2. ANALISIS DEFORMASI
Analisis adalah penarikan suatu kesimpulan tentang karakteristik dari struktur
fenomena secara keseluruhan dari unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuk
struktur tersebut. Deformasi adalah perubahan bentuk, posisi dan dimensi dari suatu benda
(Kuang, 1996). Sehingga berdasarkan definisi tersebut, deformasi dapat diartikan sebagai
perubahan kedudukan atau pergerakan suatu titik pada suatu benda secara absolut maupun
relatif (Ma’ruf, B., 2001). Sehingga analisis deformasi adalah metodologi (hal-hal yang
berkaitan metode) untuk menentukan parameter-parameter deformasi. Ada 2 macam
metode pendekatan yaitu pendekatan geodetik dan pendekatan fisis. Ciri khas pendekatan
geodetik adalah penerapan konsep, sebagai berikut:
1. Pendekatan stokastik.
2. Penentuan posisi.
3. Kerangka referensi, sistem referensi, kerangka koordinat dan sistem koordinat.
4. Kerangka dasar horisontal dan vertikal dan bentuk geometri beserta ukuran lebih.
Analisis deformasi dapat dilakukan secara geometrik (Chen dkk., 1986). Analisis
geometrik ini dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Pergeseran, yaitu analisis yang menunjukkan perubahan posisi suatu benda dengan
menggunakan data perbedaan posisi yang didapat dari perataan data pengamatan pada
kala berbeda.
2. Regangan, yaitu analisis yang menunjukkan perubahan posisi, bentuk dan ukuran suatu
benda dengan menggunakan data pengamatan geodetik langsung atau data regangan
yang diperoleh dari data pengamatan geodetik perubahan posisi.
luas tempatnya bekerja dan dapat duiraikan menjadi 2 komponen, yaitu tegangan normal
(Stress Normal) tegak lurus terhadap luas dan tegangan geser (stress geser) yang bekerja
pada bidang luas. Regangan adalah perubahan dimensi/ bentuk karena stress.
𝐹
Stress (tegangan) : σ =𝐴
Berdasarkan hirarki diatas dapat disimpulakan bahwa model deformasi terbagi atas 2
bahasan yaitu model deskriptif dan model sebab- akibat. Dimana dalam model deskriptif
yang terdiri dari model congruence dan model kinematic hanya mampu mendeskripsikan
perubahan koordinat yang terjadi tanpa memperhatikan gaya yang menyebabkan
perubahan hal itu terjadi. Sedangkan dalam model sebab-akibat yang terdiri dari model
static dan model dinamik ini telah mampu mengetahui perubahan serta gaya yang
menyebabkan perubahan itu terjadi. Yang kemudian gaya penyebab tersebut akan
dijadikan sebagai bahasan analisis deformasi geodesi untuk mengetahui komponen utama
penyebab perubahan- perubahan yang terjadi
4. PARAMETER DEFORMASI\
1. Deformasi Rigid
Terjadi pergeseran tan ada perubahan bentuk dan volume pada objek.
Translasi
Translasi adalah prubahan yang terjadi pada suatu objek yang
mengalamiperpindahan secara paralel. Bergerak pada arah dan jarak yang sama
seperti lempeng (Perubahan posisi)
Rotasi
Rotasi merupakan perubahan posisi materi tanpa mengalami perubahan bentuk
yang membentuk perubahan sudut terhadap koordinat acuan. Sebagai gambaran
bentuk rotasi dapat dilihat pada gambar
2. Deformasi non-Rigid
Perubahan ukuran atau entuk benda sebagai respon akibat gaya yang bekerja. Bila
terdapat perubahan tekanan litostatik, suatu benda (homogen) akan berubah
volumenya (dilatasi) tetapi bukan bentuknya. Misalnya, batuan gabro akan
mengembang bila gaya hidrostatiknya diturunkan. Perubahan bentuk biasanya terjadi
pada saat gaya terpusat pada suatu benda. Bila suatu benda dikenai gaya, maka biasanya
akan dilampaui ketiga fasa, yaitu fasa elastisitas, fasa plastisitas, dan fasa pecah.
Dilatasi
Perubahan volume pada suatu objek, adanya joint seringkali menunjukkan adanya
perbahan volume pada batuan.
Joint
Distorsi
Perubahan bentuk pada suatu objek.
3. Strain (Regangan)
Perpindahan partikel suatu benda elastis selalu menimbulkan terjadinya perubahan bentuk
benda tersebut. Perubahan bentuk suatu benda elastik dikaitkan dengan regangan, maka
perubahan bentuk tersebut dipandang sebagai perubahan bentuk yang kecil. Dalam sistem
koordinat kartesian tiga dimensi, perpindahan kecil partikel yang berubah bentuk diuraikan
dalam komponen uX, uY dan uZ yang masing-masing sejajar terhadap sumbu koordinat
kartesian X, Y dan Z.
Regangan Normal
Sebagai suatu regangan yang terjadi searah dengan arah deformasi. Regangan normal,
yaitu perbandingan perubahan panjang terhadap panjang asalnya.
Regangan Geser
Regangan geser/regangan menyilang, yaitu perubahan sudut dalam benda padat ketika
terdeformasi. Regangan yang menyebabkan perubahan relatif terhadap sudut suatu
materi. Akibat perubahan sudut tersebut menyebabkan suatu deformasi sudut (dilatasi)
5. MODEL DEFORMASI
1. Model Deskriptif (Konvensional)
Pergerakan dan distorsi suatu objek diperoleh melalui suatu pengamatan dengan
interval waktu tertentu, deformasi ini dimodelkan berdasarkan perubahan/pergeseran
suatu objek terhadap waktu.
Secara konfensional, pemodelan geodetik dari sebuah objek berarti membelah dari
rangkaian dengan mendefinisikan ulang titik sedemikian rupa sehingga titik dikatakan
bagian dari objek, dan perubahan dari titik yang merepresentasikan pergerakan dan
distorsi dari objek.
1.1. Model Kesebangunan
Melakukan pengamatan koordinat terhadap titik-titik pantau antar dua waktu yang
berbeda, kemudian dilakukan tes statistik, apabila ditolak maka perbedaan tersebut
diinterpretasikan sebagai sebuah pergeseran. Tahapan melakukan uji
kesebangunan jaring sebagai berikut (Widjajanti, 1997) :
1) Membentuk persamaan yang merupakan pergeseran horisontal untuk proses
analisis deformasi.
3) Menghitung nilai koreksi koordinat pergesaran titik objek 𝑉𝑑, 𝑉̅𝑑 dengan
persamaan sbb :
Varian aposteriori :
5) Menyusun hipotesis :
Ho : bentuk jaring tidak mengalami perubahan (𝜎̂𝑜𝑑 2 = 𝜎𝑜𝑑 2 )
Ha : bentuk jaring mengalami perubahan (𝜎̂𝑜𝑑 2 > 𝜎𝑜𝑑 2 )
6) Menetapkan taraf uji (𝛼0).
7) Menentukan nilai batas F1-0, , f dari tabel fungsi Fisher dengan argumen 𝛼0
dan f (f : jumlah persamaan syarat).
8) Melakukan uji hipotesis nol (Ho). Ho ditolak apabila memenuhi persyaratan
pada persamaan
DAFTAR PUSTAKA