“ELASTISITAS”
KELOMPOK 9
DISUSUN OLEH :
i|Page
1.3 Peta Konsep
ELASTISITAS
MODULUS YOUNG
GETARAN HUKUM HOOKE
(𝐸)
TEGANGAN REGANGAN
ii | P a g e
BAB II
PEMAHAMAN KONSEP
1. Elastisitas
Sifat elastik atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke
bentuk awalnya setelah gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut dihilangkan.
Seperti karet gelang jika kita rentangkan maka akan terja dipertambahan panjang pada
benda tersebut dan akan kembali kepada bentuk semula jika gaya yang di berikan dari
luar dihilangkan. Kasus tersebut serupa dengan yang terjadi pada pegas dan ketapel.
Sebuah benda dikatakan elastis sempurna jika gaya luar yang menyebabkan
deformasi (perubahan bentuk) hilang, maka benda tersebut akan kembali kepada
bentuk semula. Benda yang bersifat elastic sempurna memiliki batas-batas deformasi
(perubahan bentuk) yang disebut dengan limit elastic, sehingga jika deformasi
melebihi limit elastic, maka benda tersebut tidak akan bisa kembali ke bentuk semula.
Gambar 1
Benda yang tidak elastic adalah benda yang tidak kembali ke bentuk semula
saat gaya dari luar dihilangkan. Seperti adonan kue, jika kita menekan adonan kue,
bentuknya akan berubah, tetapi saat gaya dilepaskan dari adonan kue tersebut, maka
adonan kue tidak dapat kembali kebentuk semula.
Perbedaan sifat elastis dan plastis dapat dinilai pada tingkatan dalam besar atau
kecilnya deformasi yang terjadi pada benda yang diberikan gaya dari luar. Dalam
pembahasan sifat elastics pada benda perlu dia sumsikan bahwa benda-benda tersebut
mempunyai sifat-sifat berikut:
1|Page
Setiap titik pada benda mempunyai sifat fisis yang sama ke segala arah
(isotropik)
2. Tegangan
Dalam elastisitas besaran gaya F, tidak terlalu mendapat perhatian, mengingat
kita akan memperhatikan sebuah system yang memiliki luas dan volume, bukan
system yang cukup diwakili sebuah pusat massa jenis saja. Jadi gaya dalam hal ini
dipandang bekerja pada seluruh titik pada medium. Atas dasar itulah besaran tegangan
(Stress) diperkenalkan. Stress didefinisikan sebagai:
𝐹
𝜎=
𝐴
Yaitu gaya F yang bekerja pada satu satuan luas A.
Gambar 1.2 sebuah bahan yang dikenai stress akan mengalami perubahan
volume dan bentuk.
2|Page
Misalkan sebuah bahan, sebelum diberi stress di atasnya memiliki panjang L
dan luas penampang A. Akan tetapi karena gaya, bahan mengalami tegangan (stress)
sehingga panjangnya L’ menjadi pendek. Selain itu intuisi kita mengatakan bahwa
bahan tidak hanya akan memendek (berubah volume) tetapi juga mengalami
perubahan bentuk akibat tekanan tersebut. Artinya gaya dari martil tidak hanya
membentuk dampak pada arah normal permukaan tapi juga luas permukaan itu sendiri
menjadi berubah. Untuk itu kita perlu mendefinisikan dua jenis stress ini. Yaitu stress
yang berarah normal (𝜏𝑛 ) dan stress yang menyinggung permukaan (𝜏 𝑇 ).
Ketika sebuah benda dengan luas penampang A dikenai gaya F0 dan Fτ . F0 akan
mengakibatkan stress normal σ = F0 /A yaitu stress yang arahnya sejajar dengan arah
normal permukaan (ingat bahwa vector normal permukaan arahnya tegak lurus
permukaan tersebut) sedangkan 𝐹𝜏 akan mengakibatkan stress tangensial 𝜎𝜏 = 𝐹𝜏 /𝐴
yaitu stress yang arahnya menyinggung bidang permukaan (atau tegak lurus vektor
normal permukaan). Stress normal aka nmengakibatkan perubahan volume pada
bahan, sedangkan stress tangensial akan menimbulkan perubahan bentuk.
Tegangan dapat dikelompokkan menjadi :
1 Tegangan normal
Tegangan normal adalah intensitas gaya normal per unit luasan.
Tegangan normal dibedakan menjadi dua yaitu :tegangan normal
tekanan atau kompresi dan tegangan normal tarik.
2. Tegangan geser
Tegangan geser adalah gaya yang bekerja pada suatu benda yang
sejajar dengan penampang.
3. Tegangan Volume
Tegangan volume adalah gaya yang bekerja pada suatu benda yang
menyebabkan terjadinya perubahan volume pada benda yang diberikan
gaya, tetapi tidak menyebabkan perubahan bentuk.
3. Regangan
Regangan (strain) adalah perubahan relative ukuran atau bentuk suatu benda
yang disebabkan oleh tegangan. Regangan adalah suatu besaran yang tidak memiliki
dimensi, karena persamaan rumusnya adalah meter per meter.
𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 ∆𝐿
𝑟𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑒 =
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝐿𝑜
Jika sebuah stress bekerja pada suatu benda maka dampak atau akibatnya benda
mengalami strain (regangan).
3|Page
∆𝐿 𝐿0 ∆𝐴
L
9.5a. strain normal berdampak 9.5b. strain tangensial
Berdampak pada volume berdampak pada bentuk
Seperti juga stress, strain memiliki dua jenis kompnen yaitu jenis: arah normal
dan arah tangensial. Pada arah normal, perubahan ditunjukkan dengan pemendekan
bahan dari L menjadi L’ akibatnya volime bahan berubah, seperti yang dicontohkan
pada gambar (9.5a) sedangkan pada arah tangensial perbahan diperlihatkan dengan A
yang makin melebar yang akibatnya bentuk bahan berubah, dalam ilustrasi di atas
(9.5b) bahan yang mula-mula berbentuk persegi panjang menjadi jajar genjang.
Pada kenyataannya jika sebuah benda dikenai stress, maka kedua jenis strain
bagaimanapun akan muncul, sehingga ilustrasinya tidaklah sesederhana gambar 9.5.
𝑘𝑒𝑎𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑘𝑒𝑎𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝜏=
𝑘𝑒𝑎𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙
Sehingga strain normal :
∆𝐿
𝜏𝑛
𝐿
Strain arah tangensial :
∆𝐴
𝜏𝑇 =
𝐴
Bahan-bahan logam dikelompokkan menjadi 2, yaitu bahan liat (ductile) dan
bahan rapuh (brittle). Bahan liat mempunyai gaya regangan yang relative besar
sampai dengan titik kerusakan, seperti baja dan aluminium. Sedangkan bahan rapuh
memiliki gaya regangan yang relative rendah sampai dengan titik yang sama. Batas
regangan 0,05 sering digunakan untuk nilai pemisah antara kedua kelompok bahan
tersebut.
4. Modulus Elastisitas
4|Page
Modulus elastisitas suatu benda dapat diketahui dengan memperhatikan nilai
pemberian beban sebagai tegangan yang diberikan pada suatu benda dan mengamati
regangannya. Besar pelenturan (f) ditentukan dengan persamaan :
𝐵𝐿3
𝑓=
4𝐸𝑏ℎ3
𝐵𝐿3
𝐸=
4𝑓𝑏ℎ3
Keterangan :
E = Modulus elastisitas
B = beratbeban (dyne)
L = panjangbatangantaraduatumpuan (cm)
f = pelenturan (cm)
b = lebarbatang (cm)
h = tebalbatang (cm)
5. Modulus Young
Untuk kawat yang lebih tebal, untuk menambah panjangnya diperlukan beban
yang lebih berat. Dengan berat beban tertentu, penambahan panjang akan lebih besar
apabila mula-mula kawat lebih panjang. Percobaan-percobaan memberikan Hook
suatu kesimpulan bahwa
I0
5|Page
(Soedojo, 1986:104)
6|Page
−∆ b/b0
σ=
∆ I/I0
I0
b0
Gambar 11.3.
Kita pikirkan suatu kotak segi empat siku-siku. Pada masing-masing permukaannya
dikerjakan tekanan P, sehingga rusuk-rusuknya a0, b0, c0 masing-masing berubah
dengan ∆𝑎, ∆𝑏, ∆𝑐. Maka penambahan volimenya adalah
T W
Q U
a0 K R
S
b0
Gambar 11.4.
7|Page
Dengan mengabaikan ∆𝑎 . ∆𝑏 dan setrusnya apalagi ∆𝑎 . ∆𝑏 . ∆𝑐 kita peroleh
∆V ∆a ∆b ∆c
≈ + +
V0 a0 b0 c0
Penekanan pada permukaan bawah dan atas saja memberikan
∆b⁄b0 ∆c⁄c0
σ=− dan σ = −
∆a⁄a0 ∆a⁄a0
Sehingga
∆𝑉 ∆𝑎
= (1 − 2𝜎)
𝑉0 𝑎0
Sedangkan
F⁄bo c0 ∆a −p
Y= atau =
∆a⁄a0 ao Y
Jadi
∆𝑉 𝑝
= − (1 − 2𝜎)
𝑉0 𝑌
Jadi untuk juga penekanan pada permukaan-permukaan muka dan belakang
serta permukaan-permukaan yang kiri dan kanan berlaku bersamaan
∆V −p
=3 (1 − 2σ)
V0 Y
Jadi
p Y
B=− =
V⁄V0 3(1 − 2σ)
Y
Untuk membuktikan bahwa M = 2(1+σ) , kita pikirkan perubahan bentuk
daripada bagian yang permukaan depannya dibatasi oleh KQRS. Komponen
tekanan P pada arah sejajar QRUT adalah 𝑝 𝑐𝑜𝑠 𝛼 Dan ini bekerja pada luasan
QRUT yang luasnya:
= QT × QR = c0 . 1⁄2 b0 / sin α
Tekanan ini menyebabkan regangan luncuran 2(𝛽 − 𝛽 ′ ).. lihat gambar 11.5.
8|Page
𝛼
𝛽′ 𝛽 𝛽 𝛽′
𝛽 𝛽′
Gambar 11.5.
Jadi
1⁄ b
p cos α . c0 . 1⁄2 b0 /(c0 . 2 0
)
sin α
M=
2(β − β′ )
∆a
p sin α cos α −Y a sin α cos α −p
= = sebab Y =
2(β − β′ ) 2 tg(β − β′ ) ∆ a⁄a0
Ini menghasilkan
∆a a0 b0 1 a20 + a0 ∆a + b20 + b0 ∆b
M = −Y . . ⁄2
a0 a20 + b20 a0 ∆b − b0 ∆a
9|Page
∆b a 0 b0
−Y .
a0 2(a0 ∆b − b0 ∆a)
Dengan mengabaikan 𝑏0 ∆𝑏 terhadap 𝑏02 dan seterusnya. Akan tetapi,
∆b⁄b0
σ=− atau a0 ∆b = −σ b0 ∆a.
∆a⁄a0
Sehingga akhirnya
Y
M=
2(1 + σ)
8. Hukum Hooke
Dalam teori elastisitas hubungan antara tegangan dan regangan sangat erat
kaitannya. Perbedaan hubungan antara tegangan dan regangan dapat diketahui melalui
grafik tegangan-regangan. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh jenis bahan dari benda
tersebut.
10 | P a g e
Dari pernyataan di atas pula, dapat disimpulkan bahwa konsep hukum hook
emenjelaskan tentang hubungan antara gaya dengan sebuah pegas yang ditinjau dari
pertambahan panjang yang dialami oleh pegas tersebut.
Susunan pegas dibagi menjadi dua, yaitu seri dan parerel. Apabila dua buah
pegas yang sama disusun secara seri, maka panjang rangkaian pegas tersebut menjadi
2x dan persamaannya menjadi :
1
𝑘𝑠 = 𝑘
2
Sedangkan untuk n pegas yang disusun secara seri memiliki persamaanyaitu:
𝑘
𝑘𝑠 =
𝑛
Apabila pegas disusun secara pararel, panjang pegas akan tetap. Tetapi luas
penampang akan menjadi lebih besar. Sehingga memiliki persamaan yaitu :
𝑘𝑝 = 𝑛. 𝑘
11 | P a g e
BAB 111
AYAT YANG BERHUBUNGAN DAN PENERAPANNYA
12 | P a g e
cm. Bila panjang kawat mula-mula adalah 30 cm, berpakah modulus elastisitas
dari kawat tersebut?
Jawab
Diketahui
A = 2 mm2 = 2.10-6 m
F = 5,4 N
Δl = 5 cm = 5.10-2 m
lo = 30 cm = 3.10-1 m
a. 1 mm
b. 0,1 mm
c. 0,01 mm
d. 0,001 mm
Pembahasan
Diketahui
lo = 2 m = 2.103 mm
A = 8 mm2
σ = 105 N/mm2
F = 40 N
dari rumus
𝐹
𝜎 𝐴 𝐹. 𝑙0
𝐸= = ∆𝑙 =
𝑒 𝐴. ∆𝑙
𝑙0
maka
Δl = [F.lo]/[A.E] = [40.2.103]/[ 8.105] = 0,1 mm (jawaban b)
13 | P a g e
3. Sebuah kawat luas penampangnya 4 mm2, kemudian diregangkan oleh gaya
sebesar 8 N sehingga bertambah panjang 0,08 cm. Bila panjang kawat mula-
mula adalah 60 cm, berapakahh tegangan dan regangan kawat tersebut?
jawab
A = 4 mm2 = 4.10-6 m2
F=8N
Δl = 0,08 cm
lo = 60 cm
Penyelesaian:
Diketahui
d = 1,4 mm
r = 0,7 mm = 7 x 10-4m
m = 100 g = 0,1 kg
g = 9,8 m/s2
ℓ0 = 60 cm = 0,6 m
∆ℓ = 0,3 mm = 3 x 10-4 mm
Ditanyakan :
a. δ
b. e
c. Y
Jawab:
14 | P a g e
F mg (0,1 kg)(9,8 ms2 )
a. δ = A = πr2 = 22 = 6,36 × 105 𝑁/𝑚2
( )(7×10−4 m)2
7
∆𝑙 3×10−4 𝑚
b. 𝑒 = = = 5 × 10−4
𝑙0 0,6 𝑚
c.
Penyelesaian:
Diketahui:
X0 = 50 cm = 0,5 m
X1 = 55 cm = 0,55 m
F1 = 30 N
F2 = 45 N
Ditanyakan :
a. K
b. X2
Jawab:
15 | P a g e
6. Seutas kawat sepanjang 1 meter ditarik dengan gaya 4 N. Luas penampang
kawat tersebut 2 mm2 dan modulus elastisitasnya 101° N/m2. Hitung
pertambahan panjang kawat akibat gaya yang diberikan!
Penyelesaian:
Diketahui:
Y = 1010 N/m2
A = 2 mm2 = 2×10-6 m2
ℓ=1m
F=4N
Ditanyakan = ∆ℓ
Jawab:
16 | P a g e
7. Kawat A dan B terbuat dari bahan yang sama. Kawat A memiliki diameter tiga
kali diameter kawat B dan memiliki panjang dua kali panjang B. Berapakah
perbandingan antara tetapan gaya kawat A dan B?
