Fahrudin *)
Abstract
The deformation mechanisme in ductile – transition zone show microfracture cataclasis activities,
intracrystalline deformations, twinning, kinking, solid-sate diffusion creep, recovery and recrystallisation. That
activities to extend the sense shear indication. Sense shear can see i.e porfiroclast, mica fish, porfiroblast, veins,
strain shadow, strain fringe and boudin. Commonly sense shear indications to get the form of ellipsoid geometry.
That geometry experience to development the structure along progressive deformations process. The
development of inclusion and fabric also occur at that process.
Key words: sense shear, ductile deformations, stress, strain
Pendahuluan
Batuan mengalami deformasi oleh tegasan (stress), garis irrational sejajarkan dengan ISA disebut seba-
distribusi deformasi tidak homogen, ada bagian gai aliran pure shear (Gambar 2b). Jika material line
batuan (butiran dan matrik) yang mengalami regang- pada kurva angular velocity, ω bergerak ke atas
an (strain) tinggi dan rendah. Deformasi ini disebut berarti material berputar ke kanan sedangkan jika
sebagai deformasi heterogen. Deformasi heterogen bergerak ke bawah berarti material berputar ke kiri.
menyebabkan butiran rigid akan bergerak berputar Kondisi berputar ini disebut sebagai noncoaxial yang
dan tidak berputar sehingga butiran mengalami artinya garis irrational tidak sejajar dengan ISA.
perpindahan. Dalam konteks mikrotektonik, deforma- Kondisi noncoaxial bisa menghasilkan aliran simple
si tersebut terjadi dalam zona ductile di mana mate- shear (Gambar 2d). Semua aliran noncoaxial mem-
rialnya bersifat kental (viscous). Zona ductile bia- punyai bentuk simetri monoklin. angular velocity
sanya aktif dalam kondisi metamorfisme (penga-ruh terkaitan dengan nilai vorticity. Vorticity (Wk) adalah
suhu dan tekanan). deviasi sumbu dari angular velocity yang merupakan
karakteristik suatu putaran (rotasi). Hubungan nilai
Tulisan ini bertujuan untuk membahas mekanisme parameter numerik dapat dirumuskan sebagai berikut:
deformasi, penentuan pergerakan (shear sense) dan
perkembangan struktur pada deformasi progresif di
dalam kontek mikrotektonik.
Dasar Teori
Deformasi yang menyebabkan regangan tinggi di
suatu zona disebut sebagai zona hancur. Zona hancur
dapat dibagi dalam dua zona yaitu zona brittle dan
zona ductile (Gambar 1).
Rekahan mikro merupakan bidang planar dis- Mekanisme twinning terjadi pada regangan tinggi.
kontinu dalam butiran. Rekahan mikro mengalami Mekanisme deformasi twinning umumnya terjadi
propagasi secara lateral oleh perpindahan material secara gradual dalam zona yang sempit, sehingga
di sekeliling yang saling berinteraksi. Rekahan tumbuh twin yang lurus dan bertahap, umumnya
terjadi bisa dikarenakan regim tarik, geser, atau terjadi pada mineral plagioklas. Mineral telah
kombinasi keduanya. Rekahan mikro bisa juga mengalami deformasi dislokasi kemudian densitas
tersusun atas bentuk kurva jika tegasan antara dislokasi dari mineral tersebut berkurang, meka-
butiran dengan material di sekeliling dalam nisme ini disebut sebagai mekanisme recovery.
kondisi deformasi inhomogen contohnya inklusi. Kemudian proses pembentukan kembali mineral
setelah mengalami deformasi disebut sebagai
rekristalisasi.
Gambar 6 Gambar 7
Gambar 8
membentuk regangan pinggir. Regangan pinggir da- 3. Perkembangan Struktur dalam Proses Deformasi
pat memberi informasi aliran dan sejarah defor-masi yang Progresif
pada bentuk dalam dan luar serta bermanfaat sebagai Fabrik material Newtonian
penunjuk kinematik. Regim aliran pada deformasi homogen suatu per-
cobaan dengan kombinasi aliran simple shear
Pada leher boudin struktur yang terbentuk menun- paralel dengan bidang xy dan pure shear paralel
jukkan kemiripan dengan regangan bayangan dan dengan sumbu x, y dan z. Percobaan untuk me-
urat extensional. Kondisi metamorfik selama boudi- ngetahui perilaku fabrik material Newtonian
naged dapat diperkirakan dengan perubahan kelimpa- (PDMS dan rhodorsil gomme) akibat deformasi.
han mineral pada leher boudin. Microboudinage da- Perilaku ini merupakan bagian dari indikasi
pat digunakan sebagai sebuah strain gauge misalnya proses deformasi progresif. Dengan Kinematik
untuk mendapatkan nilai terkecil penarikan sepanjang vorticity (Wn) yang berbeda. Wn = 0.8 meng-
sumbu panjang butiran boudinaged, tetapi sumbu ini hasilkan pola aliran apophyses pada bidang rega-
bukan merupakan arah maksimum penarikan batuan. ngan mempunyai sudut 37° sedangkan Wn = 0.6
Bahkan panjang fragmen boudin dapat digunakan menghasilkan sudut 53°. Dengan rata-rata
untuk memperkirakan differential stress. stretching pada sumbu x = 2.10-4 s-1 , 3.3.10-4 s-1
Gambar 13. Perkembangan intensitas fabrik, berkaitan dengan sifat aliran, material,
rasio kekentalan selama proses deformasi yang progresif