Struktur Geologi
Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja kekuatan
tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping itu struktur geologi juga merupakan
struktur kerak bumi produk deformasi tektonik. Deformasi adalah proses perubahan pada tubuh batuan
(berupa perubahan bentuk, posisi, maupun volume batuan) akibat gaya yang bekerja padanya.
Ada 3 jenis stress (gaya yang bekerja pada suatu permukaan (persatuan luas).
1. Compressive forces: dihasilkan oleh gaya eksternal yang saling berhadapan dan menekan batuan.
batuan akan mengalami pemendekan
2. Tensional forces : dihasilkan oleh gaya eksternal yang saling berhadapan dan menjauhi batuan.
batuan akan mengalami pemanjangan
3. Shearing forces : dihasilkan oleh gaya eksternal yang saling sejajar namun berlawanan arah.
batuan akan mengalami pergeseran antar perlapisan
Deformasi akan bersifat elastis, bila material yang terkena deformasi kembali
ke bentuk semula ketika deformasi dihilangkan. Sedangkan deformasi dengan sifat
permanen akan dicapai ketika material mencapai batas elastisitasnya (plastis).
Faktor yang mempengaruhi jenis deformasi:
1. Tekanan, dimana tekanan rendah : brittle deformation, tekanan tinggi : ductile deformation
2. Jenis batuan dimana batuan beku : brittle deformation, batuan sedimen : ductile deformation
4. Durasi Stress, dimana durasi singkat : brittle deformation, durasi lama : ductile deformation.
Struktur geologi yang penting untuk diketahui antara lain : sistem perlipatan,sistem kekar, sistem
sesar,bidang perlapisan, dan ketidakselarasan. Berikut ini adalah beberapa jenis struktur geologi yang
dihasilkan oleh forces geologi :
2. Struktur Lipatan
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang ditunjukkan sebagai
lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis atau bidang didalam bahan tersebut.
Pada umumnya unsur yang terlibat didalam lipatan adalah struktur bidang, misalnya bidang
perlapisan atau foliasi.Lipatan merupakan gejala yang penting, yang mencerminkan sifat dari
deformasi; terutama, gambaran geometrinya berhubungan dengan aspek perubahan bentuk
(distorsi) dan perputaran (rotasi). Lipatan terbentuk bila mana unsur yang telah ada sebelumnya
terubah menjadi bentuk bidang lengkung atau garis lengkung. Klasifikasi lipatan berdasarkan unsur
geometri, antara lain:
1. Upright Fold atau Simetrical Fold (lipatan tegak atau lipatan setangkup).
2. Asimetrical Fold (lipatan tak setangkup atau lipatan tak simetri)
3. Inclined Fold atau Over Fold (lipatan miring atau lipatan menggantung).
4. Recumbent Fold (lipatan rebah)
3. Kekar (joint)
Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak mengalami pergeseran pada
bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala tektonik maupun non tektonik (Ragan, 1973). Kekar
adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan
tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh:
· Pemotongan bidang perlapisan batuan;
· Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;
· Kenampakan breksiasi.
4. Sesar (fault)
Patahan atau sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan batuan bumi yg menyebabkan
satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain. Pergerakan bisa relatif turun, relatif naik,
ataupun bergerak relatif mendatar terhadap blok yg lain(Billings,1954:124). Beberapa kenampakan
yang dapat digunakan sebagai penunjuk adanya sesar antara lain :
5. Bidang perlapisan
Bidang perlapisan hanya ditemukan pada batuan sedimen, yaitu suatu bidang yang memisahkan
antara suatu jenis batuan tertentu dengan batuan lain yang diendapkan kemudian, misalnya batas
antara lapisan batupasir dengan batugamping, atau batas lapisan batupasir yang satu dengan
batupasir lainnya yang dapat dibedakan .Biasanya batuan sedimen terdiri dari banyak sekali
lapisan-lapisan yang berurutan dari tua ke muda, sehingga banyak pula bidang perlapisannya.
Bidang perlapisan tersebut merupakan bagian yang lemah dibandingkan dengan kekuatan batuan
sedimennya, karena itu dalam analisis kemantapan posisinya menjadi sangat penting.
6. Ketidakselarasn (Unconformity)
Adalah suatu permukaan erosi atau nondeposisi yang memisahkan lapisan-lapisan yang lebih muda
dari batuan-batuan yang lebih tua . Perkembangan ketidakselarasan meliputi beberapa tahap.Tahap
pertama yaitu pembentukan batuan yang lebih tua.Umumnya diikuti oleh pengangkatan dan erosi
akhirnya lapisan-lapisan muda diendapkan (Billings,1954:242)
Sumber :
Asikin, Sukendar. 1997. Diktat Geologi Struktur Indonesia. Jurusan Teknik Geologi. Insitut
Teknologi Bandung
Harsolumakso, A.H., Magetsari, N.A., Abdullah, I.C. 1997. Buku Panduan Geologi Struktur.
Teknik Geologi. ITB, Bandung
Pembahasan
Pada lokasi kuliah lapangan terdapat singkapan dengan tinggi sekitar 5 meter
untuk section 1 dan section 2 dengan panjang sekitar 3 meter. Section 1 memiliki
slope sehingga kami mengukur data strike-dip dengan menggunakan metode bentang
tali untuk mendapatkan ukuran semu (lapangan) begitu juga pada pengukuran
singkapan section 2 karena posisinya yang horizontal.
Pada singkapan section 1 ini kami membagi menjadi 3 bagian berdasarkan lapisan batuannya.
Bagian 1 merupakan lapisan batuan pasir kasar sisipan batuan pasir halus, bagian 2 merupakan lapisan
batuan pasir halus, dan bagian 3 merupakan lapisan batuan pasir intermediate sisipan batuan pasir halus.
Singkapan section 1 ini memiliki besar slope sekitar 75o. Berikut ini adalah data strike-dip (semu) yang
kami dapat :
Hasil analisa kami dari data yang didapat adalah perbedaan besar dip yang cukup besar antar lapisan batuan
diakibatkan oleh pengaruh gaya tektonik dengan bukti terdapatnya struktur patahan di bagian timur dari
singkapan yang kami ukur. Namun besar dip average-nya adalah 30o.
Gambar 2.3 Posisi Pengukuran Strike-Dip Section 1
Singkapan Section 2
Singkapan section 2 posisinya tepat di bawah singkapan section 1. Singkapan section 2 ini memiliki
posisi horizontal pada kenampakannya dengan slope sekitar 2o. Kami tidak membagi section 2 menjadi
beberapa bagian karena batuan yang terdapat jenisnya sama yaitu batuan pasir halus. Berikut ini adalah data
strike-dip (semu) yang kami dapat :
Gambar 2.4 Data Strike-Dip Section
2
Kami melakukan pengukuran pada section 2 ini dan didapatkan data strike : 264o W dan dip : 30o. Besar
dip pada section 2 sama dengan besar dip average pada section 1.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan data-data yang didapat dari hasil pengukuran
(semu) di lapangan kami membuat kesimpulan bahwa lapisan struktur geologi yang terbentuk pada
singkapan section 1 dan section 2 diakibatkan oleh faktor gaya tektonik yang sama dan terjadi pada waktu
yang sama dibuktikan dengan besar dip average pada section 1 sebesar 30o sama dengan besar dip pada
section 2.