Penyelesaian:
Diketahui :
DA = 3 DB
ℓA = 2 ℓB
Ditanyakan : KA : KB
Jawab:
8. Sebuah kawat baja (E = 2 x 1011 N/m2). Panjang 125 cm dan diameternya 0.5
cm mengalami gaya tarik 1 N.Tentukan:
a. tegangan.
b. regangan.
c. pertambahan panjang kawat.
Jawab:
a. Tegangan = F/A ; F = 1 N.
A = p r2 = 3.14 (1/4 . 10-2)2A = 1/(3.14 . 1/16 . 10-4) = 16 . 10-4/3.14 = 5.09 .
104 N/M2
b. Regangan = e = DL/L = (F/A)/E
= 5.09. 104/2.1011 = 2.55.10-7
c. Pertambahan panjang kawat: DL = e . L = 2.55 . 10-7 . 125 = 3.2 . 10-5 cm
9. Sebuah kawat baja (E = 2 x 1011 N/m2). Panjang 125 cm dan diameternya 0.5
cm mengalami gaya tarik 1 N.Tentukan:
a. tegangan.
17 | P a g e
b. regangan.
c. pertambahan panjang kawat.
Jawab:
a. Tegangan = F/A ; F = 1 N.
A = p r2 = 3.14 (1/4 . 10-2)2A = 1/(3.14 . 1/16 . 10-4) = 16 . 10-4/3.14 = 5.09 .
104 N/M2
b. Regangan = e = DL/L = (F/A)/E
= 5.09. 104/2.1011 = 2.55.10-7c. Pertambahan panjang kawat: DL = e . L =
2.55 . 10-7 . 125 = 3.2 . 10-5 cm
10. Bila kaki seorang pelari menyentuh tanah, gaya geser yang bekerja pada tanah
setebal 8 mm adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar. Jika gaya 25 N
didistribusikan pada luas 15 cm2, hitung sudut geser q bila diketahui modulus
geser tanah adalah 1.9×105 Pa.
11. Seorang pemanjat tebing bermassa 95 kg jatuh dan bergantung pada tali
sepanjang 15 m dan berdiameter 9.6 mm. Bila tali tersebut bertambah panjang
2.8 cm hitung a) regangan, b) tegangan dan c) modulus Young dari tali
12. Kawat piano dari baja panjangnya 1,6 m dengan diameter 0,2 cm dan modulus
Young 2 x 1011 N/m2. Ketika dikencangkan kawat meregang 0,3 cm.
Berapakah besarnya gaya yang diberikan?
Penyelesaian:
Diketahui:
L = 1,6 m
d = 0,2 cm = 2 x 10 -3 m
Ditanya:
F = ... ?
18 | P a g e
Jawab:
A = πr2 = 3,14 ( 1 x 10-3 )2 = 3,14 x 10-6 m2
13. Sebuah bahan elastis dalam keadaan tergantung bebas. Pada saat ujung yang
bebas digantungi dengan beban 50 gram, bahan elastis bertambah panjang 5
mm. Berapakah pertambahan panjang bahan elastis tersebut jika ujung yang
bebas digantungi dengan beban 150 gram?
Penyelesaian
Essay
14. jika sobat punya kawat A dan kawat B sama panjang dengan perbandingan
diameter 1:2, masing-masing ditarik oleh gaya sebesar F, sehingga mengalami
pertambahan panjang dengan perbandingn 3:1. Pertanyaannya berapa nilai
perbandingan dari modulus young kawat A dan kawat B?
jawab
19 | P a g e
EA/EB = [FA/FB] x [Luas Alas B/Luas Alas A] x [ΔlB/ΔlA] (perhatikan posisi
atas bawah A dan B)
EA/EB = 1/1 x 4/1 x 1/3 = 4/3
Daftar Pustaka
1. Halliday dkk. 2005. Fisika Dasar Edisi ke Tujuh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
2. Ishak, Muhammad. 2006. Fisika Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu.
3. Kindersley, Dorling. 2008. Ensiklopedia Sains. Jakarta: Erlangga
20 | P a g e