Anda di halaman 1dari 8

Resume

Nama : Aswar Syafnur


Nim : 17/419630/PTK/11740
ANALISIS DEFORMASI

Menurut Kuang 1996 Deformasi adalah perubahan bentuk, posisi, dan dimensi dari
suatu benda. Berdasarkan definisi tersebut deformasi dapat diartikan sebagai perubahan
kedudukan atau pergerakan suatu titik pada suatu benda secara absolut maupun relatif.
Dikatakan titik bergerak absolut apabila dikaji dari perilaku gerakan titik itu sendiri dan
dikatakan relatif apabila gerakan itu dikaji dari titik yang lain. Perubahan kedudukan atau
pergerakan suatu titik pada umumnya mengacu kepada suatu sitem kerangka referensi
(absolut atau relatif) (Purwo dkk, 2017).

Menurut Widjajanti (2001) deformasi merupakan pergerakan suatu titik pada benda
secara absolut maupun relatif yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng bumi. Pergerakan
relatif dikaji dari pergerakan suatu titik relatif terhadap titik lainnya yang diasumsikan tidak
mengalami pergerakan. Sedangkan untuk pergerakan absolut dikaji dari pergerakan titik itu
sendiri.

Analisis deformasi dapat dilakukan secara geometrik (Chen dkk., 1986). Analisis
geometrik ini dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Pergeseran, yaitu analisis yang menunjukkan perubahan posisi suatu benda dengan
menggunakan data perbedaan posisi yang didapat dari perataan data pengamatan pada
kala berbeda.
2. Regangan, yaitu analisis yang menunjukkan perubahan posisi, bentuk dan ukuran suatu
benda dengan menggunakan data pengamatan geodetik langsung atau data regangan
yang diperoleh dari data pengamatan geodetik perubahan posisi.

Sifat-sifat materi terdeformasi:

1. Sifat elastik

Suatu materi dapat dikatakan terdeformasi dan dapat kembali ke bentuk semula. Hal ini
dapat terjadi apabila deformasi tidak bekerja lagi pada materi yang ada. dalam artian, apabila
gaya luar menghasilkan perubahan bentuk (Deformasi) tidak melebihi batas bertentu, maka
perubahan bentuk hilang sesudah gaya dilepas.
Secara konsep, elastis atau elastisitas terdiri dari tegangan dan regangan. Tegangan
adalah gaya persatuan luas permukaan tempat bekerja. Arah tegangan miring terhadap luas
tempatnya bekerja dan dapat duiraikan menjadi 2 komponen, yaitu tegangan normal (Stress
Normal) tegak lurus terhadap luas dan tegangan geser (stress geser) yang bekerja pada bidang
luas. Regangan adalah perubahan dimensi/ bentuk karena stress.

Stress (tegangan) : =

Komponen stress (matriks tensor stress):


XX XY ZX
XY YY ZY
XZ YZ ZZ
Komponen diagonal merupakan komponen untuk stress normal, sedangkan komponen
lainnya merupakan komponen stess geser.
2. Sifat Plastik

Deformasi yang terjadi disuatu objek dapat memiliki sifat plastik. Sifat plastic artinya
apabila gaya yang terjadi pada benda ditiadakan, perubahan benda terjadi secara permanen.
Secara skematika, perbedaan deformasi elastis dan deformasi plastis ditunjukan dalam
suatu diagram tegangan-regangan.

Hubungan regangan dan tegangan


pada deformasi plastik dan elastik
Berdasarkan hirarki diatas dapat disimpulakan bahwa model deformasi terbagi atas 2
bahasan yaitu model deskriptif dan model sebab- akibat. Dimana dalam model deskriptif yang
terdiri dari model congruence dan model kinematic hanya mampu mendeskripsikan
perubahan koordinat yang terjadi tanpa memperhatikan gaya yang menyebabkan perubahan
hal itu terjadi. Sedangkan dalam model sebab-akibat yang terdiri dari model static dan model
dinamik ini telah mampu mengetahui perubahan serta gaya yang menyebabkan perubahan
itu terjadi. Yang kemudian gaya penyebab tersebut akan dijadikan sebagai bahasan analisis
deformasi geodesi untuk mengetahui komponen utama penyebab perubahan- perubahan
yang terjadi

Model Deformasi :

1. Model Deskriptif (Konvensional)


Pergerakan dan distorsi suatu objek diperoleh melalui suatu pengamatan dengan interval
waktu tertentu, deformasi ini diodelkan berdasarkan perubahan/pergeseran suatu objek
terhadap waktu.

Secara konfensional, pemodelan geodetic dari sebuah objek berarti membelah dari
rangkaian dengan mendefinisikan ulang titik sedemikian rupa sehingga titik dikatakan
bagian dari objek, dan perubahan dari titik yang merepresentasikan pergerakan dan
distorsi dari objek.

1.1. Model Kesebangunan


Melakukan pengamatan koordinat terhadap titik-titik pantau antar dua waktu yang
berbeda, kemudian dilakukan tes statistik, apabila ditolak maka perbedaan tersebut
diinterpretasikan sebagai sebuah pergeseran. Tahapan melakukan uji kesebangunan
jaring sebagai berikut (Widjajanti, 1997) :
1) Membentuk persamaan yang merupakan pergeseran horisontal untuk proses
analisis deformasi.

