Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Deformasi dalam mekanika kontinuum adalah transformasi sebuah benda dari kondisi semula ke
kondisi terkini. Makna dari "kondisi" dapat diartikan sebagai serangkaian posisi dari semua partikel
yang ada di dalam benda tersebut. Sebuah deformasi dapat disebabkan oleh gaya eksternal, gaya
internal (seperti gravitasi atau gaya elektronik) atau perubahan temperatur di dalam benda
(pemuaian).
Regangan adalah bagian dari deformasi, yang dideskripsikan sebagai perubahan relatif dari
partikel-partikel di dalam benda yang bukan merupakan benda kaku. Definisi lain dari regangan bisa
berbeda-beda tergantung pada bidang apa istilah tersebut digunakan atau dari dan ke titik mana
regangan terjadi.
Dalam benda kontinu, bidang yang terdeformasi dihasilkan dari tegangan yang diaplikasikan
akibat adanya gaya atau pemuaian di dalam benda. Hubungan antara tegangan dan regangan
diekspresikan sebagai persamaan konstitutif, seperti hokum hooke mengenai elastic linier. Benda
yang terdeformasi dapat kembali ke kondisi semula setelah gaya yang diaplikasikan dilepas, dan itu
disebut sebagai deformasi elastis. Namun ada juga deformasi tidak dapat dikembalikan meski gaya
telah dilepas, yang disebut dengan deformasi plastis, yang terjadi ketika benda telah melewati batas
elastis atau yield dan merupakan hasil dari slip atau mekanisme dislokasi pada tingkat atom. Tipe
lainnya dari deformasi yang tidak dapat kembali yaitu dengan adanya suatu deformasi viscous atau
pundeformasi viskoelastisitas. Dalam kasus deformasi elastis, fungsi respon yang terkait dengan
regangan terhadap tegangan dijelaskan dalam ekspresi tensor hukum Hooke.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari deformasi?
2. Apa saja jenis jenis deformasi?
3. Apa pengertian dari fluida?

3.2 Tujuan Masalah


1. Mengerti dan mengetahui pengertian dari deformasi tersebut
2. Mengerti jenis-jenis dari deformasi
3. Mengerti dan mengetahui pengetian dari fluida

1
BAB II
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian deformasi


Deformasi dalam mekanika kontinuum adalah transformasi sebuah benda dari kondisi semula ke
kondisi terkini. Makna dari "kondisi" dapat diartikan sebagai serangkaian posisi dari semua partikel
yang ada di dalam benda tersebut. Sebuah deformasi dapat disebabkan oleh gaya eksternal, gaya
internal (seperti gravitasi atau gaya elektronik) atau perubahan temperatur di dalam benda
(pemuaian).
Dalam ilmu material, deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran dari sebuah objek karena
Sebuah diterapkan gaya (energi deformasi dalam hal ini ditransfer melalui kerja) atau Perubahan
suhu (energi deformasi dalam hal ini ditransfer melalui panas).Kasus pertama dapat menjadi akibat
dari kekuatan tarik, kekuatan tekan, geser, lipatan atau torsi (memutar).
Dalam kasus kedua, faktor yang paling signifikan, yang utamanya ditentukan oleh suhu adalah
pergerakan cacat struktural seperti adanya batas butir (grain boundaries), titik kekosongan, garis dan
dislokasi ulir, salah susun dan ganda pada padatan kristal dan non-kristal. Pergerakan atau
perpindahan cacat seperti ini diaktifkan secara termal dan dengan demikian dibatasi oleh laju difusi
atom.Deformasi sering digambarkan sebagai regangan.
Ketika deformasi terjadi, gaya internal antar-molekul muncul melawan gaya yang diberikan. Jika
gaya yang diberikan tidak terlalu besar maka kekuatan ini mungkin cukup untuk melawan gaya yang
diberikan, yang memungkinkan objek untuk mencapai keadaan setimbang baru dan kembali ke
kondisi semula ketika beban akan dihapus. Jika gaya yang lebih besar diberikan maka dapat
menyebabkan deformasi permanen dari objek atau bahkan menyebabkan kegagalan struktual.
Pada prinsipnya beban terhadap benda terdeformasi (Deformable Body) adalah suatu gaya yang
melakukan aksi terhadap benda padat sehingga menyebabkan Causative Influences yang
menyebabkan terjadinya deformasi.

3.1.1 Cara menganalisis deformasi


Apabila suatu benda mengalami deformasi maka dapat dilakukan analisis dengan 2
macam cara, yaitu: Intrepretasi Fisik dan Analisis Geometri.
1. Intrepretasi Fisik adalah proses penerjemahan secara fisis terhadap sifat materi yang
mengalami deformasi tegangan (stress) yang terjadi pada materi, hubungan fungsional
antara beban dan deformasi yang terjadi dimana sifat materi yang terdeformasi terdiri atas
2 macam, yaitu:
Rigid (Kaku) = Patah = Plastik.
Non-Rigid = Lentur = Elastik.

2
2. Analisis geometri lebih menekankan penentuan parameter deformasi dengan jalan
mentransformasikan perubahan posisi ke dalam bentuk yaitu adanya parameter-parameter
deformasi yang meliputi adanya translasi dan rotasi juga adanya dilatasi.
Interpretasi Fisik dapat dilakukan dengan 2 macam metode, yaitu: Penentuan Metode dan
Metode Statistika.
Penentuan metode pada umumnya adalah metode deterministic.metode deterministik adalah
metode operasional yang menggunakan informasi yang berkaitan dengan beban, sifat-sifat
materi, geometri benda dan hukum fisis yang berlaku untuk tegangan-regangan (Stress-
Strain).
Sedangkan metode statistika dinamakan juga metode analisis regresi yang menitikberatkan
pembahasannya pada analisis korelasi antara besaran deformasi antara besaran deformasi
(displacement) dan besaran beban (load) penyebab terjadinya deformasi.
Terkait dengan pergeseran titik maka deformasi deformasi merupakan pergerakan suatu
titik pada suatu benda dimana titik terletak pada benda artinya titik tersebut memiliki posisi
dalam sistem koordinat tertentu.
Induk dari deformasi adalah dinamika Bumi yang mengalami banyak perubahan yang
diakibatkan kondisi yang tidak stabil disebabkan geometri Bumi yang tidak solid
dan rigid (kaku).
Dinamika Bumi terbagi menjadi 3 skala, yaitu: skala global, skala regional dan skala
lokal. Skala global mencakup gerakan antar benua, skala regional mencakup gerakan antar
pulau dan skala lokal mencakup gerakan tanah pada tempat tertentu (Wahyuningtias, D.,
1996).
Pada skala lokal inilah terdapat studi analisis deformasi terpadu. Untuk dapat memahami
pengertian analisis deformasi terpadu diperlukan pemahaman makna kata dari analisis,
deformasi dan terpadu. Hal ini dikarenakan pengertian analisis deformasi berbeda dengan
pengertian analisis pengkajian suatu obyek. Analisis adalah penarikan suatu kesimpulan
tentang karakteristik dari struktur fenomena secara keseluruhan dari unsur-unsur atau
komponen-komponen pembentuk struktur tersebut. Deformasi adalah perubahan bentuk,
posisi dan dimensi dari suatu benda (Kuang, 1996). Sehingga berdasarkan definisi tersebut,
deformasi dapat diartikan sebagai perubahan kedudukan atau pergerakan suatu titik pada
suatu benda secara absolut maupun relatif (Maruf, B., 2001). Sehingga analisis deformasi
adalah metodologi (hal-hal yang berkaitan metode) untuk menentukan parameter-parameter
deformasi.
Ada 2 macam metode pendekatan yaitu pendekatan geodetik dan pendekatan fisis. Ciri
khas pendekatan geodetik adalah penerapan konsep, sebagai berikut:
1. Pendekatan stokastik.
2. Penentuan posisi.
3. Kerangka referensi, sistem referensi, kerangka koordinat dan sistem koordinat.
4. Kerangka dasar horisontal dan vertikal dan bentuk geometri beserta ukuran lebih.

Sedangkan penerapan kata terpadu dalam analisis deformasi ditekankan bahwasannya


analisis deformasi masih dapat dikembangkan lagi untuk menjadi terperinci termasuk
dalam kemungkinannya untuk lintas bidang keilmuan.

3
3.2 Parameter-parameter deformasi
Adapun parameter-parameter deformasi , antara lain:
1. Tegangan (Stress)
Tegangan adalah gaya (F) per luas permukaan (A) yang diteruskan ke seluruh material melalui
medan-medan gaya antar atom. Pada umumnya arah tegangan miring terhadap luas A
tempatnya bekerja dan dapat diuraikan menjadi dua komponen, yaitu:
a. Tegangan Normal (Normal Stress), tegak lurus terhadap luas A.
b. Tegangan Geser (Shear Stress), bekerja pada bidang luas A atau yang sejajar dengan luas
A.

Gambar 3.1 Komponen Tegangan

Keterangan:
: tegangan normal searah sumbu Y
: tegangan geser tegak lurus sumbu Y sejajar sumbu Z.
: tegangan geser tegak lurus sumbu Y sejajar sumbu X.

4
2. Regangan (Strain)
Perpindahan partikel suatu benda elastis selalu menimbulkan terjadinya perubahan bentuk
benda tersebut. Perubahan bentuk suatu benda elastik dikaitkan dengan regangan, maka
perubahan bentuk tersebut dipandang sebagai perubahan bentuk yang kecil. Dalam sistem
koordinat kartesian tiga dimensi, perpindahan kecil partikel yang berubah bentuk diuraikan
dalam komponen uX, uY dan uZ yang masing-masing sejajar terhadap sumbu koordinat
kartesian X, Y dan Z.

Gambar 3.2 Elemen Kecil Benda Plastik dan Komponen Regangan

Keterangan :
(a) Komponen Regangan
(b) Elemen Kecil Benda Elastik

3. Rotasi
Rotasi merupakan perubahan posisi materi tanpa mengalami perubahan bentuk yang
membentuk perubahan sudut terhadap koordinat acuan. Sebagai gambaran bentuk rotasi dapat
dilihat pada gambar 3.3 sebagai berikut:

Gambar 3.3 Komponen rotasi

5
3.4 Pengertian Fluida

Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara
continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil atatu bisa juga
dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena zat-zat
ini dapat mengalir.Sebaliknya batu dan benda2 keras (seluruh zat-zat padat tidak dapat
dikategorikan sebagai fluida karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara continue).
Fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul2 dengan jarak pisah yang cukup besar untuk
gas dan jarak pisah yang cukup kecil untuk zat cair. Molekul2 tersebut tidak dapat terikat pada
suatu sisi, melainkan zat-zat tersebut saling bergerak bebas terhadap satu dengan yang lainnya.
Fluida merupakan salah zat-zat yang bisa mengalir yang mempunyai partikel kecil sampi kasat
mata dan mereka dengan mudah untuk bergerak serta berubah-ubah bentuk tanpa pemisahan massa.
Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah
mengikuti bentuk ruang.

3.5 Gerakan deformasi fluida linear dan anular

Pada dasarnya Fluida dapat mengalami deformasi linear dan angular. lantas apakah itu linear dan
angular? deformasi didefenisikan sebagai perubahan posisi fluida terhadap ruang dan waktu. untuk
deformasi secara linear dapat ditinjau dari perubahan suatu titik yang perubahannya terhadap
volume.

6
persamaan ini menunjukkan perubahan volume per satuan volume
yang disebut sebagai laju dilatasi volumetrik.selanjutnya deformasi angular ditinjau dari bidang yang
berotasi terhadap slah satu sumbu. dari perotasian yang ada maka didapatkan
laju rata-rata yang saling tegak lurus.

7
8
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Deformasi dalam mekanika kontinuum adalah transformasi sebuah benda dari kondisi semula
ke kondisi terkini.
2. Adapun parameter- parameter deformasi yaitu tegangan (stress), renggangan (strain) dan rotasi.
3. Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara
continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil atatu bisa juga
dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena zat-
zat ini dapat mengalir.Sebaliknya batu dan benda2 keras (seluruh zat-zat padat tidak dapat
dikategorikan sebagai fluida karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara continue).

4.2 Saran
Dengan adanya wawasan deformasi, kita harus dapat mengetaui pengertian deformasi
serta jenis-jenisnya apa saja. Dalam kaitannya dengan fluida adalah suatu zat yang bias
mengalami perubahan-perubahana bentuknya secara kontinyun atau terus-menerus bila terkena
tekanan atau gaya geser walaupun relative kecil atau bias juga dikatakan suatu zat mengalir
Untuk itulah perlu kiranya pendidikan yang membahas/mempelajari tentang wawasan deformasi
media dimasukan ke dalam contoh kehidupan yang diterapkan dalam dunia pendidikan di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai