KLASIFIKASI TANAH
OLEH
Octavia Moniung
18012033
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
yang diberikan kepada kita semua sehingga penuisan makalah ini dapat kami susun
sesuai dengan kemampuan dan dapat kami selesaikan sesuai waktu yang diberikan.
Makalah ini memuat beberapa hasil pemikiran dan penyajian atas beberapa
permasalahan dalam kerangka ilmu tentang klasifikasi tanah yang akan dijelaskan
sebagai salah satu kelompok ilmu yang pada intinya membahas dan mempelajari
hasil-hasil pemikiran manusia berdasarkan budayanya.
Inilah sekilas tentang gambaran makalah ini. Semoga semua yang terhimpun
disini dapat memperoleh tanggapan untuk penyempurnaanya, dan semoga berguna
untuk mengisi kebutuhan akan beragam bagi mahasiswa yang terkait dengan
pengembangan berbagai mata kuliah yang ada.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan kriteria itu, ditemukan banyak sekali jenis tanah di dunia. Untuk
memudahkannya, seringkali para ahli melakukan klasifikasi secara lokal. Untuk
Indonesia misalnya dikenal sistem klasifikasi Dudal-Soepraptohardjo (1957-1961)[1]
yang masih dirujuk hingga saat ini di Indonesia untuk kepentingan pertanian,
khususnya dalam versi yang dimodifikasi oleh Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimatologi (Puslittanak) pada tahun 1978 dan 1982.
1
dengan prinsip-prinsip taxonomi, makin luas daerah berlakunya makin tinggi tingkat
kategorinya. Satuan-satuan tanah dipilih dari sejumlah ciri-ciri morfologo tanah
dalam batas-batas tertentu. Pada umumnya kriteria yang membatasi ini dipilih
menurut dasar-dasar genese tanah dan menurut korelasi di antara tanah, vegetasi dan
tindakan manusia dalam hubungannya dengan penggunaan tanah.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah
yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa kedalam kelompok-kelompok
dan subkelompok-kelompok berdasarkan pemakaian-pemakaiannya. Sebagian besar
sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan untuk tujuan rekayasa didasarkan
pada sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran dan plastisitas.
Klasifikasi tanah secara umum adalah pengelompokkan berbagai jenis tanah ke
dalam kelompok yang sesuai dengan sifat teknik dan karakteristiknya.Sistem
klasifikasi tanah adalah suatu sistem yang mengatur jenis-jenis tanah yang berbeda-
beda, tetapi mempunyai sifat-sifat yang serupa kedalam kelompok-kelompok dan
subkelompok berdasarkan pemakaiannya. Dengan adanya sistem klasifikasi ini akan
menjelaskan secara singkat sifat-sifat umum tanah yang sangat bervariasi tanpa
penjelasan yang rinci. Klasifikasi ini pada umumnya di dasarkan sifat-sifat indeks
tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran butiran dan plastisitas. Namun
semuanya tidak memberikan penjelasan yang tegas tentang kemungkinan
pemakaiannya.
3
b. Klasifikasi berdasarkan pemakaian
a. Perkiraan hasil eksplorasi tanah (perkiraan log bor tanah, peta tanah, dan lain-
lain).
b. Perkiraan standar kemiringan lereng penggalian tanah dan tebing.
c. Perkiraan pemilihan bahan (penentuan tanah yang harus disingkirkan,
pemilihan tanah dasar, bahan tanah timbunan, dan lain-lain).
d. Perkiraan persentasi muai dan susut.
e. Pemilihan jenis konstruksi dan peralatan untuk konstruksi (pemilihan cara
penggalian dan rancangan penggalian).
f. Perkiraan kemampuan alat untuk konstruksi.
g. Rencana pekerjaan/pembuatan lereng dan tembok penahan tanah (perhitungan
tekanan tanah dan pemilihan jenis konstruksi
Banyak sistem klasifikasi tanah yang telah disusun antara lain sistem klasifikasi
Dudal-Soepraptohardjo, Sistem Soil Taxonomy (USDA), Sistem World Reference
Base for Soil Resources, Sistem Unified Soil Clasification System (USCS) dan
SistemAmerican Association Of State Highway and Transporting Official
4
(AASHTO). Namun yang paling umum digunakan adalah sistem USCS dan
AASHTO. Berikut kami akan menjelaskan secara singkat kedua sistem klasifikasi ini.
a. Kerikil : fraksi melewati saringan 75-mm (3-inch ) dan tertahan pada saringan
no 10 (2-mm)
b. Pasir : fraksi melewati saringan no 10 (2 mm) dan tertahan pada saringan no
200 (0,075 mm)
c. Lumpur dan lanau : fraksi melewati saringan no 200
2. Plastisitas
5
Tanah disebut tanah berlumpur (silty) ketika fraksi halus tanah memiliki indeks
plastisitas 10 atau kurang. Sedangkan tanah liat (clay) adalah ketika fraksi halus tanah
memiliki indeks plastisitas 11 atau lebih.
3. Jika berbatu dan bongkah (ukuran lebih besar dari 75 mm) yang diuji, mereka
dipisahkan dari bagian dari sampel tanah dari mana klasifikasi tersebut dibuat.
Namun, persentase material tersebut dicatat.
Untuk mengklasifikasikan tanah yang sesuai dengan tabel dibawah, kita harus
menerapkan data uji mulai dari kiri ke kanan. Dengan proses eliminasi, tanah
dikelompokan pertama dari kiri lalu menuju ke kriteria yang sesuai.
6
2.3 Sistem Unified Soil Clasification System (USCS)
Klasifikasi tanah sistem ini diajukan pertama kali oleh Casagrande dan selanjutnya
dikembangkan oleh United State Bureau of Reclamation(USBR) dan United State
Army Corps of Engineer(USACE). Kemudian
10American Society for Testing and Materials(ASTM) telah memakai USCS sebagai
metode standar guna mengklasifikasikan tanah. Dalam bentuk yang sekarang, sistem
1. Tanah kasar dengan syarat kurang dari 50% tanah lolos melalui saringan no
200. Kelompok ini dimulai dengan simbol awal G atau S. G singkatan gravell
/kerikil, dan S(sand) untuk pasir atau tanah berpasir.
2. Tanah Halus adalah tanah dengan 50% atau lebih dapat melalui saringan no
20. Simbol kelompok ini dimulai dengan prefiks dari M, yang merupakan
singkatan dari lumpur anorganik, C untuk lanau anorganik, atau O untuk
lumpurdan lanau organik. Simbol Pt digunakan untuk gambut, tanah kotoran
dan tanah lain yang kadar organiknya tinggi.
Untuk menentukan klasifikasi tanah pada sistem USCS digunakan tabel dibawah ini
dengan cara eliminasi dari kiri ke kanan seperti pada klasifikasi AASHTO. Untuk
informasi tambahan dalam sistem ini juga dapat digunakan plasticity chart yang kami
cantumkan dibawah.
7
8
Namun dalam menggunakan klasifikasi ini perlu diketahui beberapa informasi
penting yang dapat dicari dengan berbagai pengujian terdahulu pada tanah, yakni :
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini tentulah mempunyai banyak kekurangan-
kekurangan yang perlu dilengkapi oleh pembaca-pembacayang memiliki disiplin ilmu
tentang pembahasan ini.oleh masukanya yang bersifat membangun sangat
diharapkan.semoga bermanfaat untuk mengisi kebutuhanakan bacaan bagi mahasiswa
yang terkait dengan pengembangan pola pikir yang sejajar,selaras dan seimbang.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://analanggai.blogspot.com/2012/06/mekanika-tanah.html
http://edwardpgultom.blogspot.com/2011/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/sistem-klasifikasi-tanah-aashto-dan-
uscs
http://digilib.unila.ac.id/185/12/BAB%20II.pdf
http://digilib.unila.ac.id/185/12/BAB%20II.pdf
11