Anda di halaman 1dari 3

Teori Dasar Deformasi

Pada prinsipnya beban terhadap benda terdeformasi (Deformable Body) adalah suatu gaya
yang melakukan aksi terhadap benda padat sehingga menyebabkan Causative
Influences yang menyebabkan terjadinya deformasi.
      Apabila suatu benda mengalami deformasi maka dapat dilakukan analisis dengan 2
macam cara, yaitu: Intrepretasi Fisik dan Analisis Geometri. Intrepretasi Fisik adalah proses
penerjemahan secara fisis terhadap sifat materi yang mengalami deformasi tegangan
(stress) yang terjadi pada materi, hubungan fungsional antara beban dan deformasi yang
terjadi dimana sifat materi yang terdeformasi terdiri atas 2 macam, yaitu:
1.      Rigid (Kaku) = Patah = Plastik.
2.      Non-Rigid = Lentur = Elastik.
Untuk analisis geometri lebih menekankan penentuan parameter deformasi dengan jalan
mentransformasikan perubahan posisi ke dalam bentuk parameter-parameter deformasi
meliputi translasi, rotasi dan dilatasi. Interpretasi Fisik dapat dilakukan dengan 2 macam
metode, yaitu: Penentuan Metode dan Metode Statistika. Penentuan metode pada
umumnya adalah metode deterministik; metode deterministik adalah metode operasional
yang menggunakan informasi yang berkaitan dengan beban, sifat-sifat materi, geometri
benda dan hukum fisis yang berlaku untuk tegangan-regangan (Stress-Strain). Sedangkan
metode statistika dinamakan juga metode analisis regresi yang menitikberatkan
pembahasannya pada analisis korelasi antara besaran deformasi antara besaran deformasi
(displacement) dan besaran beban (load) penyebab terjadinya deformasi.  Terkait dengan
pergeseran titik maka deformasi deformasi merupakan pergerakan suatu titik pada suatu
benda dimana titik terletak pada benda artinya titik tersebut memiliki posisi dalam sistem
koordinat tertentu. Induk dari deformasi adalah dinamika Bumi yang mengalami banyak
perubahan yang diakibatkan kondisi yang tidak stabil disebabkan geometri Bumi yang tidak
solid dan rigid (kaku).
Dinamika Bumi terbagi menjadi 3 skala, yaitu: skala global, skala regional dan skala
lokal. Skala global mencakup gerakan antar benua, skala regional mencakup gerakan antar
pulau dan skala lokal mencakup gerakan tanah pada tempat tertentu (Wahyuningtias, D.,
1996). Pada skala lokal inilah terdapat studi analisis deformasi terpadu. Untuk dapat
memahami pengertian analisis deformasi terpadu diperlukan pemahaman makna kata dari
analisis, deformasi dan terpadu. Hal ini dikarenakan pengertian analisis deformasi berbeda
dengan pengertian analisis pengkajian suatu obyek. Analisis adalah penarikan suatu
kesimpulan tentang karakteristik dari struktur fenomena secara keseluruhan dari unsur-
unsur atau komponen-komponen pembentuk struktur tersebut. Deformasi adalah
perubahan bentuk, posisi dan dimensi dari suatu benda (Kuang, 1996). Sehingga
berdasarkan definisi tersebut, deformasi dapat diartikan sebagai perubahan kedudukan atau
pergerakan suatu titik pada suatu benda secara absolut maupun relatif (Ma’ruf, B., 2001).
Sehingga analisis deformasi adalah metodologi (hal-hal yang berkaitan metode) untuk
menentukan parameter-parameter deformasi.  Ada 2 macam metode pendekatan yaitu
pendekatan geodetik dan pendekatan fisis. Ciri khas pendekatan geodetik adalah penerapan
konsep, sebagai berikut:
1.      Pendekatan stokastik.
2.      Penentuan posisi.
3.      Kerangka referensi, sistem referensi, kerangka koordinat dan sistem koordinat.
4.      Kerangka dasar horisontal dan vertikal dan bentuk geometri beserta ukuran
lebih.
Sedangkan penerapan kata terpadu dalam analisis deformasi ditekankan bahwasannya
analisis deformasi masih dapat dikembangkan lagi untuk menjadi terperinci termasuk dalam
kemungkinannya untuk lintas bidang keilmuan. Adapun parameter-parameter deformasi ,
antara lain:
1.      Tegangan (Stress)
Tegangan adalah gaya (F) per luas permukaan (A) yang diteruskan ke seluruh material
melalui medan-medan gaya antar atom. Pada umumnya arah tegangan miring terhadap luas
A tempatnya bekerja dan dapat diuraikan menjadi dua komponen, yaitu:
a)      Tegangan Normal (Normal Stress), tegak lurus terhadap luas A.
b)      Tegangan Geser (Shear Stress), bekerja pada bidang luas A atau yang sejajar
dengan luas A.
 

Gambar 1. Komponen Tegangan


Keterangan:
: tegangan normal searah sumbu Y.
: tegangan geser tegak lurus sumbu Y sejajar sumbu Z.
: tegangan geser tegak lurus sumbu Y sejajar sumbu X.
 
2.      Regangan (Strain)
Perpindahan partikel suatu benda elastis selalu menimbulkan terjadinya perubahan
bentuk benda tersebut. Perubahan bentuk suatu benda elastik dikaitkan dengan
regangan, maka perubahan bentuk tersebut dipandang sebagai perubahan bentuk
yang kecil. Dalam sistem koordinat kartesian tiga dimensi, perpindahan kecil partikel
yang berubah bentuk diuraikan dalam komponen uX, uY dan uZ yang masing-masing
sejajar terhadap sumbu koordinat kartesian X, Y dan Z.
 

 
Gambar 2. Elemen Kecil Benda Plastik dan Komponen Regangan
(a) Komponen Regangan; (b) Elemen Kecil Benda Elastik
 
3.      Rotasi
Rotasi merupakan perubahan posisi materi tanpa mengalami perubahan bentuk
yang membentuk perubahan sudut terhadap koordinat acuan. Sebagai gambaran
bentuk rotasi dapat dilihat pada gambar 3.1., sebagai berikut:
 

Gambar 3. Komponen Rotasi

Anda mungkin juga menyukai