Anda di halaman 1dari 9

MEKANISME DEFORMASI, PERGERAKAN (SENSE SHEAR)

DAN PERKEMBANGAN STRUKTUR DALAM PROSES DEFORMASI DUCTILE

Fahrudin *)

Abstract
The deformation mechanisme in ductile – transition zone show microfracture cataclasis activities,
intracrystalline deformations, twinning, kinking, solid-sate diffusion creep, recovery and recrystallisation. That
activities to extend the sense shear indication. Sense shear can see i.e porfiroclast, mica fish, porfiroblast, veins,
strain shadow, strain fringe and boudin. Commonly sense shear indications to get the form of ellipsoid geometry.
That geometry experience to development the structure along progressive deformations process. The
development of inclusion and fabric also occur at that process.
Key words: sense shear, ductile deformations, stress, strain

Pendahuluan
Batuan mengalami deformasi oleh tegasan (stress), garis irrational sejajarkan dengan ISA disebut seba-
distribusi deformasi tidak homogen, ada bagian gai aliran pure shear (Gambar 2b). Jika material line
batuan (butiran dan matrik) yang mengalami regang- pada kurva angular velocity, ω bergerak ke atas
an (strain) tinggi dan rendah. Deformasi ini disebut berarti material berputar ke kanan sedangkan jika
sebagai deformasi heterogen. Deformasi heterogen bergerak ke bawah berarti material berputar ke kiri.
menyebabkan butiran rigid akan bergerak berputar Kondisi berputar ini disebut sebagai noncoaxial yang
dan tidak berputar sehingga butiran mengalami artinya garis irrational tidak sejajar dengan ISA.
perpindahan. Dalam konteks mikrotektonik, deforma- Kondisi noncoaxial bisa menghasilkan aliran simple
si tersebut terjadi dalam zona ductile di mana mate- shear (Gambar 2d). Semua aliran noncoaxial mem-
rialnya bersifat kental (viscous). Zona ductile bia- punyai bentuk simetri monoklin. angular velocity
sanya aktif dalam kondisi metamorfisme (penga-ruh terkaitan dengan nilai vorticity. Vorticity (Wk) adalah
suhu dan tekanan). deviasi sumbu dari angular velocity yang merupakan
karakteristik suatu putaran (rotasi). Hubungan nilai
Tulisan ini bertujuan untuk membahas mekanisme parameter numerik dapat dirumuskan sebagai berikut:
deformasi, penentuan pergerakan (shear sense) dan
perkembangan struktur pada deformasi progresif di
dalam kontek mikrotektonik.

Dasar Teori
Deformasi yang menyebabkan regangan tinggi di
suatu zona disebut sebagai zona hancur. Zona hancur
dapat dibagi dalam dua zona yaitu zona brittle dan
zona ductile (Gambar 1).

Di alam terjadi deformasi dan aliran secara inhomo-


gen dalam zona ductile yang mengenai material
(bagian dari batuan, bisa fabrik, butiran, matrik,
inklusi). Model analog digunakan untuk memodelkan
bagian kecil tersebut pada deformasi dan aliran
homogen. Pola aliran suatu titik ke titik berupa garis
lurus dapat dideskripsikan secara numerik. Garis-
garis aliran meliputi stretching rate (S) dan angular
velocity (ω). Dua garis panjang yang keluar menga-
lami stretching rate dengan nilai maksimum dan Gambar 1. Pembagian zona geser dan karakteristik
minimum disebut instantaneous stretching axes umum fabrik hasil deformasi.
(ISA). Jika kurva stretching rate simetri dengan nilai
0, maka tidak ada perubahan aliran, atau disebut
aliran isochoric. Pada kasus ukuran berubah, semua
material line memberikan nilai postif dan negatif.
Nilai positif, kurva bergerak ke atas berarti ukuran
bertambah sedangkan nilai negatif kurva bergerak ke
bawah berarti ukuran berkurang (Gambar 2a). Pada
kurva angular velocity, nilai ω = 0, berarti aliran tida Dimana: Sk = strain rate, S = stretching rate, ω =
berputar dikatakan sebagai coaxial karena sepanjang angular velocity, Wk = kinematic vorticity number;
terkait dengan kualitas perputaran dan Ak = kine-
*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Geologi matic dilatancy number; terkait dengan rata-rata per-
Fakultas Teknik Undip mukaan yang susut atau mengembang suatu butiran.

