Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKNIK PEMBENTUKAN MATERIAL

JUDUL : PENGERJAAN DINGIN

DISUSUN OLEH
ADE SUKARNO PUTRA 191010350250
TAUFIKUR RAHMAN 191010350448

DOSEN PENGAMPU
KUSDI PRIJONO, ST.,MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS PAMULANG
PENDAHULUAN

Alam menyediakan sumber daya yang sangat berguna bagi kehidupan manusia dan
menandakan bahwa betapa pedulinya ALLAH SWT kepada ciptaannya dalam
kehidupannya mulai dari makanan dapat berupa hewan dan tumbuhan serta berbagai
macam energi yang dapat dikelola demi menunjang kehidupan. Selain itu alam juga
menghasilkan berbagai macam bentuk bentuk mineral dan endapan sebagai contoh mineral
mulia yaitu permata lalu ada endapan fosil kayu purba seperti batu bara selain itu terdapat
juga endapan yang dapat dijadikan logam mulia atau logam industri seperti emas dan perak
pada logam mulia dan besi dan seng pada logam industri. Dalam keadaan awal logam ini
tidak pasti memiliki bentuk bongkahan yang mudah dibentuk tetapi memiliki bentuk serta
struktur yang bisa berbeda sehingga dibutuhkan adanya extraksi kimia dengan mencampur
unsur kimia lain untuk memisahkan atau bahkan mengikat suatu unsur agar menjadi logam
yang dinginkan.

Logam merupakan bahan yang memiliki struktur atom yang kuat dan sering
digunakan dalam kebutuhan industri mulai dari industri otomotif sampai industri rumahan
dalam pembuatannya logam ini memiliki teknik pembuatannya sendiri seperti pada
pembuatan besi cetakan pada mesin yang dibuat dengan cara dicetak, ditempa, disambung,
dan lain sebagainya.

Pengerjaan logam adalah penyebutan untuk kegiatan membentuk logam menjadi


benda baru. Istilah pengerjaan logam juga bisa disebut fabrikasi berasal dari kata
fabrication atau pengerjaan. Fabrikasi logam bisa disebut juga sebagai proses mengubah
bentuk logam agar dihasilkan barang logam baru sesuai dengan bentuk yang dibutuhkan
(Ambiyar & Purwanto, 2008).

Pada abad pertengahan pengerjaan logam dikerjakan dengan teknik sederhana yaitu
dengan cara menempa logam yang sudah dipanaskan terlebih dahulu dengan material
pemanas menggunakan arang kayu, batubara dan lainnya dan membutuhkan proses
menghembuskan udara melalui pipa atau bambu.

Di masa berikutnya mulai ditemukan cara pengerjaan logam lainnya seperti bending
(penekukan), squeezing, rolling, spinning, deed drawing, streching, crumping, blanking,
press, dan lainnya. Setiap proses-proses tadi akan menghasilkan bentuk logam yang
berbeda-beda. Misalnya proses bending untuk membuat tekukan yang lurus, proses rolling
untuk membuat pipa bulat, dan lainnya .

Kemudian teknik pengerjaan logam berkembang lagi dengan bantuan mesin press
dan melibatkan peralatan hidrolik. Bentuk akhir logam yang dikerjakan secara press
terutama plat untuk kontur tertentu seperti badan kendaraan.

Secar teoritis teknik pengerjaan logam dapat dibagi menjadi 3 bagian kajian yaitu :
 Teknologi proses, yaitu mempelajari tentang geometri, kondisi dan paramater-
parameter proses pengerjaan.
 Mekanika, yaitu memperhitungkan gaya serta energi yang dibutuhkan dalam
pembentukannya
 Metalurgi, yaitu membahas perubahan sifat material akibat karna proses
pembentukan logam.

Sedangkan proses pengerjaan logam jika dilihat dari temperatur pengerjaannya dibagi
menjadi dua kelompok yaitu pengerjaan panas (hot working) dan pengerjaan dingin (cold
working).

Proses pengerjaan dingin menggunakan suhu ruangan untuk melakukan pengerjaan


pada logam sehingga menyebabkan perubahan struktur mikro yang mengakibatkan
perubahan sifat mekanis. Karena luasnya pembahasan teknik pembentukan material maka
dalam penyusunan makalah ini kami hanya akan membahas tentang pengerjaan dingin
(cold working) agar kami bisa lebih memahami karakteristik dari proses pengerjaan dingin
(Working, 2010).
URAIAN MATERI

Pengerjaan dingin (cold working) adalah proses mengubah logam pada suhu kamar
atau dibawah suhu rekristalisasi atau tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu pada
logam. Pada pengerjaan dingin tersebut logam akan terjadi perubahan struktur mikro yang
mengakibatkan terjadi perubahan karakteristik logam tersebut. Pengerjaan dingin sering
dipilih pada jenis barang yang akan diproduksi masal karena lebih ekonomis karna
membutuhkan mesin-mesin berat yang harganya mahal sehingga dibutuhkan barang dengan
kuantitas yang sangat besar agar bisa mencapai BEP (titik impas ongkos produksi).

Karakteristik mekanik dari pengerjaan dingin adalah memberikan deformasi plastis


pada logam sampai menjadi pengerasan regangan (strain-hardening) yang cirinya logam
semakin keras dan getas karna diakibatkan deformasi tersebut. Bila deformasi yang
diberikan terlalu berlebih akan mengakibatkan keretakan pada logam karna besarnya sifat
getas tadi.

Proses pengerjaan digin menjadi bagian penting dari dari keseluruhan rangkaian
pengerjaan logam. Karena kebanyakan pengerjaan logam diawali dengan pengerjaan
temperatur tinggi dan proses pengerjaan dingin tersebut akan melengkapi proses pengerjaan
panas sebelumnya.

Proses deformasi plastis pengerjaan dingin biasanya dilakukan pada logam yang
luas permukaan spesifikasinya besar. Diantara proses pengerjaan dingin adalah pembuatan
plat tipis (sheet), pembentukan kawat dengan ditarik (wire drawing) pembetukan plat
(sheet metal forming).

Kelebihan proses pengerjaan dingin yaitu menghasilkan permukaan logam yang


lebih halus karna tidak ada kerak hasil pemanasan. Kelebihan lainnya adalah meningkatnya
kekerasan karna proses deformasi dingin tetapi diikuti kekurangan yaitu logam akan
semakin getas. Untuk memperbaiki sifat getas tersebut bisa dilakukan dengan perlakuan
panas (heat treatment) misalnya ingin dikembalikan menjadi ulet/lunak dengan proses anil
(annealing).
Salah satu bentuk pengerjaan dingin pada lembaran logam datar disebut kontur.
Kontur dihasilkan dengan perentangan dan pengurangan dimensi volume tiga arah utama
tegak lurus sesamanya. Kontuk diperoleh dari gabungan antara perentangan dan
penyusutan. Gaya yang dilakukan saat membuat kontur tergantung bentuk kontur yang
diiginkan.

Kontur lembaran logam ada 5 kategori yaitu:


 Lengkungan tunggal
 Flens yang diberi kontur termasuk flens rentang dan flensut
 Lengkungan
 Ceruk dalam, cawan, kotak-kotak dinding tegak atau miring
 Ceruk dangkal, pinggan, alur (beaded), bentuk timbul atau bentuk berekeruk.

Pembentukan lembaran dilakukan pada lembaran itu sendiri menggunakan tegangan


tarik, berbeda jika dibandingkan pembentukan secara keseluruhan. Gaya tekan pada
lembaran harus dihindari untuk mencegah terjadi lengkungan , pelipatan dan keriput. Pada
proses pembentukan lembaran, harus menghindarkan susut karena akan menyebabkan ciut
dan kegagalan, sedangkan pembentukan benda keseluruhan bertujuan merubah tebal atau
dimensi lateral benda kerja tersebut. Perbedaan penting lainnya yaitu pada pengerjaan
lembaran logam memiliki rasio yang tinggi antara luas dan tebalnya.

Gambar 1 Hasil produk pengerjaan dingin pada lembaran metal


Keuntungan dari pengerjaan dingin yaitu:
 Tidak membutuhkan suhu yang tinggi
 Permukaan benda kerja lebih halus
 Ketelitian ukuran yang tinggi
 Ukuran benda kerja seragam
 Kekuatan tariknya lebih bagus dari materialnya.

Untuk mendapatkan keuntungan tersebut harus ada persiapan sebelum pengerjaan


dingin logam harus bersih dari kerak dengan cara melakukan pickling atau direndam
kedalam asam berikutnya dicuci dengan air bersih. Untuk mendapatkan ukuran seragam
dengan melakukan cold rolling ringan. Untuk pengerjaan dingin yang membutuhkan
deformasi yang sangat besar diperlukan proses annealing. Dan untuk meluruskan hasil roll
dengan straightening.

Kekurangan daari pengerjaan dingin yaitu:


 Membutuhkan gaya yang relatif besar
 Lebih ditujukan untuk material logam yang lunak
 Porositas dalam pada logam bernilai tetap
 Sifat getas bertambah dan sifat ulet berkurang

Tabel Perbedaan Pengerjaan Dingin dan Panas

Pengerjaan panas Pengerjaan dingin


Diproses diatas suhu rekritalisasi Diproses dibawah suhu rekritalisasi
Membutuhkan gaya yang rendah Membutuhkan gaya yang relatif lebih besar
Sifat mekanik hanya berubah sedikit Sifat mekanik hanya berubah banyak
Sifat ulet meningkat Sifat ulet berkurang
Kekuatan impact meningkat Kekerasan meningkat
Tabel 1 Perbedaan Proses Pengerjaan Panas dan Proses Pengerjaan Dingin

Menurut DeGarmo proses pengerjaan dingin dibagi menjadi 4 yaitu:


1. Squeezing (menekan)
2. Bending (melengkungkan)
3. Shearing (memotong)
4. Drawing (menarik)
Kelompok Proses Produk Keterangan
Rolling Plat baja Produk dengan permukaan
halus dan ukuran seragam
Swaging Mengurangi/Meruncingkan
ujung batang atau pipa
Cold-forging Baut, paku, paku Untuk menebalkan ujung
Squeezing
keling batang/ kawat
(menekan)
Extrusion Membuat profil pada
logam yang lunak
Staking Melebarkan ujung benda
Coining Penutupan dua bagian
benda kerja atas dan bawah
Angle
Bending Roll
(melengkungkan) Roll Forming
Seaming
Shearing
Slitting
Shearing Blanking
(memotong) Pierching
Shaving
Cut-off
Bar and tube
Drawing
Drawing (menarik) Wire drawing
Spinning
Shell drawing
Tabel 2 Klasifikasi Cold Working (Ali et al., 2003)

Pengaruh Pengerjaan Dingin Terhadap Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Logam

Pengaruh pengerjaan dingin terhadap sifat mekanik logam akan meningkatkan


kekuatan benda dan penurunan sifat keuletannya atau menjadi lebih getas.
Kekuatan/Keuletan →

Kekuatan

Keuletan

Proses pengerjaan dingin →

Gambar 2 Grafik pengaruh deformasi terhadap sifat mekanik logam


Selain berpengaruh pada sifat mekanik, deformasi pengerjaan dingin juga mempengaruhi
struktur mikro logam. Butir-butir kristal yang awalnya berupa equiaksial (relatif bulat)
setelah deformasi akan berubah menjadi pipih memanjang. Perubahan tingkt reduksinya
antara 42% - 64% dimana semakin tinggi deformasinya butir semakin pipih.

Gambar 3 Pengaruh deformasi terhadap struktur mikro logam

Contoh Proses Pengerjaan Dingin

Beberapa pengerjaan dingin yang umum diantaranya rolling (mengerol), drawing


(menarik), extrusion (extrusi).

