Anda di halaman 1dari 13

MEKANIKA DEFORMASI

Disusun oleh :

ALI FIRDAUS (191010350284)


DEDI KURNIADI (19101035011)
HANANDA SELFRIN EKO (191010350134)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGGERANG SELATAN
2022
BAB I

1.2 Tujuan Makalah


• Menjelaskan apa itu deformasi
• Menjelaskan bagaimana deformasi dapat terjadi
• Bagaimana deformasi dapat di terapkan pada pembuatan material

BAB II
2.1 Uraian Materi

Deformasi
Deformasi merupakan perubahan suatu objek benda dari kondisi awal ke
kondisi mendatang dan merupakan hal yang wajar dan biasa terjadi pada sauatu
benda dimana sering terjadi pada logam yang terkena pembebanan dan mengalami
perubahan pada bentuk struktur mikronya.

Deformasi sering digambarkan sebagai regangan, deformasi adalah perubahan


atau transformasi relative ukuran atau bentuk suatu benda yang mengalami tegangan
akibat dari perubahan gaya maupun suhu

Pada dasar prisinsipnya beban terhadap objek benda terderformasi terjadi


apabila gaya yang melaukan aksi pada objek benda padat kemudian menyebabkan
Causative Influences sehingga terjadi deformasi.

Deformasi mekanis dapat disebabkan oleh regangan, yang dapat


diklasifikasikan menjadi dua komponen: geser dan normal. Tingkat kompresi, atau
regangan, sepanjang garis serat atau elemen material dianggap regangan normal.
Namun, tingkat distorsi yang terkait dengan lapisan bidang yang bergeser satu sama
lain adalah regangan geser. Jenis regangan ini dapat diterapkan melalui pemendekan,
pemanjangan, distorsi sudut atau perubahan volume.

Apabila suatu objek benda mengalami deformasi dapat dilakukan analisis


ujicoba dengan buah 2 cara, yaitu : Intrepretasi Fisik dan Analisis Geometri.
Intreprestasi fisik merupakan proses merumuskan secara fisis sifat benda yang
mengalamai deformasi tegangan (stress) yang terjadi pada benda. Hubungan
fungsional antara beban dan deformasi yang terjadi dimana sifat benda yang
terdeformasi mengalamai 2 macam contoh, yaitu :

1. Rigid = Patah = Plastik


2. Tidak Rigid = Lentur = Elastik

Kemudian analisis geometri lebih menekankan penentuan parameter deformasi


dengan cara mentranformasikan perubahan posisi ke dalam bentuk parameter-
parameter deformasi meliputi transalasi, perputaran, perubahan titik pusat dan faktor
skala. Penentuan metode pada umumnya dengan metode deterministik, metode
deterministik merupakan metode operasional yang menggunakan informasi yang
berkaitan dengan beban, sifat-sifat materi benda, geometri benda dan hukum fisis
yang berlaku pada tegangan-regangan

Metode statistika dinamakan juga metode analisis regresi yang


menitikberatkan pembahasannya pada analisis korelasi antara besaran deformasi
antara besaran deformasi dan besaran beban penyebab terjadinya deformasi. Dasar
dari deformasi adalah dinamika pergerakan Bumi yang mengalami perubahan yang
disebabkan oleh kondisi yang tidak stabil dan disebabkan juga geometri bumi yang
tidak solid dan rigid
Gerak atau dinamika bumi terbagi menjadi 3 skala, yaitu: skala global, skala
regional dan skala lokal. Skala global adalah gerakan antara benua, skala regional
gerakan antar pulau dan skala lokal adalah gerakan tanah pada suatu tempat. Studi
analisis deformasi terpadu dapat di lakukan pada skala lokal. Pemahaman kata
analisis deformasi dan terpadu perlu di lakukan untuk dapat memahami analisis
deformasi terpadu. Hal ini dikarenakan pengertian analisis deformasi berbeda dengan
pengertian analisis pengkajian suatu objek

Analisis yaitu kesimpulan tentang karakter dari struktur fenomena secara


keseluruhan dari komponen-komponen pembentuk struktur tersebut. Deformasi
adalah perubahan bentuk, posisi dan dimensi dari sebuah benda. Sehingga
berdasarkan definisi tersebut, deformasi dapat dikatakan sebagai perubahan
kedudukan atau pergerakan suatu struktur pada suatu benda secara relative, maka
analisis deformasi adalah metodologi untuk menentukan parameter- deformasi. Ada
2 cara metode pendekatan yaitu pendekatan geodetik dan pendekatan fisis.

Ciri khas pendekatan geodetik adalah penerapan konsep, yaitu


1. Pendekatan stokastik
2. Penentuan posisi atau lokasi
3. Kerangka referensi, sistem referensi, kerangka korninat dan sistem kordinat
4. Kerangka dasar horizontal dan vertikal dan bentuk geometri beserta ukuran

1.2 Pengertian Regangan

Regangan merupakan perubahan ukuran atau bentuk dari keadaan awal


sebagai hasil dari gaya tarika atau tekanan pada benda atau material. Jika suatu
material di uji pada sebuah mesin penguji dan pertambahan panjangnya spesifikasi
tersebut di teliti secara detail, maka dapat di dapat hasil bahwa material tersebut
bertambah Panjang atau berubah bentuk.

Regangan adalah deformasi material dari tegangan. Deformasi hanyalah rasio


perubahan panjang dari panjang aslinya. Deformasi yang diterapkan tegak lurus
terhadap penampang adalah regangan normal, sedangkan deformasi yang diterapkan
sejajar dengan penampang adalah regangan geser. Untuk bahan linier,elastis,
tegangan berhubungan linier dengan regangan menurut hukum Hooke.
Proporsionalitas hubungan ini dikenal sebagai modulus elastisitas material. Dengan
menggunakan hukum Hooke, kita dapat menuliskan persamaan sederhana yang
menjelaskan bagaimana suatu material berubah bentuk di bawah beban yang
diberikan secara eksternal.
Sifat elastis regangan dan tegangan linier akan berakhir sampai pada titik
mulurnya. pada batasan fase sifat plastis hubungan tegangan dan regangan tidak
linear
l−l 0 ∆l
ε eng= ×100 %= × 100 %
l l

Dimana :
εeng = Engineering strain
∆l = Perubahan panjang
Lo = Panjang mula-mula
L = Panjang setelah diberi gaya

Rotasi adalah perubahan posisi materi tanpa mengalami terjadinya perubahan


dalam bentuk yang membuat perubahan sudut terhadap koordinat, bentuk rotasi dapat
dilihat pada contoh gambar 3.1, sebagai berikut:
1.3 Deformasi
Deformasi dibedakan menjadi dua antara lain
a) Deformasi plastis merupakan perubahan bentuk suatu benda jika benda
tersebut di berikan sebuah tegangan dan tidak akan Kembali ke bentuk semula
jika tegangan itu di hilangkan atau lebih bersifat permanen Contohnya seperti
logam fero dan non fero. Deformasi plastis terjadi karena adanya pergeseran
atom atau dislokasi yang disebabkan tegangan gesermerupakan perubahan
bentuk dari material yang kembali keukuran atau bentuk semula setelah beban
dihilangkan
Sifat elastis dan plastis berhubungan erat dengan sifat bahan. Saat mengalami
pertambahan tegangan secara kominyu, maka regangan pun lerjadi. Pada baias
elastis, apabila pemberian tegangan dihenhkan maka bahan akan kembali ke
bentuk semula. Hal ini sesuai dengan hukum Hooke yang menyatakan bahwa
setiap bahan memiiiki batas elastisitas tcrtentu yang secara empiris
menunjukan sebuah nilai sehingga perbandingan rata-rata antara tegangan
dengan regangan memiiiki kecenderuiigan seiaiu konstan.

b) Deformasi elastis
Deformasi elastis ialah perubahan bentuk suatu benda yang di berikan
tegangan dan akan Kembali ke bentuk semula jika tegangan itu di hilangkan
maka efek tegangan yang di berikan tidak permanen seperti karet.

Pada proses pembentukan logam diharapkan terjadi deformasi elastis


yang diikuti oleh deformasi plastis. Deformasi elastis adalah deformasi yang
akan kembali ke bentuk awalnya apabila beban yang diberikan dihilangkan.
Pada daerah deformasi elastis berlaku hukum Hooke, yaitu tegangan ( a )
akan sebanding dengan regangan ( e ) dikalikan modulus elastisitas
( modulus Young ).