TEKNIK – Vol. 32 No. 2 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 137


Deformasi ductile juga bisa disebut aliran kental yang Pengamatan lapangan dan pengambilan conto
dihasilkan karena faktor suhu, tekanan dan proses- batuan untuk diamati secara mikroskopis. Penga-
proses dinamik. Mekanisme ductile meliputi aktifitas matan orientasi fabrik batuan dan mikrostruktur
deformasi intrakristalin, twinning, kinking, solidsate berupa lineasi fabrik untuk mengetahui deformasi.
diffusion creep, recovery dan rekristalisasi. Mineral Zona aktif berupa milonit, pengamatan porfiro-
dan batuan yang mengalami deformasi ductile terjadi klas, mika fish, porfiroblas, urat, regangan
pada suhu dan tekanan yang lebih tinggi daripada bayangan dan boudin untuk mengetahui indikasi
deformasi brittle. Deformasi ini sangat dipengaruhi pergerakan. conto batuan diambil di zona hancur
oleh reologi batuan. Reologi batuan digambarkan se- kemudian diamati secara mikroskopis baik secara
bagai fungsi dari hubungan antara kecepatan tegasan nikol paralel dan silang. Pengamatan tekstur,
dan regangan. Tegasan dalam deformasi ini biasanya komposisi, dan mikrostruktur berupa lineasi dan
sebagai shear stress (τ) atau differential strees tung- kumpulan butiran/mineral.
gal (σ1 – σ3). Perilaku reologi pada deformasi ductile
menunjukkan perilaku elastis material, yang mana 2. Simulasi Numerik
perubahan regangan sangat dipengaruhi tegasan . Simulasi numerik menggunakan model sistem
Elle, model ini membuat desain evolusi micros-
Hubungan tegasan dan regangan memberikan termi- truktur dua dimensi. Model numerik ini menggu-
nologi material Newtonian dan Non-Newtonian. Peri- nakan masalah nonlinear. Persamaan algoritma
laku Newtonian, jika material diberi tegasan maka dan persamaan diferensial digunakan untuk men-
regangan yang dihasilkan memperlihat pola fungsi deskripsikan perubahan mikrostruktur berdasar-
linear (ε ∞ σ). Sedangkan perilaku Non-Newtonian kan proses-proses individu butiran secara simul-
menunjukkan regangan akan bertambah dengan tan. Persamaan yang digunakan dibawah ini
memperlihat fungsi tegasan eksponensial (ε ∞ σn). dengan asumsi bahwa fabrik merupakan hasil
Eksponen tegasan (n) diketahui sebagai aliran te- perubahan mikrostruktur dengan proses a, b, c,
gasan dari kesensitivitas strain rate dan nilainya 1 …n.
untuk perilaku Newtonian dan lebih dari 1 untuk
perilaku Non-Newtonian, tetapi biasanya tidak lebih
dari 5.

Arah pergerakan pada zona hancur biasanya dapat 3. Pemodelan Analog


ditunjukkan dengan adanya subparalel dari striasi, Model analog mengilustrasikan tiga hal yaitu mo-
slickenfibres dan kumpulan butiran dan lineasi del aliran deformasi, orientasi bentuk objek rigid
butiran. Arah pergerakan pada zona hancur sangat (SPO) dan model perkembangan bentuk inklusi
penting untuk merekosntruksi sejarah tektonik di pada shear strain tinggi. Model aliran ada tiga
suatu daerah, tetapi paling penting adalah sense macam yaitu aliran simple shear dengan Wn = 1,
pergerakan, yang mana dapat bergerak secara mengiri kombinasi shear (pure & simple shear) dengan
atau menganan, normal atau reverse. Wn ; 0 < Wn < 1 dan pure shear dengan Wn = 0.
SPO juga dimodelkan sesuai dengan alirannya.
Pada model perkembangan bentuk inklusi, rasio
Metode Penelitian
Pergerakan dan perkembangan bentuk fabrik selama kekentalan antara matrik dan inklusi dibuat
deformasi progresif dipelajari dengan observasi berbeda. Di bawah disajikan diagram aliran
lapangan, simulasi numerik dan pemodelan analog. model analog.
1. Observasi Lapangan dan Pengamatan Mikroskop

TEKNIK – Vol. 32 No. 2 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 138


Hasil dan pembahasan Defect titik dicontoh-kan proses vacancies dan
1. Mekanisme Deformasi interstials. Sedangkan defect garis meliputi edge
Mekanisme deformasi dalam zona transisi (zona dislocation dan screw dislocation. Proses intra-
antara brittle dan ductile) yang menghasilkan kristal dalam mikroskopis mudah dikenali yaitu
struktur milonit masih terdapat mekanisme micro- adanya pemadaman bergelombang suatu mineral.
fracture cataclasis ditandai butiran memperlihat- Deformasi intrakritalin oleh dislokasi terbang
kan struktur rekahan mikro. Sedangkan lebih disebut sebagai glide dislocation. Glide dislocati-
dalam ke arah zona ductile terjadi mekanisme on terjadi pada suhu rendah dan stress differential
deformasi intrakristalin, twinning, kinking, solid- tinggi. Mekanisme glide dislocation dengan dii-
sate diffusion creep, recovery dan rekristalisasi. kuti dislokasi tanjakkan disebut mekanisme
Mekanisme deformasi dapat diilustrasikan dalam dislocation creep. Deformasi kristal plastis biasa-
fungsi differential stress dengan temperatur nya mengikuti mekanisme dislocation creep.
(Gambar 3). Pada suhu tinggi dan tegasan yang Dislocation creep terjadi pada suhu tinggi dan
relatif lebih sedikit terjadi proses difusi-creep. stress differential tinggi.