Beberapa contoh tersebut akan dijelaskan berikut ini:

1. Penarikan Tabung

Penarikan tabung berguna untuk mereduksi dimensi dari tabung secara pengerjaan
dingin yang membutuhkan ketelitian. Sebelumnya tabung harus dibersihkan dengan asam
sampai bersih dari kerak kemudian diberi pelumas. Selanjutnya dilakukan penarikan dingin
dengan salah satu ujung dipukul agar diameter berkurang kemudian dimasukan kedalam
die, selanjutnya dijepit dan ditarik oleh rantai penarik. Diameter lubang lebih besar dari
diameter cetakan. Mandril didalam tabung menentukan diameter dan permukaan. Daya
penarik yang digunakan sekitar 200 sampai 1300 kN dengan panjang mencapai 30 meter.
Selama proses penarikan tabung akan melewati die yang beralur tirus dan die ini akan
bergerak maju dan mundur. Hasil dari proses ini berupa tabung yang lebih panjang dan
lebih tipis daripada proses pengerjaan panas.
Gambar 4 Penarikan bentuk tabung

2. Penarikan kawat

Proses penarikan kawat berguna untuk mendapatkan diameter kawat yang lebih
kecil. Caranya yaitu batang kawat yang berasal dari billet yang digiling berukuran diameter
6 mm dibersihkan larutan asam sampai bersih dari kerak dan karat. Selanjutnya diberi
lapisan pelindung untuk menetralkan sisa-sisa asamm dan mencegah terjadi oksidasi.
Penarikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bertahap dan kontinyu.
Proses penarikan bertahap dengan gulungan kawat dipasang ke mesin yang salah satu
ujungnya dimasukan ke lubang penarik. Kawat kemudian ditarik melalui lubang die sambil
digulung. Langkah penarikan dan menggulung tersebut diulang beberapa kali dengan die
yang berbeda yang semakin kecil sampai ukuran yang diinginkan sesuai.
Proses penarikan secara kontinue yaitu kawat dipasang pada mesin yang terdiri dari banyak
die dan rel penarik yang tersusun secara seri. Kawat akan ditarik dan mengalami deformasi
maksimal. Jumlah die tergantung dari material logam dan paduannya. Sedangkan die dibuat
menggunakan karbida tungsten, atau menggunakan die intan pada kondisi tertentu.
Gambar 5 Proses penarikan kawat

3. Proses pembuatan lembaran tipis

Proses ini untuk menghasilkan lembaran dari baja yang dilebur. Pada kondisi
tertentu pengerolan dingin diperlukan untuk membuat lembaran tipis dengan ketebalan ±
0.02 cm. Logam dan atau campuran logam dilebur didalam tanur dengan memperhatikan
pengendalian secara tepat, kemudian didinginkan selanjutnya langsund dilakukan
pengerolan secara kontinyu. Pengaturan tekanan dan tegangan tarik pada bahan dilakukan
untuk mendapatkan ketebalan tertentu. Permukaan lembaran akan menjadi mengkilap dan
halus jika bersentuhan langsung dengan roll dan akan kusam jika bersentuhan dengan
lembaran lain pada pengerjaan lembaran sepasang.

4. Proses Putar-Tekan

Proses ini untuk mendapatkan bentuk melingkar. Proses ini dengan memasang
lembaran tipis pada cetakan dan memutarnya sambil menekan lembaran kearah cetakan.
Alat penekan terbuat dari logam atau kayu keras sedangkan cetakan biasanya terbuat dari
baja licin. Proses ini dikerjakan kebanyakan untuk permukaan luar dan sedikit sekali
diterapkan pada permukaan dalam. Dalam proses ini lembaran mengalami pengerasan
regangan. Kelebihan dari proses ini lebih murah karna membutuhkan peralatan yang
sedikit, sedangkan kerugiannya membutuhkan tenaga terlatih dengan upah yang besar.
Untuk material dapat menggunakan sampai dengan ukuran 6 mm untuk logam nonferrous
dan 4 mm untuk logam ferrous dengan toleransi yang diperlukan ± 0.8 setiap diameter 460
mm. Proses ini sering dipergunakan untuk membuat alat musik, alat penerangan, corong,
reflektor alat memasak.