Pada deformasi elasitis karena adanya tegangan akan menggeser partikel-partikel


dan akan kembali pada posisi awal partikel tersebut berda jika tegangan di
tiadakan sedangkan deformasi plastis terjadi karena partikel-partikel tersebut
berpindah posisi dan tidak akan kembali ke posisi awal walaupun tegangan di
hilangkan atau bisa di sebut permanen.

Suatu benda yang diberikan sebuah tegangan pada awal kali di berikan
gaya dan terjadi perubahan bentuk maka yang terjadi adalah perubahan elastis
dan plastis naum jika tegangan di hilangkan dari benda tersebut yang tertinggal
hanya deformasi plastis

Proses deformasi dapat merubah kekerasan dan ukuran benda maka


penambahan beban pada bahan yang telah mengalami tegangan tidak dapat
dilakukan, karena pada kondisi ini bahan telah mengalami deformasi total.
Jika tegangan tetap diberikan maka regangan akan bertambah dimana material
mengalami (strain hardening) yang berdampak patahnya sebuah material

Sehingga deformasi (δ) dapat dikeahui :


P×L
δ=
A ×E
Dimana :
P = Beban (N)
A = Luas permukaan (mm2 )
L = Panjang awal (mm)
E = Modulus Elastisitas
Peningkatan beban melebihi kekuatan luluh (yield point) yang dimiliki sebuah
benda akan mengakibatkan aliran deformasi plastis sehingga plat tidak akan
kembali ke bentuk semula, hal ini bisa dilihat dalam diagram tegangan-
regangan

Perbandingan antara gaya tarik dan elongasi yang terjadi sebenarnya hanya
berlaku sampai pada harga batas tegangan tarik tertentu namun batas ini
tergantung juga dari material benda tersebut, hubungan antara regangan
tegangan biasanya di gambarkan pada suatu diagram pengujian tarik.
BAB III

3.1 Contoh soal

(1) hitunglah deformasi total pada tali kawat baja dengan panjang 18m jika
regangannya adalah 0,017018mm/mm

jawab:
diketahui: ε =0,17018 mm/mm
L = 18 m = 18000mm
Ditanya: δ (deformasi total) ?
δ
Jawab : 0,17018 mm / mm = mm
18000
mm
δ=0,017018 x 18000mm=306.324 mm=0,306324 m
mm
(2) berat beban sebesar 6700 N harus disangga oleh kawat baja dengan Panjang 7,5
m. tegangan Tarik kawatb baja tidak boleh melebihi 138 MPa dan deformasi total
tidak boleh melampaui 4,75 mm. hitung diameter kawat baja yang diperlukan.
Abaikan berat kawat baja.
Gunakan E = 207 x 10₃ MPa dan batas proposional 234MPa.
Penyelesaian:
Luas penampang kawat baja yang dibutuhkan dihitung berdasarkan beban yang
bekerja terhadap tegangna Tarik ijin :
P 6700
A= = =4.855 x 10 ⁻⁵ m₂ =
st (ijin) 138 x 10⁶
Luas penampang kawat baja yang diperlukan juga dihitung berdasarkan deformasi
ijin total menggunakan persamaan, yaitu :
PxL 6700 N x 7,5 m
A= =
δ x E 0,00457 x (207 x 109 ) = 0,00005312 m₂
Dipilih luasan yang lebih besar (dihitung berdasarkan deformasi ijin total) untuk
memenuhi kedua keadaan sehingga diameter kawat baja yang diperlukan
adalah :

d=
√ 0,00005312 ( 4 ) = 0,00823 m = 8.231 mm
π

P 6700 N
kontrol: St = = = 126 MPa < 234 MPa
A 0 ,OOOO 5321 M =₂
BAB IV

4.1 Daftar Pustaka

(Didik & Mardjuki, 2015)


(Vdocs.Tips_teori-Dasar-Deformasi, n.d.)
https://www.coursehero.com/file/25270578/SOALDEFORMASIKONSISTENpdf/

deasi daud
DEFORMASI,REGANGAN&TORSI
https://id.scribd.com/presentation/375025416/DEFORMASI-REGANGAN-TORSI
Deformasi, Regangan&torsi | PDF - Scribd

Anda mungkin juga menyukai