Rekahan mikro merupakan bidang planar dis- Mekanisme twinning terjadi pada regangan tinggi.
kontinu dalam butiran. Rekahan mikro mengalami Mekanisme deformasi twinning umumnya terjadi
propagasi secara lateral oleh perpindahan material secara gradual dalam zona yang sempit, sehingga
di sekeliling yang saling berinteraksi. Rekahan tumbuh twin yang lurus dan bertahap, umumnya
terjadi bisa dikarenakan regim tarik, geser, atau terjadi pada mineral plagioklas. Mineral telah
kombinasi keduanya. Rekahan mikro bisa juga mengalami deformasi dislokasi kemudian densitas
tersusun atas bentuk kurva jika tegasan antara dislokasi dari mineral tersebut berkurang, meka-
butiran dengan material di sekeliling dalam nisme ini disebut sebagai mekanisme recovery.
kondisi deformasi inhomogen contohnya inklusi. Kemudian proses pembentukan kembali mineral
setelah mengalami deformasi disebut sebagai
rekristalisasi.

2. Penentuan Pergerakan (shear sense)


Penentuan pergerakan akibat deformasi ductile
dapat dikenali dari bentuk butiran dan matrik
suatu fabrik yang terubah. Umumnya bentuk bu-
tiran atau fabrik memberikan bentukan ellipsoid.
Penentuan pergerakan ini dapat diketahui dari
porfiroklas, mika fish, porfiroblas, urat, regangan
Gambar 3. Hubungan antara temperatur vs bayangan, regangan pinggir, dan boudin.
tegasan dengan mekanisme deformasi
Porfiroklas, Mika fish dan Porfiroblas.
Mekanisme deformasi dalam batuan yang tersu- Porfiroklas adalah kristal tunggal yang ukurannya
sun atas fluida intergranular dan terjadi pada suhu melebihi ukuran butir rata-rata di sekitar matrik
rendah disebut pressuresolution. Pressure solu- dan jenis dari milonit. Porpiroklas dapat dibeda-
tion terjadi di mana tegasan di sekitar butiran kan berdasarkan pada geometri dari sistem
sangat tinggi sehingga menyebabkan daerah di porfiroklas: tipe Θ, tipe Φ, tipe σ (tipe σa dan tipe
σb), tipe δ, dan objek kompleks. Tipe Θ mempu-
nyai sistem internal dan tipe Φ mempunyai sistem
ortorombik, kedua tipe menunjukkan indikator
batas butiran menjadi tidak stabil, butiran akan pergerakan aliran pure shear. Sedangkan tipe σ,
larut akibat tegasan dan aktifitas fluida antara tipe δ, dan objek kompleks mempunyai sistem
butiran. Butiran yang saling interaksi dan kontak monoklin yang menunjukkan indikator pergera-
dengan permukaan dalam sudut tinggi secara kan aliran simple shear. Tipe σa, tipe σb, tipe δ,
terusmenerus akan mengalami pemendekan. dan kompleks dapat digunakan sebagai indikator
Kontak antar butir menyebabkan densitas crystal pergerakan menggunakan asimetrik internal
defect lebih tinggi daripada tidak di batas kontak porfiroklas, dan stair stepping dari sayap; sayap
karena tegasan di daerah kontak antara butiran maju ke depan dalam arah perpindahan blok
lebih tinggi. bagian atas. Untuk mendeterminasi simetri stair
stepping, suatu bidang referensi (Gambar 4)
Kristal dapat terdeformasi secara internal tanpa tersusun atas sumbu simetri porfiroklas (x3) dan
me-ngalami proses rekahan oleh pergerakan yang bidang normal (x1) sejajar dengan jejak planar
disebut sebagai lattice defect, proses ini dikenal yang relatif dari ekor bagian luar daerah
sebagai mekanisme deformasi intrakristalin. Lat- kompleks deformasi berbatasan dengan pusat
tice defect dalam kristal dapat dikelompokan porfiroklas.
dalam defect titik dan defect garis (dislocation).

TEKNIK – Vol. 32 No. 2 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 139


• Inter-tektonik porfiroklas tumbuh diinterpreta-
sikan sebagai akhir pertumbuhan foliasi se-
kunder. Porfiroklas dikelilingi oleh matrik
memberikan efek fase deformasi akhir yang
tidak meninggalkan rekaman pola inklusi
porfiroblas (C,D Gambar 7)
• Syn-tektonik porfiroblas paling banyak dijum-
pai dan telah tumbuh ketika fase deformasi
Gambar 4. Bagian sistem monoklin
tunggal. Bermacam-macam mikrostruktur da-
internal
pat terbentuk di kelompok ini (E,F Gambar 7).
Pola inklusi umumnya membentuk kurva
Mika kristal tunggal dalam matrik milonit berbu-
termasuk lipatan yang dikenal sebagai lipatan
tir halus disebut mika fish. Mika fish banyak
helicitic.
terdapat dalam milonit quarsit micaceous dan
• Porfiroblas tumbuh setelah post-tektonik, de-
ultramilonit. Karakteristik mika fish adalah
formasi porfiroblas diartikan oleh ketidakha-
bentuk tablet dan bentuk simetrik monoklin
diran defleksi Se, regangan bayangan, undu-
dengan salah satu kurva dan planar (Gambar 5),
lose extinction atau kejadian lain dari ketiga
mirip porfiroklas tipe σa. Mika fish menunjukkan
deformasi tersebut.
deformasi kuadrant ekstensional dengan sumbu
panjangnya dan menunjukkan inklinasi fabrik
Intertektonik dan syntektonik digunakan untuk
yang curam, yang mana dapat digunakan sebagai
indikator pergerakan. Objek rigid dalam rotasi
indikator pergerakan bersama dengan bentuk
matrik terdeformasi sehingga sumbu streching
asimetrinya. Stair stepping ekor dari fragmen
(ISA) bergerak. Indikator pergerakan ada dua tipe
mika kecil, umumnya meluas dalam matrik di be-
porfiroblas Si oblique dan Si spiral. Porfiroblas
berapa kasus, mineral lain seperti kiyanit dan
dapat terbentuk di dalam aliran noncoaxial
feldspar dapat menunjukkan geometri serupa
dekstral menyebabkan rotasi dekstral dengan
mika fish.
mengenai Se stabil dan aliran ISA (Gambar 8b).
Sedangkan rotasi sinistral Se dengan mengenai
ISA dan tempat porfiroblas dalam aliran non-
coaxial sinistral (Gambar 8d)

Urat, Regangan bayangan, Regangan pinggir dan


Boudin.
Sistem urat menyerat hanya hadir pada anchime-
Gambar 5. Skema tipe mika fish dan tamorphisme sampai fasies sekis hijau menengah.
orientasinya terhadap foliasi milonit (MF). Passchier & Trouw (1998) membedakan urat
menjadi empat berdasarkan geometri urat &
Dibandingkan porfiroklas, porfiroblas relatif lebih pergerakan/pertumbuhan urat meliputi syntaxial,
besar, kristal tunggal di dalam matrik butiran antitaxial composite dan ataxial. Kedudukan urat
halus. Porfiroblas (dari blastik – tumbuh) telah dapat menunjukkan pergerakan. Urat yang teletak
terbentuk oleh proses pertumbuhan metamorfisme pada daerah pemendekan regangan elipsoid akan
dari kristal mineral spesifik sehingga kristal di terlipat, sedangkan pada arah bukaan maksimum
dalam matrik tidak tumbuh dengan ukuran yang akan menipis dan boudinaged. Tetapi pendekatan
sama besar. Geometri porfiroblas memberikan ini tidak selalu tepat, karena urat terlipat juga
indikasi pergerakan; Inklusi elongate membentuk dihasilkan oleh pure shear flattening. Pada zona
kelurusan permukaan dengan porfiroblas sebagai geser ductile (kenyal), kekar tarik terbentuk pada
Si (i untuk internal) mengingat bagian luar foliasi seperangkat urat yang merencong (en echelon)
porfiroblas disebut Se (e untuk eksternal) dan membentuk rekahan yang terbentuk tegak
(Gambar 6). Klasifikasi porfiroblas berdasarkan lurus arah bukaan maksimum. Perubahan arah
pada hubungan matrik porfiroblas, menjelaskan pembukaan urat menghasilkan kurva pertumbu-
hubungan waktu antara pertumbuhan porfiroblas han serat yang dapat digunakan untuk merekon-
dan fase deformasi, istilah pre, inter, syn dan struksi sejarah deformasi. Pada deformasi ber-
post-tektonik dipakai Passchier dan Trouw 1998, lanjut non-coaxial, bagian pusat urat yang lebih
4 tipe porfiroblas dapat dijelaskan dengan singkat tua terputar, sedangkan kekar tarik masih terus
sebagai berikut: terbentuk ke arah luar dan yang termuda, bagian
• Pre-tektonik porfiroklas tumbuh di dalam ba- luarnya lebih sedikit perputarnnya. Bentuk kekar
tuan yang bebas deformasi, di bawah kondisi tarik S dan Z menunjukkan pergerakan mengiri
metamorfisme kontak (metamorfisme tempe- dan menganan. Jika serat hadir pada kekar tarik
ratur tinggi – tekanan rendah). Inklusi mem- melengkung, bentuknya yang komplek juga dapat
punyai orientasi random (A,B Gambar 7) atau digunakan untuk menebak pergerakan. Serat an-
menunjukkan bagian zoning. titaxial menunjukkan kurva dengan sense yang