Dalam hal ini,


: matriks koefisien koreksi pengamatan,
: pergeseran koordinat titik objek,
: vektor pergeseran titik pantau.
2) Menghitung nilai korelat pergeseran K dengan persamaan

Q (j) : matriks kofaktor parameter pada epoch pertama,


Q (k) : matriks kofaktor parameter pada epoch kedua.
3) Menghitung nilai koreksi koordinat pergesaran titik objek , dengan
persamaan sbb :

4) Menghitung varian nilai pergeseran dengan persamaan sbb :

Varian apriori pergeseran :

Varian aposteriori :

5) Menyusun hipotesis :
Ho : bentuk jaring tidak mengalami perubahan ( 2 = 2 )
Ha : bentuk jaring mengalami perubahan ( 2 > 2 )
6) Menetapkan taraf uji (0).
7) Menentukan nilai batas F1-0, , f dari tabel fungsi Fisher dengan argumen 0 dan
f (f : jumlah persamaan syarat).
8) Melakukan uji hipotesis nol (Ho). Ho ditolak apabila memenuhi persyaratan pada
persamaan

1.2. Model Kinematik


Menjelaskan pergeseran titik-titik yang merupakan fungsi terhadap waktu tanpa
melibatkan potensial gaya-gaya yang menyebabkan pergeseran.

xn adalah koordinat ; tn adalah waktu ; adalah kecepatan dan adalahpercepatan


dengan interval waktu t.

2. Model Respon-Penyebab (Advance)


Deformasi suatu obejek tidak hanya berubah terhadap waktu tapi juga dipengaruhi oleh
gaya dan beban internal maupun eksternal yang menyebabkan suatu objek terdeformasi.

2.1 Model Statik


metode analisis regresi yang menitikberatkan pembahasannya pada analisis korelasi
antara besaran deformasi antara besaran deformasi (displacement) dan besaran beban
(load) penyebab terjadinya deformasi.
2.2 Model Dinamik
Menggambarkan sistem dinamika secara lengkap dimana perpindahan dan distorsi
merupakan fungsi dari beban dan waktu (Tegangan dan reaksi trhadap waktu).

Parameter Deformasi

1. Deformasi Rigid
Terjadi pergeseran tan ada perubahan bentuk dan volume pada objek.

Translasi
Translasi adalah prubahan yang terjadi pada suatu objek yang mengalamiperpindahan
secara paralel. Bergerak pada arah dan jarak yang sama seperti lempeng (Perubahan
posisi)

Sesar Naik Sesar Normal

Rotasi
Rotasi merupakan perubahan posisi materi tanpa mengalami perubahan bentuk yang
membentuk perubahan sudut terhadap koordinat acuan. Sebagai gambaran bentuk
rotasi dapat dilihat pada gambar
2. Deformasi non-Rigid
Perubahan ukuran atau entuk benda sebagai respon akibat gaya yang bekerja. Bila
terdapat perubahan tekanan litostatik, suatu benda (homogen) akan berubah
volumenya (dilatasi) tetapi bukan bentuknya. Misalnya, batuan gabro akan mengembang
bila gaya hidrostatiknya diturunkan. Perubahan bentuk biasanya terjadi pada saat gaya
terpusat pada suatu benda. Bila suatu benda dikenai gaya, maka biasanya akan dilampaui
ketiga fasa, yaitu fasa elastisitas, fasa plastisitas, dan fasa pecah.

Dilatasi
Perubahan volume pada suatu objek, adanya joint seringkali menunjukkan adanya
perbahan volume pada batuan.

Joint

Distorsi
Perubahan bentuk pada suatu objek.
Strain (Regangan)
Perpindahan partikel suatu benda elastis selalu menimbulkan terjadinya perubahan
bentuk benda tersebut. Perubahan bentuk suatu benda elastik dikaitkan dengan regangan,
maka perubahan bentuk tersebut dipandang sebagai perubahan bentuk yang kecil. Dalam
sistem koordinat kartesian tiga dimensi, perpindahan kecil partikel yang berubah bentuk
diuraikan dalam komponen uX, uY dan uZ yang masing-masing sejajar terhadap sumbu
koordinat kartesian X, Y dan Z.

Regangan Normal
Sebagai suatu regangan yang terjadi searah dengan arah deformasi. Regangan normal,
yaitu perbandingan perubahan panjang terhadap panjang asalnya.
Regangan Geser
Regangan geser/regangan menyilang, yaitu perubahan sudut dalam benda padat ketika
terdeformasi. Regangan yang menyebabkan perubahan relatif terhadap sudut suatu
materi. Akibat perubahan sudut tersebut menyebabkan suatu deformasi sudut (dilatasi)
Referensi :

Chen Y.Q., Chrzanowski, A., 1986, An Overview of The Physical Interpretation of Deformation
Measurements. Deformation measurements workshop, MIT, Boston, Oct. 31-Nov. 1,
Proceedings (MIT), pp 207-220, Massachusetts Institute of Technology.

https://www.scribd.com/doc/129406447/06-Analisis-Kinematik dikses pada tanggal 26


September 2017 pukul 23 : 05 WIB.

Kuang, S., 1996, Geodetic Network Analysis and Optimal Design : Concepts and Applications,
Ann Arbor Press inc., Chelsea, Michigan.

Purwo. F.R, Bambang S dan Fauzi J.A. 2017. Pemantauan Deformasi Bendungan Jatibarang
Menggunakan Scietific Software Gamit 10.6 dengan Titik Ikat IGS dan CORS CSEM
Tahun 2016. Prodi Teknik Geodesi UNDIP. Jurnal UNDIP. Semarang.

Widjajanti, N., 2001, Diktat Deformasi Dasar, Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai