OLEH :
HABIB GALIH ASHSHIDDIQ
22539144027
F1.1
B. TUJUAN PRAKTEK
Tujuan dari praktek penekukan plat ini adalah untuk mencari perhitungan antara teori dan
praktek sehingga perbedaan dari praktek tersebut bisa digunakan sebagai analisis bahan,
Analisis yang dilakukan baik dari bahan yang digunakan maupun teknik yang digunakan
dalam melakukan penekukan dapat mempengaruhi hasil, bentuk, ataupun ukuran dari hasil
benda yang telah dikerjakan. Dari praktek ini mahasiswa juga dituntut melakukan kerja
dengan teliti sehingga mahasiswa ketika bekerja dapat menggunakan teori maupun
perhitungan bahan yang akan digunakan sehingga dapat meminimalisir bahan yang terbuang
akibat dari kecerobohan kerja.
C. DASAR TEORI
Penekukan atau yang sering juga disebut dengan bending merupakan proses melakukan
penekukan atau melipat bahan kerja bisa berupa plat maupun pipa silinder dengan cara
manual ataupun menggunakan mesin. Alat banding manual digunakan untuk menekuk atau
melipat plat yang mempunyai ketebalan kurang dari 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter.
Biasanya penekukan plat banyak digunakan didalam produksi manufaktur maupun industri
lainnya yang bersifat penggunaanya dibidang teknik khususnya manufaktur/mesin produksi.
Dalam praktek penekukan ada beberapa alat bantu untuk mempermudah bahan kerja yang
sulit dibentuk atau dilakukan penekukan dalam ukuran ataupun bentuk tertentu.
Gambar Bend Allowance
Sumber: Diegel (2002)
Rumus yang digunakan untuk mengukur rengan yang terjadi pada plat:
π
BA=A ( )(R + K x T)
180
Dimana:
BA = bend allowance, in (mm);
A =Sudut Tekuk (Bend Angle), derajat
R =Jari-Jari tekuk (Bend Radius), in. (mm)
t = Ketebalan Benda Kerja, in, (mm)
R R
K ba = Faktor untuk memperkirakan regangan (bila, < 2, K ba = 0,33; dan bila >2, K ba
t t
=0,50.
Melenting kembali (springback), Bila tekanan tekuk dihentikan pada akhir operasi
pembengkokkan, maka energi elastik masih tersisa pada tekukan sehingga sebagian
tekukan akan kembali ke bentuknya semula. Peristiwa tersebut disebut melenting
kembali (springback), yang didefinisikan sebagai pertambahan sudut pada logam
lembaran yang ditekuk (pertambahan sudut A’ ) relatif terhadap sudut perkakas
pembentuk setelah perkakas tersebut dilepaskan. Energi elastik disamping
menyebabkan pertambahan sudut A’ juga menyebabkan pertambahan jari-jari tekuk R.
Flanging.
Merupakan proses bending yang dilakukan pada ujung plat menjadi bentuk lengkungan
atau berupa tekukan. Proses ini, kondisi permukaan memegang peranan penting dimana
dengan adanya tarikan (stretching) dapat menimbulkan tegangan tarik yang besar dan bisa
menyebabkan retak pada bentukan flanging.
Hemming.
Proses ini, ujung plat ditekuk dengan sudut 180o hingga menyentuh permukaannya
sendiri. Cara ini biasanya dipakai untuk menghilangkan ujung plat yang tajam akibat
pemotongan sebelumnya.
V-bending dan wiping bending.
Merupakan proses pembendingan yang dilakukan antara dua permukaan berbentuk V baik
pada punch maupun die-nya pada metode V-bending sedangkan pada wiping bending,
benda kerja dijepit kemudian dilakukan pembendingan pada ujungnya.
Spring back.
Springback adalah fenomena yang terjadi pada benda kerja yang dilakukan penekukan
biasanya terjadi pada bahan plat, plat yang dibengkokan tersebut terelaksdasi sehingga
bahan dapat menimbulkan kerugian, kerugian tersebut berupa tidak akuratan dimensi
akhir dari plat yang diperoses sehingga dapat menyebabkan bahan yang dibuat gagal.
Las Resistensi Listrik (Resistance Welding) adalah metode pengelasan yang paling sering
digunakan untuk penyambungan plat (sheet metal). Dimana material logam yang akan
disambung di tekan satu sama lain pada saat yang bersamaan arus listrik yang besar dialirkan
oleh kedua elektroda melewati kedua permukaan material yang berhimpit sehingga timbul
panas dan mencair karena adanya tahanan/resistensi pada permukaaan tersebut. Tekanan
diberikan untuk memberikan kontak pada kedua permukaan, setelah arus dialirkan dan
temperatur yang tinggi telah tercapai maka logam mencair kemudian arus listrik dihentikan
sedangkan tekanan tetap diberikan pada kedua permukaan untuk menggabungkan dua buah
logam.
Untuk menghindari panas berlebih pada elektroda terdapat sistem pendingin dalam elektroda
yaitu air di alirkan ke dalam elektroda sehingga saat terjadi proses pengelasan panas yang
dihasilkan tidak akan melelehkan elektroda. Bahan yang digunakan untuk elektroda harus
memiliki sifat konduktor listrik yang baik artinya memiliki tahanan dalam yang rendah dan
kuat, seperti tembaga dan paduannya.
Ada dua jenis sambungan dalam Las Resistensi Listrik yaitu sambungan tumpang (Lap Joint)
untuk pengelasan plat (sheet metal) dan sambungan tumpul (Butt Joint) untuk pengelasan
batang atau pipa. Sambungan tumpang (Lap Joint) masih dibagi menjadi dua metode yaitu
las titik (Spot Welding) dan las garis (seam welding) dan las timbul (projection welding).
Pada pengelasan jenis sambungan Butt Joint terjadi dua fase proses yaitu flashing phase dan
upseting phase. Dua komponen yang akan disambung (dilas) dicekam oleh dua buah
elektroda, salah satu elektroda dapat bebas bergerak/bergeser. Tegangan rendah dan Arus
yang tinggi dialirkan melalui kedua komponen yang akan disambung. Panas yang tinggi
akibat besarnya arus yang mengalir mengakibatkan ujung komponen yang berhimpit (ujung
kontak) akan meleleh dan menyatu.
mempengaruhi besarnya energi panas/kalor untuk mencairkan logam. Ketiga faktor tersebut
dapat ditinjau dari rumus total heat input yang dihasilkan yaitu : (Amstead, B.H, 1995)
H = I 2.R.t
Dimana :
Fungsi pengecatan pada bahan plat adalah unuk mengurangi karat pada plat dan juga agar
benda atau plat yang dibuat terlihat bagus.
D. BAHAN
Bahan yang digunakan dalam pembuatn macam-macam plat adalah:
1. Plat alumunium dengan ketebalan 0.3 mm
2. Engsel piano
3. Overval gembok
4. Besi beton
F. KESELAMATAN KERJA
1. Menggunakan sarung tangan jika memegang plat yang tepinya tajam.
2. Saat menggunakan palu atau alat potong maupun alat lainnya usahakan tangan diposisi
yang aman.
3. Saat melakukan pemotongan usahakan tangan tidak berada pada mesin potong.
4. Saat melakukan spot welding pastikan menggunakan safty atau jangan memegang
permukaan yang baru dilas secara langsung.
5. Dan menggunakan baju praktek.
G.LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan peralatan serta bahan yang akan digunakan dalam praktek.
2. Periksa bahan dan ukurannya apakah mencukupi untuk melakukan praktek.
3. Melakukan penggarisan bahan yang sudah diukur sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan, serta menggarisi bahan yang telah diukur dengan menggunakan alat
penggaris.
4. Setelah plat alumunium diukur maka lakukan pemotongan plat alumunium dengan
menggunakan gunting seng(Menggunakan sarung tangan sebagai pelindung).
5. Setelah bahan dipotong sesuai bagian danaukuran maka selanjutnya adalam membuat
body tools box terlebih dahulu.
6. Kemudian setelah membuat dan menekuk body tools box maka selanjutnya melakukan
penekukan bagian sisi kanan dan kiri tools box dan menyesuaikan ukuran tools box.
7. Setelah selesai melakukan penekukan maka selanjutnya melakukan penguatan pada
pada sisi tools box dengan membuat alur atau penguat.
8. Setelah membuat sisi tools box maka selanjutnya membuat tutup pada tools box dengan
melakukan penekukan pada sisi tools box.
9. (Sebelum melakukan spot welding harus menggosok bagian yang akan dilakukan
pengelasan atau spot welding dengan menggunakan amplas).
10. Tahap selanjutnya adalah melakukan pengelasan spot welding pada pada sisi kanan dan
kiri plat yang sudah sudah ditekuk.
11. Tahap berikutnya yang dilakukan adalah memasang engsel piano antara body dan juga
tutup tools box.
12. Setelah tutup terpasang maka berikutnya memotong besi beton pada dan menekuk
sesuai bentuk pegangan.
13. Setelah selesai melakukan penekukan besi beton maka selanjutnya membuat plat atau
menekuk plat untuk penahan besi pegangan dan melakukan spot welding pada penahan
pegangan.
14. Setelah selesai memasang engsel piano dan juga pegangan pada tools box maka
selanjutnya melakukan spot welding pada overval gembok atau kunci gembok untuk
pengunci gembok.
15. Selanjutnya melakukan pendempulan pada bagian yang kurang rata atau pada bagian
spot welding yang kurang rata.
16. Setelah melakukan pendempulan maka step berikutnya adalah melakukan penggosokan
menggunakan amplas lalu kemudian dibersihkan atau dibasuh menggunakan air lalu
dikeringkan.
17. Setelah tools box kering pastikan kembali bagian permukaan tools box sudah bersih,
dan bisa lanjut ketahap pengecatan menggunakan spray gun.
18. Lakukan pengecatan 2x lapisan dengan jarak 10-15 menit dibawah terik sinar matahari.
H.TAHAPAN PROSES DAN DOKUMENTASI
Perubahan ukuran yang terjadi pada pembuatan tools box tidak dengan ukuran yang ada pada job
dikarenakan beberapa hal :
1. Pembuatan tools box tidak sesuai ukuran yang ada pada job, penyebabnya adalah
pengerjaan yang dilakukan tidak sesuai karena job yang ada dengan bahan saat dikerjakan
tidak sesuai sehingga saya menggunakan tools box asli sebagai acuan kerja.
2. Bahan yang kurang, pembuatan tools box ini mengalami kekurangan bahan sehingga
apabila mengikuti joob bahan yang digunakan tidak cukup membuat bagian-bagian yang
sudah ditentukan didalam job.
3. Pemotongan bahan yang salah, hal ini dikarenakan salah dalam pengukuran sehingga saat
melakukan pemotongan terjadi kelebihan ukuran dan mengurangi bahan.
4. Penekukan yang berulang, hal ini menyebabkan bahan yang ditekuk menjadi keriting
sehingga secara tidak langsung bahan yang sudash diukur menjadi berkurang.
5. Kemudian pemotongan bahan yang dilakukan miring atau tidak sejajar sehingga bahan
yang diukur setiap sisinya menjadi berbeda.
6. Terjadinya springback terhadap bahan yang ditekuk.
Dalam tahapan spot welding juga terdapat beberapa kendala yang terjadi baik akibat kelalaian
maupun akibat mesin yang kurang memadai :
1. Posisi saat melakukan spot welding sangat mempengasruhi hasiil dari las titik ini apabila
kebanyakan spot yang dilakukan las titik maka hasilnya akan jelek secara tampilam
namun untuk kekeuatan akan sangat bagus.
2. Bahan yang bolong, hal ini terjadi karena beberapa hal yang pertama yaitu lupa
menghidupkan kran air pendingin (cooler) sehingga panas yang dihasdilkan berlebihan
pada benda, kemudian yang kedua dikarenakan oleh timer mesin yang mati sehingga
terlalu lama dalam menempelkan bahan dengan besin elektroda dan menghasilkan
bolongan pada benda.
3. Miring saat spot weling, hal ini menyebabkan benda yang dilas atau ditek menjadi tridak
lurus dan mempengaruhi ukuran tools box.
Proses pengecatan menggunakan spray gun juga memiliki beberapa kendala yaitu :
1. Pengamplasan yang tidak rata dapat mempengaruhi hasiul pengecatan.
2. Perbandingan cat dan juga tiner menjadi salaqh satu maslah, apabila cat terlalu kental
maka tidak bisa digunakan atau dapat menyebabkan tersumbat didalam spray gun.
3. Apabila cat yang digunakan terlalu cair maka saat melakukan penyemprotan cat yang
disemprot lebih susah lengket dan peluang untuuk luber sangat besar.
4. Jarak antara spray gun dengan benda yang disemprot, apabila terlalu dekat maka cat akan
mudah meluber atau meleleh, namun apabila terlalu jauh juga berpengaruh sehingga cat
lebih mengembun dan membuat titik-titik.
5. Kemudian panas matahari juga sangat berpengaruh terhadap benda yang dicat.
Kesimpulan dari kerja yang didapatkan adalah saat melakukan sebuah penekukan harusnya
setiap awal bahan harus dilebihkan 1 ataupun 2 mm sehingga saat melakukan penekukan dan
suatu kesalahan ataupun kurang dalam bahan maka dapat dikurangi dengan kelebihan bahan
sebagai jaga-jaga, dalam memeotong bahan juga harus diperhatikan agar bahan yang
dipotong tidak kelebihan ataupun miring.
Ketebalan bahan yang digunakan dalam pembuatan tools box juga sangat berpengaruh
terhadap penekukan karena regangan setiap bahan berbeda disesuaikan dengan ketebalan
benda, dan hal ini juga masuk kedalam perhitungan saat akan membuat suatu benda kerja
berbahan dasar plat.
Setiap melakukan job maka harus dilakukan perhitungan bahan agar sesuai dengan bahan
yang sudah disediakan. Keselamatan kerja juga harus diperhatikan saat praktek baik didalam
bengkel ataupuyn diluar sehingga mahasiswa dapat menerapkan prinsip K3 dalam bekrja.
Saran untuk praktek ini adalah agar bebrapa peralatan lebih dilengkapi sehingga dapat lebbih
mudah dalam melakukan praktek. Dan juga dalam melakujkan setiap praktek mahasiswa
hendaknya melengkapi peralatan keamanan baik dari sarung tangan hingga keselamatan
lainnya seperti wearpack dana juga sepatu.