Gambar 6 Proses Putar Tekan

5. Proses Putar Geser

Untuk mengatasi pekerjaan manual pada Proses Putar Tekan menggunakan proses
putar geser dengan tambahan rol penekan dengan motor. Fungsi motor tersebut untuk
mengganti tugas tangan manusia. Prosesnya lembaran dipasang pada mandril kemudian rol
ditekan pada pelat. Selanjutnya lembaran plat akan mengikuti bentuk mandril tersebut. Pada
proses ini akan menghasilkan ketebalan yang sama. Dimana ketebalan benda = tebal
lembaran mula dikali sin α/2, dimana α sudut puncak konis. Keuntungan proses ini hasil
baik.

Gambar 7 Proses Putar Geser


6. Proses Tekan Tarik

Pada proses ini bertujuan menghasilkan benda lengkung yang simetris. Die yang
dapat bergerak dalam arah vertikal dipasangkan pada ram. Kemudian lembaran logam
dijepit pada penjepit yang bisa bergerak secara horisontal. Gaya yang diberikan antara 0.5
s/d 1.3 MN diantara die dan penjepit. Selanjutnya lembaran ditarik sampai tegangan
melewati batas elastis sehingga die akan meninggalkan bentuk tertentu pada lembaran.
Setelah selesai akan terjadi pegas balik dan penipisan pada lembaran. Proses ini bermanfaat
untuk jumlah kuantitas barang yang lebih bebas.

Gambar 8 Proses Tekan Tarik

CONTOH SOAL

Dua buah tabung baja dengan spesifikasi baja yang sama persis tetapi memilliki
diameter yang berbeda. Tabung pertama memiliki ukuran diameter awal 34 mm, setelah
dilakukan proses pengerjaan dingin penarikan tabung diameternya menjadi 24 mm.
Berapakah %CW bahan tersebut? Dan hitunglah diameter akhir tabung kedua jika memiliki
ukuran diameter awal 26 mm!.

Jawab
Pertama kita membuat table

Bahan Diameter Awal (Do) Diameter Hasil (Df) % CW


Tabung 1 34 mm 24 mm ?
Tabung 2 26 mm ? ?
2 2
π .Do π .Df π 2 2
− ( Do −D f ) 2 2
A o− A f 4 4 4 D o −D f
% CW = = = =
Ao π . Do 2
π Do
2
. D o2
4 4
2 2
(34 mm) −(24 mm) 1156−576
% CW = = = 50,17 %
(34 mm)
2
1156

Kemudian kita mencari diameter hasil dari tabung kedua


2 2
D o −D f
2 = CW %
Do
2 2 2
Do −Df = CW % . Do

−Df 2 = −Do2 + Do2 . CW %


2 2 2
Df = D o – D o . CW %
2 2
Df = Do (1 – CW %)
Df ❑ = D o2 √ 1−CW %
D f = 24 mm . √ 1−0,5017
D f = 16,941 mm → dibulatkan menjadi 17 mm

Bahan Diameter Awal (Do) Diameter Hasil (Df) % CW


Tabung 1 34 mm 24 mm 15,17 %
Tabung 2 26 mm 17 mm 15,17 %
DAFTAR PUSTAKA

Ali, S., Luis, J., & Aguilar, A. (2003). Solutions Manual to Accompany MATERIALS AND
PROCESS IN MANUFACTURING Ninth Edition Solutions Manual by Related papers
Solut ions Manual t o Accompany MAT ERIALS AND PROCESS IN MANUFACT
URING Nint h Edit ion Deepak Sagar Solut ions Manual of Degarmo 9t h e.
Ambiyar, & Purwanto. (2008). Fabrikasi Logam Ambiyar & Purwanto.
Working, C. (2010). Cold Working & Hot Working & Annealing {.

Anda mungkin juga menyukai