PENDAHULUAN
Dalam ilmu geologi, batuan merupakan objek utama. Geologi struktur merupakan
cabang ilmu geologi yang mepelajari deformasi atau perubahan bentuk batuan di kerak
bumi. Pada geologi struktur hal yang paling menjadi perhatian bukanlah jenis batuan
ataupun mineral penyusunnya, melainkan struktur pada batuan tersebut. Pada prinsipnya,
struktur batuan atau yang sering disebut struktur geologi mudah dipelajari dengan melihat
perubahan ciri fisik dari suatu perlapisan batuan, akan tetapi pada kenyataan dan
kerena tidak selamanya struktur geologi dapat dilihat dengan bentuk utuh. Untuk
proyeksi baik itu struktur garis maupun struktur bidang baik pada struktur yang terlihat
maupun struktur semu. Oleh karena itu, perlu diadakan praktikum Geologi Struktur agar
dapat mengenali dan memahami struktur geologi dengan metode proyeksi stereonet.
Adapun maksud dari praktikum Geologi Struktur adalah agar praktikan mampu
Adapun alat dan bahan dari praktikum geologi struktur ini yaitu:
1. Kertas HVS A4
3. Kertas Kalkir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk
Proses deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat gaya (Force)
2.1.1 Sesar
Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran
yang berarti, melalui bidang rekahnya. Suatu sesar dapat berupa Bidang Sesar (Fault
Plane), atau rekahan tunggal. Tetapi lebih sering berupa jalur sesar (Fault Zone), yang
terdiri lebih dari satu sesar. Jalur sesar atau jalur penggerusan (Shear Zone), mempunyai
dimensi panjang dan lebar yang beragam, dari skala minor sampai puluhan kilometer.
Kekar yang memperlihatkan pergeseran dapat pula dikatakan sebagai sesar minor.
Shear zone adalah suatu zona yang berbentuk tabular sampai melembar dan planar
(datar) sampai bergelombang yang terbentuk pada batuan yang cenderung memiliki
tingkat keterakan yang lebih besar daripada batuan sekitarnya, dengan intensitas yang
terkadang lebih tinggi. Shear Zone memiliki ciri – ciri yang dapat dikenali di lapangan.
sebagai berikut:
a. Brittle shear zone, yaitu jalur penggerusan pada batuan yang getas.
b. Ductile shear zone, yaitu jalur penggerusan pada batuan yang lentur.
Zona patahan adalah suatu jalur penggerusan pada kondisi brittle. Sedangkan bila
jalur penggerusan terbentuk pada daerah ductile, maka akan menghasilkan metamorfisme
Untuk mengetahui klasifikasi sesar, maka kita harus mengenal unsur-unsur struktur
a. Bidang sesar, yaitu bidang sepanjang rekahan dalam batuan yang tergeserkan.
b. Dip sesar, sudut antara bidang sesar dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus
jurus sesar. Strike dan dip sesar menunjukkan kedudukan dari bidang sesar.
c. Pitch, arah gelinciran yang membentuk sudut pada bidang sesar, diukur terhadap
bidang horizontal.
d. Hade, sudut antara garis vertikal dengan bidang sesar dan merupakan penyiku dari dip
sesar.
e. Throw, komponen vertikal dari slip/ separation diukur pada vertikal yang tegak lurus
terhadap jurus sesar.
f. Heave, komponen horisontal yang tegak lurus dari slip/ separation diukur pada bidang
vertikal yang tegak lurus jurus sesar.
g. Slip (pergeseran relatif), merupakan pergeseran titik – titik yang sebelumnya berimpit,
diukur dari blok satu ke blok yang lain.
.
tegasan yang menyebabkan terjadinya patahan pada suatu tubuh batuan, mengikuti
hukum Coulomb mengenai batas ketahanan suatu massa terhadap tekanan (Coulomb
law of failure) seperti terlihat pada gambar 2.2 A,B. Coulomb failure envelope
biasanya lurus, dengan kemiringan rata – rata sekitar 30°. Sudut kemiringan (φ)
adalah sudut geser dalam (angle of internal friction) suatu material. Ketika envelope
terproyeksikan pada sumbu σs pada diagram Mohr (Gambar 2.2 C), juga
berpotongan dengan sumbu pada nilai 0 (σ0), titik ini dinamakan kekuatan kohesif (
terpatahkan
σn = Tegasan normal
φ = 90° - 2θ Atau,
2θ = 90° - φ
patahan dengan arah tegasan utama harus lebih kecil dari 45° atau dengan kata lain
arah tegasan utama harus diapit oleh dua bidang conjugate yang membentuk sudut
lancip ( kurang dari 90° ). Oleh karena itu kita dapat menentukan arah dari tegasan
utama bila didapatkan 2 bidang conjugate. Dari hasil tersebut Anderson membuat
suatu pemodelan yang menjelaskan hubungan antara pola tegasan dan bidang patah
Mengingat struktur sesar adalah rekahan di dalam bumi yang ditimbulkan karena
“pitch” yang berkisar dari 00 – 900 maka Rickard (1972) membuat pengelompokkan
Penamaan sesar berdasarkan nomor yang ada pada tabel 2.2. A adalah
sebagai berikut :
3. Sesar naik dekstral dengan dip < 45° ( Right thrust slip fault ).
4. Sesar dekstral naik dengan dip < 45° ( Thrust right slip fault ).
5. Sesar naik dekstral dengan dip > 45° ( Right reverse slip fault ).
6. Sesar dekstral naik dengan dip > 45° ( Reverse right slip fault ).
8. Sesar dekstral normal dengan dip < 45° ( Lag right slip fault ).
9. Sesar normal dekstral dengan dip < 45° ( Right lag slip fault )
10. Sesar dekstral normal dengan dip > 45° ( Normal right slip fault ).
11. Sesar normal dengan dip < 45° ( Lag slip fault ).
12. Sesar normal dengan dip > 45° ( Normal slip fault ).
13. Sesar normal sinistral dengan dip < 45° ( Left lag slip fault ).
14. Sesar sinistral normal dengan dip < 45° ( Lag left slip fault ).
15. Sesar sinistral normal dengan dip > 45° ( Normal left slip fault ).
16. Sesar normal sinistral dengan dip < 45° ( Left normal slip fault ).
18. Sesar sinistral naik dengan dip < 45° ( Thrust left slip fault ).
19. Sesar naik sinistral dengan dip < 45° ( Left thrust slip fault ).
20. Sesar naik sinistral dengan dip > 45° ( Left reverse slip fault ).
21. Sesar sinistral naik dengan dip > 45° ( Reverse left slip fault ).
2.1.4 Kekar
Kekar adalah suatu rekahan yang sedikit atau tidak mengalami pergeseran,
jenis yaitu:
a. Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahnya searah dengan tegasan.
Kekar jenis inilah yang biasanya terisi oleh cairan hidrothermal yang kemudian
berubah menjadi vein.
b. Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau
pengurangan tekanan, orientasinya tegaklurus terhadap gaya utama. Struktur ini
biasa disebut dengan “stylolite”.
Kekar merupakan salah satu struktur yang sulit untuk diamati, sebab kekar
dapat terbentuk pada setiap waktu kejadian geologi, misalnya sebelum terjadinya
suatu lipatan. Kesulitan lainnya adalah tidak adanya atau relatif kecil pergeseran dari
kekar, sehingga tidak dapat ditentukan kelompok mana yang terbentuk sebelum atau
sesudahnya.
keseluruhan daerah terbentuk sebelum atau pada saat pembentukan sesar. Dalam
penentuan jenis sesar cara ini sangat lemah dan data yang dipakai tidak hanya kekar,
tetapi juga jalur sesar yang dapat diamati dari peta topografi, foto udara dan citra
landsat.
menggunakan adonan lempung (clay cake), untuk mengevaluasi pola struktur yang
lingkaran diletakkan agar keterakannya dapat terlihat. Pergerakan awal dari patahan
mendatar pada panel metal menghasilkan gangguan pada lempung yang ditunjukan
oleh perubahan lingkaran menjadi elips. Kemudian lempung mulai patah di daerah
yang paralel di dalam zona pergerakan utamanya. Seiring dengan kejadian yang
menggambarkan geometri dan kinematik dari Riedel Shearing atau dikenal pula
dengan simple shear yaitu karakteristik hubungan geometri dari pasangan patahan
1. Sesar mendatar Riedel ditandai dengan adanya sepasang Riedel Shear (R dan R’)
yang berarah 300 terhadap tegasan maksimum (σ1). Pergerakan dalam Riedel
Shear terhadap R di sebut sebagai synthetic faults yang relatif sejajar dengan
yang disebut sebagai antithetic faults dengan pergerakan memotong major faults.
Dalam suatu sistem yang lain akan timbul pula synthetic P dan X sebagai
Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Moody dan Hill yang meneliti
hubungan tegasan utama terhadap unsur – unsur struktur yang terbentuk maka
muncul teori pemodelan sistem Sesar Mendatar Moody dan Hill atau dikenal pula
1. Jika suatu materi isotropic yang homogen dikenai oleh suatu gaya kompresi akan
menggerus (shearing) pada sudut ±300 terhadap arah tegasan maksimum yang
bidang penggerusan adalah kurang dari 45°, hal ini diyakini akibat adanya
2. Suatu kompresi stres yang mengenai suatu materi isotropik yang seragam, pada
maksimum, menengah dan minimum) dan salah satu dari tiga arah tegasan
3. Orde ketiga dalam sistem ini arahnya akan mulai menyerupai arah orde pertama,
sehingga tidak mungkin untuk membedakan orde keempat dan seterusnya dari
orde pertama, kedua, dan orde ketiga. Akibatnya tidak akan muncul jumlah tak
terhingga dari arah tegasan. Sistem ini dipecahkan ke dalam delapan arah shear
utama, empat antiklinal utama dan arah patahan naik untuk segala province
tektonik. Dalam kenyataan kenampakan orde pertama dan orde kedua dapat kita
Jika bidang gerus akibat pure shear I membentuk suatu en echelon (berjajar)
sehingga membentuk koridor – koridor, maka sistem Riedel I atau simple shear I
akan bekerja. Dalam koridor dimana sistem Riedel bekerja akan membentuk pula
pola tegasan utama yang membentuk sistem pure shear II, demikian seterusnya
pemodelan tersebut, maka dibuatlah tabel hubungan sudut antara sesar utama dengan
Keterangan :
η→ Sudut antara σ1 akibat pure shear I dengan σ1 akibat pure shear II atau simple
shear I.
θ = β→ Sudut antara σ1 /kekar tensional ( vein ) akibat pure shear 1 dengan sesar
ξ = β→ Sudut antara sesar utama dengan sumbu lipatan subsidiary / drag fold.
memproyeksikan poin bola dari lingkup utara ketitik dalam bidang bersinggungan
membayangkan sebuah bola sebagai bidang datar sesuai dengan aturan yang telah
komputer atau dengan tanggan menggunkan jenis khusus dari kertas grafik yang
biasa disebut Stereonet atau Wulff Net dan juga Schmidtt Net.
efisien untuk menggambarkan hubungan sudut antara garis dan bidang secara
berbentuk suatu lingkaran primitif dan juga merupakan proyeksi dari struktur
bidang yang kedudukannya horizontal ( dip= 0), maka kedudukan bidang miring
pada Wulf net dan Schmidt net, 0(nol) di lingkaran primitip dan 90 terletak pada
pusat lingkaran.