TEKNIK – Vol. 32 No. 2 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 140


sama dengan bentuk luar kekar tarik, sedangkan dengan obyek rigid. Biasanya tersusun atas mate-
serat syntaxial sebaliknya. rial yang berbeda dengan obyek rigid. Obyek
Regangan bayangan adalah wilayah regangan rigid ini mengacaukan pola dan aliran tegasan.
rendah yang terlindung dari deformasi oleh obyek Pada deformasi suhu rendah dan tekanan fluida
rigid atau kompeten di dalam batuan dengan kom- tinggi, peningkatan tekanan larutan dapat terjadi
petensi rendah. Hal itu terbentuk oleh penyesu- di dekat obyek rigid di sisi sumbu tertarik
aian material sebagai respon terhadap deformasi memendek (shortening stretched axis), sedangkan
inhomogen terhadap massa dasar yang dekat extensional gashes bisa terbuka pada sisi sumbu
obyek rigid atau kompeten. Regangan pinggir extensional stretching. Pada kekar ini material
adalah jenis regangan bayangan yang tersusun kristalin baru terendapkan dan
atas material menyerat dan terendapkan dekat

Gambar 6 Gambar 7

Gambar 8

Gambar. 6. Diagram ilustrasi bagaimana porfiroklas tumbuh.


Gambar. 7. klasifikasi pertumbuhan porfiroblas.
Gambar. 8. a. Porfiroblas intertektonik dengan Si lurus, Se oblique; b. Rotasi dekstral porfiroblas dengan
pengaruh rotasi foliasi sedikit di dalam aliran non-coaxial dekstral; c. Rotasi foliasi disekitar

membentuk regangan pinggir. Regangan pinggir da- 3. Perkembangan Struktur dalam Proses Deformasi
pat memberi informasi aliran dan sejarah defor-masi yang Progresif
pada bentuk dalam dan luar serta bermanfaat sebagai Fabrik material Newtonian
penunjuk kinematik. Regim aliran pada deformasi homogen suatu per-
cobaan dengan kombinasi aliran simple shear
Pada leher boudin struktur yang terbentuk menun- paralel dengan bidang xy dan pure shear paralel
jukkan kemiripan dengan regangan bayangan dan dengan sumbu x, y dan z. Percobaan untuk me-
urat extensional. Kondisi metamorfik selama boudi- ngetahui perilaku fabrik material Newtonian
naged dapat diperkirakan dengan perubahan kelimpa- (PDMS dan rhodorsil gomme) akibat deformasi.
han mineral pada leher boudin. Microboudinage da- Perilaku ini merupakan bagian dari indikasi
pat digunakan sebagai sebuah strain gauge misalnya proses deformasi progresif. Dengan Kinematik
untuk mendapatkan nilai terkecil penarikan sepanjang vorticity (Wn) yang berbeda. Wn = 0.8 meng-
sumbu panjang butiran boudinaged, tetapi sumbu ini hasilkan pola aliran apophyses pada bidang rega-
bukan merupakan arah maksimum penarikan batuan. ngan mempunyai sudut 37° sedangkan Wn = 0.6
Bahkan panjang fragmen boudin dapat digunakan menghasilkan sudut 53°. Dengan rata-rata
untuk memperkirakan differential stress. stretching pada sumbu x = 2.10-4 s-1 , 3.3.10-4 s-1

TEKNIK – Vol. 32 No. 2 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 141


dan 4.7.10-4 s-1 . Selain deformasi homogen pada monoklin yang dapat dimodelkan oleh peralatan
zona sempit yang berdekatan dengan dinding tersebut. Secara teknik dibatas kekentalan
terjadi aliran inhomogen. Untuk material PDMS material antara 103 – 106 Pa s. Kisaran strain rate
lebar aliran inhomogen 0.8 - 1.3 cm, sedangkan yang dapat dicapai dengan kuat bergantung pada
rhodorsil gomme 0.6 - 1.1 cm. material yang digunakan.

Inklusi (Mika fish)


Ghosh dan Ramberg (1976) menunjukkan bahwa
di dalam aliran homogen dua dimensi dengan
kinematik vorticity; kecepatan rotasi partikel rigid
elips di dalam fluida Newtonian bergantung pada
orientasi rotasi dan sumbu (Rob) suatu inklusi.
Aspek rasio suatu objek (Rob) dalam tiga bidang
xy. Sudut θ antara sumbu panjang inklusi dan
arah referensi y. Sudut diputar searah jarum jam.
Sudut antara A dan B adalah 135°. Percobaan,
nilai Rxy maksimum pada Wn = 0.8 mempunyai
nilai 3.58 dan pada Wn = 0.6 nilai Rxy = 2.68.
Nilai Rxy adalah sumbu panjang (l) dari mika fish
pada bidang xy (Gambar 9).

Gambar 10. Kurva perbandingan nilai sudut


θ suatu regangan pada percobaan dan teori.

Lineasi fabrik dari nilai SPO (k)


Beberapa parameter untuk determinasi SPO me-
liputi bentuk individu objek, tipe aliran. Finite
strain, bergerak pada permukaan objek, reologi
matrik dan berat jenis populasi objek. Di dalam
studi ini, efek berbeda dari kombinasi pure dan
Gambar 9. Geometri dari mika fish dalam matrik simple shear, reologi matrik, rasio objek, interaksi
Newtonian. partikel dan gangguan aliran pada perkembangan
SPO selama deformasi. SPO dari fabrik dapat
Percobaan menunjukkan suatu penyimpangan da- dikuantifikasikan menggunakan parameter k dari
lam orientasi objek lozenge dari nilai teori elips. distribusi von Mises (Masuda et al 1999) dan
Dalam simple shear ada perbedaan kurva rotasi sudut β dari orientasi rata-rata dari panjang sumbu
antara objek dengan teori pada nilai Rob = 3 objek R. R mempunyai kisaran dari 0 – 1 sedang-
(Gambar 10a). Tetapi kurva rotasi objek pene- kan k dari 0 (tidak ada kelurusan) sampai tak
litian lebih mirip dengan kurva rotasi teori dengan terbatas (kelurusan sempurna). Nilai k semakin
nilai Rob = 2.7 (Gambar 10a). Di dalam aliran besar berarti orientasi lineasi semakin baik. Nilai
monoklin dengan eksperimen Wn = 0.8 dan Wn = k = 10, artinya lineasi yang sangat baik.
0.6 hasil menunjukkan bahwa objek mencapai
suatu posisi semi stabil. Posisi 95° di Wn = 0.8 Rxy gelap menunjukkan regangan tinggi sedang-
dan 90° di Wn = 0.6 (Gambar 10b). Nilai teori kan Rxy terang menunjukkan regangan kecil
untuk elips dg Rob = 2.7 menunjukkan penyim- (Gambar 11). Dengan penambahan Wn menun-
pangan yang lebih kuat daripada hasil ekspe- jukkan zona hancur dengan regangan tinggi, jum-
rimen. Kita berpendapat bahwa penyimpangan lah perilaku rotasi dari individu objek dari
observasi dari teori merupakan akibat bentuk populasi dengan rasio objek tinggi menghasilkan
objek rigid. Antara rasio sumber objek dan bentuk SPO tinggi, untuk orientasi rata-rata dari sumbu
seperti elips, rektangular, lozenge mempengaruhi terpanjang objek membentuk sudut kecil dengan
perilaku objek dalam aliran monoklin. Hasil bidang geser. Populasi objek dengan rasio rendah
percobaan menunjukkan bahwa aliran homogen (Rob = 2) menghasilkan intensitas SPO rendah
di dalam bidang regangan kecuali pada zona (nilai k rendah) dalam semua percobaan. Dalam
sempit (inhomogen), Rxy dan rate rotasi dari percobaan, pure shear mendominasi zona dengan
sphere dapat dibandingkan dengan nilai secara nilai Rxy rendah yang menutup objek rigid dan
teori dalam zona hancur monoklin. Percobaan, simple shear regangan tinggi dicirikan oleh nilai
rasio sumbu regangan maksimum dalam bidang Rxy tinggi anastomos di sekitar objek. Ketika
xy nilai Rxy kurang dari 4 untuk semua tipe aliran deformasi progresif, objek yang asli mempunyai

