Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PROYEK AKHIR

PENGARUH SPRINGBACK TERHADAP SUDUT


TEKUK PADA PROSES PENEKUKAN PELAT
GALVANIS DAN GALVANIS LOKFOM

JALUR PKL

Nama : Nova Darma Putra


NIM : 161198
Program Studi : Teknik Mesin

AKADEMI TEKNOLOGI WARGA


SURAKARTA
24 Mei, 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perkembangan teknologi manufaktur memiliki peran sangat penting dalam
peningkatan hasil produksi yang berkualitas dalam dunia industri. Hampir
disemua proses produksi menggunakan kemajuan teknologi ini. Terobosan untuk
selalu memakai teknologi yang terdepan menjadi suatu keharusan bagi setiap
perusahaan yang ingin tampil progresif dan eksistensinya tetap terjaga. Proses
manufaktur dikenal berbagai macam proses, salah satunya adalah proses
pembentukan logam. Proses pembentukan logam dalam manufaktur adalah proses
pemberian tekanan pada plat datar menurut permukaan desain die sampai pada
titik deformasi plastis plat tersebut, sehingga terbentuklah komponen yang baru
sesuai dengan desain permukaan die. Selanjutnya pada proses pembentukan plat
ada yang dinamakan pengepresan yaitu suatu proses dalam pembentukan parts
pada sebuah mesin press dengan meletakkan plat diantara punch dan die,
kemudian plat dijepit oleh blank holder dengan bantuan mesin press untuk
melakukan penekanan. Bentuk akhir dari produk ditentukan oleh punch sebagai
penekan dan dies sebagai penahan benda kerja saat ditekan oleh punch, sehingga
terbentuk komponen yang kita inginkan. Hal ini dapat dilihat contoh-contoh
aplikasi parts yang menjadi produk akhir dalam proses pembentukan lembaran
plat logam. Produk – produk industri manufaktur ini masih banyak ditemui
fenomena cacat (forming defect) akibat deformasi dan adanya fenomena
springback.
Proses penekukan (bending) merupakan salah satu jenis proses
pembentukan logam yang banyak dilakukan dalam bidang manufaktur. Proses
penekukan (bending) terutama sekali banyak ditemui pada material logam yang
banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari. Sehingga proses penekukan
diharapkan lebih presisi agar mendapatkan bentuk yang sesuai dengan yang
diinginkan. Dalam proses penekukan akan terjadi suatu fenomena gaya balik yang
dinamakan fenomena springback. Fenomena tersebut terjadi karena adanya gaya
balik yang ditimbulkan akibat pengaruh elastisitas bahan logam yang mengalami
proses pembentukan sehingga bentuk yang diinginkan akan sulit terbentuk.
Pembentukan logam yang dimaksud dalam analisa ini adalah plat galvanis. Plat
aluminium merupakan salah bahan yang banyak digunakan pada berbagai macam
konstruksi bangunan, alat rumah tangga, cover pintu, dekorasi, talang air, atap
rumah, dinding pabrik, ducting, dll.
Springback yang terjadi pada produk hasil disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya variasi material, ketebalan plat, geometri tooling (radius die dan
punch), hal itu yang menjadi masalah-masalah yang terjadi pada pembentukan
plat logam. Oleh karena itu perlu dilakukan Pemahaman tentang fenomena
springback pada proses bending dan mengetahui area atau lokasi pada benda uji.

B. Pembatasan Masalah
Banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi springback, maka penelitian
ini dibatasi dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Bahan yang digunakan adalah pelat galvanis dan galvanis lokfom.
2. Tebal bahan yang digunakan sebesar 3 mm (untuk galvanis) dan 2,3 mm
(untuk galvanis lokfom).
3. Pengujian yang dilakukan guna mengetahui springback pada penekukan plat
Galvanis dan Galvanis Lokfom.
4. Penekukan dilakukan dengan alat tekuk manual Akademi Teknologi Warga
Surakarta.