proyeksi pada tutuh zinith yang letaknya pada sumbu vertikal melalui pusat bola
bagian puncak. Sudut yang sama digambarkan semakin rapat ke arah pusat. Hasil
pengambaran pada bidang proyeksi disebut stereogram sedangkan hasil dari equal
Wulf net dibuat berdasarkan pembagian sama sudut dari garis yang ditarik
melalui Zenith ke setiap titik pada lingkaran besar , yang proyeksinya pada bidang
jurus Utara – Selatan dengan arah kemiringan ke Barat dan ke Timur akan di
permukaan bola dengan bidang yang tidak melalui pusat bola. Bila arah U – S
lingkaran kecil bagian bawah bola diproyeksikan ke titik zinith, maka akan
menggunakan Wulf net adalah untuk proyeksi struktur bidang dengan jurus U – S
struktur bidang berupa lingkaran besar dan dip nya diukur pada arah E – W
Dasar geometri dari proyeksi ini adalah suatu bidang diametral vertikal
dibuat sama. Cara menggambarkan sama dengan Wulf net, hanya perbedaannya
lingkaran besar dan kecil tidak diproyeksikan sebagai garis lengkung busur.
Didalam proyeksi steriografi suatu bidang dapat direpleksikan sebagai titik, yang
cukup dengan menggambarkan titik proyeksi pada jaring sebesar 90 dari
proyeksi titik kutubnya. Penggunaan proyeksi bidang maupun kutub kedua jaring
tersebut dapat digunakan, tetapi untuk analisa struktur lebih lanjut akan lebih baik
yang menghasilkan jarak titik pada bidang proyeksi yang sama dan sebanding
dengan sebenarnya. Hasil dari proyeksi ini adalah stereogram yang disebut
Schmidt Net.
c. Orthogonal Projection
Proyeksi ini merupakan kebalikan dari equal angle projection karena pada
proyeksi ortogonal, titik-titik pada permukaan bola akan diproyeksi tegak lurus
d. Polar Projection
Pada proyeksi ini baik unsur garis maupun bidang tergambar suatu titik.
Stereografi dari proyeksi ini adalah Polar Net. Stereogrfi dari proyeksi ini
bidang dari suatu titik pada Polar Net harus menggunakan Schmidts Net.
Gambar 2.8 Polar Net
BAB III
DATA KEKAR
4.1 Metode
1. Buka Aplikasi stereonet window kemudian pilih new blank window maka
2. Pilih planes pada New Data Set. Plane merupakan lembar kerja untuk
4. Klik Calculation pada menu bar dan pilih poles. Hapus tanda centang (√)
Gambar 4.4 cara memasukkan poles ke proyeksi stereografi
5. Klik plot Countur kemudian pilih 1% area. Kik dan tahan pada dua kontur
8. Masukkan data strike dan dip yang di ambil dari data dua titik tertinggi pada
kemudian catat.
9. Masukkan strike dan dip dari data di atas. Titik pertengahan yang di bentuk
10. Klik dan tahan pada pertengahan bidang tersebut dan catat kembali. 𝜎1
Berdasarkan teori anderson yang dimana jika 𝜎2 nya berada dekat dengan
titik pusat nya dan 𝜎1 𝑑𝑎𝑛 𝜎3 nya berada pada satu bidang maka didapatkan
sesar geser yang dimana data yang telah di masukkan pada aplikasi streonet
5.1 Kesimpulan
calculation poles akan muncul titik-titik penanda pole di setiap data kekar.
Kemudian gunakan garis bantuk untuk menentukan 𝜎1, 𝜎2 dan 𝜎3 . Jika telah
didapatkan data 𝜎1, 𝜎2 dan 𝜎3 , maka telah dapat ditentukan jenis sesarnya.
b. Adapun jenis sesar berdasarkan data kekar dan nilai 𝜎1, 𝜎2 dan 𝜎3, maka
5.2 Saran
Adapun saran yang diajukan kepada asisten agar kiranya asisten juga ada
pihak dari perempuan, agar kiranya praktikan perempuan bisa leluasa melakukan
tanya jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.M, 1951, The Dynamics ofFaulting. Oliver and Boyd, Edinburgh,
241 pp.
Moody, J.D. and Hill, M.J. 1956, WrenchFault Tectonics. Bulletin Geological