TEKNIK – Vol. 32 No. 2 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 142


orietansi dengan sudut tinggi terhadap bidang Tiga rasio populasi objek dapat digunakan untuk
geser, kemungkinan menutup simple shear rega- analisa kinematik meliputi determinasi tipe
ngan tinggi, oleh sebab itu, objek akan berputar deformasi dan pergerakan dan analisis regangan.
dengan kecepatan tinggi maju ke bidang geser. Analisa SPO dari populasi dengan 2 rasio objek
Objek yang mempunyai orientasi sudut rendah bisa menghasilkan kesalahan dalam mengartikan
terhadap bidang geser, kemungkinan diposisikan regangan dan intensitas SPO tidak mengindika-
dengan regangan rendah, Wn rendah, oleh sebab sikan finite strain atau tipe deformasi. Perkemba-
itu objek berputar dengan pelan dan objek akan ngan intensitas SPO bertambah dengan bertam-
cenderung sumbu panjang di sudut rendah bahnya komponen pure shear. Dalam matrik
terhadap bidang geser. Sekat dari objek yang Newtonian, intensitas SPO lebih tinggi daripada
berputar lebih tegas untuk populasi rasio SPO Newtonian. Dalam matrik simple shear regangan
tinggi (k tinggi). Dalam percobaan dengan tinggi contohnya perkembangan shear bands.
material non newtonian, sekat antara simple shear
regangan tinggi dengan pure shear regangan ren-
Berdekatan pure shear regangan rendah mendo-
minasi zona contohnya mikroliton, yang dicirikan
dah mendominasi zona yang nyata (tegas). Oleh oleh objek rigid berorientasi kereta yang relatif
sebab itu, intensitas SPO lebih tinggi daripada stabil mempunyai orientasi sudut rendah terhadap
material newtonian. Dengan berkurangnya jum- bidang geser. Batas antara simple shear regangan
lah kinematik vorticity, daerah regangan rendah, tinggi dan pure shear regangan rendah mendo-
bertambahnya Wn rendah, menyebabkan intensi- minasi aliran yang nyata dalam material non
tas SPO bertambah. Newtonian.

Proses deformasi yang progresif mengenai suatu


fabrik batuan akan memberikan respon berupa
perubahan struktur yaitu bentuk inklusi yang akan
berbeda-beda. Perkembangan bentuk inklusi ini
sangat bergantung pada rasio kekentalan antara
matrik dengan inklusi. Percobaan menunjukkan
bahwa ada hubungan umum antara perkembangan
tipe bentuk inklusi, tipe deformasi semu dalam
sense flattening, kontraksi dan bidang regangan,
shear stress dan rate shear strain dan propertis
material. Subkelompok tipe 2a (Gambar 12b)
terjadi jika rasio kekentalan di bawah 1, berarti
inklusi kurang kompeten daripada matrik. Di
rasio kekentalan 1 (subkelompok 2b) tipe rega-
ngan semu menunjukkan pada diagram Flinn
bidang regangan berarti sama dengan tipe rega-
ngan yang sebenarnya. Jika rasio kekentalan
sedikit lebih tinggi dari 1 (sub kelompok 2c)
menghasilkan tipe deformasi kontraksi (k > 1).
Weijermars (1993, 1997) memperkirakan bahwa
perkembangan bentuk berdetak (pulsating) dari
inklusi seharusnya nampak di rasio kekentalan
antara 1 dan 5. hasilnya menunjukkan rasio ke-
kentalan di atas 2 perkembangan bentuk tidak
berdetak tetapi stretching permanen bundar atau
elips, hanya kekentalan 180 – 660 menunjukkan
perilaku berdetak.

Diprediksi bahwa bentuk inklusi terdeformasi ha-


nya sama dengan bentuk elips finite strain dan
batuan induk terdeformasi, jika a. Propertis reo-
logi inklusi dan batuan induks sama ketika
deformasi (deformasi homogen). b. Bentuk inklu-
si bundar sebelum deformasi.

Gambar 11. Orientasi SPO yang


berbeda-beda dengan Wn = 1, 0.8
dan 0.6

TEKNIK – Vol. 32 No. 2 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 143


Jika kekentalan objek dan matrik berbeda satu Kesimpulan
dengan yang lain, analisa regangan dan tipe Mekanisme deformasi ductile dapat dijelaskan de-
deformasi harus dilakukan dalam rasio kekentalan ngan mekanisme deformasi intrakristalin, twinning,
objek dan inklusi. Menurut percobaan mengha- kinking, solid-sate diffusion creep, recovery dan re-
silkan 4 skenario yang berbeda antara lain: kristalisasi. Deformasi pada batuan menyebabkan
• Rasio kekentalan lebih tinggi 1200 pergerakan butiran, inklusi dalam matrik batuan se-
• Rasio kekentalan antara 5 – 1200 hingga butiran dan matrik memberikan indikasi
• Rasio kekentalan antara 1 – 5 pergerakan. Indikasi pergerakan dalam mekanisme
• Rasio kekentalan di bawah 1 ductile dapat dikenali dari porfiroklas, mika fish, por-
firoblas, urat, regangan bayangan, regangan pinggir
Percobaan, inklusi dan matrik kental yang ter- dan boudin.
deformasi dengan simple shear regangan tinggi
menunjukan bahwa perkembangan bentuk dan Perkembangan bentuk fabrik selama proses defor-
bentuk finite suatu inklusi dengan kuat yang masi progresif melalui studi lapangan zona hancur
dikontrol oleh rasio kekentalan efektif antara tingkat sedang sampai rendah dalam litologi yang
matrik dan inklusi, propertis material dan juga di- berbeda menunjukkan intensitas bentuk fabrik hanya
di beberapa kasus dengan langsung dicirikan finite
pengaruhi oleh kecepatan meregang dan tegasan. strain tertentu (Gambar 12.a1). Ada tiga perbedaan
Ada 5 deformasi yang dihasilkan, bergantung pa- yang dijumpai untuk menjelaskan kenampakan ter-
da rasio kekentalan efektif : sebut yaitu:
• Rotasi dari objek rigid bundar dan elips (rasio • Intensitas bentuk fabrik dengan kuat dipengaruhi
kekentalan > 1200) oleh derajat semu rekristalisasi (Gambar 13.a2)
• Pulsating elips (rasio kekentalan : 5/100 < η < • Intensitas bentuk fabrik dengan positif berhubu-
1200) ngan dengan rasio ukuran butir aslinya (RΦ)
• Stretching elips dengan permanen yang nilai (Gambar 13.a3)
rasio jatuh dalam deformasi kontraksi (rasio • Kelurusan elongate objek rigid dengan positif
kekentalan : 1 < η < 5/100 ) berhubungan dengan finite strain. (Gambar 13.a4)
• Stretching elips dengan permanen ( rasio
kekentalan = 1) Model numerik rekristalisasi dinamik menunjukkan
• Stretching elips dengan permanen yang nilai bahwa intensitas bentuk fabrik umumnya bertambah
rasio jatuh dalam deformasi flattening (rasio dengan bertambahnya regangan, meskipun di RΦ ren-
kekentalan < 1) dah intensitas bisa berkurang (Gambar 13.b1). Ber-
Jika matrik atau inklusi, atau keduanya, deformasi tambahnya derajat rekristalisasi, yang mana dengan
menunjukkan rasio kekentalan non newtonian inversi sebanding dengan energi yang melewati nilai
akan berganti dari bagian luar ke bagian dalam rekristalisasi oleh inti (RXnuct), menghasilkan bertam-
dari zona geser, dan menghasilkan perkembangan bahnya intensitas fabrik jika RΦ tinggi (Gambar
bentuk inklusi yang lebih. 15.b2). Dengan bertambahnya mobilitas batas butiran
(GBMob) intensitas fabrik berkurang dengan RΦ
(Gambar 13.b3).
Model analog SPO dari populasi objek rigid me-
nyebar dalam matrik kental menunjukkan suatu
ketergantungan intensitas bentuk fabrik pada rasio
objek rigid (Rob), tipe aliran dan hukum aliran matrik.
Dengan Rob = 3 intensitas bentuk fabrik lebih tinggi
daripada Rob = 2 (Gambar 13.c1). Bertambahnya Wn
menghasilkan bertambahnya intensitas bentuk fabrik
(Gambar 13.c2). Bentuk fabrik berkembang dalam
matrik non newtonian menunjukkan intensitas lebih
tinggi dan regangan lebih tegas daripada matrik
newtonian (Gambar 13.c3). Model analog bentuk
fabrik dalam simple shear regangan tinggi menam-
pakkan bahwa perkembangan bentuk 3 dimensi dari
inklusi kental melekat dalam matrik kental bergan-
tung pada finite strain dan rasio kekentalan antara
inklusi dengan matrik (Gambar 13.d1).

Gambar 12. Skema grafik yang menunjukkan Ucapan Terima Kasih


perkembangan bentuk inklusi yang berbeda-beda. a. Terima kasih ditujukan kepada Ir. Benyamin Sapie
Grafik rasio R(a/b) vs penambahan shear strain Ph.D, dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Ban-
dengan penambahan waktu percobaan. b. dung atas bimbingannya.
Perkembangan bentuk inklusi selama deformasi yang
progresif.

TEKNIK – Vol. 32 No. 2 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 144


Daftar Pustaka roblast). Institute of Geology, TU Bergakademie
Freiberg.
1. Fischer, Yvonne. 2001. Shear Sense Indicators : 3. Passchier, CW & Trouw, RA. 1996. Microtec-
Ductile Rocks (veins, strain shadows, starin tonics. Springers.
fringes, boudins). Oberseminar-Vortrag 12-04- 4. Piazolo, S.C. 2000. Shape Fabric Development
2001. During Progressive Deformation. Disertasi. Ulm,
2. Siegers, Ingrid. ----. Shear Sense Indicator I : Du- Mainz.
ctile Rocks (Porphyroclasts, mica fish, porphy-

Gambar 13. Perkembangan intensitas fabrik, berkaitan dengan sifat aliran, material,
rasio kekentalan selama proses deformasi yang progresif

TEKNIK – Vol. 32 No. 2 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 145

Anda mungkin juga menyukai