Klasifikasi tempa :
Tempa dapat diklasifikasikan dengan berbagai macam cara, diantaranya
berdasarkan temperatur kerja :
1) Tempa panas atau hangat; cara ini paling banyak digunakan bila diperlukan
deformasi yang cukup besar; dengan memanaskan kekuatan logam dapat
dikurangi dan keuletannya bertambah.
2) Tempa dingin; cara ini juga sering dilakukan untuk pembuatan produk tertentu.
Keuntungan dari tempa dingin adalah dapat meningkatkan kekuatan yang
dihasilkan dari pengerasan regang.
Mesin tempa yang digunakan untuk penempaan dengan beban impak disebut forging
hammer, sedang yang digunakan untuk penempaan beban gradual disebut forging
press.
Cara lain untuk mengklasifikasikan proses tempa adalah berdasarkan derajat aliran
logam kerja yang didesak oleh dies, seperti ditunjukkan dalam gambar 5.10.
Gambar 5.10
Tiga jenis
operasi
penempaan
Open-die forging; bendakerja ditekan diantara dua buah cetakan (die) yang datar
(hampir datar) sehingga logam mengalir dalam arah lateral tanpa dihambat oleh
permukaan cetakan. Operasi penempaan ini dikenal sebagai upset forging yaitu
mengurangi tinggi bendakerja dan menambah diameternya.
Gambar 5.11 Deformasi homogen bendakerja silinder dalam operasi cetakan terbuka
Pada kondisi ideal ini, regangan yang sebenarnya (true starin) dapat ditentukan
dengan :
h
ln 0
h
Luas penampang lintang A secara bertahap akan bertambah selama operasi, dan
sebaliknya tinggi h akan berkurang. Tegangan alir Yf juga bertambah sebagai akibat
pengerasan bendakerja, kecuali logam tersebut plastis sempurna (misalnya dalam
pengerjaan panas). Pada kondisi ini, eksponen pengerasan regang n = 0, dan tegangan
alir Yf = Y (kekuatan yield logam). Gaya F akan mencapai harga maksimum pada akhir
penekanan, yaitu pada saat A dan Yf memiliki harga tertinggi.
Pada operasi upset forging yang sesungguhnya, deformasi yang terjadi tidak seperti
dalam gambar 5.11, karena adanya gesekan antara bendakerja dengan permukaan
cetakan, seperti ditunjukkan dalam gambar 5.12.
Gambar 5.12 Deformasi sebenarnya bendakerja silinder dalam operasi cetakan terbuka
Gesekan ini akan bertambah bila pengerjaan dilakukan dalam keadaan panas dan
cetakan (die) tetap dalam keadaan dingin. Hal tersebut dapat mengakibatkan :
(1) bertambahnya koefisien gesekan, dan
(2) adanya transformasi panas dari bendakerja ke permukaan/dekat permukaan
cetakan, sehingga bagian bendakerja yang berdekatan dengan cetakan lebih
sulit dideformasi dibanding dengan bagian tengahnya.
Kedua faktor di atas menyebabkan gaya upset yang sebenarnya lebih besar
dibandingkan dengan yang diprediksikan sebelumnya. Untuk menghitung gaya upset
tersebut dapat digunakan rumus pendekatan sebagai berikut :
F Kf .Yf .A
0,4μD
Kf 1
h
Jawab :
D2 22
V h .π
3.π . 9,426 in3
4 4
h = 3,0 in dan F = 0
Pada saat mulur (yielding) dimulai, maka h sedikit lebih kecil daripada 3,0 in, dan
bila dianggap regangan = 0,002, maka :
Yf K n 50.0000,002 17.384 lb/in2
0,17
Pada saat ini D 2,0 in (sedikit lebih besar daripada 2,0 in)
D2 22
A π π. 3,142 in2
4 4
0,4 D 0,40,12
Kf 1 1 1,027
h 3,0
h0 3
ln ln 0,1823
h 2,5
Yf K n 50.0000,1823
0,17
37.438 lb/in2
h0 .A0 33,142
A 3,77 in2
h 2,5
D2 4.A 4.3,77
A π. D 2,19 in
4 π π
0,4 D 0,40,12,19
Kf 1 1 1,035
h 2,5
Gambar 5.14 Beberapa operasi penempaan cetakan terbuka (open die forging)
(a) Fullering (gambar 5.14 a) adalah operasi tempa yang dilakukan untuk mengurangi
bagian melintang dan mendistribusikan logam bendakerja sebagai persiapan
penempaan bentuk yang berikutnya. Permukaan cetakan berbentuk cembung.
Ruang antara kedua cetakan (cavity) sering didesain dengan berbagai jarak
(multicavity impression dies) sedemikian rupa sehingga operasi diawali dengan
pembentukan kasar sebelum pembentukan akhir.
(b) Edging (gambar 5.14 b) hampir sama dengan fullering, hanya disini permukaan
cetakan berbentuk cekung.
(c) Cogging (gambar 5.14 c) adalah operasi tempa yang dilakukan secara berturut-
turut sepanjang panjang bendakerja untuk mengurangi bagian melintang dan
menambah panjangnya. Cogging banyak digunakan dalam industri baja untuk
membentuk ingot hasil pengecoran menjadi bloom dan slab. Biasanya digunakan
open-die yang datar atau dengan permukaan yang sedikit berkontour. Proses ini
kadang-kadang juga disebut incremental forging.
Gambar 5.15
Bahan baku bendakerja dalam gambar tersebut berbentuk silinder serupa dengan
bentuk bedakerja dalam operasi open-die forging.
Pada saat cetakan mendekati posisi akhirnya flash dibentuk oleh aliran logam pada
celah diantara cetakan.
Walaupun flash harus dipotong pada akhir operasi, tetapi sebenarnya juga
bermanfaat untuk menekan aliran logam menuju celah diantara cetakan, sehingga
logam akan mengisi seluruh rongga cetakan. Pada penempaan panas, aliran logam
menuju celah akan terhambat karena flash yang tipis lebih cepat menjadi dingin,
tekanan terhadap bendakerja akan bertambah dan mampu untuk mengisi seluruh
bagian dari rongga cetakan, sehingga diperoleh kualitas produk yang lebih baik.
Rumus gaya yang digunakan pada proses penempaan ini sama dengan rumus gaya yang
digunakan dalam open-die forging, tetapi dengan interpetasi sedikit berbeda :
F Kf Yf A
Pada penempaan panas harga Yf = kekuatan mulur (yield) logam pada temperatur
tersebut. Harga Kf bertambah sesuai dengan bertambah kompleksnya bentuk/
geometri produk yang akan dibuat. Harga Kf untuk berbagai geometri produk dapat
dilihat dalam tabel 5.1.
Harga gaya maksimum dicapai pada akhir penempaan bila luas proyeksi terbesar dan
gesekan maksimum.