi area (volume) konstan yang
(SUBSIMPLE SHEAR)
menggabungkan simple shear dengan pure shear. Bidang pemendekan meningkat dengan meningkatnya
• Sumbu strain utama maksimum (X dan Y) berputar, strain.
tetapi lebih lambat dibandingkan dengan simple
shear.
• Orientasi ISAs bergantung pada besar relatif
komponen simple shear dan pure shear.
DEFORMATION OF PHYSICAL LINES (SUBSIMPLE SHEAR)
• Semua garis fisik diputar, diregangkan atau diperpendek selama deformasi. Hanya garis yang sejajar dengan
bidang geser yang tidak berputar. Rotasi terjadi dalam dua bidang berpasangan dalam arah yang berlawanan
menuju bidang geser. Bidang-bidang ini ditentukan oleh flow apophyses.
• Garis dapat berputar dari area pemendekan menjadi area peregangan, tetapi tidak pernah ke arah yang
berlawanan.
PARTICLE MOTION DURING SUBSIMPLE SHEAR IN 3D
SUBSIMPLE SHEAR • Selama sub-simple shear dalam 3D, garis dan
bidang bergerak dan berputar di sepanjang lintasan
• Deformasi sub-simple shear dicirikan oleh satu seperti yang ditunjukkan pada stereonet.
paralel apofisis dan yang lainnya miring ke bidang • Proyeksi stereografik dari lintasan kutub dari garis
geser. α bervariasi antara 0° (simple shear) hingga pasif selama subsimple shear. AP = flow apophyse.
90° (pure shear). Gerakan partikel mengikuti Partikel bergerak dalam empat kompartemen yang
hiperbola dalam empat kompartemen terpisah. dipisahkan oleh dua flow apophyses pada sudut
• Sudut antara flow apophyses dilambangkan dengan antara 0o (3D simple shear) dan 90o (3D pure shear).
α, dan θ adalah sudut antara sumbu x dan ISA1.

Particle motion during subsimple shear.


SIMPLE SHEAR STRECHING AND SHORTENING
• Simple shear didefinisikan riwayat deformasi non-
coaxial. Non-coaxial shear melibatkan rotasi elipsoid
(SIMPLE SHEAR)
deformasi dan sumbu strain utama (X dan Z). Sumbu Selama simple shear, bidang pemendekan aktif
panjang elipsoid deformasi (sumbu strain utama X) meningkat dengan mengorbankan bidang peregangan
selalu berputar ke arah bidang geser, tetapi tidak aktif.
pernah melalui bidang geser. Luas atau volume
benda dipertahankan selama deformasi.
• The infinitesimal stretching axes tidak berputar.

Deformasi simple shear (internal). Bidang geser sejajar dengan sumbu x, dan
infinitesimal stretching axes (ISA, arah peregangan/ pemendekan tercepat)
diorientasikan pada 45 derajat ke bidang geser.
DEFORMATION OF PHYSICAL LINES (SIMPLE SHEAR)
• Semua garis fisik, kecuali garis yang berorientasi sejajar dengan bidang geser, akan berputar selama simple shear. Dextral (right-
lateral) simple shear melibatkan rotasi searah jarum jam, sedangkan sinistral (let-lateral) simple shear melibatkan rotasi
berlawanan arah jarum jam.
• Garis yang sejajar dengan bidang geser mempertahankan panjang aslinya.
• Garis fisik berputar lebih cepat daripada sumbu elipsoid deformasi (teoritis). Akibatnya, garis dapat berputar dari bidang
pemendekan aktif ke bidang peregangan aktif jika strain menjadi cukup tinggi.
DEFORMATION OF PHYSICAL LINES (SIMPLE SHEAR)
PARTICLE MOTION DURING SIMPLE SHEAR IN 3D
SIMPLE SHEAR • Selama simple shear dalam garis dan bidang 3D
bergerak dan berputar di sepanjang lintasan.
• Simple shear ditandai dengan apofisis tunggal yang • Kutub dari garis pasif yang berputar bergerak
disejajarkan dengan bidang geser. Partikel bergerak sepanjang lintasan (lingkaran besar) di stereoplot
berlawanan arah di kedua sisi dan sejajar dengan selama simple shear. AP = flow apophysis. Hanya
aliran apofisis. ada satu flow apophysis, yang sejajar dengan bidang
• Sudut antara sumbu x dan ISA1 (θ) adalah 45 derajat. x-z.

Particle motion and flow apophysis (AP) associated with simple shear.
DEFORMATION OF PHYSICAL LINES

• Perkembangan sektor di mana garis mengalami riwayat


umum kualitatif:
• c → bidang kontraktional;
• e → bidang ekstensi.
• c,e → garis-garis dalam bidang ini pertama kali
diperpendek dan kemudian diperpanjang.
• Perhatikan gambar simetris yang dihasilkan oleh pure
shear dan asimetri yang dibuat oleh riwayat deformasi
non-coaxial.
• Dikes and veins yang berubah bentuk kadang-kadang dapat
digunakan untuk membangun sektor-sektor selanjutnya
tingkat koaksialitas.
DEFORMATION IN 3D
• Strain 3D berarti bahwa ketiga sumbu strain utama mengubah panjang, dan strain ellipsoid diplot
diagonal pada diagram Flinn.
• Ini adalah anggota akhir coaxial dari strain 3D. Menambahkan simple shear memberikan spektrum
baru dari strain 3D, termasuk transpression dan transtension.
RELATIONSHIP BETWEEN STRESS AND STRAIN
• Mengetahui medan stress selama deformasi pada akhirnya tidak
mengungkapkan bagaimana deformasi berkembang.
• Untuk medan stress tertentu, deformasi dapat berupa pure shear, simple
shear, atau seperti dalam banyak kasus, kombinasi keduanya (sub-simple
shear) jika volume dipertahankan.

