Anda di halaman 1dari 30

BAHAN AJAR

MATERI ELASTISITAS

Disusun Oleh :
1. Rofita Istiqomah (4201418017)
2. Elang Fatahillah (4201418033)

KELOMPOK 2

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2020
ELASTISITAS

Kompetensi Dasar :
3.2 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari.
4.2 Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut presentasi
hasil percobaan dan pemanfaatannya.

Indikator :
3.2.1 Mengananalisis gaya pegas yang dapat menimbulkan elastisitas.
3.2.2 Menganalisis hubungan antara gaya, gerak, dan getaran serta mengenalinya
pada gejala-gejala alam.
3.2.3 Memahami sifat-sifat elastisitas bahan.
3.2.4 Menerapkan hukum Hooke pada elastisitas bahan seperti pegas.
4.2.1 Mengolah data dan menganalisis hasil percobaan kedalam grafik,
menentukan persamaan, membandingkan hasil percobaan dengan bahan
pegas/karet yang berbeda.
4.2.2 Membuat laporan hasil percobaan dang mempresentasikannya.

PENGANTAR
Di alam semesta ini semua benda yang diberi gaya akan mengalami suatu
perubahan. Apabila gaya hilang maka benda mungkin akan dapat kembali ke bentuk
semula. Perubahan benda sangat dipengaruhi oleh elastisitas benda tersebut.
Banyak sekali kejadian di alam yang berkaitan dengan elastisitas. Kita dapat
melihat contoh-contoh elastisitas yang banyak terjadi pada kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya sifat elastisitas, maka dapat dijelaskan ada benda-benda yang tidak
mudah patah dan benda yang mudah patah.
PETA KONSEP

A. SIFAT ELASTISITAS BAHAN


Pada bab ini kita akan mempelajari tentang elastisitas atau kemampuan benda
untuk kembali ke bentuknya semula. Ambillah penggaris dari plastik, peganglah
ujungnya kemudian ayunkan ke bawah dan lepaskan. Apa yang terjadi?

Penggaris akan terayun ke bawah


kemudian ke atas dan ke bawah lagi
berulang-ulang. Penggaris selalu
berusaha ke keadaan semula.
Pernahkah kalian meloncat di atas
Gambar sebuah batang penggaris yang dijepit dan
ujung yang lain diayunkan. spring bed? Apa yang terjadi?

Bila kalian akan menekan spring bed ke bawah, kalian akan mendapat gaya
yang membuat kalian terpental ke atas. Ada gaya yang seolah menolak kalian.
Gejala-gejala tadi menunjukan elastisitas. Elastisitas sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Perhatikan gambar penggaris di atas, penggaris mampu
melengkung tanpa patah karena penggaris memiliki elastisitas. Gaya yang kalian
keluarkan cukup besar maka penggaris akan patah.
Jembatan dari baja akan melengkung jika terbebani atau terjadi perubahan
panjang, dan akan kembali ke bentuk semula jika bebannya tidak ada. Namun jika
beban kecil seringkali kita tidak melihat perubahan panjang atau kelengkungan
jembatan. Mengapa pada jembatan bisa terjadi kelengkungan? Secara umum
mengapa suatu materi bisa meregang? Suatu materi dapat kita anggap tersusun dari
pegaspegas. Jika kita menarik pegas maka akan terjadi regangan,jika kita
menghilangkan tarikan pegas akan kembali seperti semula. Gaya yang dikerjakan
oleh pegas serupa dengan gaya antaratom dalam molekul-molekul zat padat. Atom-
atom tersebut dapat bergetar seperti gerakan massa yang terikat pada pegas.
Elastisitas adalah sifat benda yang cenderung mengembalikan keadaan ke
bentuk semula setelah mengalami perubahan bentuk karena pengaruh gaya (tekanan
atau tarikan) dari luar.
Ketika diberi gaya, suatu benda akan mengalami deformasi, yaitu perubahan
ukuran atau bentuk. Karena mendapat gaya, molekul-molekul benda akan bereaksi
dan memberikan gaya untuk menghambat deformasi. Gaya yang diberikan kepada
benda dinamakan gaya luar, sedangkan gaya reaksi oleh molekul-molekul
dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar dihilangkan, gaya dalam cenderung untuk
mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke keadaan semula.

1. Benda Elastis
Benda-benda yang memiliki elastisitas
atau bersifat elastis, seperti karet gelang, pegas,
dan pelat logam disebut benda elastis. Pada
gambar 1.a, apabila sebuah gaya F diberikan
pada sebuah pegas panjang pegas akan
berubah. Jika gaya terus diperbesar, maka
hubungan antara perpanjangan pegas dengan

Gambar 1.a Batas elastisitas pegas gaya yang diberikan dapat digambarkan
dengan grafik dibawah ini.
Berdasarkan grafik tersebut, garis lurus
OA menunjukkan besarnya gaya F yang
sebanding dengan pertambahan panjang x.
Pada bagian ini pegas dikatakan meregang
secara linier. Jika F diperbesar lagi sehingga
melampaui titik A, ternyata garis pada grafik
sudah tidak lurus lagi. Hal ini dikatakan batas
Gambar 1.b Grafik hubungan gaya linieritasnya pegas sudah terlampaui, namun
dengan pertambahan pegas
pegas masih bisa kembali ke bentuk semula.
Oleh karena itu, daerah yang dibatasi oleh titik
O sampai B disebut daerah elastis.

Apabila gaya F diperbesar terus sampai melewati titik B, pegas bertambah


panjang dan tidak kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan. Ini disebut
batas elastisitas atau kelentingan pegas. Akibatnya pegas akan bersifat plastis
(tidak bisa kembali ke bentuk semula). Jika gaya terus diperbesar lagi hingga di
titik C, maka pegas akan putus. Jadi, benda elastis mempunyai batas elastisitas.
Jika gaya yang diberikan melebihi batas elastisitasnya, maka pegas tidak mampu
lagi menahan gaya sehingga akan putus/patah. Itulah mengapa tidak menutup
kemungkinan benda yang bersifat elastis dapat menjadi plastis atau bahkan hancur.
Balik lagi ke seberapa besar gaya yang diberikan pada benda tersebut.
Gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda akan sebanding dengan
besaran yang disebut dengan tegangan. Sementara itu, hasil perubahan bentuk
benda akibat tegangan disebut regangan yang berupa pertambahan panjang dari
benda tersebut.

2. Benda Plastis
Adapun benda-benda yang tidak memiliki elastisitas (tidak kembali ke bentuk
awalnya) disebut benda plastis. Contoh benda plastis adalah tanah liat dan plastisin
(lilin mainan).
(Sumber : ruangguru.com)

B. TEGANGAN

Perhatikan Gambar 2.a yang


menunjukkan sebuah benda elastis
dengan panjang L0 dan luas
penampang A diberikan gaya F
sehingga bertambah panjang. Dalam
keadaan ini, dikatakan benda
mengalami tegangan.
Gambar 2.a Benda mengalami tegangan

Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk


benda. Tegangan (stress) didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya yang
bekerja pada benda dengan luas penampang benda. Secara matematis dituliskan:
dengan:
= tegangan (Pa)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)

Satuan SI untuk tegangan adalah pascal (Pa), dengan konversi:

1 pascal = 1 m2
1 newton atau 1 Pa = 1 N/m2

Contoh Soal

1. Sebuah batang besi jari-jari 9 mm dan panjangnya 80 cm. Batang ditarik oleh
gaya sebesar 6 x 104 N. (Tegangan patah besi 4 x 108 N/m2).
a. Berapakah tegangan tarik pada batang?
b. Berapakah perubahan panjang batang? Apakah besi patah?

Penyelesaian
Diketahui : Jari-jari batang besi = 9 mm = 9 x 10-3 m
Panjang besi = L = 80 cm = 0,8m
Luas penampang besi = A= pr2 = 3,14 (9)2 m2
Jawab :
Tegangan tarik yang dialami besi:

Perubahan panjang besi :

Besi belum patah karena tegangan tarik besi masih di bawah tegangan patahnya.
2. Tulang orang dewasa memiliki diameter minimum 2,8 cm. Berapa gaya
maksimal yang boleh menekan tulang agar tidak patah?
Penyelesaian
Tegangan patah tulang adalah 270 x 106 N/m2.
Gaya yang menghasilkan tegangan tekan sebesar tegangan patah tulang adalah
F = Tegangan patah tulang x luas penampang
F = (270 x 106 N/m2)(p)(1,4 x 10-2m)2 = 1662 x 104 N

Tegangan ( Stress ) Termal


Stress thermal atau tegangan termal adalah tegangan mekanis yang disebabkan
oleh perubahan suhu suatu material. Tekanan ini dapat menyebabkan rekahan atau
deformasi plastis tergantung pada variabel pemanasan lainnya, yang mencakup jenis
dan batasan material. Secara umum, semakin besar perubahan suhu, semakin tinggi
tingkat stres yang dapat terjadi. Kejutan panas dapat terjadi akibat perubahan suhu
yang cepat, yang mengakibatkan retakan atau pecah. Bila ujung - ujung suatu bahan
yang tidak bebas memuai dan mengerut lalu dirubah suhunya maka didalam batang
tersebut akan ada tegangan akibat kompresi, Untuk menghitungnya kita harus
memahami koefisien muai panjang.
C. REGANGAN (STRAIN)

Regangan (strain) didefinisikan sebagai


perbandingan antara pertambahan panjang batang
dengan panjang mula-mula dinyatakan:

Bahan elastis yang ditunjukkan gambar disamping


Gambar 3.a Pertambahan panjang akan bertambah panjang ketika diberi gaya
bahan elastis saat diberi gaya dengan:
e = regangan
ΔL = pertambahan panjang (m)
L = panjang mula-mula (m)

D. MODULUS YOUNG
Regangan merupakan ukuran mengenai seberapa jauh batang tersebut berubah
bentuk. Tegangan diberikan pada materi dari arah luar, sedangkan regangan adalah
tanggapan materi terhadap tegangan. Pada daerah elastis, besarnya tegangan
berbanding lurus dengan regangan. Perbandingan antara tegangan dan regangan
benda tersebut disebut modulus elastisitas atau modulus Young.
Pengukuran modulus Young dapat dilakukan dengan menggunakan gelombang
akustik, karena kecepatan jalannya bergantung pada modulus Young. Secara
matematis dirumuskan:
Keterangan :
E = Y = modulus Young (N/m2)
Modulus elastisitas
F = gaya (N)
L = panjang mula-mula (m)
ΔL = pertambahan panjang (m)
A = luas penampang (m2)
= tegangan (Pa)
e = regangan

Nilai modulus Young hanya bergantung pada jenisbenda (komposisi benda),


tidak bergantung pada ukuran atau bentuk benda. Nilai modulus Young beberapa
jenis bahan dapat kalian lihat pada tabel dibawah ini Satuan SI untuk E atau Y
adalah pascal (Pa) atau Nm2.

Tabel Nilai Modulus Young dari berbagai bahan

Contoh Soal
1. Sebuah kawat logam dengan diameter 1,25 mm dan panjangnya 80 cm
digantungi beban bermassa 10 kg. Ternyata kawat tersebut bertambah panjang
0,51 mm. Tentukan:
a. Tegangan (stress),
b. Regangan (strain), dan
c. Modulus Young zat yang membentuk kawat.
Penyelesaian
Diketahui: d = 1,25 mm, = 80 cm, m = 10 kg, dan = 0,51 mm
Ditanya: a. , b. e , c. E
Jawab:

a. Tegangan (

b. Regangan

c. Modulus Young

2. Andi memiliki sebatang logam besi dengan panjang 1 m dan luas permukaan 1
cm2. Kemudian, Andi menarik logam besi tersebut menggunakan mesin dengan
gaya sebesar 5.000 N. Jika panjang akhir logam besi tersebut adalah 1,1 m,
berapakah modulus elastisitas logam besi tersebut?

Penyelesaian

Diketahui: L0 = 1 m, Lt = 1,1 m, A = 1 cm2 = 1 x 10-4 m2, F = 5000 N


Pertama-tama, kita perlu mencari besar tegangannya terlebih dahulu:
Setelah mencari besar tegangan, kita lanjut mencari besar regangannya:

Modulus elastisitasnya dapat diperoleh sebagai berikut:

Jadi, besar modulus elastisitas pada logam besi adalah sebesar 5 x 108 N/m2.

E. HUKUM HOOKE
Suatu benda yang dikenai gaya akan mengalami perubahan bentuk (volume dan
ukuran). Misalnya suatu pegas akan bertambah panjang dari ukuran semula, apabila
dikenai gaya sampai batas tertentu.
Hubungan Gaya F dengan Pertambahan Panjang

Pemberian gaya sebesar F akan mengakibatkan pegas bertambah panjang


sebesar D L. Besar gaya F berbanding lurus dengan D L. Secara matematis
dirumuskan dengan persamaan berikut.
Keterangan:
F = gaya yang dikerjakan pada pegas (N)
ΔL = = penambahan panjang pegas (m)
k = konstanta pegas (N/m)
Menurut Hukum Hooke, gaya pemulih pada pegas yang berada di dalam batas
elastisnya akan selalu memenuhi persamaan berikut.

dengan:
k = tetapan pegas (N/m),
ΔL= = pertambahan panjang pegas (m), dan
F = gaya yang bekerja pada pegas (N).
Tanda minus (–) menyatakan arah gaya pemulih yang selalu berlawanan dengan
pertambahan panjang pegas.

Persamaan di atas dapat dinyatakan dengan kata-kata sebagai berikut.

“Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka pertambahan
panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya”.

Pernyataan tersebut dikemukakan pertama kali oleh Robert Hooke seorang arsitek
yang ditugaskan untuk membangun kembali gedung-gedung di London yang
mengalami kebakaran pada tahun 1666. Oleh karena itu, pernyataan di atas dikenal
sebagai hukum Hooke.
Hubungan antara Hukum Hooke dengan Modulus Young

Hubungan antara tetapan/konstanta gaya (k) dengan modulus Young (E), dituliskan
sebagai berikut.

Konsep Hukum Hooke ternyata banyak sekali diterapkan pada benda-benda


disekitar kita. Selain penerapannya pada peredam kejut (shock absorber) kendaraan,
beberapa contoh benda yang menerapkan konsep Hukum Hooke antara lain kasur
pegas (spring bed), ketapel, busur panah, neraca pegas, sampai benda yang sering
kita gunakan sehari-hari yaitu peer pada pulpen.

Contoh Soal

1. Sebuah pegas dengan konstanta sebesar 1.000 N/m ditarik dengan gaya sebesar
100 N. Berapakah pertambahan panjang pegas tersebut ?

Penyelesaian
Diketahui:

Besar pertambahan pegas dapat kita cari menggunakan rumus Hukum Hooke
seperti berikut:
Jadi, besar pertambahan pegasnya adalah 0,1 meter.

2. Sebuah pegas memiliki panjang 20 cm. Saat ditarik dengan gaya 12,5 N panjang
pegasnya menjadi 22 cm. Berapakah panjang pegas jika ditarik gaya sebesar 37,5
N?
Penyelesaian
x0 = 20 cm
F1 = 12,5 N x1 = 22 cm

= 22 - 20 = 2 cm

F2 = 37,5 N =?
x2 = ?
Dari keadaan pertama dapat dihitung konstanta pegas sebagai berikut:

Berarti panjang pegas saat diberi gaya F2 dapat diperoleh:

Jadi panjangnya menjadi


F. SUSUNAN PEGAS
Pernahkah kalian melihat didalamnya tempat tidur atau spring bed? Springbed
ada yang tersusun dari pegas-pegas yang disusun dengan posisi sama. Cermati
penjelasan berikut.
1. Susunan seri
Perhatikanlah Gambar 6.a. Pada saat
diberi gaya maka semua pegas
merasakan gaya yang sama, yaitu
sebesar F. Dengan demikian, setiap
Gambar 6.a Pegas susunan seri dengan konstanta pegas akan mengalami pertambahan
masing-masing k1 dan k2 panjang sebesar Δx1 dan Δx2.

Pertambahan panjang total kedua pegas adalah :

Δxtotal = Δx1 + Δx2

Menurut Hukum Hooke, konstanta pegas total rangkaian pegas yang di susun
seri tersebut adalah

Secara umum, konstanta total pegas yang disusun seri dinyatakan dengan
persamaan

dengan kn = konstanta pegas ke-n.

2. Susunan paralel
Susunan pegas secara paralel dapat
dilihat contohnya seperti pada Gambar 6.b.
Pada saat ditarik gaya maka pemanjangan
pegas sama dan gaya yang diberikan dibagi
sebanding konstantanya. Jika rangkaian
pegas itu ditarik dengan gaya sebesar F,
Gambar 6.b Pegas susunan paralel dengan
setiap pegas akan mengalami gaya tarik
konstanta masing-masing k1 dan k2
sebesar F1 dan F2, dengan Ftotal = F1+ F2.

Setiap pegas juga akan mendapat pertambahan panjang sebesar Δx 1 dan Δx2.
Oleh karena Δx1 dan Δx2, konstanta pegas total untuk rangkaian pegas paralel
menurut Hukum Hooke adalah

Secara umum, konstanta total pegas yang dirangkai paralel dinyatakan dengan
persamaan :

dengan kn = konstanta pegas ke-n.

3. Susunan campuran
Bagaimana jika beberapa pegas disusun campur? Tentu kalian sudah bisa
menjawabnya bahwa pada rangkaian itu akan berlaku sifat gabungan. Dalam
menganalisanya dapat ditent ukan dengan memilih susunan yang sudah dapat
dikategorikan seri atau paralelnya.
Gambar 6.c Pegas Susunan Campuran antara Paralel dan Seri

Contoh Soal
1. Dua buah pegas yang disusun paralel berturut-turut mempunyai konstanta sebesar
200 N/m dan 300 N/m. Jika diujungnya diberi beban sebesar 4 kg dan g=10 m/s 2,
maka hitunglah pertambahan panjang pegas!

Penyelesaian
Diketahui: k1 = 200 N/m,
k2 = 300 N/m
m = 4 kg
g = 10 m/s2
Ditanya: ?
Jawab:
kp = k1 + k2
= 200 + 300
= 500 N/m

F = kp x

2. Dua buah pegas disusun secara seri berturut-turut besar konstantanya 200 N/m
dan 100 N/m. Apabila pada pegas tersebut diberi beban 40 N, hitunglah
pertambahan panjang pegas!

Penyelesaian
Diketahui: k1 = 200 N/m
k2 = 100 N/m
F = 40 N
Ditanya: = …?
Jawab:
Cari kontanta total pegas terlebih dahulu

Kemudian gunakan kp untuk mencari


F = kp x

3. Enam pegas k1, k2, k3, k4, k5, dan k6 dususun seperti pada gambar di bawah. k 1
sampai k6 sejenis masing-masing memiliki konstanta gaya pegas 100 N/m. Jika
ujung bawah pegas dibebani 10 kg (g = 10 m/s 2), hitung berapa cm turunnya ujung
bawah pegas tersebut!

Penyelesaian
Diketahui: k1 = k2 = k3 = k4 = k5 = k6 = 100 N/m
m = 10 kg
g = 10 m/s2
Ditanya: = …?
Jawab:
· k1, k2, dan k3 disusun secara paralel
kI = k1 + k2 + k3 = 100 + 100 + 100 = 300 N/m
· k4 dan k5 disusun secara paralel
kII = 100 + 100 = 200 N/m

· kI , kII , dan k6 disusun secara seri

F=k
mg = 54,55
10 x 10 = 54,55

100 = 54,55
Jadi, turunnya ujung bawah pegas tersebut adalah 183 cm,

Energi Potensial Pegas


Sejumlah energi tentu dibutuhkan untuk meregangkan atau menekan pegas.
Energi yang dimiliki pegas saat kondisi teregang atau tertekan merupakan salah satu
bentuk energi potensial.Mari kita tinjau sebuah pegas dengan konstanta k yang
terletak di atas lantai licin. Pegas diberi gaya luar sebesar F sehingga ujung pegas
bergeser sejauh x.
Pada kondisi ini maka pegas memberikan gaya pulih sebesar F=−kx. Usaha
yang dilakukan pegas dapat dihitung dengan mengintegralkan gaya pulih
terhadap x.
Jika pada kondisi awal ujung pegas berada pada x=xi dan setelah diberi gaya
luar ujung pegas berada pada posisi x=xf maka usaha yang dilakukan oleh pegas
adalah sebesar W.

Karena gaya luar bekerja berlawanan arah dengan gaya pulih pegas maka, besar
usaha (Weksoleh gaya luar adalah
Weks=Epf−Epi
Usaha merupakan perubahan energi potensial, sehingga energi potensial dari
sebuah pegas yang meregang sebesar x dari kondisi setimbangnya dapat dituliskan
rumus energi potensial pegas sebagai berikut.
1
Ep= kx2
2
Jika kemudian gaya luar dihilangkan dan pegas digunakan untuk melontarkan
beban bermassa m dan beban m bergerak dengan kecepatan v maka energi potensial
pegas berubah menjadi energi kinetik.

Diasumsikan semua energi potensial berubah menjadi energi kinetik maka pada
kondisi ini berlaku hukum kekekalan energi mekanik.

ΔEp+ΔEk=0

Gaya pegas (pemulih) dipengaruhi oleh pertambahan panjang pegas dan


arahnya selalu melawan arah simpangan. Ketika benda yang digantung tersebut
ditarik lagi sampai simpangan tertentu dan dilepaskan, benda akan mengalami
getaran harmonis. Pada keadaan tersebut amplitudo adalah dari posisi awal pegas
sampai keadaan simpangan kedua. Ketika bergetar, beda akan memiliki frekeunsi
dan periode getar. Persamaan keduanya dapat dituliskan sebagai berikut (tidak
diturunkan mengingat ada persamaan diferensial):

Perlu ditekankan kembali bahwa faktor yang mempengaruhi frekeunsi dan periode
pegas adalah konstanta pegas dan massa beban yang disimpan dalam pegas.

G. PENERAPAN SIFAT ELASTIS


Dalam kehidupan sehari-hari, alat yang menerapkan sifat elastis bahan banyak
dijumpai. Misalnya, pada mainan anak-anak seperti pistol-pistolan, mobilmobilan,
dan ketapel; perlengkapan rumah tangga seperti kursi sudut dan springbed. Di sini
akan dikemukakan beberapa contoh pemanfaatan peranan sifat elastis bahan.

1. Alat Ukur Gaya Tarik Kereta Api


Alat ini dilengkapi dengan sejumlah pegas yang disusun sejajar. Pegas-pegas
ini dihubungkan ke gerbong kereta api saat kereta akan bergerak. Hal ini di lakukan
untuk diukur gaya tarik kereta api sesaat sebelum meninggalkan stasiun.

2. Peredam Getaran atau Goncangan Pada Mobil

Gambar Peredam getaran/kejut (shock absorber) pada mobildan motor

Peredam getaran/kejut sangat penting untuk keselamatan. Tanpa adanya alat


ini, bisa-bisa kendaraan akan terpental saat melewati polisi tidur atau jalan yang
tidak rata permukaannya. Penyangga badan mobil/motor selalu dilengkapi pegas
yang kuat sehingga goncangan yang terjadi pada saat mobil melewati jalan yang
tidak rata dapat diredam. Dengan demikian, keseimbangan mobil/motor dapat
dikendalikan.

3. Peranan Sifat Elastis Dalam Rancang Bangun


Untuk menentukan jenis logam yang akan digunakan dalam membangun
sebuah jembatan, pesawat, rumah, dan sebagainya maka modulus Young, tetapan
pegas, dan sifat elastis, logam secara umum harus diperhitungkan.

4. Spring Bed/Kasur pegas


Ketika dirimu duduk atau tidur di atas kasur pegas, gaya beratmu menekan
kasur. Karena mendapat tekanan maka pegas kasur termampatkan. Akibat sifat
elastisitasnya, kasur pegas meregang kembali. Pegas akan meregang dan
termampat, demikian seterusnya.

5. Katapel
Contoh yang sangat sederhana dan mungkin sering anda temui adalah ketapel.
Ketika hendak menembak burung dengan ketapel misalnya, karet ketapel terlebih
dahulu diregangkan (diberi gaya tarik). Akibat sifat elastisitasnya, panjang karet
ketapel akan kembali seperti semula setelah gaya tarik dihilangkan.
6. Dinamometer
Pernahkah dirimu melihat dinamometer ? mudah-mudahan di laboratorium
fisika sekolah anda ada. Dinamometer, sebagaimana tampak pada gambar di
samping adalah alat pengukur gaya. Biasanya digunakan untuk menghitung besar
gaya pada percobaan di laboratorium. Di dalam dinamometer terdapat pegas. Pegas
tersebut akan meregang ketika dikenai gaya luar. Misalnya anda melakukan
percobaan mengukur besar gaya gesekan.

7. Pengukur Berat Badan


Pernahkah anda mengukur berat badan ? timbangan yang anda gunakan untuk
mengukur berat badan (dalam fisika, berat yang dimaksudkan di sini adalah massa)
juga memanfaatkan bantuan pegas. Neraca pegas yang digunakan untuk mengukur
berat badan, terdapat juga neraca pegas yang lain

8. Busur Panah
Busur panah adalah suatu senjata tradisional yang digunakan untuk
meluncurkan anak panah dan proses panah terbantu oleh kekuatan elastisitas. Pada
jaman dulu panah adalah senjata yang digunakan untuk berburu dan pada masa
kerajaan sering digunakan untuk peralatan perang. Panahan kini menjadi salah satu
cabang olahraga yang populer di seluruh dunia dan ketepatan menembak menjadi
kunci utama olahraga panahan. Saat tali busur panah ditarik, maka akan
menghasilkan tegangan dan akan menghasilkan energi potensial yang sangat elastis.
Setelah anak panah dilepaskan dari tegangannya, maka akan membuat anak panah
melaju dengan sangat cepat.

9. Jembatan
Jembatan adalah alat yang dibuat khusus untuk menyambungkan jalan, agar
bisa melewati berbagai lokasi yang berbahaya seperti sungai dan pembuatan
jembatan sangatlah sulit, karena perlu dilakukan dengan perhitungan yang matang.
Dalam pembuatan jembatan, biasanya menggunakan rangka yang memiliki sifat
elastis dan bagian penyangganya bisa menahan getaran yang sangat besar.
Keberadaan jembatan sangatlah penting, bagi wilayah yang kesulitan akses dan
pembuatan jembatan menjadi salah satu cara meningkatkan pemerataan ekonomi
masyarakat.
LATIHAN SOAL
Pilihan Ganda
1. Kecendrungan pada suatu bahan untuk berubah dalam bentuk baik panjang, lebar,
maupun tinggi dengan massa yang tetap, yang disebabkan oleh gaya-gaya yang
menekan atau menariknya dan akan kembali ke bentuk semula pada saat gaya
yang bekerja pada bahan ditiadakan. Pernyataan di atas merupakan pengertian
dari…
a. Elatistas
b.Sifat elastis
c. Sifat plastis
d. Modulus young
e. Tegangan dan regangan

2. Perhatikan pernyataan dibawah ini !


I. Pegas
II. Karet
III. Plastisin
IV. Tanah liat
Dari pernyataan di atas, yang termasuk bahan elastis adalah…
a. I,II
b.I,III
c. I,IV
d.II,IV
e. IV
3. Sebuah balok 10 kg dikaitkan pada sebuah kawat yang memiliki luas penampang
2,4 mm2 . Jika g = 9,8 ms-2 , tegangan yang dialami kawat tersebut adalah….
a. 4,09x107 Nm-2
b. 4,17x 107 Nm-2
c. 5,10x 107 Nm-2
d. 5,27x 107 Nm-2
e. 5,79x 107 Nm-2
4. Kawat logam panjangnya 80 cm dan luas penampang 4 cm 2. Ujung yang satu
diikat pada atap dan ujung yang lain ditarik dengan gaya 50 N. Ternyata
panjangnya menjadi 82 cm. Regangan (strain) kawat adalah…
a. 0,5.10-2
b. 1,5.10-2
c. 2,5.10-2
d. 3,5.10-2
e. 4,5.10-2

5. Sobat punya sebuah kawat dengan luas penampang 2 mm 2 , kemudian


diregangkan oleh gaya sebesar 5,4 N sehingga bertambah panjang sebesar 5 cm.
Bila panjang kawat mula-mula adalah 30 cm, berpakah modulus elastisitas dari
kawat tersebut?
a. 1,53 x 106 N/m2
b. 1,3 x 106 N/m2
c. 1,65 x 106 N/m2
d. 1,62 x 106 N/m2
e. 1,35 x 106 N/m2

6. Dua buah kawat x dan y panjangnya masing-masing 1 m dan 2 m ditarik dengan


gaya yang sama sehingga terjadi pertambahan panjang masing-masing 0,5 mm
dan 1 mm. Jika diameter kawat y dua kali diameter kawat x, maka perbandingan
modulus young kawat x terhadap kawat y adalah …..
a. 1 : 1
b. 1 : 2
c. 1 : 4
d. 2 : 1
e. 4 : 1

7. Sebuah batan besi yang panjangnya 2 m, penampangnya berukuran 4 mm x 2


mm. Modulus elastisitas besi tersebut adalah 105 N/mm2. Jika pada ujung batang
ditarik dengan gaya 40 N. Berapa pertambahan panjang besi tersebut?
a. 1 mm
b. 0,1 mm
c. 0,01 mm
d. 0,001 mm
e. 0,0001 mm

8. Seorang anak yang massanya 50 kg bergantung pada ujung sebuah pegas


sehingga pegas bertambah panjang 10 cm. Tetapan pegas bernilai...
a. 500 N/m
b. 5 N/m
c. 50 N/m
d. 20 N/m
e. 5000 N/m

9. Untuk meregangkan sebuah pegas sebesar 4 cm diperlukan usaha 0,16 J. Gaya


yang diperlukan untuk meregangkan pegas tersebut sepanjang 2 cm diperlukan
gaya sebesar...
a. 0,8 N
b. 1,6 N
c. 2,4 N
d. 3,2 N
e. 4,0 N

10. Dua pegas identic dirangkai seperti pada gambar di bawah ini!
Hitunglah nilai konstanta pengganti dari
gambar dua pegas identic di atas, jika
diketahui nilai k = 400 N/m2.
a. 100N/m
b. 200N/m
c. 300N/m
d. 400N/m
e. 500N/m
Esai
1. Sebuah kawat besi dengan jari-jari 1,25 mm dan panjang 20 cm digantungi
beban bermassa 200 kg. Jika modulus Young besi adalah 1,9 × 10 11 N/m2,
tentukanlah:
a. tegangan (stress)
b. tetapan gaya kawat besi,
c. pertambahan panjang kawat, dan
d. regangan (strain).

2. Kawat aluminium dengan ukuran 2,5 m × 1 cm × 1,5 mm digantungkan dan


diberi beban 50 kg. Ternyata, kawat tersebut panjangnya berubah menjadi
2,5012 m. Tentukan:
a. tegangan (stress),
b. regangan (strain),
c. modulus Young kawat, dan
d. tetapan gaya aluminium.
LEMBAR KERJA SISWA
A. Pendahuluan
Kegiatan ini untuk menentukan pengaruh gaya terhadap perubahan panjang
pegas dan konstanta pegas.
B. Alat dan Bahan
1. Statif
2. Pegas
3. Bandul 10 gr, 20 gr, 30 gr, 40 gr, 50 gr
4. Mistar

C. Langkah Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Merangkai alat dan bahan seperti pada gambar berikut

3. Mengukur panjang pegas sebelum dan sesudah diberi bandul


4. Mencatat hasil pengukuran
5. Mengganti bandul dengan massa yang berbeda
6. Mengulang langkah 3, 4, dan 5
7. Menggambarkan hubungan gaya (berat) dan perubahan panjang pegas pada
milimeter block.
D. Pertanyaan dan Diskusi
1. Jelaskan pengertian Hukum Hooke !
2. Bagaimanakah hubungan gaya terhadap perubahan panjang pegas berdasarkan
grafik pada milimeter block ?
3. Sasuaikah hasil percobaan dengan rumus Hukum Hooke ?
DAFTAR PUSTAKA

Saripudin, Aip, dkk.2009.Praktis Belajar Fisika 2: Untuk Kelas XI Sekolah


Menengah Atas/Madrasah Aliyah.Jakarta:Vasindo Media Persada
Palupi, Dwi Satya, dkk.2009.Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI Jilid 2.Jakarta:CV
Sahabat
Kainginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/MA kelas XI kelompok peminatan
matematika dan ilmu alam. Jakarta:Erlangga
Handayani, Sri Dkk. 2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta: CV. Adi
Perkasa.
Sarwono Dkk. 2009. FISIKA 2 mudah dan sederhana untuk SMA/MA kelas
XI.Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Widodo, Tri. 2009. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta:Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai