Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PEMBENTUKAN BAHAN


“Pembuatan tool box”

OLEH :
HABIB GALIH ASHSHIDDIQ
22539144027
F1.1

PROGRAM STUDI TEKNIK MANUFAKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
A. TOPIK PRAKTEK
Membuat tolls box menggunakan teori penekukan 1 dan 2 yang telah dilakukan dengan
memperhitungkan ukuran agar dalam membuat tools box tidak kelebihan badan dan juga
untuk menghemat pengeluaran plat yang digunakan.

B. TUJUAN PRAKTEK
Tujuan dari praktek penekukan plat ini adalah untuk mencari perhitungan antara teori dan
praktek sehingga perbedaan dari praktek tersebut bisa digunakan sebagai analisis bahan,
Analisis yang dilakukan baik dari bahan yang digunakan maupun teknik yang digunakan
dalam melakukan penekukan dapat mempengaruhi hasil, bentuk, ataupun ukuran dari hasil
benda yang telah dikerjakan. Dari praktek ini mahasiswa juga dituntut melakukan kerja
dengan teliti sehingga mahasiswa ketika bekerja dapat menggunakan teori maupun
perhitungan bahan yang akan digunakan sehingga dapat meminimalisir bahan yang terbuang
akibat dari kecerobohan kerja.

C. DASAR TEORI
Penekukan atau yang sering juga disebut dengan bending merupakan proses melakukan
penekukan atau melipat bahan kerja bisa berupa plat maupun pipa silinder dengan cara
manual ataupun menggunakan mesin. Alat banding manual digunakan untuk menekuk atau
melipat plat yang mempunyai ketebalan kurang dari 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter.
Biasanya penekukan plat banyak digunakan didalam produksi manufaktur maupun industri
lainnya yang bersifat penggunaanya dibidang teknik khususnya manufaktur/mesin produksi.
Dalam praktek penekukan ada beberapa alat bantu untuk mempermudah bahan kerja yang
sulit dibentuk atau dilakukan penekukan dalam ukuran ataupun bentuk tertentu.
Gambar Bend Allowance
Sumber: Diegel (2002)

Rumus yang digunakan untuk mengukur rengan yang terjadi pada plat:
π
BA=A ( )(R + K x T)
180
Dimana:
BA = bend allowance, in (mm);
A =Sudut Tekuk (Bend Angle), derajat
R =Jari-Jari tekuk (Bend Radius), in. (mm)
t = Ketebalan Benda Kerja, in, (mm)
R R
K ba = Faktor untuk memperkirakan regangan (bila, < 2, K ba = 0,33; dan bila >2, K ba
t t
=0,50.

Melenting kembali (springback), Bila tekanan tekuk dihentikan pada akhir operasi
pembengkokkan, maka energi elastik masih tersisa pada tekukan sehingga sebagian
tekukan akan kembali ke bentuknya semula. Peristiwa tersebut disebut melenting
kembali (springback), yang didefinisikan sebagai pertambahan sudut pada logam
lembaran yang ditekuk (pertambahan sudut A’ ) relatif terhadap sudut perkakas
pembentuk setelah perkakas tersebut dilepaskan. Energi elastik disamping
menyebabkan pertambahan sudut A’ juga menyebabkan pertambahan jari-jari tekuk R.

Gambar Melenting kembali (spring back)


Melenting dapat dinyatakan dengan rumus:
'
A −A' B
SB =
A'B
AB = Melenting kembali (spring back)
A’ = Sudut pada logam lembaran yang ditekuk, (derajat).
A’, = Sudut indikator pembentukan,(derajat).

Proses bending ada beberapa jenis yaitu:

 Flanging.
Merupakan proses bending yang dilakukan pada ujung plat menjadi bentuk lengkungan
atau berupa tekukan. Proses ini, kondisi permukaan memegang peranan penting dimana
dengan adanya tarikan (stretching) dapat menimbulkan tegangan tarik yang besar dan bisa
menyebabkan retak pada bentukan flanging.

 Hemming.
Proses ini, ujung plat ditekuk dengan sudut 180o hingga menyentuh permukaannya
sendiri. Cara ini biasanya dipakai untuk menghilangkan ujung plat yang tajam akibat
pemotongan sebelumnya.
 V-bending dan wiping bending.
Merupakan proses pembendingan yang dilakukan antara dua permukaan berbentuk V baik
pada punch maupun die-nya pada metode V-bending sedangkan pada wiping bending,
benda kerja dijepit kemudian dilakukan pembendingan pada ujungnya.