Dengan mengubah sudut bidang geser relatif terhadap sumbu stress utama, mode geser berbeda
muncul. Simple shear terjadi ketika ISAs berada pada sudut 45° terhadap stress utama
maksimum. Bidang stres sama di setiap contoh.
SUMMARY
• Deformasi didefinisikan sebagai perbedaan posisi titik sebelum dan sesudah deformasi
• Deformasi terdiri dari Rigid dan Non-Rigid
• Haakon Fossen (2010), deformasi (De) meliputi:
• Translation (T)
• Rigid rotation (Re)
• Internal deformation (Di):
• Rigid rotation (Ri)
• Strain (S)
• Davis and Reynolds (1996), deformasi (De)meliputi:
• Translation (T) = Gaya yang bekerja memindahkan benda ke tempat lain
• Rotation (R) = Jika gaya yang bekerja merubah orientasinya
• Dilation (Dl) = Jika gaya tersebut merubah ukuran/ volume benda
• Distortion(Ds)/ Strain = Jika gaya tersebut merubah bentuk benda
• Deformasi dapat terjadi perubahan volume (dilation) atau tidak ada perubahan volume (non-dilational)
• Strain didefinisikan perubahan ukuran (volume) dan/ atau bentuk.
• Homogeneous strain ditandai dengan transformasi linier, yaitu garis lurus tetap lurus dan garis
sejajar tetap paralel.
SUMMARY
• Deformasi didefinisikan sebagai perbedaan posisi titik sebelum dan sesudah
• Deformasi (De) meliputi komponen-komponen berikut: translation (T), rigid rotation (Re) dan internal
deformation (Di)
• Komponen deformasi internal terdiri dari komponen rigid rotation (Ri) dan strain (S)
• Deformasi terdiri dari Rigid dan Non-Rigid
• Deformasi dapat terjadi perubahan volume (dilation) atau tidak ada perubahan volume (non-dilational)
• Strain mendefinisikan perubahan ukuran (volume) dan/ atau bentuk.
• Strain didefinisikan sebagai extension (e):
𝑙𝑓 −𝑙𝑜
• Strain (e) = , e>0 = lengthening, e<0 = shortening
𝑙𝑜
• Stretch (S) = 1+e
• Quadratic elongation (l) = 𝑆 2 = 1 + 𝑒 2
1 1 1
• Reciprocal quadratic elongation (l’) = 𝑙 = 𝑆2 = 1+𝑒 2
• Homogeneous strain ditandai dengan transformasi linier, yaitu garis lurus tetap lurus dan garis
sejajar tetap paralel.
SUMMARY
• Strain didefinisikan sebagai elongation (e):
𝑙−𝑙
• Elongation (e) = 𝑙 𝑜 , e>0 → lengthening, e<0 → shortening
𝑜
𝑙
• Stretch (S) = = 1+e
𝑙𝑜
• Quadratic elongation (λ) = 𝑆 2 = 1 + 𝑒 2
1 1 1
• Reciprocal quadratic elongation (λ’) = 𝜆 = 𝑆2 = 1+𝑒 2
• Strain elipsoid (3D) atau strain ellipse (2D) memberikan kesan visual dari finite strain.
• Dimensi elipsoid finite strain diplot dalam diagram Flinn dan Hsu.
• Parameter strain instantaneous atau infinitesimal menggambarkan strain history (riwayat strain).
• Selama steady state progressive strain, parameter instantaneous strain tetap konstan sepanjang
riwayat deformasi.
• Deformasi coaxial tidak melibatkan rotasi strain ellipsoid (Ri), sedangkan deformasi non-coaxial
melibatkannya.
• Riwayat deformasi dapat bersifat coaxial (pure shear) dimana tidak terjadi rotasi sumbu strain (Ri)
atau non-coaxial (simple shear dan sub-simple shear) dimana terjadi rotasi sumbu strain (Ri)
• Riwayat deformasi fokus pada perkembangan deformasi dari awal sampai akhir deformasi (finite
Strain)
• Mengetahui medan stress selama deformasi pada akhirnya tidak mengungkapkan bagaimana
deformasi berkembang.
SUMMARY
• Strain elipsoid (3D) atau Strain ellipse (2D) memberikan kesan visual dari finite strain. Dimensi
elipsoid finite strain diplot dalam diagram Flinn dan Hsu.
• Parameter instantaneous or infinitesimal strain menggambarkan strain history (sejarah regangan).
• Deformasi dikatakan steady state jika parameter konstan selama proses deformasi, sebaliknya
disebut sebagai non-steady state
• Deformasi koaksial tidak melibatkan rotasi strain ellipsoid (Ri), sedangkan deformasi non koaksial
melakukannya.
• Sejarah deformasi dapat bersifat coaxial (pure shear) dimana tidak terjadi rotasi sumbu strain
(internal) atau non-coaxial (simple shear dan sub-simple shear) dimana terjadi rotasi sumbu strain
(internal)
• Sejarah deformasi fokus pada perkembangan deformasi dari awal sampai akhir deformasi (Finite
Strain)
• Mengetahui medan tegangan selama deformasi pada akhirnya tidak mengungkapkan bagaimana
deformasi berkembang.

Anda mungkin juga menyukai