C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul dan latar belakang yang diuraikan diatas, maka
permasalahan yang timbul adalah:
1. Bagaimana pengaruh springback terhadap sudut tekuk pada penekukan pelat
galvanis ?
2. Bagaimana pengaruh springback terhadap sudut tekuk pada penekukan pelat
galvanis lokfom ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh springback terhadap
sudut tekuk pada penekukan pelat galvanis dan galvanis lokfom.
2. Setelah mengetahui adanya pengaruh springback terhadap sudut tekuk
pada penekukan pelat galvanis dan galvanis lokfom, diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan acuan hasil penekukan antara plat galvanis dan
galvanis lokfom.
BAB II
DASAR TEORI

A. Tinjauan Pustaka
Penekukan merupakan suatu proses yang mengubah bentuk-bentuk lurus
menjadi lengkungan, dimana pada proses ini bagian luar benda yang ditekuk
akan mengalami tarikan sedangkan pada bagian dalam akan mengalami
tekanan. Pada proses pembentukan suatu material akan lebih tahan terkena
kompresi dibandingkan bila terkena tarikan sehingga pada bagian luar benda
yang ditekuk akan mengalami lulur yang terlebih dahulu dan mengakibatkan
pengecilanlogam pada daerah tersebut atau ketebalan dari benda akan
berkurang. Pada penekukan plastis, sumbu netral bergeser lebih dekat
kepermukaan bagian material yang mengalami tekanan pada saat penekukan.
Karena regangan plastis sebanding dengan jarak dari sumbu netral, serat-serat
pada permukaan luar mengalami regangan lebih besar dibandingkan serat pada
permukaan dalam dan serat permukaan dalam mengalami pengkerutan
(Husaini Ardy:1995).
Muhammad Arsyad Suyuti, Rusdi Nur, Muh. Iswar dengan judul “
Springback hasil proses tekuk bentuk “v“ pelat baja karbon ST.60 ketebalan 4
mm” menyimpulkan bahwa Radius punch dan sudut punch mempengaruhi
springback secara signifikan. Springback cenderung menurun dengan
peningkatan sudut dandan radius punch. Springback terkecil (bernilai nilai
positif) terjadi pada radius punch terbesar (r=6 mm) dan sudut punch terbesar
(90o). Sehingga dalam proses penekukan, radius punch dan sudut punch adalah
faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan.
Dody Praharja Surya, Dan Edi Septe dengan judul “Analisa pengaruh
springback terhadap sudut tekuk pada proses penekukan pelat aluminium”
menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengujian tekuk pada pelat aluminium
1,2 mm, yang dilakukan untuk mendapatkan sudut tekuk 45° dan 90°, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Semakin besar sudut penekukan yang
diberikan maka sudut balik (springback) yang terjadi akan semakin besar pula,
hal ini disebabkan oleh karena pengaruh elastisitas bahan alumunium. (2)
Semakin kecil sudut tekuk yang akan dihasilkan maka semakin besar
springback yang terjadi. (3) Besarnya sudut penekukan yang diberikan untuk
mendapatkan sudut hasil 45° adalah sudut penekukan 143°. (4) Besarnya sudut
penekukan yang diberikan untuk mendapatkan sudut hasil 90° adalah sudut
penekukan 96°.
Proses pembentukan lembaran logam biasanya dihubungkan dengan
proses penekanan (Press Forming) termasuk pemotongan material, penekukan
atau penarikan menjadi bentuk tertentu (Husaini Ardy, 1995).
Pelapisan logam merupakan pengendapan satu lapisan tipis pada suatu
permukaan logam atau plastik yang biasanya dilakukan secara elektrolit, tetapi
dapat juga hanya menggunakan reaksi kimia di mana diharapkan benda
tersebut akan mengalami perbaikan baik dalam hal struktur mikro maupun
ketahanannya, dan tidak menutup kemungkinan pula terjadi perbaikan terhadap
sifat fisiknya (Purwanto dan Huda, 2005).

B. Dasar Teori
1. Spring back

Gambar 2.1 Spring back

Spring back merupakan gaya balik yang ditimbulkan akibat pengaruh


elastisitas bahan pelat yang mengalami proses pembentukan. Besarnya gaya
balik ini ditentukan oleh harga Modulus Elastisitas bahan. Dalam proses
pembengkokan ini harus diperhatikan gaya balik atau spring back ini.
Biasanya akibat spring back terjadi penyimpangan terhadap sudut
pembengkokan yang dibentuk. Seorang pekerja harus dapat
memperhitungkan besarnya spring back ini. Contoh sederhana dapat
diperlihatkan pada saat proses pembengkokan apabila diinginkan untuk
pembentukan bending dengan sudut 90° maka besarnya sudut tekan pada
sepatu pembengkok harus diperkecil dari 90° (<90°). Sehingga pada saat
dilepas sepatu pembengkok akan menghasilkan sudut pembentukan menjadi
sama dengan 90°.

Gambar 2.2 Diagram tegangan dan regangan

Besarnya perubahan dimensi pada hasil pembentukan setelah tekanan


pembentukan ditiadakan merupakan sifat bahan logam yang mempunyai
elastisitas tersendiri. Perubahan ini terjadi akibat dari perubahan regangan
yang dihasilkan oleh pemilihan elastik. Jika beban dihilangkan regangan
total akan berkurang disebabkan oleh terjadinya pemulihan
elastik.Pemuluhan elastik berarti pula balikan pegas, akan mungkin besar
jika tegangan luluh semakin tinggi, atau modulus elastik lebih rendah dan
regangan plastiknya makin besar.
Contoh kasus spring back pada proses bending
Operasi pembengkokan dalam benda kerja logam lembaran
didefinisikan sebagai peregangan logam pada sekeliling sumbu garis lurus,
seperti ditunjukan pada gambar:

Gambar 2.3 (a) pembengkokan logam lembaran (b) pemampatan dan


peregangan tarik logam yang terjadi pada operasi pembengkokan

Selama operasi pembengkokan tersebut, logam pada bagian dalam


bidang netral dimampatkan (compressed), sedang pada bagian luar bidang
netral diregangangkan (lihat pada gambar b). Pada umumnya
pembengkokan menghasilkan perubahan ketebalan pada logam lembaran
kecil atau tanpa perubahan.
Proses penekukan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin tekuk
manual dan mesin tekuk otomatis. Yang mana pada proses ini Plat Galvanis
akan mengalami kombinasi tarik dan tekan.

2. Galvanis
Galvanis adalah proses pelapisan logam anti karat atau non corrosive
metal pada besi. Galvanis dapat juga dikenali dari warnanya yang silver
atau bronze namun tidak mengkilat atau doff. Warna itu juga sering disebut
dull silver. Untuk tingkat ketebalanya, galvanis punya tingkat ketebalan
yang beragam, mulai dari 1 micron sampai 9 micron juga bahkan lebih.
Untuk ketebalan 1 micron biasanya produsen akan memberi jaminan selama
3 tahun anti karat dan untuk ketebalan 7 micron itu bisanya produsen akan
memberi jaminan hingga 30 tahun, jadi semakin tinggi tingkat ketebalannya
maka akan semakin tinggi pula tingkat kekebalanya terhadap karat.

Gambar 2.1 Pelat Galvanis dan Galvanis Lokfom

Proses galvanis ini memiliki dua macam cara. Yang pertama adalah
electro plating atau dalam bahasa proyek bisa disingkat dengan EP. Proses
ini dengan cara memberikan aliran listrik dalam kolam galvanis. Sehingga
partikel galvanis menempel pada besi sampai ketebalan yang diinginkan.
Sedangkan proses yang kedua adalah Hot Dip galvanis atau dalam bahasa
proyek biasa di singkat dengan HD. Proses yang kedua ini dengan cara
mencelupkan besi ke dalam kolam galvanis panas. Semakin tebal lapisan
galvanisnya.
Keuntungan plat galvanis

1) Karat perlindungan

Dengan menyediakan lapisan ekstra karat harus melalui jika


terkontaminasi. Karat dapat dengan mudah disebabkan oleh besi dalam baja
yang bereaksi dengan oksigen dan air yang akan menyebabkan benda
memburuk. Dengan lapisan seng, lebih sulit unsur-unsur ini menyebabkan
reaksi semacam itu.
2) harga yang lebih rendah

Proses galvanisasi biasanya menghabiskan biaya lebih rendah


daripada metode perlindungan plat lainnya yang populer. Ini karena metode
lainnya seringkali padat karya dan Galvanisasi membutuhkan tenaga kerja
yang kurang manual. Pada saat yang sama, pipa baja galvanis memiliki
umur yang panjang. Dapat bertahan lebih dari 50 tahun di banyak daerah
pedesaan, dan lebih dari 25 tahun berada di lingkungan perkotaan dan
pesisir yang sangat terkena dampak. Oleh karena itu, diperlukan biaya
perawatan yang lebih sedikit.

3) Inspeksi yang mudah

Proses inspeksi plat galvanis sederhana dan mudah. Lapisan galvanis


dapat diperiksa dengan mata, dan ketebalannya dapat diuji dengan metode
sederhana dan tidak merusak.

C. Hipotesis
Pada penelitian ini pengaruh springback terhadap penekukan dengan
sudut 900 yaitu material tersebut tidak mengalami pengaruh springback,
dikarenakan pada penekukan 900 material tersebut berada di daerah plastis.
Untuk penekukan dengan sudut 600 material tersebut akan mengalami pengaruh
springback akan tetapi tidak begitu signifikan berpengaruh terhadap material,
hal ini dikarenakan material tersebut berada pada daerah elastis akan tetapi
mendekati daerah plastis. Untuk penekukan dengan sudut 450 material tersebut
akan mengalami pengaruh springback yang cukup signifikan, hal ini
dikarenakan material tersebut berada pada daerah elastis.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Plat Galvanis (polos) dengan tebal 3 mm
2. Plat Galvanis Lokfom (corak) dengan tebal 2,3 mm
Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Alat Bending / tekuk plat manual
2. Mesin potong
3. Kikir
4. Sarung tangan
5. Masker
6. Sepatu safety
7. Vernier Caliper
8. Alat pengukut sudut
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di laboratorium Pengujian Bahan untuk proses
penekukan pelat galvanis dan galvanis lokfom, program studi Teknik Mesin,
Akademi Teknologi Warga Surakarta. Penelitian dimulai pada tanggal 9 Juni
2019 sampai dengan 30 Juni 2019.
C. Variabel Penelitian
Variabel bebas yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Bahan yang digunakan adalah Galvanis dan Galvanis Lokfom
2. Tebal Bahan yaitu 3 mm (Galvanis) dan 2,3 mm (Galvanis Lokfom)
3. Ukuran Bahan keduanya adalah 50 mm x 100 mm
Adapun variabel terikat yang digunakan adalah Springback.
D. Tahapan Penelitian
Penelitian studi pengaruh pengaruh pengaruh springback terhadap sudut
tekuk pada penekukan pelat galvanis dan galvanis lokfom. dibagi dalam tiga
tahapan yaitu proses persiapan bahan baku/material, penekukan, dan analisa data
seperti yang disajikan pada gambar 3.1.
E. Analisis Data
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis data kuantitatif
deskriptif, yaitu mendeskripsikan data hasil pengujian secara sistematis dalam
bentuk tabel grafik. Analisa data menggunakan data yang diperoleh dari hasil
pengujian laboratorium yang dilakukan kemudian dimasukkan ke dalam tabel, dan
ditampilkan dalam bentuk grafik yang kemudian akan dianalisa dan ditarik
kesimpulan. Sehingga dapat diketahui persentase pengaruh springback terhadap
sudut tekuk pada penekukan pelat galvanis dan galvanis lokfom.
Start