 Spring back.
Springback adalah fenomena yang terjadi pada benda kerja yang dilakukan penekukan
biasanya terjadi pada bahan plat, plat yang dibengkokan tersebut terelaksdasi sehingga
bahan dapat menimbulkan kerugian, kerugian tersebut berupa tidak akuratan dimensi
akhir dari plat yang diperoses sehingga dapat menyebabkan bahan yang dibuat gagal.

Prose unloading adalah elastis maka perubahan tegangan circumferential untuk r i ≤ r ≤ r i


adalah:
Dari persaman 3 dapat diperoleh hubungan perubahan momen dengan K.

 Dasar teori spot welding

Las Resistensi Listrik (Resistance Welding) adalah metode pengelasan yang paling sering
digunakan untuk penyambungan plat (sheet metal). Dimana material logam yang akan
disambung di tekan satu sama lain pada saat yang bersamaan arus listrik yang besar dialirkan
oleh kedua elektroda melewati kedua permukaan material yang berhimpit sehingga timbul
panas dan mencair karena adanya tahanan/resistensi pada permukaaan tersebut. Tekanan
diberikan untuk memberikan kontak pada kedua permukaan, setelah arus dialirkan dan
temperatur yang tinggi telah tercapai maka logam mencair kemudian arus listrik dihentikan
sedangkan tekanan tetap diberikan pada kedua permukaan untuk menggabungkan dua buah
logam.

Untuk menghindari panas berlebih pada elektroda terdapat sistem pendingin dalam elektroda
yaitu air di alirkan ke dalam elektroda sehingga saat terjadi proses pengelasan panas yang
dihasilkan tidak akan melelehkan elektroda. Bahan yang digunakan untuk elektroda harus
memiliki sifat konduktor listrik yang baik artinya memiliki tahanan dalam yang rendah dan
kuat, seperti tembaga dan paduannya.

Ada dua jenis sambungan dalam Las Resistensi Listrik yaitu sambungan tumpang (Lap Joint)
untuk pengelasan plat (sheet metal) dan sambungan tumpul (Butt Joint) untuk pengelasan
batang atau pipa. Sambungan tumpang (Lap Joint) masih dibagi menjadi dua metode yaitu
las titik (Spot Welding) dan las garis (seam welding) dan las timbul (projection welding).

Pada pengelasan jenis sambungan Butt Joint terjadi dua fase proses yaitu flashing phase dan
upseting phase. Dua komponen yang akan disambung (dilas) dicekam oleh dua buah
elektroda, salah satu elektroda dapat bebas bergerak/bergeser. Tegangan rendah dan Arus
yang tinggi dialirkan melalui kedua komponen yang akan disambung. Panas yang tinggi
akibat besarnya arus yang mengalir mengakibatkan ujung komponen yang berhimpit (ujung
kontak) akan meleleh dan menyatu.

mempengaruhi besarnya energi panas/kalor untuk mencairkan logam. Ketiga faktor tersebut
dapat ditinjau dari rumus total heat input yang dihasilkan yaitu : (Amstead, B.H, 1995)

H = I 2.R.t
Dimana :

H : Total Heat Input (joule)


I : Arus listrik (Ampere)
t : Waktu pengelasan (detik)

 Dasar teori pengecatan


Cat dalah produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikan warna pada suatu
objek atau permukaan dengan melapisinya dengan lapisan . Cat dapat digunakan pada
hampir semua jenis objek, antara lainuntuk menghasilkan karya seni(oleh pelukisuntuk
membuat lukisan), salutanindustri(industrial coating), bantuan pengemudi(marka jalan), atau
pengawet(untuk mencegah korosiatau kerusakan oleh air). bahan dari cat adalah Binder,
solvent, pigmen atau filler, additive.

Fungsi pengecatan pada bahan plat adalah unuk mengurangi karat pada plat dan juga agar
benda atau plat yang dibuat terlihat bagus.
D. BAHAN
Bahan yang digunakan dalam pembuatn macam-macam plat adalah:
1. Plat alumunium dengan ketebalan 0.3 mm
2. Engsel piano
3. Overval gembok
4. Besi beton

E. ALAT DAN KELENGKAPAN


1. Penggores
2. Mistar baja
3. Gunting seng
4. Palu plastik
5. Landasan (stake)
6. Ragum
7. Folding bar
8. Tang
9. Penyiku
10. Jangka sorong
11. Plat alumunium 0.3 mm
12. Alat banding plat
13. Kikir halus
14. Spot welding

F. KESELAMATAN KERJA
1. Menggunakan sarung tangan jika memegang plat yang tepinya tajam.
2. Saat menggunakan palu atau alat potong maupun alat lainnya usahakan tangan diposisi
yang aman.
3. Saat melakukan pemotongan usahakan tangan tidak berada pada mesin potong.
4. Saat melakukan spot welding pastikan menggunakan safty atau jangan memegang
permukaan yang baru dilas secara langsung.
5. Dan menggunakan baju praktek.
G.LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan peralatan serta bahan yang akan digunakan dalam praktek.
2. Periksa bahan dan ukurannya apakah mencukupi untuk melakukan praktek.
3. Melakukan penggarisan bahan yang sudah diukur sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan, serta menggarisi bahan yang telah diukur dengan menggunakan alat
penggaris.
4. Setelah plat alumunium diukur maka lakukan pemotongan plat alumunium dengan
menggunakan gunting seng(Menggunakan sarung tangan sebagai pelindung).
5. Setelah bahan dipotong sesuai bagian danaukuran maka selanjutnya adalam membuat
body tools box terlebih dahulu.
6. Kemudian setelah membuat dan menekuk body tools box maka selanjutnya melakukan
penekukan bagian sisi kanan dan kiri tools box dan menyesuaikan ukuran tools box.
7. Setelah selesai melakukan penekukan maka selanjutnya melakukan penguatan pada
pada sisi tools box dengan membuat alur atau penguat.
8. Setelah membuat sisi tools box maka selanjutnya membuat tutup pada tools box dengan
melakukan penekukan pada sisi tools box.
9. (Sebelum melakukan spot welding harus menggosok bagian yang akan dilakukan
pengelasan atau spot welding dengan menggunakan amplas).
10. Tahap selanjutnya adalah melakukan pengelasan spot welding pada pada sisi kanan dan
kiri plat yang sudah sudah ditekuk.
11. Tahap berikutnya yang dilakukan adalah memasang engsel piano antara body dan juga
tutup tools box.
12. Setelah tutup terpasang maka berikutnya memotong besi beton pada dan menekuk
sesuai bentuk pegangan.
13. Setelah selesai melakukan penekukan besi beton maka selanjutnya membuat plat atau
menekuk plat untuk penahan besi pegangan dan melakukan spot welding pada penahan
pegangan.
14. Setelah selesai memasang engsel piano dan juga pegangan pada tools box maka
selanjutnya melakukan spot welding pada overval gembok atau kunci gembok untuk
pengunci gembok.
15. Selanjutnya melakukan pendempulan pada bagian yang kurang rata atau pada bagian
spot welding yang kurang rata.
16. Setelah melakukan pendempulan maka step berikutnya adalah melakukan penggosokan
menggunakan amplas lalu kemudian dibersihkan atau dibasuh menggunakan air lalu
dikeringkan.
17. Setelah tools box kering pastikan kembali bagian permukaan tools box sudah bersih,
dan bisa lanjut ketahap pengecatan menggunakan spray gun.
18. Lakukan pengecatan 2x lapisan dengan jarak 10-15 menit dibawah terik sinar matahari.
H.TAHAPAN PROSES DAN DOKUMENTASI

No GAMBAR TAHAPAN PROSES PENJELASAN


. YANG DILAKUKAN
1. Menyiapkan bahan plat yaitu plat eyzer.

2. Kemudian potong plat sesuai ukuran yang telah


ditentukan dengan menggunakan mesin pemotong
plat yaitu ukuran 650 X 550 mm. (Pastikan saat
memotong plat posisi aman!!)

3. Setelah plat dipotong maka selanjutnya ukur


kembali benda dengan menggunakan meteran.
4. Garis ulang bagian plat yang akan ditekuk
menggunakan spidol atau menggunakan penggores
sebagai penanda pada plat.

5. Selanjutnya ukur ketebalan pada plat sebagai


bahan analisis dalam melakukan penekukan yaitu
0,3 mm.
6. Tekuk bagian ujung plat body agar ujung plat tidak
tajam.

7. Gambar plat yang sudah ditekuk menjadi body


benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan panjang yaitu 350 mm X lebar 300 mm.

8. Tekuk bagian samping atau penutup sisi pada tools


box, lakukan penekukan pada sisi yang sudah
dipotong menggunakan gunting seng dengan
ukuran atas 10 mm dan bagian samping 15 mm
dan bawah 15 mm.
9. Setelah dilakukan penekukan maka rapikan hasil
tekukan pada bagian ujung-ujung plat yang belum
rapi, tekuk ujung plat menggunakan alat bending
sehingga hasil nya rapi dan dapat ditekuk
keseluruhan

10. Buat penguatan pada sisi tools box, gunanya


sebagai penguat pada sisi tools box dengan
menggunaka rool.

11. Kemudian selanjutnya bentuk tutup tools box


dengan menggunakan alat bending dan sedikit
dipalu menggunakan palu plastik agar benda tidak
cacat dengan panjang 350 mm + penekukan
samping yaitu kanan 10 mm dan kiri 20 mm, jadi
panjang total pada tutup adalah = 370 mm. Dan
lebar 180 mm ditambah penekukan depan
sebanyak 5 mm, jadi lebar total penekukan adalah
= 185 mm.

12. Kemudian potong besi beton sepanjang 24 mm lalu


letakan pada dudukan yang sudah dijempitkan
pada ragum.

13. Kemudian besi yang telah diletakan dilakukan


penekukan sehingga membentuk gagang pegangan
Bentuk bagian bawah 3,5 mm x 2 bagian L 3,5 x 2
kemudian gagang atas 10 mm sehingga panjangg
total dari penekukanb adalah 24 mm .

14 Kemudian setelah gagang pegangan sudah


terbentuk selanjutnya, membuat penahan gagang
dengan menggunakan plat sisa lalu dipress
menggunakan alat press manual.

15. Cocokan penahan gagang dengan ukuran apakah


sudah sesuai dengan ukuran besi pegangan.

16. Kemudian lalukan spot welding pada bagian tepi


terlebih dahulu.

17. Setelah itu lakukan spot welding kembali dengan


menyambungkan antara engsel dan juga body,
sebelum melakukan spot welding sebaiknya
melakukan pengamplasan pada sisi yang akan
dispot welding.
18. Kemudian rapikan kembali bagian yang belum
dilakukan spot welding, termasuk pada bagian
pegangan tools box.

19. Hasil setelah dilakukan spot welding.


20. Kemudian selanjutnya lakukan spot welding pada
overval gembok atau juga engsel koper.

21. Hasil setelah dipasang engsel dan juga sudah


dilakukan pengamplasan.

22. Lakukan pendempulan pada bagian sisi yang dipot


welding ataupun sisi yang tidak rata.
23. Kemudian lakukan penyemprotan cat dengan
menggunakan spray gun, lakukan peracikan cat
dengan tiner secara benar dengan racikan 4
tetes/10 detik.

24. Jemur tools box yang sudah dicat dengan satu


lapisan dengan dijemur dibawah sinar matahari.

25. Setelah 10-15 menit selanjutnya lakukan


pengecatan kelapisan kedua.
26. Hasil setelah dilakukan pengecatan.
I. HASIL DATA DAN PENGAMATAN

Hasil dari pengamatan yang dilakukan saat membuat tools box :

No. GAMBAR/DOKUMENTASI DATA ATAU HASIL PENGAMATAN

1. Panjang total tools box setelah jadi adalah 36 cm atau


360 mm.

2. Lebar samping tools box adalah 14,5 cm atau 145 mm.

3. Tinggi pada sisi samping yaitu 10,5 cm atau 105 mm.


4. Tinggi total dari tools box adalah 16 cm atau 160 mm.

5. Lebar total tools box adalah 14 cm atau 140 mm.


J. PEMBAHASAN

Perubahan ukuran yang terjadi pada pembuatan tools box tidak dengan ukuran yang ada pada job
dikarenakan beberapa hal :
1. Pembuatan tools box tidak sesuai ukuran yang ada pada job, penyebabnya adalah
pengerjaan yang dilakukan tidak sesuai karena job yang ada dengan bahan saat dikerjakan
tidak sesuai sehingga saya menggunakan tools box asli sebagai acuan kerja.
2. Bahan yang kurang, pembuatan tools box ini mengalami kekurangan bahan sehingga
apabila mengikuti joob bahan yang digunakan tidak cukup membuat bagian-bagian yang
sudah ditentukan didalam job.
3. Pemotongan bahan yang salah, hal ini dikarenakan salah dalam pengukuran sehingga saat
melakukan pemotongan terjadi kelebihan ukuran dan mengurangi bahan.
4. Penekukan yang berulang, hal ini menyebabkan bahan yang ditekuk menjadi keriting
sehingga secara tidak langsung bahan yang sudash diukur menjadi berkurang.
5. Kemudian pemotongan bahan yang dilakukan miring atau tidak sejajar sehingga bahan
yang diukur setiap sisinya menjadi berbeda.
6. Terjadinya springback terhadap bahan yang ditekuk.

Dalam tahapan spot welding juga terdapat beberapa kendala yang terjadi baik akibat kelalaian
maupun akibat mesin yang kurang memadai :
1. Posisi saat melakukan spot welding sangat mempengasruhi hasiil dari las titik ini apabila
kebanyakan spot yang dilakukan las titik maka hasilnya akan jelek secara tampilam
namun untuk kekeuatan akan sangat bagus.
2. Bahan yang bolong, hal ini terjadi karena beberapa hal yang pertama yaitu lupa
menghidupkan kran air pendingin (cooler) sehingga panas yang dihasdilkan berlebihan
pada benda, kemudian yang kedua dikarenakan oleh timer mesin yang mati sehingga
terlalu lama dalam menempelkan bahan dengan besin elektroda dan menghasilkan
bolongan pada benda.
3. Miring saat spot weling, hal ini menyebabkan benda yang dilas atau ditek menjadi tridak
lurus dan mempengaruhi ukuran tools box.
Proses pengecatan menggunakan spray gun juga memiliki beberapa kendala yaitu :
1. Pengamplasan yang tidak rata dapat mempengaruhi hasiul pengecatan.
2. Perbandingan cat dan juga tiner menjadi salaqh satu maslah, apabila cat terlalu kental
maka tidak bisa digunakan atau dapat menyebabkan tersumbat didalam spray gun.
3. Apabila cat yang digunakan terlalu cair maka saat melakukan penyemprotan cat yang
disemprot lebih susah lengket dan peluang untuuk luber sangat besar.
4. Jarak antara spray gun dengan benda yang disemprot, apabila terlalu dekat maka cat akan
mudah meluber atau meleleh, namun apabila terlalu jauh juga berpengaruh sehingga cat
lebih mengembun dan membuat titik-titik.
5. Kemudian panas matahari juga sangat berpengaruh terhadap benda yang dicat.

K.KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari kerja yang didapatkan adalah saat melakukan sebuah penekukan harusnya
setiap awal bahan harus dilebihkan 1 ataupun 2 mm sehingga saat melakukan penekukan dan
suatu kesalahan ataupun kurang dalam bahan maka dapat dikurangi dengan kelebihan bahan
sebagai jaga-jaga, dalam memeotong bahan juga harus diperhatikan agar bahan yang
dipotong tidak kelebihan ataupun miring.
Ketebalan bahan yang digunakan dalam pembuatan tools box juga sangat berpengaruh
terhadap penekukan karena regangan setiap bahan berbeda disesuaikan dengan ketebalan
benda, dan hal ini juga masuk kedalam perhitungan saat akan membuat suatu benda kerja
berbahan dasar plat.
Setiap melakukan job maka harus dilakukan perhitungan bahan agar sesuai dengan bahan
yang sudah disediakan. Keselamatan kerja juga harus diperhatikan saat praktek baik didalam
bengkel ataupuyn diluar sehingga mahasiswa dapat menerapkan prinsip K3 dalam bekrja.

Saran untuk praktek ini adalah agar bebrapa peralatan lebih dilengkapi sehingga dapat lebbih
mudah dalam melakukan praktek. Dan juga dalam melakujkan setiap praktek mahasiswa
hendaknya melengkapi peralatan keamanan baik dari sarung tangan hingga keselamatan
lainnya seperti wearpack dana juga sepatu.

Anda mungkin juga menyukai