Identifikasi Masalah

Pemilihan Parameter pada


Pengerjaan Material

Penekukan pada Penekukan pada Penekukan pada


Sudut 90o Sudut 60o Sudut 45o

Hasil Data Pengukuran Springback

Analisis Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Finish

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian


1. Start : Dilakukannya pelaksanaan penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui
pengaruh springback terhadap sudut tekuk pada proses penekukan pelat
galvanis dan galvanis lokfom.
2. Identifikasi masalah : Upaya mendefinisikan problem dan membuat defiisi
tersebut dapat diukur (measurable) sebagai langkah awal penelitian. Langkah
ini bertujuan untuk mengidetifikasi masalah yang terjadi terhadap springback
pada proses penekukan pelat Galvanis.
3. Pemilihan parameter : Langkah ini dimaksud bahwa sebelum melakukan
proses penekukan alangkah baiknya kita harus menentukan berapa besar sudut
yang akan dilakukan penekukan pelat galvanis, supaya kita mampu melakukan
penelitian ini sesuai arah dan tujuan.
4. Penekukan : Langkah ini dilakukannya penekukan pada plat sesuai dengan
parameter yang sudah kita tentukan, yaitu penekukan dengan sudut ( 900, 600,
dan 450).
5. Hasil data : setelah dilakukannya proses penekukan, maka kita akan menerima
hasil yaitu seberapa besar springback tiap sample pada proses penekukan
tersebut.
6. Analisis hasil dan pembahasan : Pada langkah ini kita menganalisa serta
menjelaskan hasil dari data yang kita peroleh yaitu berapa besar pengaruh
springback pada perbedaan sudut penekukan terhadap pelat galvanis.
7. Kesimpulan dan saran : Pada langkah ini peneliti menyimpulkan hasil dari
penelitian yang diperoleh serta memberi masukan/saran bagaimana tolak ukur
atau acuan penekukan setelah dilakukannya penelitian, dimaksudkan agar
penekukan memperoleh hasil yang lebih baik.
8. Finish : Penelitian ini selesai.
DAFTAR PUSTAKA

Manihuruk, A. S., & Rusnaldy, D. S. (2011). Analisis Springback Material


Aluminium Dengan Variasi Ketebalan dan Sudut Tekuk Pada Proses
Pengujian Bending (Doctoral dissertation, Mechanical Engineering
Departement, Faculty Engineering of Diponegoro University).

Gupta, T. R., & Payal, H. S. (2017). Effect of Die and Punch Geometry on Spring
Back in Air Bending of Electrogalvanized CR4 Steel. International Journal
of Applied Engineering Research, 12(11), 2792- 2797.

Gautama, P., Ka’ka, S., Suyuti, M. A., & Susanto, T. A. (2015). Desain Prototipe
Alat Press Tool untuk Pembuatan O-Ring Sistem Pneumatik. Jurnal Teknik
Mesin SINERGI, 12(2), 114-123.

Grizelj, B., Cumin, J., & Grizelj, D. (2010). Effect of spring-back and spring-
forward in V-die bending of St1403 sheet metal plates. Journal for Theory
and Application in Mechanical Engineering, 52(2), 181- 186.

Kumar, A., Viswanath, P., Mahesh, K., Swati, M., Kumar, P. M., Abhijit, A., &
Singh, S. (2010). Prediction of springback in V-bending and design of dies
using finite element simulation. International Journal of Materials and
Product Technology, 39(3-4), 291-301.

Kazan, R., Fırat, M., & Tiryaki, A. E. (2009). Prediction of springback in wipe-
bending process of sheet metal using neural network. Materials & design,
30(2), 418-423.

Lawanwong, K., & Premanond, V. (2010, August). Notice of Retraction The


study reduction of spring-back in U bending die process. In Mechanical and
Electronics Engineering (ICMEE), 2010 2nd International Conference on
(Vol. 2, pp. V2-84). IEEE.

Anda mungkin juga menyukai